Our Story

By BearBunnyFox_

4.3K 145 104

✅Golden Child Oneshot Collection ✅Bilingual : English / Indonesian ✅Feel free to request your ship ;) ✅Reques... More

Hello
Carnival
Bomin's Day
Anniversary
Mine
As Long As You're Fine
My Gorgeous Star
Secret: Art of Love
Anonymous

Fate

456 18 17
By BearBunnyFox_

[Language : Bahasa Indonesia]

[Cast : Son Youngtaek x Bae Seungmin]

[Request by gwongmy0ngz]

________________________________________

Son Youngtaek

Bae Seungmin

________________________________________

Mentari pagi menunjukkan sinarnya di seluruh kota Seoul.

Cahayanya masuk melalui celah - celah kecil sebuah rumah.

Di sana terbaring dua orang namja yang tengah terdidur pulas sambil saling memeluk.

Yang lebih kecil terbangun terlebih dahulu.

Ia berusaha menyingkirkan tangan yang melingkari pinggangnya.

"Youngtaek~ah, aku tidak bisa bangun.", katanya.

Yang diajak bicara hanya diam tidak menanggapi.

Ia menghela nafas lalu berusaha melepaskan dirinya dari pelukan kekasihnya, tapi gagal karena pelukannya yang makin mengerat.

"Ayolah, aku ingin bangun.", katanya sekali lagi.

"Tidak boleh. Aku masih ingin tidur, Seungmin~ah.", jawab Youngtaek masih dengan mata terpejam.

Seungmin masih berada di pelukan Youngtaek sekarang ini hanya bisa pasrah dan berharap mereka tidak akan terlambat.

Bae Seungmin, namja berusia 22 tahun yang bekerja sebagai seorang manajer sebuah minimarket cabang yang baru saja didirikan keluarganya.

Dan Seungmin lah yang ditugaskan untuk mengawasi disana.

Meskipun usianya 22 tahun, ia kerap kali disangka sebagai siswa SMA karena perawakan tubuhnya.

Selain bekerja, Seungmin juga tengah menamatkan studinya bersama dengan kekasihnya Son Youngtaek.

Kekasihnya itu adalah orang yang hebat sekaligus beruntung karena bisa menjadi seorang intern di sebuah perusahaan terkenal Seoul yang katanya sudah mempersiapkan promosi setelah Youngtaek lulus kuliah.

Mereka sudah berpacaran hampir 2 tahun lamanya.

Dan mereka bahkan tinggal bersama sejak setahun yang lalu.

"Youngtaek~ah, bangunlah kau ingin terlambat?", kata Seungmin sekali lagi.

"Cium.", ucap Youngtaek singkat.

"Baiklah, satu saja."

Kemudian Seungmin membalikkan badannya dan mengecup bibir kekasihnya.

Saat hendak melepas kecupannya, tangan Youngtaek yang semula berada di pinggangnya mendahan kepalanya.

Youngtaek melumat bibir Seungmin sambil mengusap belakang kepalanya.

Setelah beberapa detik, ia melepaskan tautan bibir mereka.

Wajah Seungmin memerah.

Youngtaek menatap wajah merah kekasihnya sambil tertawa kecil.

"Terimakasih, Seungmini-ku.", ia mengusap bibir Seungmin lalu bangun dari tempat tidur mereka.

『ƒαтє』

Youngtaek sedang menanti sarapan buatan kekasih mini-nya sekarang.

"Seungmin~ah, mana makananku, aku lapar.", ujarnya.

Seungmin tertawa pelan, "Sebentar lagi."

Setelah beberapa menit menunggu, masakan buatan Seungmin sudah tersaji di hadapannya.

"Kau tidak bosan hanya makan omelet setiap hari?", tanya Seungmin sambil menyiapkan makan untuk kekasihnya.

"Tidak, kan kekasih miniku yang membuatnya untukku.", jawab Youngtaek.

Seungmin menyodorkan semangkuk nasi dan sup hangat.

"Tunggu sampai aku mendapat promosi sebagai pegawai tetap, dan kita akan lebih sering makan daging. Oke?"

"Walau hanya seperti ini, asal bersamamu aku rela menjalaninya selamanya. Yang terpenting bagiku itu adalah kau, bukan yang lain.", Seungmin tersenyum.

Youngtaek ikut tersenyum, lalu menyuapi Seungmin tiba - tiba.

"Ya!", protes Seungmin tapi menerima suapan nasi dari kekasihnya.

Youngtaek tertawa melihat reaksi Seungmin.

"Cepatlah makan dan pergi ke kantor. Jangan sampai terlambat atau kau hanya akan bermimpi terntang promosimu.", kata Seungmin.

"Iya miniku. Kau juga cepat selesaikan kuliahmu dan habiskan waktu lebih banyak denganku.", jawab Youngtaek.

Setelah makan, mereka berangkat bersama - sama.

