GARUDA (END)

By septiaulia283

4.6M 395K 42.1K

[ BELUM REVISI DAN BANYAK TYPO ] MASIH BERLANJUT UPDATE!! TUNGGUIN, YA. Garuda Wisnu Victorian, bukan spesi... More

PROLOG
GARUDA〰01
GARUDA〰03
GARUDA〰04
GARUDA〰05
GARUDA〰06
GARUDA〰07
GARUDA〰08
GARUDA〰09
GARUDA〰10
GARUDA〰11
GARUDA〰12
GARUDA〰13
GARUDA〰14
GARUDA〰15
GARUDA〰16
GARUDA〰17
GARUDA〰18
GARUDA〰19 (Special part Uzi and Uri)
GARUDA〰20
GARUDA〰21
GARUDA〰22
GARUDA〰23
GARUDA〰24
GARUDA〰25
GARUDA〰26
GARUDA〰27
GARUDA 〰28
GARUDA〰29
GARUDA〰30
GARUDA〰31
GARUDA〰32
GARUDA〰33
GARUDA 〰34
GARUDA〰35
GARUDA〰36
GARUDA〰37
GARUDA〰38
GARUDA〰39
GARUDA〰40
GARUDA〰41
GARUDA 〰42
GARUDA〰43
GARUDA〰44
GARUDA〰45
GARUDA〰46
GARUDA〰47
GARUDA〰48 [END]
EPILOG
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2 (Last Part)
NEW STORY
Part Spesial 1
Part Spesial Agler
Part spesial 2
Part spesial 3
OPEN MEMBER GC

GARUDA〰02

117K 10.8K 843
By septiaulia283

Happy reading.

Kalau ada typo, komen, ya😉

〰〰

Grizella menatap ramah kepada sekitarnya sesekali ia tersenyum jika ada adik kelas maupun teman seangkatannya yang menyapa dirinya.

Gadis itu berjalan menuju kantin bersama Queen dan Uri. Setelah perkumpulan bersama Garuda dkk tadi, Grizella dan kedua temannya menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Meski tadi Grizella sudah sarapan tetapi rasa lapar kembali melanda perutnya.

Sedari tadi Grizella hanya diam didalam kelas karena tak ingin berbicara dengan Garuda yang menatapnya tajam seolah ingin memakannya hidup-hidup. Dan kini Grizella bersyukur karena lepas dari Garuda yang kini entah kemana bersama teman-temannya.

"Duduk sini aja, gue yang mesan kalian duduk." Uri menginstruksi, setibanya mereka di kantin bahwa gadis itu yang memesan makanan.

Selagi menunggu Uri, Queen memilih memainkan hpnya, sedangkan Grizella hanya merenung memikirkan Garuda yang entah dimana sekarang.

Queen memicingkan mata heran kearah Grizella, tak biasanya gadis itu merenung seperti itu. Itu bukanlah sifat Grizella, Grizella yang ia kenal adalah Grizella yang ceria, ramah, baik dan lainnya yang menunjukkan hal positif.

Pelan Queen menepuk bahu Grizella yang masih termenung menyangga dagunya dengan tangan kanannya.

"Woy, sadar Neng, kerasukan baru tahu loh." Queen berucap sambil mengeraskan tepukkan nya pada bahu gadis itu karena dia tak merespon tepukan pelan dari Queen tadi.

"Hm-- aku nggak papa, Queen. Aku pusing aja," keluh Grizella.

Memang Grizella merasakan sakit di kepalanya, tapi itu bukan alasan sepenuhnya. Yang menjadi alasan sesungguhnya adalah Garuda. Cowok yang membuatnya gila, biarlah Grizella dikatakan gila jika terlalu mencintai Garuda tetapi memang kenyataannya. Ia terlalu menyukai Garuda sedangkan cowok itu tak menghiraukannya.

"Kita ke UKS?" Queen khawatir sambil memegang bahu Grizella yang masih diposisi yang sama dengan menopang dagu dengan tangan kanannya.

Grizella menggeleng pelan. "Aku nggak papa Queen, aku sehat, pusing dikit aja pasti bentar lagi sembuh kok."

