[My Little Wife]END

Par KimJiwoo936

106K 7.2K 235

Seorang pengusaha dari KIM yaitu Kim Seokjin yang terjebak dengan Yoon Jiwoo menikah dengan perjodohan. Jiwoo... Plus

[My Little Wife] 01
[My Little Wife] 02
[My Little Wife] 03
[My Little Wife] 04
[My Little Wife] 05
[My Little Wife] 06
[My Little Wife] 07
[My Little Wife] 08
[My Little Wife] 09
[My Little Wife] 10
[My Little Wife] 11
[My Little Wife] 12
[My Little Wife] 13
[My Little Wife] 14
[My Little Wife] 15
[My Little Wife] 16
[My Little Wife] 17
[My Little Wife] 18
[My Little Wife] 19
[My Little Wife] 21
[My Little Wife] 22
[My Little Wife] 23
[My Little Wife] 24
[My Little Wife] 25
[My Little Wife] 26
[My Little Wife] 27
[My Little Wife] 28
[My Little Wife] 29
[My Little Wife] 30
[My Little Wife] 31
[My Little Wife] 32
[My Little Wife] 33
[My Little Wife] 34
[My Little Wife] 35
[My Little Wife] 36
[My Little Wife] 37
[My Little Wife] 38
[My Little Wife] 39
[My Little Wife] 40
[My Little Wife] 41
[My Little Wife] 42
[My Little Wife] 43
[My Little Wife] 44
[My Little Wife] 45
[My Little Wife] 46
[My Little Wife] 47
[My Little Wife] 48
[My Little Wife] 49
[My Little Wife] 50 END!!!

[My Little Wife] 20

1.8K 127 0
Par KimJiwoo936

Oke...kita ketemu lagi di part 20
Please vote nya ok! Kasih tahu kalau ada kesalahan...


























































Happy Reading

































































Butuh beberapa menit untuk sampai di mansion. Jiwoo baru keluar dari mobil dengan sang sopir membukakan pintu untuknya. Wajah cemberut serta langkah yang lesu menyeret dua kakinya untuk masuk ke mansion. Melepas tas diganti menyeret tas nya itu. Nampak para pelayan dan anak buah Ajjushi gilanya masih betah disini. Apa pedulinya? Ia ingin mandi lalu tidur. Oh sial sekali jika tadi tiga guru memberikan tugas dan besok di kumpulkan.



"Ahhh...lelah juga tapi seru". Ucap Jiwoo merebahkan tubuhnya di tempat tidur.



"Oh iya aku lupa". Jiwoo mengeluarkan tiga buku berisi tugas yang diberikan oleh gurunya tadi. Menyimpan tasnya di tempat biasa memilih untuk mandi lebih dulu.


"Tunggu". Jiwoo melirik isi kamar megah ini seperti ada yang kurang. Dan ia baru ingat jika Ajjushi gilanya belum pulang. Tapi, bahunya kembali merosot lesu karena tidak ada ponsel untuk menghubungi Jimin, ia rindu oppa nya itu.


"Mencariku?". Jiwoo menegang saat suara yang ia hafal berada di belakangnya dan Jiwoo belum menoleh sedikit pun.


"Kau semakin nakal saja baby wife". Ia bisa merasakan pelukan dengan dagu yang di simpan di pundaknya. Kenapa ia jadi gugup dengan detak jantung yang tidak normal. Tidak! Ia tidak mungkin suka pada Ajjushi gilanya.


"Kau membeli ponsel?". Jiwoo kembali terkejut bagaimana bisa Ajjushi gilanya tahu.


"Ti-tidak!". Jiwoo menyentak dua tangan Seokjin yang sempat melingkar di area pinggangnya.



"Kau membelinya". Ucap Seokjin berjalan mendekat dan Jiwoo menjauh beberapa langkah.


"Tidak isshh!!! Jika aku beli kau bisa memeriksa tas ku!". Jawab Jiwoo galak dengan alis menukik kesal.


