About Naura

By Plutozhcy

17.8K 2.2K 479

Ini tentang Naura, si gadis bulan yang hidupnya dipenuhi oleh sayat dan goresan. Tentang gadis yang menelusur... More

Prolog
01• Dear Ayah ☪︎
03• Hati Yang Memilih ☪︎
04• Jadian!? ☪︎
CAST
05• Im (not) Fine ☪︎
06• Hukuman ☪︎
07• Marah ☪︎
08• Kecewa ☪︎
09• Iya Gak Papa ☪︎
10• Tak Dianggap ☪︎
11• Telah Hancur ☪︎
12• Percekcokan ☪︎
13• Makam Bunda ☪︎
14• Senja Dan Harapan ☪︎
15• Detak Jantung ☪︎
16• Pemandangan Menyakitkan ☪︎
17• Hanya Mimpi ☪︎
18• LO!? ☪︎
19• Masa Lalu ☪︎
20• Gausah Alay! ☪︎
21• Kembali ☪︎
22• Ibarat Kaca ☪︎
23• Dua Hati ☪︎
24• Sesak ☪︎
25• Di dekatmu ☪︎

02• Bulan ☪︎

871 135 50
By Plutozhcy

Naura berlari menuju tempat kerja nya karena dirinya sudah sangat terlambat. Dadanya kini sesak karena penyakit asma yang Naura derita.

Naura berhenti sejenak mengambil dua obat lalu meneguk nya dengan air putih yang selalu ia bawa.

Setelah itu Naura kembali berlari, tak perduli berkali kali ia hampir terjatuh, yang terpenting adalah pekerjaannya yang wajib ia lakukan.

15 menit Naura berlari dan sampai di cafe dengan nafas yang tersengal senggal.

"Hossshh hooshh. Capek banget" keluh Naura sembari mengelap keringat nya.

"Astaga Naura. Kirain tadi lo gak masuk" ucap Amanda heboh. "Trus? Kenapa lo telat? Tumben lo telat? Udah minum obat kan? Asma lo gak kambuh hhmpp--"

Naura yang jengah mendengar celotehan Amanda pun langsung membekap bibir nya.

"Berisik! Gue dateng bukannya di kasih minum kek, malah diserbu sama pertanyaan" ketus Naura menatap Amanda kesal.

"Hehehe, sorry Ra, PMS lo?" Tanya Amanda dengan menaik turun kan alisnya.

"Ck! Tau ah" ketus Naura meninggalkan Amanda yang terkekeh.

***

"Ra, tolong anterin ini ke meja no. 10 ya" ujar Kak Lia menyerahkan nampan berisikan kentang goreng dan lemon tea.

"Oh oke" Naura pun mengantarkan pesanan tersebut ke meja bernomor 10.

"Silahkan dinikmati" ucap Naura ramah dan melemparkan senyum kepada laki laki yang asik dengan ponsel nya.

"Hm"

Naura pun membalikkan badannya, namun belum 2 langkah ia berjalan, tangan kanan nya sudah di tarik oleh laki laki itu.

"Ke-kenapa ya kak?" Tanya Naura dengan menautkan alisnya.

"Eem...boleh kenalan?" Tanya laki laki itu.

"Eh?" Naura tersentak kaget. Baru pertama kali ada pelanggan yang mengajak nya kenalan. Terlebih lagi laki laki itu sangat tampan, dan tinggi.

Namun,,, menurut Naura lebih ganteng Gibran hehe.

"Bo-boleh" jawab Naura gugup.

"Haha. Lucu banget sih Lo. Kenalin, gue Galeenino Rayn Aldebaran. Biasa dipanggil Galeen" ucap Galeen sembari mengulurkan tangannya, ah tak lupa diiringi senyum manis nya.

"Oh o-oke. Aku Na--"

"Ra! Kesini bentar!" Teriak Amanda dari dapur.

"Iya!. Rayn, semoga kita bisa ketemu lagi ya byee" ucap Naura lalu berlari menuju dapur meninggalkan Galeen yang menatap punggung Naura.

"Rayn ya? Boleh juga. Cantik, gara gara teman sialan itu gue gak tau siapa namanya" cibir Galeen lalu meneguk Lemon tea nya.

