Devil Psycho

By bloodkills

42.2K 2.2K 169

Ken Ethan Smith. Lelaki culun, pendiam, cupu dan penakut. Sering dibully oleh temannya kini berubah menjadi p... More

Prolog
Bagian 1 : Who Are You?
Bagian 2 : Rindu.
Bagian 3 : Saling Mengenal.
Bagian 4 : Bertahan.
Bagian 5 : Jadi Gimana?
Bagian 6 : Deal.
Bagian 7 : Thea Alexandra.
Bagian 8 : Aksi Ken.
Bagian 9 : Melepas Rindu.
Bagian 10 : Rencana.
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14 : Kehilangan.
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17 : Berubah.
Bagian 19 : Permainan Thea.
Bagian 20 : Beatiful Moment.
Bagian 21 : Dikeluarkan?
Bagian 22 : Keputusan.
Bagian 23 : Masalah Baru.
Bagian 24 : Sebenarnya Ada Apa?
Bagian 25 : Im Jealous?

Bagian 18 : Salah Masuk Perangkap.

1.1K 65 10
By bloodkills

"Aku sudah menetap pada keputusanku ini. Aku ingin bebas, tidak ada siapapun yang melarang. Jika ada yang berani melarangku, akan ku habisi detik itu juga."

***

"Gue mau malam ini juga lo bawa mereka, jual dengan harga tinggi," ucap Ken pada Thea.

Thea hanya mengangguk dan ia segera menelpon orang suruhannya untuk mengurus penjualan mayat itu.

"Gue udah urus semuanya. Lo tinggal terima jadi aja."

"Oke, thanks." Ken tersenyum senang.

Mereka berdua duduk di ruang tengah, kini Thea tau Ken sedang dilanda kebimbangan. Dari tadi wajahnya terlihat pucat namun matanya terlihat marah. Thea tidak tau apa yang telah terjadi padanya.

"Bisa lo ceritain kenapa semua ini terjadi?" tanya Thea.

"Mereka disuruh orang tua gue untuk ngambil harta warisan nenek. Dan gue langsung bunuh mereka."

"Ralat, lo nyiksa mereka habis itu lo bunuh." Thea terkekeh begitupun juga Ken.

"Gue bakal kasih pelajaran ke mereka, ini ga bisa di biarin Ken, lama-lama mereka makin menjadi," ucap Thea dengan nada yang terdengar marah.

"Jangan! Gue gak mau mereka tau kalo gue udah jadi psikopat. Gue takut mereka curiga dan bawa gue ke kantor polisi," cegah Ken.

"Yaudah kalo gitu, tapi kalo mereka macem-macem lagi sama lo, gue gak bakal tinggal diem."

Ken tersenyum diam-diam, ternyata Thea sangat perhatian padanya. Ken rasa ia menyukai Thea. Ah sudahlah, apa yang ada dipikirannya? Membayangkannya pun tidak mungkin.

Tok Tok Tok.

Suara pintu berbunyi, Ken dan Thea pun segera berjalan kearah pintu itu. Dengan hati-hati mereka membuka pintu dan ternyata ia adalah orang suruhan Thea. Segeralah mereka membawa orang suruhan itu masuk agar tidak ada siapapun yang mencurigai mereka.

"Bos, ini uangnya 12 Milyar, " kata orang itu sambil menyerahkan amplop cokelat berisi uang.

"Oke, lo boleh keluar sekarang," perintah Thea.

"Eh tunggu!" cegah Ken.

"Ini buat lo, bagi buat yang lain." Ken memberikan 15 juta kepada orang itu.

"Terima kasih banyak Tuan, saya ke markas dulu."

Thea terkagum melihat Ken, selama ini Thea tidak pernah membagikan uangnya kepada siapapun. Tetapi, Ken rela membagi sebagian hartanya kepada orang yang telah membantunya.

"Gue salut Ken, lo masih jadi orang baik ternyata," kata Thea.

"Gue baik kalo orang itu baik ke gue," tegas Ken.

"Hahaha, gue ngakak Ken. Dari dulu kemana aja?" Thea tertawa sampai Ken kesal.

"Mending lo pulang," suruh Ken, bukan karena apa, tapi waktu sudah menunjukkan jam 2 dini hari.

"Haha iya gue pulang. Besok jangan lupa berangkat bareng gue. Gue nebeng!" Thea pun pergi dari rumah Ken dan meninggalkan Ken sendirian.