"Lucas". Panggil Seokjin pada Lucas yang masuk dan membungkuk hormat.



"Ini sajangnim". Lucas yang mengerti memberikan ponsel pada Seokjin. Jiwoo membelalak tidak percaya bagaimana bisa...


"Ini bukan?". Ucap Seokjin dengan senyum mengejek.


"Kembalikan!". Jiwoo mendekat dan berjinjit untuk mengambil ponselnya tapi Seokjin tidak memberikan justru malah tersenyum miring.



"Ishhhh kembalikkan!!! Bagaimana bisa ponselku ada pada orang itu?! Apa mungkin---". Jiwoo menebak saat Seokjin memilih duduk disisi tempat tidur.



"Ya". Jawab Seokjin dengan apa yang Jiwoo pikirkan.



"Isshhh sialan kau!!! Jadi orang tadi membuntutiku ya!!! Pantas saja kau tidak mengomel seperti wanita!!!". Jiwoo mendekat dengan kesal untuk kembali mengambil ponselnya.


"Aku tidak peduli". Jawab Seokjin tidak ingin mengalah dan diam saja.


"Kembalikkan ponselku Ajjushi!!!". Jiwoo menghentakkan dua kakinya saking kesal. Seokjin menggelengkan kepalanya.



"Lebih baik kau mandi, akan ku berikan setelah kau mandi".



"Janji?". Tanya Jiwoo sedangkan Seokjin hanya mengangguk.



"Tapi---ishhh bisa pinjam sebentar tidak? Aku ingin menghubungi teman-teman ku!". Jiwoo memelas dan Seokjin kembali menggeleng.



"Isshh dasar pedofil gila!". Setelah mengatakan itu barulah Jiwoo masuk ke kamar mandi dengan menutup pintu kamar mandi keras.




Sekarang giliran Seokjin mengunci pintu kamar mandi dari luar lalu mematikan lampunya. Jiwoo yang baru saja membuka bajunya kini melirik ke kanan dan ke kiri. Berusaha tenang dan lampu kembali menyala.



"Hah...lampunya harus diperbaiki, uh". Jiwoo melihat tempat penyimpanan handuk. Tidak ada disana.


"Ajjushi!!!". Teriak Jiwoo belum menyadari jika pintu kamar mandinya di kunci dari luar.


"Bisa bawakan handuk untuk---". Jiwoo membuka kunci pintu dari dalam namun, saat ia akan membuka pintunya tidak bisa dibuka.


"Kenapa ini?". Bingung Jiwoo mencoba membuka namun tetap tidak bisa hingga ia mengingat ucapan Ajjushi gilanya tadi. Jiwoo mengepalkan dua tangannya saking kesal. Ia yang hanya memakai kaos dalam dan rok sekolah yang belum ia lepas.


"Ajjushi jangan main-main denganku!!! Buka pintunya!!!". Namun, tidak ada yang menyahut karena Seokjin pergi sibuk menyusun sesuatu di kamarnya dengan bantuan Samuel dan Lucas.


"Ajjushi!!! Demi apapun aku marah saat ini!!! Buka pintunya!!!". Jiwoo semakin kesal bahkan ia menghentak hentakkan dua kakinya.


Seokjin tertawa pelan. Bahkan Samuel dan Lucas pun kerap tertawa mendengar teriakan Jiwoo dari dalam kamar mandi. Butuh beberapa menit dan semuanya telah selesai. Samuel dan Lucas undur diri meninggalkan Seokjin.


"Ajjushi!!!!". Teriak Jiwoo lagi kali ini menggedor-gedor pintu kamar mandi. Seokjin lantas membawa handuk baju yang selalu Jiwoo pakai berwarna putih itu.






Cklek...





"Lepaskan kenapa masih di tahan!!!". Jiwoo kembali menyalak galak saat Seokjin menahan pintu.


"Aku akan membuka dan memberikan handuk ini tapi ada dua syarat". Ucap Seokjin dengan senyuman tertahan.