***

20.00

"Eh Ra, muka lo pucet banget. Trus, kening lo panas ya ampun. Lo pulang ya, nanti gue izinin ke Pak Bagas" ucap Amanda khawatir karena badan Naura yang panas.

"Nggak papa. Gue kuat kok, lagian kurang satu jam lagi. Tanggung pekerjaan belum selesai. Lumayan kan dapet bonus" jawab Naura sambil terkekeh.

"Badan lo panas Naura ku sayang. Nanti lo sakit" sambung Amanda lalu mendudukkan Naura di kursi.

"Lo terlalu pekerja keras Ra, istirahat bentar, nanti gue izinin ke Pak Bagas. Yuk gue anter lo pulang" ucap Amanda lalu membantu Naura berdiri.

"Ck! Sans Man, gue kuat kok. Nih gue kuat kan?" Tanya Naura sambil berlari bolak balik.

"Lo keras kepala banget. Udah Ayok gue anter lo pulang" titah Amanda sambil mengambil tas milik Naura.

"Lo yang keras kepala atau gue sih? Kan gue gak mau pulang Amandaa! Tinggal satu jam lagi ya ampun. Lo tenang aja deh, mending lo duduk manis disitu sambil chatingan sama siapa itu namanya Alan walker haha. Biar gak kerasa jomblo" cerocos Naura berusaha membuktikan bahwa dirinya tidak lemah.

"Sial! Gue jadi kangen kan. Tapi demi sahabat gue yang unyu unyu ini, lo aja deh yang duduk. Kalo nggak, kita unpren!" Ketus Amanda melototkan matanya ke Naura.

"Aiish curang ih. Yaudah deh, istirahat bentar hehe" ucap Naura akhirnya pasrah akan ucapan Amanda.

"Nah gitu dong. Kalo pusing bilang ya" ucap Amanda lalu mencubit pipi gemoi Naura.

Naura mengangguk lalu tersenyum manis kepada Amanda. Beruntung sekali dia mempunyai sahabat kerja yang perduli dengannya.

Naura menyandarkan kepalanya di senderkan kursi. Tangannya mengambil ponsel butut yang hanya berisi beberapa aplikasi yang menurutnya penting termasuk WhatsApp.

Ia lupa bahwa seharian ini dirinya belum mengingatkan Gibran untuk makan. Yaa memang bukan siapa siapa nya sih, tapi apa salah nya mendekatkan dirinya dengan cinta pertamanya.

NauraZln
Assalamualaikum Kak Gibran

Kak Gibran udah makan?

Kak Gibran lagi belajar kah?

Yaudah FIGHTING!!

Oh iya, Good Night Kak Gibran🙂

Naura menatap deretan pesan yang ia kirimkan untung sang Ketos kulkas berjalan tersebut.

Tak sedikit chat yang hanya di Read saja oleh Gibran. Walau hanya di Read saja oleh Gibran, hal tersebut berdampak sangat besar oleh Naura. Naura senang bukan main apabila chat nya dibalas walau sangat singkat. Hufttt sabar ya.

Drttt

Dengan cepat Naura membuka ponsel nya berharap Gibran lah yang membalas pesannya.

0858257*****
PESAN RESMI
PT. SH*PEE INDONESIA
selamat
No. Anda resmi meraih hadiah Ke-2

"Pisin rismi pt. Sh*pee indinisii. Silimit ni. Indi rismi miriih hidiih ki-2. Bacot ah" Naura mengembalikan ponsel nya ke dalam tas nya dengan perasaan dongkol. Bagaimana tidak, Naura kira itu adalah Gibran, ternyata eh ternyata adalah pesan dari Sh*pee.

Siapa sih yang tidak kesal mendapat pesan yang ternyata dari operator. Apalagi jika mendapat pesan "Sisa kuota kamu 149 MB. Kecepatan internet akan disesuaikan saat kuota habis" auto banting hp kalo itu mah ᕙ(⇀‸↼‶)ᕗ.

"Ha hachimm!. Hachimm!" Naura langsung mengucek hidung nya yang kini tersumbat. Kemungkinan besar, dirinya menjadi demam karena ulah Ayah nya tadi pagi.

Namun, yang namanya Naura pasti tidak akan menyalahkan Ayahnya. 'Mungkin masuk angin' fikir Naura berusaha Positif thinking.

Naura juga dapat merasakan panas di tubuhnya yang bergetar ringan. Mata dan hidung yang merah menandakan bahwa kesehatan Naura sedang tidak baik baik saja.