"Kalau sakit bilang." Grizella hanya mengangguk sesekali melirik ke penjuru kantin yang sepi untuk melihat Garuda.

"Lo lihat apa sih, Griz?"

"Nggak apa-apa kok!" tukas Grizella.

Keadaan kembali diam, mereka masih menunggu Uri yang masih memesan makanan yang entah kapan akan datang.

"Kalian kok disini? Nggak masuk kelas?" Suara lembut nan berat mengalun ditelinga Grizella dan Queen.

Grizella mendongak melihat wajah tampan lembut putih bersih milik seorang cowok yang lembut, baik, ramah siapa lagi kalau bukan si ketua OSIS.

Azri Nishad Anederea, cowok berlesung pipit yang menjabat sebagai ketua OSIS. Ia dikenal sebagai cowok yang lemah lembut, ramah, pintar serta teladan, makanya ia dipilih sebagai ketua OSIS.

Azri panggilannya, ia memperlihatkan lesung pipinya seolah tersenyum tanya dengan menaikan sebelah alisnya. Sedangkan yang ditanya masih terdiam kikuk.

"Nih, pesanan kalian. Sorry lama, ibunya yang lama bukan gue-nya." Uri, gadis itu dengan seenaknya langsung duduk disebelah Grizella. Seolah Azri tak ada dihadapannya yang menatap nya dengan tatapan cengo.

"Pada kenapa sih?" Uri bertanya dengan untaian mie yang ada dibawah bibirnya.

"Kenapa kalian nggak masuk? Kenapa malah di kantin?" tanya Azri.

"Lapar!" jawab Uri tanpa menoleh pada cowok itu dan tetap melanjutkan makannya.

"Kenapa kalian nggak dikelas kalau nggak ada guru?" tanya Azri.

Uri menghentikan makannya menatap Azri dengan tatapan tajam karena beraninya mengganggu waktu makannya. "Kalau lo lapar ngapain?"

"Makan?" jawab Azri bingung tak mengerti dengan ucapan Uri.

"Gue lapar makanya makan," jawab Uri.

"Pergi lo dari sini," usir Uri to the point.

"Lo nggak takut gue laporin ke guru piket?" tanya Azri mengancam supaya mereka masuk kelas.

"Lo manusia, gue manusia, si guru piket juga manusia yang membedakan kita hanya jenis, umur, dan tahta. So, buat apa gue takut," jawabnya enteng.

Azri hanya diam, diam karena kehabisan kata melawan Uri yang lebih darinya. Yang Uri katakan memang benar, dia tidak akan takut jika dia tak bersalah dan dia pun juga bersalah kepada manusia. Kepada tuhan saja ia bersalah apalagi sesama manusia.

Azri duduk disebelah Queen. Mengambil mie ayam milik gadis itu lalu menyuapkan mi tersebut secara tak wajar kedalam mulutnya membuat ia ter-batuk karena tersedak dan sensasi pedas nya mi tersebut.

"Azri, pelan-pelan!" peringat Grizella memberikan minum yang ia punya.

"Makasih," ucap Azri tersenyum, yang di angguki gadis itu dengan senyuman khasnya.

"Lo kenapa?" heran Queen. Sedari tadi Queen menahan agar tidak bertanya kepada Azri masalah cowok itu dan sekarang pertanyaan itu tak bisa lagi ia tahan.

"Malas gue, setiap lawan Uri gue kalah terus." Azri mengucapkannya dengan nafas yang memburu menatap Uri yang bodoamat.

Uri yang ditatap hanya mengangkat bahu acuh tak terpengaruh dengan omongan temannya.

"Azri, maaf ya. Kita bolos ke kantin, habisnya lapar banget tadi," ujar Grizella. Nggak papa sih, sesekali.

Azri hanya mendengus kesal. "Udah terjadi juga. Parahnya gue ikut duduk bareng kalian, yang tadinya gue cuma mau patroli eh malah ke blablasan sampai gue yang jadi nongkrong."

"Wes, ketos kita bolos nih. Wah... wah... udah bisa bolos ternyata si murid tauladan, ya." Gardha cowok itu berucap seolah mengejek Azri.

Azri hanya diam, seolah tak mendengar. Cowok itu melanjutkan makan mie milik Queen yang tadi dimakannya.