Seungmin ke kampusnya, dan Youngtaek ke tempat ia bekerja.

Bus yang mereka tumpangi adalah bus yang sama, tapi Youngtaek selalu turun terlebih dulu dan berganti bus karena memang butuh transit bus agar bisa sampai ke kantornya.

Di saat itu, Seungmin akan selalu merapikan baju Youngtaek sebelum kekasihnya itu turun.

Kuliah Seungmin hanya membutuhkan tahun singkat karena merupakan tahun terakhir.

Setelah selesai, ia akan langsung menuju ke minimarket dan menggantikan pekerja paruh waktunya.

Sejak awal buka, Seungmin sudah tahu ia akan memerlukan pekerja paruh waktu untuk membantunya, dan langsung membuka lowongan pekerjaan.

Pada siang sampai sore hari, Seungmin yang bertugas, sedangkan saat sore sampai malam dan malam sampai pagi ada pekerja paruh waktu yang datang bertugas.

Seungmin memastikan mereka memiliki jam kerja yang sama, yakni sekitar 8 jam setiap orangnya.

Setibanya di sana, setelah bertukar dengan pekerjanya, ia segera melakukan pengecekan produk dan rekap keuangan yang masuk, seperti yang dikerjakan manager pada umumnya.

Mencatat kekurangan lalu menyampaikan pesananannya saat truk pesanan melakukan pengantaran di sore hari. 

Youngtaek selalu mengiriminya pesan dan tak lupa untuk menghubungi kekasihnya di jam istirahatnya.

Dan Seungmin tidak pernah bosan dengan perhatian kecil dari Youngtaek.

『ƒαтє』

Jalanan di luar menjadi semakin ramai seiring dengan ramainya hilir mudik orang - orang yang pulang dari pekerjaan mereka.

Menandakan bahwa jam kerja Seungmin hampir selesai, dan Youngtaek akan menjemputnya seperti biasa.

"Hyung!"

Sebuah panggilan membuat Seungmin menolehkan kepalanya.

"Jibeom~ah, akhirnya kau datang.", kata Seungmin.

Salah seorang pekerja paruh waktunya, Kim Jibeom, yang selalu menyapanya setiap ia tiba.

"Hyung, apa kau sudah memesan roti yang kubilang kemarin?", tanya Jibeom.

"Sudah, aku memesannya lebih semenjak kau bilang roti itu paling laku.", jawab Seungmin.

Jibeom mengangguk lalu segera mengambil posisinya, menggantikan Seungmin.

"Selamat bekerja, Jibeom~ah.", kata Seungmin lalu berjalan keluar.

Ia berjalan menuju ke sebuah halte dimana ia biasa menunggu.

Bus berhenti dan memperlihatkan seorang yang sangat ia kenal di dalam sana.

Kekasihnya, Son Youngtaek.

Dari dalam Youngtaek tersenyum lalu merentangkan tangannya.

Seungmin tersenyum lalu segera naik ke bus dan ke dalam pelukan kekasihnya.

"Cara menjemput yang paling kusukai.", bisik Seungmin di dalam pelukan Youngtaek.

Dan Youngtaek mencium pucuk kepala Seungmin.

Sesampainya di rumah, Seungmin segera menyiapkan makanan untuk makan malam mereka.

Youngtaek yang bekerja di pagi hari membuatnya harus mengambil jadwal malam untuk kuliahnya.

"Aku akan memanaskan kimchi-jigae dulu.", Seungmin berjalan ke dapur.

Youngtaek mengangguk dan memutuskan untuk mandi sembari menunggu masakan kekasihnya.

Setelah selesai mandi, ia melihat sebuah notifikasi masuk di ponselnya.

Sebuah panggilan tak terjawab.

Youngtaek menatapnya tidak suka, terlebih saat nomor yang sama menghubunginya lagi.

Mau tidak mau ia harus mengangkatnya.

"Halo."

"..."

"Sudah kubilang aku tidak tertarik. Aku lebih suka hidup seperti ini."

"..."

Dan ia mengakhiri panggilan itu.

"Youngtaek~ah, makananmu sudah siap.", kata Seungmin.

Tiba - tiba saja, Youngtaek memeluknya.

"Seungmin~ah.", panggilnya pelan.

Seungmin berdehem.

"Kalau aku berbuat kesalahan, apa kau akan memaafkanku?"

"Tentu saja."

Youngtaek mengeratkan pelukannya, "Apapun yang terjadi, aku akan selalu berada disampingmu."

Seungmin membalas pelukan Youngtaek.

"Tingkahmu aneh hari ini. Apa ada masalah?", kata Seungmin.

Youngtaek menggeleng, berharap besok tidak akan ada masalah yang timbul.

『ƒαтє』

Pagi harinya, Seungmin mendapati Youngtaek yang tidur mendekapnya sangat erat.