21.00

Jam di dinding sudah menunjukkan jam 9 malam. Itu artinya waktunya Naura untuk pulang dan mengistirahatkan badannya yang sedikit demam.

"Guyss!! Gue pulang dulu yaa. Byee jangan kangen sama Cecan!" Teriak Naura lalu berlari untuk pulang.

Di tengah perjalanan, lebih tepat nya di gang sempit yang sangat sepi dan gelap, Naura memberanikan pulang lewat jalan ini. Karena jalan ini adalah jalan satu satu nya untuk menuju kost kostan nya.

Dengan keringat dingin dan berkali kali dirinya bersin dan bibir yang tak henti henti nya merapalkan surat surat pendek untuk melindungi dirinya dari kejahatan, Naura berjalan ke gang sempit itu sesekali menoleh ke belakang memastikan kondisi aman.

"Fyuhhh" Naura menghela nafas lega ketika sudah berada di sekitar kost kostan nya.

Namun saat melihat pintu kost kostan nya yang sedikit rusak membuat Naura mengeriyit kan alisnya bingung.

"Kok gak dikunci?" Naura semakin kalut dengan pikirannya yang melayang kemana mana. Perasaan tadi sudah ia kunci rapat, namun sekarang? Pintunya sedikit rusak dan,,,,pasti ada yang membobolnya.

Hei? Pencuri apa yang membobol sebuah kost kostan? Apakah tidak ada rumah mewah lain yang ia curi selain kost kostan nya?.

"Pasti ayah" gumam Naura lalu berusaha tersenyum.

Ia mendorong pintu itu dan dapat dilihat kondisi barang barang nya yang sudah berantakan.

Naura menghela nafas panjang berusaha sabar akan tingkah ayah nya. Untung saja Diary nya selalu ia bawa kemana mana, jadi aman.

Naura menaruh tas yang telah usang tersebut ke meja dan mulai merapikan barang barang nya sudah tergeletak tak berdaya. Sungguh mengenaskan.

"Hachimm! Hachimm!!" Naura menyeka ingus nya dengan lengan baju nya.

"Dingin banget" keluh Naura. Walau pun ia membereskan barang barang nya yang berantakan karena ulah Ayah nya yang selalu bertindak senonoh, Naura tidak mengeluarkan setetes keringat.

Cuaca nya pun juga sangat dingin. Apalagi bibir Naura yang kini pucat layaknya mayat.

Naura berdiri melihat kini kost kostan nya kembali rapi dan bersih seperti semula. Kedua tangannya saling bertepukan guna membersihkan sedikit debu di tangan nya.

"Fyuuh selesai juga" ucap Naura dengan senyum mengambang di kedua sudut bibir nya.

Drttt

Naura mengambil ponsel nya karena berkali kali bergetar. Pasti Luna, yang selalu menyepam nya dengan kalimat kalimat yang membuat Naura tertawa karena sikap bar bar Luna.

AlunaShl
Woee

Belum tidur kan Lo?

Udah minum obat Na?

Woe?

Hello Naura? Lo belum innalillahi kan?

MINUM OBAT! JANGAN LUPA MAKAN!

AYAH LO KE RUMAH LO GAK?

KALO IYA, HARUS BERHADAPAN DENGAN GUE!!👿

NauraZln
Iya udah Lun

Sialan! Gue masih idup oon😒

Nggak kok. Alhamdulillah Ayah gak kesini:)

Sekali lagi Naura harus berbohong kepada sahabat kecil nya itu. Karena ia tahu, jika ayah nya datang dan ketahuan oleh Luna, siap siap saja mereka beradu mulut.

Dan Luna tak perduli jika ayah Naura yang lebih tua dibanding dengan dirinya. Luna yang berumur 17 tahun dan Lutfi-ayah Naura yang berumur 43 Tahun. Selisih 26 tahun, namun menurut Luna, umur tidak menghalangi Luna tepatnya Aluna Sheilla Jovanka untuk membela sahabatnya.

Padahal Luna tau bahwa Lutfi orang nya sangat kejam, berkali kali Naura terkena tamparan yang cukup keras karena melakukan kesalahan kecil pun.