***

Ken menatap milyaran uang itu, Ken memikirkan untuk di apakan uang-uang itu? Untuk disumbangkan ke yatim piatu? Rasanya ia tidak tega, karena itu hasil membunuh. Tak punya uang pusing, giliran sudah punya uang tambah pusing.

Ken membuka pintu lemari, menyimpan uang itu dibawah bajunya. Besok ia akan pikirkan lagi mengenai uang itu.

"Mending gue tidur lah, pusing."

***

"Ken! Apa yang kamu lakukan selama ini?"

Ken sangat terkejut, melihat neneknya yg berdiri dihadapannya.

"Ibu? Bu, Ken kangen sama Ibu..." ucap Ken.

"Kamu sudah mengecewakan Ibu, Ibu sangat membencimu Ken!"

Tanpa sadar bulir air mata Ken pun turun. Baru kali ini ia melihat neneknya sangat marah padanya. Ken ingin meraih tangan neneknya, tetapi langsung ditepis oleh Elda.

"Jangan sentuh ibu, kamu pembunuh!"

DEG!

"Bu, Ken tidak bisa kendalikan diri Ken sendiri. Ken sangat kehilangan Ibu," ucap Ken.

"Kalau begitu lebih baik kamu mati!"

Elda sudah membawa pisau dari belakang tangannya. Ia hendak menusuk bagian jantung Ken.

"Bu!! Apa apaan ini???"

Ken menghalangi pergerakan Ibunya. Saat Ken lengah betapa sakitnya Ken saat belati iti menancap tepat dijantungnya. Dunia serasa mati, Ken kesulitan bernapas. Matanya berkabut, tak ada lagi suara yang ia dengar. Neneknya pun sudah menghilang seperti asap.

"AAAHHH..."

Ken terbangun dari tidurnya, keringat keluar dari sekujur tubuhnya. Deru nafasnya pun tak teratur.

"Ternyata mimpi, tapi kaya terasa nyata." Ken menghela nafasnya.

'Apa Ibu beneran kecewa sama gue? Gue bingung harus lakuin apa lagi. Maafin Ken Bu,' ucapnya dalam hati.

***

"Assalamualaikum Ken oiy," ucap Thea dengan lantang sambil mengetuk-etuk pintu di pagi hari.

"Waalaikumsalam, sorry telat buka pintu gue baru bangun," ucap Ken lesu.

"Hah? Gue ga salah denger? Lo baru bangun? Kayanya ga mungkin deh," ucap Thea kaget tidak percaya mendengar bahwa Ken baru bangun. Pasalnya, Ken selalu bangun awal-awal. Ya memang, semalam mereka menjalankan misi di malam dini hari Thea, tapi itu tidak menutup kemungkinan Ken baru bangun di saat bel sekolah 20 menit lagi berbunyi.

"Kenapa lo kaget? Serius lah gue ngapain bohong, gue ga bisa tidur The abis gue ngelakuin itu.."

"Ken-Ken... udahlah lupain aja kenapa sih kejadian semalem, lagian karena kejadian semalem juga akhirnya lo bisa punya banyak uang."

"Bukan masalah itunya Thea, ah udahlah gue bingung mau ngejelasin kaya gimana, mending lo masuk dulu," ucap Ken mempersilahkan Thea masuk karena sedaritadi mereka masih mengobrol di luar.

"Yaudah sekarang lo cepetan ganti baju kita berangkat sekolah jelasinnya nanti di mobil aja," putus Thea begitu duduk di sofa ruang tengah karena Ken masih belum mempersiapkan apapun, Ken masih memakai kaos oblong.

"Iya-iya, lo tunggu sini dulu ya. Tapi btw sorry ya The kalo rumah gue masih bau anyir gue ga sempet beresin soalnya belum di pel jadi wajar aja kalo masih bau anyir," ucap Ken tidak enak.

"Yaelah santai udah biasa gue nyium bau-bau gini, hampir tiap hari malah hahaha."

"Hahaha iya juga sih, yaudah bentar ya tunggu 5 menit." Thea mengangguk.

"Kok gue liat-liat muka-muka Ken kaya muka-muka ketakutan gitu ya? Sebenernya abis kejadian semalem dia kenapa?" gumam Thea begitu Ken sudah pergi ke kamar untuk mempersiapkan diri. Thea sangat peka akan hal itu, karena dari awal Ken membuka pintu saja wajahnya seperti sedang dalam keadaan tidak membaik.