"Taek~ah. Bangunlah, sudah pagi.", ucapnya pelan.

Youngtaek tidak merespon, justru mengeratkan pelukannya.

"Sebentar lagi saja.", kata Youngtaek.

Tak disangka, Seungmin malah memberinya morning kiss.

Hanya sebuah kecupan, tidak lebih.

Youngtaek membuka matanya perlahan.

"Berjanjilah apapun yang terjadi, kau akan selalu bersamaku.", kata Youngtaek tiba - tiba.

"Tentu saja, kita akan selalu bersama.", jawab Seungmin.

Dan Youngtaek menyatukan bibir Seungmin dengan miliknya dan melumatnya perlahan.

Seperti biasa mereka berangkat memulai aktivitas masing - masing.

Yang berbeda hanyalah wajah Youngtaek yang tampak murung, tidak seperti biasanya.

Seungmin menyadarinya dan berharap tidak ada sesuatu yang buruk akan menimpa kekasihnya.

Setelah dari kampusnya, Seungmin segera menuju ke tempat kerjanya.

Hari ini benar - benar berbeda.

Sudah sekitar jam makan siang, tapi belum ada satupun pesan dari Youngtaek.

Seungmin ragu haruskah ia menghubungi kekasihnya atau tidak.

Ia hanya berpikiran kalau kekasihnya sedang sibuk dan tidak ingin menganggunya.

Seungmin menghela nafas, "Sebaiknya aku memeriksa persediaan saja."

Lalu pergi dan tak sengaja meninggalkan ponselnya.

Dan tepat saat ia pergi, ponselnya bergetar menandakan sebuah notifikasi yang masuk.

Sebuah notifikasi berita dan pesan dari kekasihnya.

『ƒαтє』

Seungmin tengah duduk bersantai di kursi luar dan memandangi pemandangan kota Seoul.

Tepat saat itu, Jibeom datang dengan tergesa - gesa.

"Hyung! Seungmin hyung!", panggilnya.

Seungmin yang tengah bersantai terlonjak kaget.

"Ada apa, Jibeom~ah?", tanyanya.

"Mana ponselmu? Cepat buka berita!", kata Jibeom.

Seungmin meraba sakunya mencoba menemukan ponselnya.

Ia teringat meninggalkannya di dalam.

Seungmin berlari ke dalam disusul Jibeom.

Firasatnya tidak enak.

Dan saat ia membuka ponselnya, sebuah berita yang mengejutkan ia terima.

Seungmin membaca berita itu perlahan. 

Jibeom yang berada di sampingnya hanya bisa menatap Seungmin yang mulai menitikkan air matanya.

"Hyung, kumohon jangan gegabah, hyung.", Jibeom mencoba menenangkannya.

Seungmin mengabaikannya dan berlari keluar, meninggalkan Jibeom.

Ia memanggil taksi lalu menuju ke rumahnya.

Dari tempatnya berdiri, Jibeom melihat kekecewaan pada diri Seungmin.

Sesampainya di rumah, Seungmin masuk dengan cepat dan menemukan yang ia cari.

Kekasihnya, Son Youngtaek, yang tengah menatapnya.

"Jangan mendekat.", kata Seungmin saat melihat Youngtaek mendekatinya.

"Seungmin~ah, aku-"

"Diam!", bentak Seungmin.

Youngtaek terdiam.

"Son Youngtaek-nim, sebaiknya kau keluar dari rumah ini.", kata Seungmin.

"Tidak! Aku tidak mau, aku tidak ingin berpisah darimu!", Youngtaek menolak.

"Tempatmu bukan disini, Direktur Son."

Perkataan Seungmin membuat Youngtaek terdiam.

"Menurutmu ini lucu?", Seungmin membuka berita yang ia dapatkan.

'PEWARIS TUNGGAL PERUSAHAAN SNO YANG HILANG SEJAK DUA TAHUN LALU AKHIRNYA DITEMUKAN'

"Yang lebih mengejutkannya lagi, ia tinggal bersama seorang pria yang diketahui adalah kekasihnya. Mereka telah menjalin hubungan nyaris selama 2 tahun lamanya. Diketahui kekasihnya yang menuntutnya untuk tinggal bersamanya dan telah menghabiskan harta dari putra tunggal Perusahaan SNO", Seungmin membaca berita itu dengan penuh penekanan.

"Berita itu bohong. Seungmin~ah, percayalah padaku.", Youngtaek berusaha mendekat.

"Aku benci pada orang yang merasa memiliki kekuasaan lebih. Dan aku lebih membenci penipu."

"Hubungan kita sudah berjalan lama, Seungmin~ah. Kita tidak bisa-"

"Hubungan kita dilandasi oleh kebohonganmu, dan aku membencinya. Mulai sekarang, aku bukan lagi kekasihmu."

