THE GAME, I-LAND [βœ“]

Door MAUVEHOON

202K 49.7K 25.6K

[ SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI SHOPEE ] ❝In the middle of nowhere they fight. One rule that must be obeyed, kill... Meer

OO :: INTRO
O1 :: The beginning
O2 :: A Strange Game
O3 :: KILL OR DIE
O4 :: Can I Trust Someone?
O5 :: Gemstones
O6 :: Is this wrong?
O7 :: The Holder Of Control
O8 :: Promises That Can't Be Kept
O9 :: Reunion
1O :: KILLING IS NOT PLANNED
11 :: One By One
12 :: ARCHER
13 :: Something Suspicious
14 :: RUNAWAY
15 :: εŸ·η€
16 :: Der Feind ist dein Freund
17 :: ζˆ‘ζ…’γ—γ¦
18 :: Their Past
19 :: STEP TO THE END
21 :: GAME OVER
ATTENTION!!
TERBIT
VOTE COVER
PRE ORDER!

20 :: Nothing is Alive

5.7K 1.6K 836
Door MAUVEHOON

"Kei-hyung?"

Sedetik kemudian pisau yang Kei genggam jatuh ke tanah. Tangannya semakin bergetar hebat. Taki yang dibelakangnya menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"JAKE-HYUNG!!" Teriak Jungwon yang langsung berlari ke arah tubuh Jake.

"Jake tahan oke? Tahan bentar aku balutin lukanya." Ujar Sunghoon kemudian merobek sedikit bajunya.

"Ng─nggak usah.." Ucap Jake dengan nada bergetar.

"Jake ah anying!! Jangan mati dulu woi!!" Jay udah nangis hebat, sampai ingusnya udah meler-meler.

Kei menatap ke arah Taki.
"Taki, kemana aja. Aku nyariin kamu." Ucapnya seraya memegang tangan Taki.

Tetapi anak itu malah menepis tangannya. "Kenapa Hyung cari aku? Hyung mau bunuh aku juga!"

"Nggak Taki, nggak. I─itu nggak disengaja." Ujar Kei dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Wajah Taki udah ketakutan. "Jangan bilang kalau Kei-hyung yang bunuh anak itu."

"Nggak..."












Jake Shim Dead









Tanpa sepengetahuan Kei genggaman tangan Jay sudah melayang ke arah wajahnya.

"BAJINGAN!!"

"Berani-beraninya kamu bunuh sahabat aku!!!" Jay terus memukul wajah Kei tidak peduli dengan air mata yang sudah mengalir deras.

Taki memang kecewa tetapi tidak mungkin ia biarkan kei-hyung nya mati dipukul oleh seseorang.

"Berhenti kumohon.."

"BERHENTI?! KAMU PIKIR UDAH BERAPA BANYAK ORANG YANG DIBUNUH SAMA DIA?!! HAH?!!" Teriak Jay sambil nunjuk-nunjuk Kei.

"KAMU TAHU?! DIA BUNUH ORANG CUMAN BUAT DAPETIN BATU PERMATA!! DIA ORANG YANG UDAH NGUMPULIN 50 PERMATA ITU!!!"

Mereka semua terdiam, jadi orang yang selama ini mereka cari itu Kei? Orang yang dekat dengan mereka...

"Tau apa kamu? Aku ngumpulin permata untuk pulang ke rumah." Ujar Kei berusaha berdiri.

Jay tertawa remeh, "pulang? Kemana?! KITA SEMUA BAKALAN MATI TAU?! PERMATA ITU CUMAN UMPAN!!"

Kei membisu tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Jay udah!!" Teriak Sunghoon.

"TAPI AKU HARUS BUNUH DIA!!"

Belum sempat lagi Jay menerjang Kei, satu suara yang sudah lama tak terdengar, kembali membuat risih telinga mereka.

"Selamat siang para
peserta. Sepertinya,
rahasia kami sudah
terbongkar."

"Tanpa basa-basi...
Haruskah kita
mulai babak akhir
dari game ini?"

"APAAN SIH?! KALIAN MAU MEMPERMAINKAN KAMI LAGI HAH?! BERAPA BANYAK ORANG LAGI YANG BAKALAN TERBUNUH?!!" Teriak Jay sampai suaranya serak. Sudah semuak itu Jay dengan permainan gila ini.

