π‘¬π’Œπ’”π’•π’“π’π’—π’†π’“π’•

By cigarettesaftermess

67K 4.6K 117

Muhammad Rian Ardianto, pria yang harusnya bisa menikmati hidup tenangnya lebih lama kini harus dihadapkan ke... More

Chapter 1 - Arshinta Kirania Pratista.
Chapter 2 - Temu paling menarik.
Chapter 3 - Seribu jalan menuju Ciumbrella.
Chapter 4 - MasterChef.
Chapter 5 - Kan! Jodoh emang nggak kemana.
Chapter 6 - Rania si cantik.
Chapter 7 - I want you to the bone.
Chapter 8 - Mas Rian dan mbak-mbak cantik pilihannya.
Chapter 9 - Family time.
Chapter 10 - Babu cantik.
Chapter 11 - Rian yang terhibur.
Chapter 12 - Keluarga baru?
Chapter 13 - Keluarga lawak.
Chapter 14 - Australia
Chapter 15 - Back to Reality.
Chapter 16 - Rania yang salah paham.
Chapter 17 - Fenhan bersekongkol.
Chapter 18 - Nemenin latihan dan Mantan
Chapter 19 - Mas Rian marah.
Chapter 20 - Abah Musa dan Ibu Juah.
Chapter 21 - Keluarga baru Rania.
Chapter 22 - Nyawa Rania.
Chapter 23 - Masalah selesai
Chapter 24 - Ditinggal dan Memanfaatkan
Chapter 25 - Malu!
Chapter 26 - Izin dan Main
Chapter 27 - Ibu Rian
Chapter 28 - Rian like the view.
Notes from me.
Chapter 29 - Komunikasi
Chapter 31 - Impor
Chapter 32 - Duluan
Chapter 33 - Ijab kabul dan Resepsi
Chapter 34 - Isi dan Keluar
Selesai

Chapter 30 - Rania masuk RS.

1.7K 130 2
By cigarettesaftermess

Mau tahu yang mengejutkan? Keluarga Rania dan Rian akhirnya memutuskan untuk menggelar pernikahan mereka selang 3 bulan sejak lamaran tersebut.

Jujur saja, Rania awalnya tak menyetujui hal tersebut karena menurutnya mereka terlalu cepat untuk melakukan hal tersebut, tapi setelah perdebatan yang cukup alot, Rania akhirnya mengerti maksud Rian yang sebenarnya.

Rian memang punya jadwal turnamen paling kosong di empat bulan kedepan, dan menurutnya perencanaan waktu tersebut adalah hal yang benar.

Lain dengan Rania yang makin sibuk karena sedang menyiapkan Asiette cabang kedua di daerah Bandung, belum lagi panggilan untuk menghadiri beberapa acara televisi.

Rian menjadi lebih sering mengunjunginya, entah di Asiette atau di rumah, Rania juga beberapa kali menyambangi pelatnas Cipayung jika waktunya lenggang.

"Mbak, yakin nggak papa? Istirahat dulu aja mbak, mbak pucat banget," seru Akmal pada Rania yang sedang memotong paprika.

"Nggak kok mal mbak nggak apa-apa, emang pucat karena nggak pake makeup kali," ucap Rania memberi alasan.

Rania terus saja membohongi dirinya sendiri, suhu tubuhnya yang panasnya makin menjadi dan menguar lewat tubuhnya pasti bisa dirasakan oleh orang-orang, terlebih saat ini isi perutnya seperti diaduk-aduk tidak karuan karena sedang bulanan.

"Mbak Ran, mas Rian nyamperin tuh," ucap Joy yang masuk ke dapur.

"Iya nanti mbak kesana," jawab Rania yang diangguki Joy.

Rania berjalan gontai menuju meja Rian yang dipenuhi beberapa penggemar yang berusaha berfoto dan meminta tanda tangan miliknya.

"Mas," sapa Rania membuat para penggemar Rian seketika diam dan berhenti menganggu Rian.

"Ran, kamu kenapa?" tanya Rian panik.

"Nggak apa-apa mas, emang kenapa?" Rania malah balik bertanya.

"Yaudah ayo, mau nyari cincin kan?" tanya Rania.

Hari ini memang Rian sedang latihan setengah hari dan akhirnya memutuskan untuk menyicil keperluan pernikahan mereka tiga bulan kedepan.

"Kamu serius nggak papa?" tanya Rian khawatir.

"Nggak apa-apa mas Rian, Rania ganti baju dulu ya, sebentar," ucap Rania yang diangguki oleh Rian.

Rania telah mengganti bajunya dengan bomber jacket merah dan skinny jeans, lalu menghampiri Rian.

"Ayo,"

Rania dan Rian sedang berdiri di dalam toko perhiasan yang berada di salah satu mall di Jakarta, Rania yang jalannya mulai gemetar akhirnya memutuskan untuk mengalah dan menggandeng Rian.

Sedangkan Rian, ini pertama kalinya ada wanita yang menggandengnya erat, membuat jantung Rian berdegup tak karuan karena tangannya dan suhu tubuhnya yang hangat.

"Kamu mau yang kaya gimana Ran? Saya ngikutin kamu aja," ucap Rian.

"Kalo yang ada hurufnya, mas Rian mau nggak? Kan huruf nama kita sama," ucap Rania serak.

"Boleh, tapi sekalian kalung juga ya Ran, saya juga mau pake kalung soalnya," ucap Rian malu-malu.

"Mas Rian gemas," tawa Rania.