"Aku akui hubungan kita memang karena kebohonganku, tapi Seungmin~ah aku benar - benar mencintaimu. Aku rela meninggalkan kekayaan itu, aku tidak butuh itu. Yang kubutuhkan hanya kau. Kau, Seungmin~ah, Bae Seungmin."

"Youngtaek-nim, sebaiknya anda kembali ke tempat anda seharusnya. Kita sudah bukan siapa - siapa lagi.", ucap Seungmin mutlak.

Youngtaek menunduk, air matanya mulai jatuh.

"Baiklah, kalau itu maumu. Aku pergi, Seungmin~ah.",

Youngtaek berjalan keluar, tapi sempat menoleh lagi.

"Jaga dirimu baik - baik."

Setelah Youngtaek keluar, air mata Seungmin kembali keluar dan membasahi wajahnya.

"Aku juga mencintaimu asal kau tahu. Ini demi kau, aku tidak ingin keluargamu hancur gara - gara aku.", kata Seungmin dalam tangisnya.

-Flashback-

Seungmin baru saja turun dari taksi sampai seorang wanita menghadangnya.

"Ada yang bisa saya bantu?", tanyanya.

Wanita itu tidak menjawab dan malah melihat Seungmin dari atas sampai bawah.

"Apa kau Bae Seungmin?", tanya wanita itu.

"Iya saya sendiri."

"Baguslah. Tinggalkan putraku, Youngtaek."

Seungmin menatapnya tidak percaya.

"Alasannya, kau membuat keluarga kami hancur. Semenjak kepergiannya, suamiku menjadi sering sakit karena stres. Perusahaan mulai tidak terurus dan kau, menahan putraku bersamamu."

"Tapi aku tidak menahannya-"

"Simpan perkataanmu. Seperti yang kukatakan tadi. Tinggalkan putraku. Titik."

Lalu wanita itu dengan angkuhnya berjalan kembali ke mobilnya.

Seungmin yang memiliki niat awal meluruskan hubungannya dengan kekasihnya, membatalkan niatnya.

Ia meyakinkan dirinya untuk memperbaiki keluarga Youngtaek.

-Flashback End-

『ƒαтє』

Sudah terhitung dua minggu sejak Seungmin melepaskan Youngtaek.

Hari - harinya lebih suram, tidak ada candaan dari Youngtaek yang selalu menghiburnya.

Semangatnya juga menurun, bahkan tak jarang Jibeom dan kekasihnya, Jaehyun, mendapati Seungmin dengan tatapan kosong.

"Jibeom~ah, tidak bisakah kau menghiburnya?", tanya Jaehyun.

Menanggapi pertanyaan kekasihnya, Jibeom hanya menggeleng.

"Aku sudah berusaha menghiburnya, tapi tidak pernah berhasil.", kata Jibeom.

Kemudian, Jibeom berjalan mendekati Seungmin.

"Hyung, lebih baik kau pulang. Wajahmu pucat.", katanya.

Seungmin mengangguk lemas.

"Seungmin hyung, ingin kutemani?", tanya Jaehyun.

Seungmin menggelengkan kepalanya, "Tidak usah. Kau temani kekasihmu saja disini."

Ia kembali ke rumahnya berharap bisa beristirahat dan menghilangkan sakit hatinya.

Masuk ke kamar lalu merebahkan dirinya dan mulai tertidur.

Dalam tidurnya, Seungmin merasakan belaian tangan Youngtaek yang terus mengusap kepalanya.

Semakin dalam ia tidur, ia merasakan kehangatan dari pelukan Youngtaek.

Seungmin menyamankan posisi tidurnya dan mulai lelap.

Ia berharap semua ini adalah mimpi dan ia akan menemukan kekasihnya lagi saat dia bangun besok.

"Youngtaek~ah.", gumamnya pelan.

Samar - samar terdengar di pendengarannya, sebuah suara yang menyahut panggilannya.

"Seungmin~ah, aku mencintaimu.", ucap suara itu.

Terdengar nyata.

Saat terbangun, ia mendapati dirinya hanya sendiri.

Untuk sesaat ia berharap bisa melihat wajah terlelap Youngtaek yang memeluknya.

"Aku merindukanmu.", ucap Seungmin pelan.

『ƒαтє』

Kehidupan Youngtaek semenjak jauh dari Seungmin sangat berubah.

Ia kembali ke kehidupan mewahnya, yang sekarang tidak ia sukai.

Dua minggu lamanya, ia jauh dari Seungmin.

Jujur, di dalam hatinya ia merindukan Seungmin, sangat merindukannya.

Rindu dengan kehangatan Seungmin, suaranya, tawanya, semua dari Seungmin.

Pada hari ke-15, secara diam - diam ia kembali ke rumah yang biasa ia tempati bersama Seungmin.

Harapannya hanya sederhana, mengenang kembali waktunya bersama Seungmin.

Youngtaek berjalan perlahan menyusuri dan mengenang semua ingatannya bersama Seungmin.