Garuda melirik kearah Grizella yang memperhatikan Azri yang diam makan seperti menggerutu kecil.

"Gardha nggak boleh ngomong kayak gitu. Azri itu ketos kita dan patut kita jadikan contoh sikapnya. Tadinya Azri cuma mau ngingatin kita terus dia makan deh bareng kita. Makan mienya Queen." Grizella menjelaskan dengan senyuman menatap Azri yang dibalas dengan senyuman juga oleh cowok itu.

"APA...KURANG DIHAJAR LO HAH? Beraninya lo makan minya Queen lo ciuman ya sama cewek gue. Nggak bisa di biarin nih," emosi Lemuel menggebu mendengar ucapan Grizella yang mengatakan bahwa Azri memakan mi milik Queen.

Lemuel saja belum pernah mencium bibir Queen, biasanya cowok itu mencium pipi saja. Wajar saja ia marah bukan?

"Kamu jangan salah paham deh, Muel. Azri tadi ngambil makan aku yang belum sempat aku makan, lagian kita juga nggak pacaran kok. Sama siapa aja aku dekat ya terserah aku dong," terang Queen menenangkan Lemuel dengan mengusap-usap bahunya.

"Iya, Lemuel. Yang dibilang Queen bener kok," bela Grizella.

"Yaudah, ayo kita pacaran. Awas lo!" Lemuel menatap tajam Azri yang dibalas tatapan malas dari Azri.

"Enak aja, itu mau kamu. Selama ini juga kamu anggap aku cuma teman," jelas Queen kesal dan sedikit sakit dikala mengingatnya.

Lemuel hanya diam menatap Queen yang menunduk.

"Griz, Ri, Queen. Gue patroli dulu, habis ini kalian masuk kelas jangan bolos kayak yang sebelah. Karena pendidikan lebih penting dari pada geng segala." Sindiran pedas Azri ia tujukan untuk Garuda dkk. Tanpa sepatah kata cowok itu melangkah pergi meninggalkan mereka yang masih berada di kantin.

"Sok lo, kayak pinter banget deh. Bandingin orang segala," gerutu Zayyan cowok dengan rambut poni ala oppa Korea dan glowing persis seperti idol yang diidolakan ciwi-ciwi.

"Emang dia pinter." Balasan dingin milik Uzi menjadi jawaban dari gerutuan Zayyan.

"Jangan ya kamu deket-deket sama cowok muna kaya gitu. Sok banget palingan mau gebet kamu," ucap Lamuel cemberut.

"Yaampun, Lemuel. Nggak mungkin Azri suka sama aku. Aku juga berhak dekat sama siapa aja. Dia aja sering lirik Grizella kok," goda Queen menatap jahil kepada Grizella.

Grizella yang digoda tak sama sekali merasa malu. Karena dihatinya hanya tertuliskan nama Garuda Wisnu Victorian dan tak kan berpaling kepada siapa pun sampai suatu saat nanti.

Grizella menatap kearah Garuda yang dibalas cowok itu dengan tatapan tajam elang miliknya, seolah ingin memakan gadis itu hidup-hidup.

"Kalian kenapa sih?" heran Gardika menatap mereka satu-satu secara bergantian.

"Mana gue tau," jawab Gardha.

"Gue bukan nanya lo anak Badak."

"Lah kan elo nya bilang kalian," ujar Gardha tak terima.

"Bukan elo juga anak Badak."

"Lo juga anak Badak kan kita se-ibu."

"Se-ayah juga."

"Se-kakek juga."

"Se-nenek juga."

"Se-paman juga."

"Se-bibi ju--"

"STOP LO PIKIR GUE JURI PERTANDINGAN DEBAT LO APA?" marah Uri dengan meletakkan kedua tangannya di pinggang.

"Siapa nyuruh lo jadi juri nya?" Gardha dan Gardika menatap heran kearah Uri dengan muka yang memerah.

"Gue tau lo seibu, se-bapak, se-kakek, se-nenek, se-rahim lagi. Tapi, jangan diumbar juga dong, Gue iri soalnya kagak punya saudara." Yang menjawab bukan Uri, tetapi Queen lah yang menjawab dengan cengerinnya.