"Isshh!!! Berhenti main-main dan berikan saja handuknya!!!". Jiwoo kembali mencoba membuka pintu tapi tetap tidak bisa.


"Kalau begitu tetaplah disana, aku pergi". Seokjin berhasil menjahili hukuman yang tidak seberapa ini malah menyenangkan.



"Tidak!!! Buka pintunya!!! Jangan pergi begitu saja sialan kau Ajjushi pedofil gila!!!". Jiwoo semakin kesal dengan rambut yang ia acak tidak beraturan.


Seokjin mendengarnya menahan tawa padahal ia masih ada di depan pintu kamar mandi. Dengan handuk yang ada pada tangannya.


"Ajjushi buka pintunya!!! Kau tuli juga ya!!!". Jiwoo menggedor pintu keras bahkan tangannya nyaris merah dan panas juga sakit.


"Hanya dua syarat maka akan ku buka pintunya dan memberikan handuk padamu". Seokjin kembali bernegosiasi dengan Jiwoo. Sedangkan Jiwoo yang berada di dalam sudah kesal mencapai lebih dari ubun-ubunnya.


"Oke! Apa syaratnya?!". Jiwoo mengalah dengan kesal ia menendang pintu yang ujung-ujungnya ia mengaduh kesakitan.


"Dengarkan baik-baik, pertama apapun jangan ada makian dan umpatan karena kau wanita dan itu tidak pantas. Jika kau melanggarnya maka kau akan mendapatkan hukuman". Syarat pertama dari Seokjin.


"Syarat macam apa itu?! Aku tidak terima! Tidak mau!". Tolak Jiwoo ya iyalah big no.


"Baiklah, terserah. Aku pergi". Jawab Seokjin hendak pergi namun...


"Oke! Oke! Lalu apa yang kedua?". Tanya Jiwoo di dalam hati banyak umpatan dan makian untuk Ajjushi gilanya.


"Ke dua, apapun yang aku inginkan dan apapun yang aku perintah kau harus menurutinya". Jiwoo semakin naik darah dengan syarat ke dua ini.


"Kau---menyebalkan sekali!!! Aku tidak mau!!!". Jiwoo kembali menolak.


"Baiklah, aku pergi". Seokjin kembali mengancam dan Jiwoo bingung harus apa mana ia sudah kedinginan saat ini.


"Oke! Aku setuju! Buka pintunya sekarang!!!". Katakan Jiwoo bodoh menyetujui tidak bisa berpikir lagi karena Ajjushi gilanya sungguh menyebalkan. Lalu reaksi Seokjin lebih dari senang bukan mendengarnya.


"Janji?". Jiwoo yang mendengarnya memutar bola matanya malas.


"Iya! Buka pintunya sekarang! Aku ingin mandi! Aku nyaris membeku disini!!!". Jiwoo kembali menggedor pintu.


"Katakan jika kau berjanji". Seokjin menahan ingin tertawa terbahak. Senang juga menjahili istri kecilnya ini.


"Sungguh Ajjushi aku akan memukul mu saat ini!!! Buka saja pintunya, kenapa kau menyebalkan sekali!!!". Mulut Jiwoo sudah berbusa saking kesal.


"Katakan, maka akan ku buka saat ini". Seokjin yang menunggu di depan pintu merasa gemas dengan ucapan istri kecilnya sendiri.


"Sialan!!!". Umpat Jiwoo menghentakkan ke dua kakinya di lantai. Menarik nafas lalu membuangnya perlahan menahan amarah dan rasa kesalnya.


"Baiklah, aku menyerah". Seokjin tersenyum mendengar jawaban dari istri kecilnya itu.


"Aku janji dengan dua syarat dari mu itu". Jiwoo mencebik kesal dengan nada suara pelan.






Cklek...






Pintu terbuka dan disana Seokjin dengan senyuman mengejek. Pintu kamar mandi yang terbuka setengah dan Seokjin memberikan handuk pada Jiwoo yang di ambil dengan kesal oleh Jiwoo. Jiwoo sembunyi karena ia hanya memakai kaos dalaman dan bisa ia lihat senyum mengejek dari Ajjushi gilanya.