"Kalian yang memilih
untuk memasuki game
ini, maka kalian akan
membayarnya dengan
nyawa."

"Jika tidak ingin
seperti itu, tidak
usah bermain game.
Semudah itu bukan?"

"Sebelum itu saya akan
memberitahu beberapa
peserta yang masih hidup
sampai sekarang."

"Peserta yang masih
hidup ada 7 orang.
Diantara adalah kalian
ber-5 dan 2 orang lagi
yang sampai saat ini
entah dimana
keberadaannya."

"Kalian harus berkumpul
ber-7 untuk menyelesaikan
misi. Misinya adalah
menghancurkan benteng

di puncak gunung yang
paling tinggi di dalam
game ini."

"Kalian harus mencapai
puncak gunung sebelum
matahari tenggelam.
Jika terlambat maka
tidak ada harapan untuk
hidup."

"Semoga beruntung
dengan misi terakhir
semoga kalian bisa
pulang, xixi."

"Apaan tuh? Pasti dia mau bohongin kita lagi." Ucap Jay.

"Tapi Jay ini kesempatan terakhir kita." Jelas Sunghoon.

"Kalian percaya?!! WTF?! Dia bakalan bohongi kalian lagi." Kata Jay menatap tidak percaya ke arah Sunghoon.

"Maaf Jake kita harus bergegas tidak ada waktu."

"Aku bakalan tinggal. Kalian aja yang pergi kalau gitu." Ucapnya.

"Baiklah jika itu yang kau mau."

Setelah itu Sunghoon, Jungwon, Kei, dan Taki berjalan meninggalkan Jay yang masih terduduk di samping pohon besar.

***

"Oh? Akhirnya sadar juga!!"

Suara anak laki-laki itu membuat Heeseung tersadar sepenuhnya. Saat ia sadar ini bukan tempat terakhir kali ia pingsan.

"Setelah membunuh orang, kau pingsan. Pasti kelelahan ya, bertarung dengan Youngbin-hyung?" Ucap Daniel.

"Aaaa, kau anak yang bersama lelaki aneh itu kan? Kenapa kau mau marah sebab aku membunuh Hyung mu?" Tanya Heeseung.

Daniel tertawa. "Dia pantas untuk mati."

"Cepat, kita harus bergegas! Kita harus menuju gunung tertinggi di game ini sebelum matahari terbenam."

"Ada apa?"

"Itu adalah harapan terakhir untuk hidup."

Heeseung dan Daniel akhirnya berlari ke arah gunung yang masih jauh di depan mata mereka. Setidaknya pasti bertemu dengan pemain lain yang sedang menuju ke situ juga.

"Siapa saja yang masih hidup?" Tanya Heeseung pada Daniel.

"Aku tidak tahu." Jawab anak itu dengan senyuman yang tipis.

"Ah, tanah ini seperti bekas baru diinjak." Ujar Heeseung sambil menunjuk bekas rumput yang hancur seperti terkena injakan manusia.

"Wah benar, berarti mereka tak jauh dari sini."


"HOOOOIIIII ADA ORANG DI SANA?!?!!!" Teriak Daniel.


"HOOOOIIIII." Mereka berdua saling berteriak.

Hingga tiba-tiba dari balik pohon yang menjulang terlihat Kei yang berlari. Tadinya dia tak peka hingga mata itu melihat ke arah Heeseung yang berdiri mematung. Wajah Kei terlihat kebingungan.



"AH? KUDANIEL YA?!" Teriak Jungwon.




Kemudian dari arah yang sama Taki yang ngekor di belakang Sunghoon keluar sambil melihat ke arah Heeseung.

"HEESEUNG-HYUNG! AKU PIKIR KAU SUDAH MATI!! SYUKURLAH!"

Heeseung menghampiri Sunghoon dan Jungwon. Sambil melirik ke arah Kei sedikit, ia berbisik. "Untuk apa laki-laki itu di sini?"

"Sekarang kita satu tim." Kata Sunghoon.

"TIIIMM????!!!!"

Ya Heeseung kaget gitu low, bagaimana bisa orang yang waktu itu mau bunuh dia sekarang udah jadi satu tim. Kek kek apa gitu looohh.

"Eh? Jay-hyung... Mana?" Tanya Daniel saat melihat ada yang kurang.

"Jay nggak mau ikut Niel, palingan nanti dia nyusul."