Kamar, tempat mereka berbagi cinta dan kehangatan.

Ruang makan, tempat mereka makan dengan penuh cinta dan kesederhanaan.

Bahkan ia menyempatkan dirinya mengenang saat terakhirnya bersama Seungmin.

Mendengar suara pintu terbuka, ia berlari dan bersembunyi di balik lemari.

Tepat saat itu, Youngtaek melihatnya.

Orang yang ia rindukan, Bae Seungmin.

Berwajah pucat dan berjalan lemas, itu yang ia lihat dari Seungminnya.

Youngtaek hendak pulang, namun saat melihat orang tercintanya tidur dengan tidak tenang, ia mengurungkan niatnya.

Lalu melangkahkan kakinya menuju Seungmin.

Memberanikan dirinya, Youngtaek naik ke atas ranjang dan mengambil tempat di sebelah Seungmin.

Memandangi wajahnya yang tetap manis walau pucat.

Tangannya terulur mengusap kepala Seungmin perlahan, takut ia terbangun dan mengusirnya.

Seungmin tersenyum dalam tidurnya, senyum yang selalu Youngtaek rindukan.

Perlahan, Youngtaek melingkarkan tangan kanannya pada tubuh Seungmin dan mendekapnya ke dalam pelukannya.

Sambil tangannya yang lain terus mengusap kepala Seungmin.

"Youngtaek~ah."

Gumaman Seungmin membuat Youngtaek terkejut mengira Seungmin terbangun.

Tapi tidak, Seungmin tidur sangat nyenyak dengan senyum di wajahnya.

Youngtaek memandangi senyuman itu.

"Seungmin~ah, aku mencintaimu."

Lalu ia mengecup dahi Seungmin.

『ƒαтє』

Youngtaek baru tiba dirumah sangat larut, nyaris tengah malam.

"Youngtaek~ah."

Ia menoleh, "Eomma?"

Ibunya tersenyum dan mendekatinya, "Kemana kau tadi?"

"Emm, aku ke kantor. Iya ke kantor.", jawab Youngtaek gugup.

"Eomma tahu kau tidak kesana."

Youngtaek terdiam.

"Kau menemuinya kan?", tanya ibunya.

Pertanyaan itu dijawab dengan anggukan takut - takut.

"Eomma kecewa padamu, kau tahu.", ucap ibunya tiba - tiba.

Youngtaek menatap ibunya, "Eomma, maaf aku tidak akan kesana lagi, kumohon jangan sakiti dia."

Ibunya menggeleng pelan.

"Eomma kecewa padamu karena kau menyerah memperjuangkan dia.", kata ibunya.

"Apa maksud eomma?", tanya Youngtaek.

Ibunya menghela nafas, "Eomma dan appamu sudah bersusah payah mengendalikanmu sejak dulu, tapi kau selalu susah diatur. Kau ingat?"

Youngtaek mengangguk.

"Tapi semenjak bertemu dengan anak itu, kau berubah."

"Kau bahkan berani menentang kami dan kabur bersamanya selama 2 tahun. 2 tahun lamanya, tanpa sepeserpun harta."

"Kami memang berencana membawamu pulang, tapi itu dulu. Melihat seberapa dewasanya dirimu setelah bersamanya, kami berpikir akankah anak kami terus sedewasa ini, akankah dia menjaga putra kami ini."

"Itu yang selalu ada di pikiran kami."

Jelas ibunya panjang lebar.

"Dan kami kecewa kau bersikap seperti ini.", ayahnya tiba - tiba keluar dari kamarnya.

Youngtaek terkejut, "Appa? Appa bisa berjalan?"

"Anak durhaka mendoakan appanya sakit.", ayahnya menarik telinga Youngtaek pelan.

"Maaf, appa, maaf."

Ayahnya melepaskan tangannya dari telinga Youngtaek.

"Kami bersusah payah berakting dan membuat berita palsu kau tahu, tapi apa? Kau malah menyerah dan kembali kesini dengan tatapan kosong.", kata Ayahnya.

"Yang kami harapkan kau kembali kesini bersama dengannya dan membujuk kami.", tambah ayahnya dengan jengkel.

"Kukira kalian akan menyakitinya. Aku tidak ingin orang yang kucintai terluka sedikitpun.", jawab Youngtaek.

"Haish, anak ini, pesimis sekali pada orang tuanya. Kau kira kami ini apa? Pasangan mafia?",

"Kalau kalian pasangan mafia, berarti aku anak mafia."

Ibunya menjadi jengkel, "Anak ini malah bercanda! Cepat perbaiki masalahmu dengannya, bukan bercanda bersama kami."

"Eommamu benar. Cepat temui dia dan luruskan masalahmu, dan bawa dia kemari.", ayahnya memberi dukungan.

"Baiklah, appa, eomma. Aku akan pergi sekarang juga."