Brukk...






Jiwoo menutup pintu keras lalu mengunci dari dalam. Segera mandi dengan air hangat untuk bisa mengerjakan tugas setelahnya mengambil ponsel dari Ajjushi gilanya lalu tidur. Itu adalah daftaran yang ada di kepala Jiwoo.


Butuh 20 menit Jiwoo mandi dengan air hangat. Segar dan juga harum menguar di dalam kamar mandi dengan merek sabun yang sama dengan Seokjin. Rambut yang di gelung karena takut basah ia uraikan kembali menatap cermin lalu memilih keluar dari kamar mandi dan...



"Apa lagi ini? Kenapa lampu kamarnya mati?". Jiwoo berjalan pelan dan bisa ia rasakan kakinya menendang sesuatu dan Jiwoo tidak tahu apa yang ia tendang karena gelap.











Cetak...







Lampu nyala kembali dan Jiwoo terkejut melihat kamar besarnya ini kini dipenuhi puluhan balon juga beberapa hiasan lainnya. Juga tempat tidur lebih tepatnya sprai diganti dengan motif Mickey Mouse. Juga hiasan di dinding dengan beberapa bungan dan lainnya. Jiwoo melangkah lebih dekat kala ia ingin melihat jelas jika ini kamarnya sebelum benar-benar pindah tidur bersama dengan Ajjushi gilanya.








Grep...







Jiwoo kembali terkejut kala sepasang tangan melingkar memeluknya dari belakang. Jiwoo masih takjub melihat isi kamar yang biasanya formal kini berubah drastis. Seokjin memeluk Jiwoo erat penuh kehangatan. Tiba-tiba terlintas saja untuk memberikan kejutan dan membuat Jiwoo bahagia. Itu pun baru terpikir setelah perdebatan dengan istri kecilnya. Samuel dan Lucas ikut berpartipasi dengannya akan kejutan untuk Jiwoo.


"Suka?". Pertanyaan dari Seokjin kali ini Jiwoo tidak memungkiri jika ia suka dan mengangguk sebagai jawaban.


"Ajjushi yang menyiapkan semua ini?". Tanya Jiwoo menengadah melihat Seokjin.


"Ada bantuan Samuel juga Lucas. Tapi, untuk inspirasi sudah jelas pemikiran ku". Jawab Seokjin dengan senyuman mencium pipi Jiwoo karen gemas akan tatapan mata Jiwoo padanya.


"Ajjushi".


"Hmm?".



Jiwoo teringat sesuatu selain kejutan ini yang memang mengejutkannya. Ia kembali mengingat ucapan Seokjin yang mengatakan aku mencintaimu. Apa karena ini juga agar hatinya bisa Ajjushi gilanya raih? Dengan cara seperti ini agar ia memiliki perasaan juga sedangkan dirinya sendiri masih bingung dengan perasaannya.


"Apa ajjushi memiliki alasan lain dibalik ini semua?". Jiwoo melepaskan dua tangan yang melingkar memeluknya lalu melihat Seokjin serius.


"Tidak ada, hanya ingin membuatmu senang saja juga---".

"Tunggu---maksudku, jika tentang ucapan ajjushi mencintaiku maka---aku belum bisa menerima perasaan ajjushi dengan hal-hal yang seperti ini contohnya". Jiwoo menyela ucapan Seokjin yang belum selesai.


"---ingin mengenalmu lebih walau aku tahu kau sulit untuk menerimaku". Lanjutan ucapan Seokjin kali ini membuat Jiwoo menyesal dengan ucapannya tadi.


"A-ajjushi a-ani aku kira---".

"Tidak papa jika kau belum bisa membuka hatimu untukku". Seokjin menangkup wajah kecil istri kecilnya dengan tambahan pipinya gemas.


"Ajjushi aku---".


"Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu melihatku seperti itu. Itu lebih membuat hatiku sakit". Seokjin kembali memotong ucapan Jiwoo.