"Yaudah, ayo kita nikah terus buat baby kembar yang banyak."

Tak

"Kamu, ya, ngomongnya itu loh dijaga. Sampai sekali lagi kamu ngomong kayak gitu lagi aku marah sama kamu." Queen menjitak kepala Lemuel dengan keras menimbulkan ringisan kecil dari cowok itu.

"Kalian mau kemana?" tanya Uri menatap mereka bergantian kecuali pada Uzi tentunya.

"Cieee... yuhu, yang mulai perhatian sama Akang Uzi," goda Daffin, cowok yang sedari tadi diam menyimak percakapan mereka.

Uri mendelikkan mata kesal, selalu saja jika ia bertanya maupun berbicara pasti kaitannya ada dengan Uzi. Diam salah berbicara pasti beda jawaban dan berakhir dengan godaan mereka untuk dirinya dan Uzi.

Uzi hanya diam seperti biasa, bicara salah, lebih baik diam. Uzi bukan tipekal cowok yang munafik. Digoda seperti ini pasti ada sensasi aneh pada dirinya lebih parahnya temannya sering kali menggodanya dengan Uri yang bukan tipe wanita yang ia cari.

"Ck, perhatian apaan sih? kalau sampai kalian goda gue lagi ama dia. Gue potong leher kalian." Uri menunjuk Uzi lalu mempraktekkan seperti membunuh pada leher.

"Uhuhu... Abang takut Neng." Daffin memperagakan ketakutannya dan berlindung dibalik punggung mungil Grizella.

"Daffin jangan ngumpet di belakang aku. Geli ih." Grizella menggeliat tak nyaman.

Dengan cepat Daffin keluar dari persembunyiannya lalu menatap Grizella dengan cengirannya.

"Lah, si upil. Nyari kesempitan dalam kesempatan lo," umpat Gardika.

"Kesempatan dalam kesempitan," ralat Garuda.

"Minggir lo," usir Garuda pada Daffin lalu seenaknya duduk disebelah Grizella yang membuat jantung gadis itu berdegup kencang.

"Lo kenapa?" tanya Garuda kepada Grizella seolah tak tahu menahu perihal gadis itu seperti itu karena apa.

"Em... nggak papa kok," balas Grizella tersenyum pada Garuda.

Sesaat Garuda terpaku melihat itu. Selalu saja setiap dia melihat Grizella tersenyum cowok itu seakan melihat pertama kali senyuman itu.

"Lo kenapa Bos?" tanya Zayyan.

"Apanya?"

"Lo kenapa duduk disebelah Eneng gue?" tanya Daffin menimpali.

"Biasa aja."

"Lo bilang biasa tapi bagi gue luar biasa," sewot Gardha.

"Udah diem." Suara dingin Uzi membuat Gardika, Gardha, Daffin dan Zayyan bergidik ngeri. Itu artinya jika suara dingin satu-satunya diantara mereka berbicara maka hendak lah mereka berhenti berbicara.

"Malah diem, gitu aja takut," ejek Uri.

"BuDin ama PaTem sama aja," timpal Gardika.

Mereka semua menatap heran pada cowok bermuka mirip Gardha itu. Mereka heran dengan panggilan yang diberikan Gardika untuk Uri dan Uzi.

"Bu Dinding dan Pak Tembok," lanjutnya seolah tahu apa yang dipikirkan sahabatnya.

〰〰〰

:)
:)
:)

Jangan lupa senyum, ya😊

BANYAK TYPO, AKAN KU REVISI NANTI.

Jangan lupa follow IG:
@Garuda.story_
@grizellallisya
@garuda_WV
@ZayyanOerlando
@ale_taqueenby
@Yuzifernandiez
@auristelakeii



Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 119K 62
[SEGERA TERBIT] "Valcano, aku kehujanan boleh minta tolong jemput aku?" "Jangan ganggu gue." ••• "Valcano, boleh minta tolong jemput aku?" "Gue lagi...
6.9M 291K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
1.4M 107K 67
[Masih Lengkap] Ini tentang bagaimana Adira menyukai Febby-kakak kelasnya yang mempunyai sifat dingin seperti es batu dan datar seperti triplek. Dia...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.8M 323K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...