"Tunggu-"

Tapi Youngtaek sudah berlari keluar rumahnya.

"Anak itu, ini sudah pukul 2 dini hari. Apa yang ia pikirkan?", gerutu ibunya.

"Hahaha, biarkan saja. Ayo kita tidur.", sang ayah merangkul istrinya lalu masuk ke kamar mereka berdua.

『ƒαтє』

Seungmin terbangun di pagi hari dan mendapati dirinya hanya sendirian.

"Itu hanya mimpi."

Setelah mandi, ia memutuskan untuk pergi ke kampus.

Tidak berminat makan sedikitpun.

Saat membuka pintu rumahnya, ia mendapati seseorang tengah beridiri disana.

Sosok yang ia rindukan selama ini, Son Youngtaek.

Rasa rindu mulai memenuhi dirinya, tapi otaknya masih berpikir untuk menjauh dari Youngtaek.

Seungmin berusaha keluar dengan menghindari Youngtaek. 

"Seungmin~ah.", panggil Youngtaek.

"Youngtaek-ssi, tolong minggirlah.", ucap Seungmin.

Youngtaek tahu ia tidak bersungguh - sungguh.

"Seungmin~ah."

"Bae Seungmin."

Panggil Youngtaek berkali - kali.

Seungmin tidak menggubrisnya dan terus menunduk sambil berusaha lewat.

"Mini-ku, Bae Seungmin.", panggil Youngtaek.

Kali ini Seungmin menguatkan dirinya untuk menatap Youngtaek.

Dilihatnya mata Youngtaek yang berair menatap lurus kearah matanya.

"Seungmin~ah, aku merindukanmu.", kata Youngtaek.

Setitik air mata jatuh menuruni pipi Youngtaek lalu jatuh ke wajah Seungmin.

"A- aku juga merindukanmu.", balas Seungmin ragu.

Youngtaek mundur beberapa langkah dan merentangkan tangannya.

Melihat itu, Seungmin berlari dan memeluk Youngtaek, yang kemudian dibalas dengan pelukan Youngtaek.

"Aku merindukanmu, Son Youngtaek. Aku mencintaimu.", ucap Seungmin di dalam pelukan itu.

Youngtaek mengeratkan pelukannya sambil mengusap punggung Seungmin.

"Aku tahu, dan aku datang. Menjemputmu."

Seungmin mengeratkan pelukannya, "Aku akan selalu bersamamu."

"Aku tahu. Aku juga akan selalu bersamamu."

Youngtaek menundukkan kepalanya dan mendekatkan dirinya pada Seungmin.

Semakin dekat, sampai bibir mereka bertemu, saling berciuman.

Perlahan ciuman itu berubah menjadi lumatan kecil, yang semakin dalam seiring berjalannya waktu.

Youngtaek mendorong tubuh Seungmin masuk ke dalam lalu ke dalam kamar mereka.

Ciuman mereka semakin panas.

Dilepasnya tas yang mengalung di bahu Seungmin dan dilemparnya sembarang.

Usapan pada punggung Seungmin menjadi semakin sensual ketika Youngtaek memasukkan tangannya dan mengusap punggung dalam Seungmin.

Seungmin mengalungkan lengannya di leher Youngtaek taktala Youngtaek memiringkan kepalanya guna memperdalam ciuman mereka.

Youngtaek menjauhkan kepala mereka untuk meraup oksigen lebih banyak sambil melepas kemeja yang ia gunakan.

Ia juga melepaskan kaus yang dipakai Seungmin dan tangannya semakin nakal bergerilya di menyentuh seluruh tubuh Seungmin.

Dengan sekali dorongan, Youngtaek menjatuhkan dirinya dan Seungmin ke atas ranjang dan menindih Seungmin sambil terus mencumbunya.

Tangan Seungmin juga tak kalah aktif meraba punggung dan bahu lebar Youngtaek.

Cumbuan Youngtaek mulai turun ke leher, menciptakan beberapa kissmark disana.

Lalu semakin turun ke dada mulus dan perut Seungmin yang memiliki bentuk kotak samar - samar.

"Akh, Youngtaek~ah.", Seungmin melenguh pelan.

Tangannya mulai meraba bagian depan Youngtaek, tapi kemudian ditahan oleh Youngtaek.

Youngtaek berlutut di kakinya lalu melepaskan celananya dan celana Seungmin seutuhnya, kemudian melanjutkan kegiatan mereka.

Suara Seungmin terus menerus keluar bersamaan dengan Youngtaek yang terus memanjakan tubuhnya.

『ƒαтє』

Setelah kegiatan panas tadi, Youngtaek tengah menyamankan dirinya di pelukan Seungmin yang kini kembali menjadi kekasihnya.

Seungmin menaikkan selimut menutup tubuh polos mereka dan membiarkan kekasihnya tidur lelap di pelukannya.