"Maaf". Pelan tapi Seokjin masih bisa mendengarnya. Bahkan Jiwoo tidak menatap pada Seokjin karena ia merasa bersalah disini dan lebih jahat bukan...


"Hei baby wife lihat aku". Pinta Seokjin mendekatkan wajahnya agar bisa melihat lebih jelas istri kecilnya dengan tersenyum lembut.

"Sungguh, aku baik-baik saja". Lanjut Seokjin mengusap pipi Jiwoo dan terus tersenyum hangat.

"Lebih baik kau memakai baju lalu makan malam setelah itu tidur". Solusi dari Seokjin hanya di balas anggukan lemah Jiwoo. Ia benar-benar dalam dilema besar.

"Aku akan menunggu dibawah". Sebelum benar-benar pergi, Seokjin sempat mengusak rambut Jiwoo lembut dengan senyuman lalu keluar dari kamar meninggalkan Jiwoo yang mematung.






































Tidak ada percakapan apapun setelah makan malam dan sekarang baik Jiwoo dan Seokjin fokus dengan urusan masing-masing. Jiwoo mengerjakan tugas dengan ponsel yang ia pegang karena terhubung dengan group chat. Jiwoo menutup bukunya dengan pipi menggembung lucu. Memilih memasukkan bukunya pada lemari beserta tas nya tadi. Duduk di pinggir tempat tidur melihat ke samping dimana Seokjin atau Ajjushi gilanya tengah fokus dengan laptop entah apa sampai serius seperti itu.


Biasanya ia akan diganggu tapi kali ini tidak. Lengkungan bibir ke bawah pun pertanda kali ini Jiwoo bosan. Memilih merebahkan diri di tempat tidur dan mengingat nomor seseorang untuk ia hubungi. Jika ia menghubungi Jimin, pasti sibuk atau tidur. Menghubungi empat temannya tidak ada gunanya karena mereka sibuk dengan tugas masing-masing yang belum selesai. Selagi menunggu Jiwoo beranjak lalu keluar dari kamar.


"Yeobseo? Nugusseyeo?".



"Daddy". Ucap Jiwoo dengan senyuman.




































Yoongi yang fokus dengan kepindahaan nya benar-benar menguras tenaga. Ditambah ponsel yang terus berdering tiap menit dari perusahaan yang bekerja sama dengannya. Yoongi memilih merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan rasa lelah lalu menutup mata sebelum...









Dddrtttttt... Ddrrrtttttt...


Lagi, Yoongi mengambil ponselnya dengan lesu. Dilihat jika nomor disana tidak di kenal. Yoongi menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan. Berharap bukan beberapa kenalan kontrak perusahaan yang membuat otaknya makin mengepul asap.



"Yeobseo? Nugusseyeo?". Malas Yoongi kembali berbaring dengan mata terpejam.



"Daddy".






























































Bersambung...

Intinya....semoga kalian suka..always tunggu vote nya yaaa...Oke ketemu di part 20 nya dimana si Little wife nya malah nggk peka lagi padahal mas Seokjin kasih kode kayak gitu.
See you...

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

946K 51.4K 54
Follow Author Terlebih Dahulu!!! [Sudah Terbit] -Part masih lengkap- 💍💍💍 Sinopsis tersedia di part pertama❤ ©2020 Syalva Destiana Azzahra Rank #1...
612K 41.6K 41
Cerita belum di revisi AWAS KEJANG-KEJANG! KEUWUAN BERTEBARAN Pemuda tampan dengan bibir seksinya terbungkam saat melihat gadis cantik, perempuan ya...
2.6K 97 25
selamat datang di cerita pertama ku semoga kalian suka.🐰🐰 Berawal dari terjebak hujan Dan memilih berteduh di halte dekat sekolah, siapa yang menya...
231K 9.4K 40
"Mas..." "Apa sayang hmm," bahkan dalam keadaan setengah sadarpun Froza masih saja suka menggoda Caca hingga membuat pipi Caca bersemu merah. "Ayo ma...