Pilihan Rania jatuh kepada cincin emas 14 karat dan kalung dengan berlian biru berwarna silver.

"Gimana mas? Mas Rian setuju nggak?" tanya Rania.

"Cantik kok," balas Rian.

Setelah berhasil membeli cincin, Rania dan Rian yang berniat makan, akhirnya gagal oleh para penggemar Rian yang mulai mengerubungi mereka berdua, belum lagi beberapa ibu-ibu yang berfoto dengan Rania.

DUG

"MBAK RANIA PINGSAN!!" teriak perempuan yang entah siapa.

Rian buru-buru membelah kerumunan untuk mengambil Rania yang sudah tergeletak pingsan tak berdaya.

Rian kemudian dengan mudahnya mengangkat Rania kedalam gendongannya, membuat beberapa fans malah memekik dan memotretnya.

Rian berlari menuju mobilnya lalu dengan gila-gilaan mengendarai mobilnya membelah jalanan menuju rumah sakit.

"Rania, sebentar"

Jantung Rian sudah tidak berada di tempat yang seharusnya ketika gadis itu didorong masuk ke UGD oleh para petugas kesehatan yang berada di rumah sakit tersebut.

Rian yang panik kemudian memutuskan untuk menghubungi kedua orang tua Rania dengan perasaan kalut.

'Assalamualaikum Bu,'

'Waalaikumsalam nak Rian, kenapa telfon ibu?' tanya bunda Rania.

'Rania masuk rumah sakit Bu, dia pingsan tadi di mall,'

'Astagfirullah, kirim alamatnya, ibu kesana sekarang,'

Tut

Sambungan telponnya terputus, Rian kemudian buru-buru mengirim alamat rumah sakit tersebut.

Selang beberapa menit, dokter yang menangani Rania kemudian keluar dari ruangan UGD tersebut untuk menemuinya.

"Mas walinya Ibu Rania?" tanya sang dokter.

"Iya dok, saya calon suaminya," jawab Rian.

"Rania kenapa dok?" tanya Rian panik.

"Tenang dulu ya mas Rian, Rania nggak apa-apa kok, cuma memang tadi tekanan darahnya rendah sekali, belum lagi dia demam dan kayaknya lagi ada di siklus menstruasinya, jadi dia kehilangan banyak darah dan perlu tambahan penambah darah yang kami masukan lewat infus," jelas Dokter tersebut.

"Pasien kemungkinan akan dirawat untuk dua sampai tiga hari kedepan untuk kami pantau kesehatan yang bersangkutan,"

Rian bernafas lega ketika Rania sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.

"Mas,"

Rania yang sudah bangun dari pingsannya kemudian memangil nama Rian pelan, membuat Rian yang langsung mendengarnya mendekat menghampiri Rania.

"Rania kenapa mas?" tanya Rania.

"Kamu pingsan Rania, tekanan darah kamu tuh rendah banget, kamu kecapean," jelas Rian kalap.

"Mas Rian, makasih, maaf Rania suka ngerepotin," ucap Rania melempar senyum manis pada Rian.

"Saya nggak ngerasa direpotkan,"

'Dasar Tsundere,' keluh Rania dalam hati.

"Ibu, bapak lagi kesini, tapi diluar kayaknya hujan besar, pasti macet," ucap Rian yang Rania angguki.

"Mas, Rania boleh minta tolong nggak?" tanya Rania setelah beberapa kali mempertimbangkan.

"Boleh, kenapa memangnya?"

"Ah nggak jadi deh,"

'Tapi ini saatnya buat ganti pembalut! Takutnya bocor,' batin Rania.

"Mas Rian, Rania minta tolong beliin pembalut dong," ucap Rania sambil memejamkan matanya.

Ini pertama kali dalam hidupnya, Rian membeli produk wanita yang satu itu, walaupun sang kakak adalah perempuan, tapi ibunya lah yang biasa menyediakan hal-hal tersebut untuk kakaknya.

"Rania nggak ngomong yang mana," ucap Rian bingung.

Rian kemudian mengambil keranjang yang tersedia, lalu memasukkan semua jenis pembalut kedalamnya dengan mudah.

"Iya mas, silahkan," ucap sang kasir.

Rian dilempari tatapan aneh dari semua wanita yang berada di tempat tersebut, belum lagi kasir yang terlihat memandangnya dari atas hingga bawah.

Selesai membayar, Rian buru-buru kembali menuju ruangan Rania, menghindari tatapan aneh dari para wanita.

Setelah sampai di ruangan Rania, Rian mengeluarkan semua belanjaannya ke Rania yang sedang duduk sambil menonton acara televisi.

"HAH?! MAS RIAN MAU NGERAMPOK APA GIMANA?! EH AW--"

"Eh Rania! Jangan teriak-teriak!!!" protes Rian.

"Kamu nggak bilang mereknya ke saya, saya mana tau, jadi saya beli aja semuanya," jawab Rian membuat Rania menepuk keningnya.

"Yaudah, makasih ya mas Rian,"

Rania dengan dibantu Rian, memasuki kamar mandi lalu kemudian Rian kembali keluar meninggalkannya.

Continue Reading

You'll Also Like

298K 22.9K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
1.2M 115K 130
Alec yang kini seorang suami, berusaha menjadi kepala rumah tangga yang baik. Menjadi suami yang baik untuk Jully, menjadi Daddy terbaik untuk Alecci...
111K 9.6K 41
Tentang aku yang mendapat kesempatan untuk bersama dengannya lagi.
1K 115 20
Lanjutan dari cerita "Anakku Bukan Anakmu"