Setelah itu Jungwon yang bersuara. "KIM SUNOO KOK NGGAK ADA?!"

Heeseung hanya tersenyum. "Katanya dia gabakal mati sebelum gelut sama kamu. Eh ternyata dia bohong."

Jungwon tau kok artinya apa. Iya, Sunoo udah mati. Sunoo udah kalah.

"Cepat kita tak punya banyak waktu." Ucap Kei.

•••

Jay masih saja terduduk di bawah pohon. Ia termenung. Matanya sembab, hidungnya masih meler.

"Bosan... Apa aku ikut mereka aja ya?"

Ke-enam laki-laki itu terus berlari ke arah gunung itu. Dari jauh saja terlihat jika di puncaknya terdapat benteng kecil. Dan itu harus dihancurkan.

"Hyung bukankah ini terlalu mudah?" Ujar Taki kepada Jungwon. Taki masih nggak mau dekat-dekat sama Kei.

"Iya sih ini terlalu mudah. Gak ada rintangannya." Sela Heeseung yang berlari di belakang mereka.

Kemudian dari atas pohon dengan tiba-tiba mayat hidup itu jatuh dan hampir saja menggigit Jungwon.

"Ha-ha-ha ini rintangan yang pertama. Sangat mudah." Ucap Daniel sambil menembakkan peluru ke arah Zombie-zombie itu.

"Taki, Jungwon, Sunghoon terus berlari. Kami yang akan mengurusnya." Ucap Heeseung sambil terus menembakkan pelurunya.

"Mereka terlalu banyak." Ucap Daniel.

"Bagaimana ini? Peluruku tidak cukup lagi."

Lalu tiba-tiba saja terjadi sebuah ledakan yang mengakibatkan sebagian Zombie itu tak berkutik lagi. Dari balik kabut asap itu Jay datang sambil tersenyum senang.

"Hai aku menyelamatkan hidup kalian." Ucapnya dengan senyuman sombong.

Daniel yang melihatnya langsung merasa lega. Kakaknya masih hidup.

Jay menatap ke arah Daniel. "Yo! Kamu masih sehat ya? Ayo kita pulang sama-sama." Ucapnya kemudian ikut menembakkan peluru ke arah para zombie.

Mereka terus berlari. Waktu sudah satu jam berlalu. Matahari semakin turun. Mereka harus bergegas. Tak tahu rintangan apa lagi yang akan terlihat di depan.

"Daniel, apa kah kau masih marah kepadaku?" Tanya Jay.

Daniel hanya terdiam.

"Aku harap itu artinya iya. Ayo kita pulang sama-sama."


Mereka berjalan melewati sungai, rawa-rawa, jembatan yang rapuh. Hingga semak-semak yang tiada hentinya. Sekarang mereka sudah hampir sampai di gunung itu.

Hingga tiba-tiba benda yang sangat asing terlihat dari arah belakang. Sebuah benda besi raksasa berjalan ke arah mereka. Robot raksasa yang sangat besar.

"Wuuaahh apa itu?" Tanya Sunghoon.

"Kau lupa? Dia adalah robot yang harus kita kalahkan di level terakhir. Robot yang sangat susah di kalahkan."




























"Groundboz."

BESOK CHAPTER TERAKHIR,
AKU UPDATE SEBELUM LIVE FINAL

G

IMANA RASANYA?
AKU DEG-DEGAN PARAH :')

Tapi hari ini rasa kangen aku terobati.

They look fine,
and I'm happy about that.

Yok ngumpul di final yok
Nyanyi into the i-land OT22
Kalau bisa :'')

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

44.1K 5.2K 21
Aku ada, saat kamu tak tahu keberadaanku. Aku datang, saat kamu ingin aku pergi. Aku bersembunyi dibalik ketakutan terbesarmu. Selamat, kamu telah ma...
144K 28.1K 56
β€Ή 𝐅𝐀𝐋𝐋 π–πˆππƒπ’ β€Ί ft Yang Jungwon SUDAH DIBUKUKAN & SEMUA BAGIAN LENGKAP. PEMESANAN BUKU MELALUI SHOPEE PP ENTERTAINMENT. ❝Hyung, aku bukan ana...
115K 9.4K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
102K 13.7K 31
Just an abstract fake chat for you. "Let's fight BigHit first and we will face the world!" Love, TXT_bighit.