Ia merasa senang melihat orang yang ia cintai sudah berada di sisinya lagi.

Tangannya terus mengusap surai hitam kekasihnya.

Matanya terus - terusan menatap wajah lelap di sampingnya.

"Aku mencintaimu, Youngtaek~ah.", kata Seungmin.

"Aku juga mencintaimu.", balas Youngtaek dengan mata tertutup.

Seungmin tertawa pelan melihat rutinitasnya kembali.

Youngtaek mengeratkan pelukannya pada Seungmin sambil perlahan membuka matanya.

"Morning kiss?", pintanya.

"Jangan bercanda, Youngtaek~ah. Ini sudah siang, lagipula kau sudah membuat bibirku bengkak.", balas Seungmin.

"Apa aku terlalu berlebihan tadi?"

Seungmin menggeleng.

"Tetap saja, maafkan aku.", Youngtaek mengusap bibir kekasihnya lalu memberinya kecupan ringan.

"Kecupan saja cukup. Aku tidak ingin kau kelelahan.", kata Youngtaek sambil mengusap pipi Seungmin.

Seungmin tertawa ringan.

"Seungmin~ah. Kali ini, aku akan memulainya tanpa kebohongan. Dengarkan aku baik - baik."

Youngtaek menatap lekat Seungmin.

"Aku adalah putra pemilik Perusahaan SNO, tapi aku akan menggunakan uang yang kuhasilkan sendiri untuk hidup denganmu."

Seungmin mengangguk, "Aku mempercayaimu."

"Lalu, maaf. Semalam aku lancang menemuimu, mengusap kepalamu, dan memelukmu."

"Semalam itu sungguh kau?", tanya Seungmin.

Youngtaek mengangguk.

"Kukira aku bermimpi. Syukurlah itu benar - benar kau."

Kekasihnya itu tersenyum.

"Youngtaek~ah, aku ingin minta maaf juga. Saat aku meminta putus denganmu, itu karena terpaksa. Ibumu datang menemuiku dan-"

"Aku tahu."

"Memintaku- Tunggu, kau tahu?"

Youngtaek tersenyum canggung, "Maaf, itu adalah rencana orangtuaku untuk menguji kita."

"Kau tahu, kita gagal mempertahankan satu sama lain."

Seungmin menunduk.

"Tapi kita berhasil membuktikan cinta kita untuk saling berkorban."

Youngtaek memeluk kekasihnya.

Mereka menikmati momen itu sejenak.

"Seungmin~ah.", panggil Yountaek.

"Hng?"

"Ayo mandi, orangtuaku menunggu kita. Tidak mungkin kita datang dengan keadaan begini kan?"

Wajah Seungmin memerah seketika.

"Cepatlah, jangan berpikir yang lain. Hanya mandi bersama, tidak lebih."

"Yaa!", Seungmin melempar bantal tepat di wajah Youngtaek.

『ƒαтє』

Seungmin terus menggenggam tangan kekasihnya dengan penuh kecemasan.

"Tenanglah. Jangan gugup.", kata Youngtaek.

"Tidak bisa, aku terus merasa gugup.", balas Seungmin.

"Orangtuaku tidak akan menggigit, tenanglah."

"Eommamu kemarin-"

"Itu hanya akting, tenanglah."

Seungmin masih saja terus cemas, sampai akhirnya Youngtaek mengecup bibir Seungmin.

Berhasil, akhirnya Seungmin tenang.

Youngtaek tersenyum saat kekasihnya menatapnya.

Beberapa menit kemudian, orangtua Youngtaek memasuki ruang tamu.

Sontak, Seungmin langsung berdiri dan memberi salam.

"Kita sudah pernah bertemu bukan?", ibunya menyapa duluan.

"Iya, nyonya.", jawab Seungmin ragu.

"Lihat apa yang kau lakukan padanya.", sindir suaminya.

"Hahaha, maaf Seungmin~ah. Aku hanya berakting waktu itu. Panggil aku eomma juga.", kata ibu Youngtaek.

"Baik, eomma."

"Kau manis sekali, pantas saja putraku bisa lepas dari kami hahaha."

Seungmin tersenyum canggung.

"Seungmin~ah. Terimakasih.", ucap ayah Youngtaek.

"Terimakasih telah mengubah anak nakal kami menjadi lebih baik. Dia benar - bernar berbeda setelah bersamamu.", tambahnya.

"Ah itu, bukan masalah Tu-", jawab Seungmin.

"Appa.", potong ayah Youngtaek

"Itu bukan masalah, appa."

"Tapi memang kalian keterlaluan mencobai kekasih manisku.", kata Youngtaek.

"Youngtaek~ah.", Seungmin menyikut kekasihnya.

Yang disikut hanya menampilkan ekspresi polos.

"Kalau kau bukan putraku sudah kuusir dari rumah ini.", kata Ayah Youngtaek.