"Tapi kalo misalkan Ken takut karena kejadian semalem, kayanya ngga deh. Ken kan udah agak terbiasa sekarang membunuh orang. Kenapa yaa?" Thea masih bermonolog karena saking penasarannya.

"Ah udahlah, nanti aja gue suruh Ken cerita," putus Thea membuyarkan lamunannya.

"Thea." Thea terlonjak kaget tiba-tiba Ken sudah ada di belakangnya sambil memegang pundaknya.

"Ngagetin aja lo, gausah muncul dari belakang gitu napa sih," kesal Thea.

"Hahaha, ya maaf tadi kan gue barusan dari arah dapur yaudah sekalian aja gue panggil lo dari belakang."

"Udah selesai? Cepet amat, ga mandi ya lo?" tebak Thea.

"Gausah mandi lah, telat yang ada. Ga mandi juga gue ganteng," ucap Ken dengan pedenya.

"Dih? Hahaha Ken-Ken sejak kapan lo jadi pede begini? Ngakak tau." Thea tertawa.

"Sejak kenal sama lo, tapi emang beneran ganteng kan?"

"Terserah lo, yaudah ah ayo berangkat. 15 menit lagi bel bunyi Ken," ucap Thea terburu-buru takut telat.

"Iya-iya ah berisik lo. Lagi juga lo kenapa sih kayanya takut banget telat biasanya juga lo sengaja-sengajain ngaret," ucap Ken kesal.

"Ya gapapa gue pengen aja liat muka Abang lo di sekolah, kira-kira kondisi dia gimana pas ngeliat lo malah baik-baik aja."

"Hm dasar, yaudah ayok."

***

"Ken," panggil Thea begitu mereka sudah dalam setengah perjalanan.

"Hmm?"

"Lo kenapa sebenernya?"

"Panjang The kalo di ceritain, gue bingung ngejelasinnya gimana, nanti pasti gue ceritain."

"Ohh okey."

***

Begitu mereka sudah di pelataran parkir sekolah, semua pasang mata memandang ke arah mereka. Dan tak di sangka, ternyata di dekat pelataran parkir sekolah terdapat Andrew dengan gengnya yang saat ini memandang ke arah mereka dengan tatapan heran terutama Andrew.

"Dre, itu Ken kan? Gue ga salah liat? Gila, gayanya sekarang keren banget bawa mobil selama ini Ken kan kalo ke sekolah jalan kaki. Sekarang? Gila. Mana berangkat sama cewek lagi tuh. Ceweknya Thea kan itu? Yang tatapannya serem itu? Cantik-cantik tapi serem," ucap salah satu teman Andrew, Vino.

"Iya gila gue juga ga nyangka banget parah, ya emang waktu itu gue juga liat mereka di koridor jalan berdua sih, tapi sekarang gue liat mereka berangkat bareng bro mana bawa mobil. Gila-gila, gue rasa Ken sama Thea pacaran sih ini fiks," balas salah satu teman Andrew yang lainnya, Doni.

"Dre, lo kenapa diem aja daritadi? Tercengang ya? Kita juga sama bro."

"Lo pada bisa diem ga? Bacot tau ga," ucap Andrew sinis sekaligus kesal.

"Yeuw lagi pms nih orang, emang ya Andrew kalo menyangkut Ken bawaannya emosi terus," ucap Vino dan di balas dengan gelak tawa temannya yang lain.

"The, ada Kak Andrew natap gue serem banget udah kaya seakan-akan gue kaya mangsa yang siap di terkam," ucap Ken.

"Yaudah sih biarin aja lo lawan aja, tatap Andrew balik, panas-panasin aja Abang lo. Cepet." Ken mengangguk dan langsung menatap Andrew dengan tatapan tak kalah tajamnya.

"Yok The, langsung masuk aja," ucap Ken begitu sudah beradu mata dengan Abangnya.

"Kok bisa sih Ken masih baik-baik aja dan gue liat gaada luka sekalipun di tubuhnya, udah kaya gaada kejadian apa-apa. Padahal gue yakin banget Ken pasti di rumah semalem, ini gabisa di biarin gue mesti lapor ke Papa sama Mama," batin Andrew marah.

Saat ini mereka menjadi perhatian khusus siswa-siswi di sekolah, karena mereka terlihat lebih mesra dari sebelumnya. Bahkan siswa-siswi di sekolahnya melihat mereka dengan pandangan tercengang. Ken yang masih belum terbiasa menjadi perhatian pusat umum merasa risih.