Bagi Naura, Luna adalah sahabat nya yang selalu pengertian kepadanya, menurut Naura, Luna adalah pelindung nya yang selalu datang ketika dirinya sedang membutuhkan pertolongan. Seolah insting persahabatan Naura dengan Luna sangat kuat.

Sedangkan Dea? Ia hanya tau beberapa soal kehidupan kelam Naura. Karena, Luna dan Naura hanya menceritakan beberapa dadi kisah kelam nya.

Bukannya menganggap Dea tidak bisa menjaga rahasia. Hanya saja...Naura tidak ingin membuat Dea sedih dan merepotkan.

Oke! Bck to topik.

Naura mengambil obat penurun panas dari laci meja nya dan mulai meminum diiringi dengan meneguk air putih.

Kini, tubuh Naura sedikit mendingan ketika melihat cahaya bulan yang menerobos mencari celah untuk memancarkan cahaya indah nya.

FLASHBACK ON

"Naura, kalau Naura kangen s-sama bunda. Naura tinggal lihat bulan aja. Bunda pasti menemani Naura tiap malam" ucap Sinta yang tubuh nya dipenuhi banyak selang.

Sinta menggenggam tangan Naura lembut dan menatap anak nya lekat.

"Ma-maksud Bunda apa!? Bunda mau ninggalin Naura!? Bunda jangan pergi hiks..." balas Naura lalu memeluk tubuh lemah bunda nya.

"Naura gak boleh benci sama ayah ya? Naura harus sayang sama ayah. Walau Naura tau sifat asli ayah, tapi Naura gak boleh benci, Naura gak boleh dendam sama ayah. Sayangi ayah seperti Naura menyayangi bunda. Bisa kan?"

"Bi-bisa bun. Isyaallah Naura bisa" balas Naura lalu menangis sesenggukan di pelukan sang bunda tercinta.

Ceklek

Pintu kamar rawat inap Sinta terbuka, menampilkan Lutfi yang sedang menggandeng perempuan miskin. Lihat lah saja baju nya, kurang bahan!.

"Aishh yank? Kenapa sih jenguk perempuan miskin itu. Lebih baik kita ke mall yuk" ucap Perempuan itu sembari tangannya bergelayut manja di lengan Lutfi.

Apakah mereka tidak punya hati? Tidakkah mereka sedikit melihat betapa rapuh dan hancurnya Sinta dan Naura melihat pemandangan di depan.

Melihat suami dan ayah nya sedang menggandeng perempuan yang berbaju kurang bahan. Tjcuih!.

"Iya bentar ya. Kita mau lihat drama di depan. Lihat aja deh, pasti seru" balas Lutfi lalu mencium kening perempuan itu.

Naura yang ingin menjambak rambut panjang perempuan itu pun ditahan oleh bunda nya yang sudah meneteskan air mata.

"PEREMPUAN SIALAN! DASAR KURANG BAHAN!" Teriak Naura. Air bening yang berasal dari pelupuk matanya pun mengalir membentuk anak sungai.

"Ssttss. Naura gak boleh ngomong gitu lagi, dia itu ayah mu" ucap Sinta lemah.

"Tap--"

"Sstts. Bunda mau istirahat bentar ya, Naura harus jaga diri. Jangan pernah membenci orang yang selalu kau tindas, Nabi tidak pernah mengajarkan hal itu kepada umat nya. Bunda istirahat ya" setelah itu, Sinta menutup matanya rapat. Bibir nya berubah menjadi biru kepucatan.

Dan layar monitor yang tadinya bergelombang mengikuti detak jantung Sinta kini berubah menjadi lurus. Hari ini, Kamis, 14 April 2016, Sinta Alkina Lovanna pergi meninggalkan kenangan yang selalu membekas di hati Naura.

"BUNDA! BUNDA JANGAN TINGGALIN NAURA! BUNDA!!" Pekik Naura sembari menggoyang goyangkan tangan Sinta.

"Lihat, drama yang indah bukan? Kita ke mall yuk dari pada melihat anak pembawa sial ini" ucap Lutfi tidak punya hati.

Lutfi pergi sambil menggandeng wanita yang tertawa diatas penderitaan Naura.

"Naura gak boleh benci sama ayah!" Naura memeluk tubuh Sinta yang terbujur kaku. Lalu datanglah dokter yang akan memeriksa Sinta.

Sedangkan Naura menangis sejadi jadi nya. Sungguh, ia belum siap ditinggalkan oleh bunda nya.