"Tidak diusir pun aku hanya mau tinggal di rumah sederhana kami, dengan penghasilan kami sendiri."

"Ohohoho, kau memang mandiri tapi menolak bantuan kami?", sindir ibunya.

"Biar saja, walau kami makan telur setiap hari kami tetap bahagia.", kata Youngtaek santai.

"Kalian hanya makan telur? Selama ini?"

"Tidak telur terus menerus, kadang juga ramyeon, tteok, tergantung apa yang bisa dibeli."

"Apa yang ada dipikiranmu?"

"Bae Seungmin.", jawab Youngtaek singkat.

"Youngtaek~ah.", Seungmin memperingati.

Ayah Youngtaek melihat kebahagiaan putranya menjadi mendapat ide.

"Appa ingin kalian menikah.", ucapnya tiba - tiba.

Ketiganya langsung menatap yang bicara.

"Apa? Aku memang ingin mereka menikah. Ada yang keberatan?"

Semua terdiam.

"Tidak ada bukan? Yasudah menikah saja."

"Appa ini santai sekali, tidak memikirkan kami yang tidak memiliki uang?", Youngtaek tidka terima.

"Appa yang membiayai."

"Tidak bisa!", tolak Youngtaek.

"Aku ingin menikah dari penghasilanku sendiri.", tambahnya.

"Youngtaek~ah, jangan seperti itu.", kata Seungmin.

"Nah dengarkan calon menantuku itu.", ibunya menambahi.

"Bagaimana kalau kita membuat perjanjian?", usul ayahnya.

『ƒαтє』

Bulan demi bulan telah berlalu.

Youngtaek dan Seungmin sudah resmi menikah.

Dan memiliki kesibukan baru masing - masing.

Seungmin dengan cabang minimarketnya, dan Youngtaek dengan perusahaannya sendiri.

"Appa, kenapa tidak mengingatkanku? Ini sudah bulan kelima.", protesnya.

"Anak ini, selalu saja.", sahut ayahnya dari telepon.

"Akan kukirim uangnya nanti sore. Ingatkan aku."

"Terkadang appa merasa salah membiarkanmu terlalu mandiri."

"Appa terlambat untuk menyadarinya. Sudah ya, aku harus bersiap sekarang."

Youngtaek mematikan panggilannya.

Isi dari perjanjian ayah dan anak itu adalah, Youngtaek tetap menanggung biaya pernikahan mereka sebesar 70%.

Jika diingat memang Youngtaek belum memiliki pekerjaan, tapi ayahnya bersikeras membuat cabang perushaan yang diatasnamakan putranya.

Dari pendapatan perusahaannya sendirilah, Youngtaek membayar biaya pernikahannya.

Singkatnya, ia berhutang pada ayahnya dan dibayar dengan sistem bulanan.

Seungmin sendiri juga bingung pada suaminya itu.

"Youngtaek~ah, sarapan.", panggilnya.

"Apa menu hari ini?", tanya Youngtaek antusias.

"Kupikir kita harus makan telur sekarang, sudah lama semenjak kita makan telur."

"Haha, kau benar. Sekarang makanan kita lebih bervariasi. Tapi yang kusuka tetap satu."

"Apa itu?"

"Kau."

Seungmin mengambil sendok dan memukul dahi Youngtaek.

"Dasar mesum. Pikirkan pekerjaanmu dan bayarlah hutang yang kau buat sendiri itu.", kata Seungmin.

Yang dipukul hanya tertawa menanggapinya.

"Tapi serius. Aku menginginkanmu lagi.", bisik Youngtaek.

"Yaa! Singkirkan pikiran kotormu.", protes Seungmin.

"Ayolah, kita sudah resmi sekarang."

Seungmin mengambil sesuap besar makanan dan memasukkannya ke mulut suaminya.

"Diam dan makanlah, kau harus bekerja, CEO-nim."

Youngtaek mengunyah makanannya.

"Aku menunggu hadiah malamku.", godanya.

Seungmin hanya menjulurkan lidahnya.

~THE END~

Author's Note :

Hello yeorobun, lama tak jumpa.
Aku ga lupa sama pesenan kalian kok, semua udah tercatat🌚👌🏻

Maaf buat slow updatenya :")
Semoga kalian ga lumutan nungguin book ini :""

Thanks and sorry.

Btw, Youngtaek laku banget di book ini😂😂

Continue Reading

You'll Also Like

679K 32.3K 55
Taehyung is appointed as a personal slave of Jungkook the true blood alpha prince of blue moon kingdom. Taehyung is an omega and the former prince...
174K 6.4K 45
There's no way you're hitting on me right now. ━ Lando Norris x Fem!OC © KissLeclerc , April 2024
960K 40.4K 81
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC
364K 23.1K 87
Kira Kokoa was a completely normal girl... At least that's what she wants you to believe. A brilliant mind-reader that's been masquerading as quirkle...