"The, gih sana lu ke kelas gue ga enak daritadi diliatin begini udah kaya apaan aja tau ga," ucap Ken risih.

"Ckckck, Ken-ken lo tuh harus biasain kaya begini. Dan inget, cewe-cewe di sekolah ini tuh sekarang pada terpesona sama lo. Jadi, lo harus bisa kalahin Abang lo. Lo pengen kan rasanya jadi Andrew yang jadi primadona sekolah? Nah ini udah saatnya," ucap Thea memberitahu di tengah-tengah koridor.

"Ya tapi gue belum terbiasa kaya begini Thea."

"Lama-lama lo akan terbiasa Ken percaya sama gue."

Ken diam setelah mendengar perkataan Thea.

"Huft.. Oke gue bakal biasain," putus Ken.

"Gitu dong itu baru namanya Ken yang sekarang, bukan Ken yang dulu yang lemah."

"Hahaha, bisa aja."

"Yaudah Ken, gue ke kelas duluan ya dikit lagi bel."

"Hm, biasanya mau udah bel atau ngga lo bodoamat tuh ga mikirin gituan," ucap Ken menyindir Thea.

"Hahaha, emang aneh ya keliatannya kalo gue peduli dikit tentang sekolah?" tanya Thea.

"Ya ngga sih, cuman kan ga biasa aja denger lo ngomong begini," ucap Ken tertawa.

"Terserah lo deh, gue ke kelas ya nanti istirahat kantin bareng."

"Iya dah."

"Gue duluan Ken bye."

Ken hanya mengangguk-angguk.

***

Selama pelajaran berlangsung, Ken tidak fokus. Ia masih teringat mimpi buruknya semalam. Jujur, ia sangat takut Neneknya marah. Tapi ini sudah menjadi keputusan Ken, sejujurnya Ken tidak ingin melakukan ini semua. Tapi benar apa kata Thea, kita tidak boleh lemah terus menerus saat di tindas. Ada saatnya kita harus melawan.

"Anak-anak, sampai sini dulu pembelajaran kita hari ini. Kita bahas materi ini lagi di pertemuan selanjutnya, sekarang kalian boleh istirahat karena bel udah bunyi," ucap Bu Susi tepat setelah bel istirahat berbunyi.

"Baik Bu..." ucap Anak-anak kelas serempak kecuali Ken.

"Ken, ke kantin bareng yuk sama gue," ucap Lani, murid paling terkenal di kelasnya.

"Sorry gabisa," tolak Ken langsung.

"Yaelah Ken, ayolah. Lagian lo tuh beruntung di ajakin kantin bareng sama Lani, apalagi Lani nya langsung yang ngajakin," ucap Chika salah satu teman gengnya.

"Gue bilang engga, ya engga."

"Sombong banget sih lo, mentang-mentang udah terkenal seluruh sekolah jadi begini. Cih dasar," ucap Lani tidak terima, karena setiap Lani meminta suatu hal kepada siswa-siswi sekolah ini, tidak pernah di tolak. Baru kali ini, ia di tolak permintaannya, apalagi Ken yang menolak permintaannya. Sungguh, itu sangat membuat Lani marah.

"Yaudah lah Lan, biarin aja. Namanya juga baru terkenal, pasti lagi sombong-sombong nya. Gue yakin pasti Ken nyesel nolak permintaan lo. Kita liatin aja," ucap Fina, teman salah satu gengnya juga yang berjumlah 3 orang. Mereka langsung pergi dari hadapan Ken saat itu juga.

"Najis banget gue nyesel sama kalian pada, cih."

Drett Drettt

Thea
ken lo dmn? katanya mau kantin bareng, cepetan gw di rooftop.

                                                                 Ken
                                                                  kls.
                                                              
Thea
gw tunggu lo di rooftop skrng. cepet. lo harus cerita masalah tadi pagi. gw tau lo lagi knp2.
    
                                                                 Ken
                                                                     y.

BUGH BUGH!!!

Tiba-tiba Andrew datang di depan kelas Ken dan langsung menghajar pelipis wajah Ken. Ken pun yang menerima serangan mendadak ini kaget bukan main.

"Apa-apaan lo hah?!" ucap Andrew begitu sudah menghajar pelipis muka Ken dengan sangat kencang, sehingga darah segar keluar dari pelipis Ken.

"Lo yang apa-apaan hah?!" balas Ken tidak terima.

"Kenapa lo masih baik-baik aja? Kenapa hah?!"

Ken tersenyum miring. "Oh jadi karena itu."