Saat itu, Naura masih SMP kelas 7 dan masih membutuhkan kasih sayang dari orang tua nya.

FLASHBACK OFF

Naura meneteskan kembali air mata nya sambil melihat bulan yang tidak seterang kemarin.

"Selamat malam bulan. Apa kabar mu? Mengapa kau tidak seterang kemarin? Padahal aku sedang membutuhkan cahaya indah mu untuk menguatkan ku di semesta yang sedang bercanda dengan ku" gumam Naura menatap sang rembulan.

"Bulan, bisakah aku memilikimu? Walau hanya sebentar saja? Ah iya aku hanya gadis lemah yang takkan pernah bisa menggapai mu" gumam Naura sekali lagi.

"Hai Bunda? Apa kabar? Naura rindu bunda, eum,,,bolehkah Naura menyusul mu Bunda? Haha pasti bunda akan memarahi ku habis habisan jika aku menyusul mu ya kan?"

"Bunda? Mengapa nasib sial ini menimpa Naura? Mengapa saat Naura membutuhkan pelukan dari orang tua, dirimu tidak ada? Dan ayah? Ah entah lah" ucap Naura lalu menunduk menyembunyikan air mata nya yang menetes.

Jika sang bulan melihat dirinya menangis, bulan tidak akan suka. Apalagi bunda nya yang snagt benci melihat anak kesayangannya menangis.

"Selama ini, Naura tidak pernah merasakan pelukan hangat dari seorang ayah. Oh bulan, bisakah kau merubah takdir ku untuk bahagia walau hanya sedetik pun?"

Naura terus bergumam mencurahkan isi hati nya kepada sang bulan. Seakan bulan tersebut adalah bunda nya.

Ia tak perduli angin malam yang sangat berbahaya bagi kesehatannya yang kian menurun. Ia juga tidak perduli jika dirinya demam.

Namun, Naura berjanji dan takkan mengingkari pada bulan. Ia selalu mencurahkan hati nya kepada bulan setiap hari walau dalam kondisi apapun.

Gadis bulan itu terus menatap bulan penuh harap. Berharap takdir nya berubah. Berharap sang semesta tidak bercanda kepadanya. Berharap sang pemilik Bumi memberikan secercah kebahagiaan kepada nya.

Naura kembali ke sama kost kostan nya mengambil diary hijau yang Bunda nya berikan padanya dan bulpoin untuk menuliskan sebuah kata kata yang indah.

Aku duduk di tepi jendela memandang sang rembulan
Menikmati setiap hembusan angin yang menenangkan
Lalu bercerita pada sang bulan yang setia mendengarkan

Teringat kata kata bunda yang terakhir kali terucap
Yang selalu terkenang dan takkan lenyap
Pesan suara yang meredakan emosi yang seakan meluap

Aku tersenyum menghadap sang bulan seolah olah itu adalah bunda
Tak perduli kantong mata hitam layaknya panda
Namun, bulan ku kini sedikit berbeda

Bulan ku berbeda dari biasanya
Sedikit meredup seolah tak ada cahaya
Ah iya, aku lupa jika tidak ada ayah

Aku harap, aku dan ayah bisa menikmati indahnya sang rembulan
Menemaniku bercerita pada sang bulan
Namun,,,itu hanya angan angan

ーgadis bulan

Naura menutup buku diary hijau nya lalu kembali menatap sang rembulan yang tertutup oleh awan.

"Kapan ayah bisa memandang bulan bersama ku? Kapan ayah bisa menemaniku bercerita pada sang bulan? Kapan tuhan? Apa takdir ku tidak ada kata Bahagia? Apa dirimu yang seolah olah mempermainkan takdir ku?" Gumam Naura menatap angkasa yang bertabur bintang yang berkelip indah.

•••

Hi👉🏻👈🏻 gmn gmn wan kawan? Feel nya dapet gak sih hehe.

Entah kenapa aku lebih suka komen dari pada vote. Tapi lebih suka kalo kalian vote sama komen. Beeuuh bahagiaaanyaaa:)


Follow akun @aboutnaura.story

SEE YOU NEXT TIME🙂👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

GEOGRA By Ice

Teen Fiction

2.4M 98.8K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.6M 309K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
461K 50.2K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.6M 34.4K 15
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...