"Bang, lo emang saudara gue. Tapi apa ada saudara yang dengan teganya mau nyelakain saudara sendiri. Otak lo dimana hah?!" ucap Ken berbisik ke Andrew karena tidak mau seluruh siswa yang menonton kejadian ini mendengarnya. Ken masih punya hati untuk Abangnya, ia tidak ingin Abangnya di keluarkan dari sekolah karena masalah sepele keluarga.

"Bacot, gue ga peduli mau lo saudara gue apa ngga. Yang gue tanya, kenapa lo masih baik-baik aja hah?! Gue ga terima! Kemana orang suruhan bokap gue? Lo kemanain hah?!"

"Orang suruhan bokap lo sayangnya udah pergi ke alamnya. Ya lagian salah sendiri dia masuk perangkap yang salah." Ken tersenyum miring.

BUGH BUGH!!!

Lagi-lagi, Andrew menghajar wajah Ken. Tapi, Ken tidak. Biarkan saja, Ken ingin dia melihat dulu perlakuan Andrew sejauh mana.

"Gue harus lapor ini ke Mama Papa. Liatin aja sebentar lagi mungkin lo abis di tangan Mama Papa," ancam Andrew.

"Ya terserah lo, laporin aja ke mereka. Kalo perlu laporannya tambah-tambahin ya dengan yang buruk-buruk tentang gue." Ken pergi meninggalkan Andrew setelah membisikkan Andrew.

"Awas lo Ken!" Andrew sudah mengepalkan tangannya sedaritadi karena kesal.

"Andrew-andrew, kalo lo nyuruh orang tua lo buat ngehabisin gue, lagi-lagi lo salah perangkap. Hahaha," batin Ken tersenyum smirk.

***

"Lama banget sih lo, hampir aja tadi mau gue samperin lo ke kelas lo," ucap Thea menghadap balik ke arah Ken.

"Maaf nunggu lama." Ken sudah berdiri di samping Thea.

"YAAMPUN KEN LO KENAPA HAH??? INI PASTI ULAH ANDREW SIALAN. JAWAB. LO KENAPA???" ucap Thea terkejut ketika melihat wajah Ken babak belur.

"Ya biasa lah, Andrew ngancem."

"Ngancem?"

"Ya, malah dia bilang bokap nyokap gue yang bakal ngehabisin gue setelah dia tau kalo gue udah ngebunuh orang suruhannya. Ya gue senyumin aja kata-kata dia."

"Hm, lagi-lagi dia masuk kandang buaya."

"Yaudah lah biarin aja, lagi juga kalo bokap nyokap gue mau ngabisin gue, setelah itu dia mau tinggal dimana dan sama siapa?" Ken tersenyum miring.

"Bener kata lo, Andrew terlalu bodoh. Kita liatin aja Ken..."

***

Hai! Gimana nih kabar kalian semua? Masih pada setia sama Devil Psycho ga nih? wkwk maaf banget baru update:(

Oh iya btw makasih sebanyak-banyaknya ya buat kalian yang udah baca Devil Psycho. Love u so much ❤❤ 

Jangan lupa buat klik bintangnya guys😗❤

Semangat kalian❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

444K 88.8K 124
Original Author - Jiang Zhi Yu(姜之鱼) Chapters - 149+7 extras English Translator - Naeda / Kk translates [Zawgyi/Unicode] Holographicကြည့်ရှူသည့်နည်းပည...
25.8K 1.1K 29
*𝒘𝒉𝒊𝒔𝒕𝒍𝒆* "𝑾𝒐𝒓𝒍𝒅 𝒘𝒉𝒆𝒓𝒆 𝒂𝒓𝒆 𝒚𝒐𝒖 ~" "𝑫𝒐𝒏𝒕 𝒌𝒆𝒆𝒑 𝒎𝒆 𝒘𝒂𝒊𝒕𝒊𝒏𝒈. 𝒚𝒐𝒖 𝒌𝒏𝒐𝒘 𝑰 𝒅𝒐𝒏'𝒕 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒊𝒕 " "𝑾𝑶𝑹...
117K 4.1K 41
Y/N was a teenage introvert who enjoyed having her own space and being alone. She loved listening to music in her room, which was a great escape for...
BLOOD SECRETS By ec

Mystery / Thriller

17.4K 864 14
Once the blue-blooded heirs of Queens Erlington Academy are arrested for murder, bloody secrets start to spill. After all, even blue bloods have bloo...