Jumeaux • njm ft. ljn ✓

由 dreyy__hn

9.4K 834 18

Jumeaux一 (adjective) ; said of children born from the same childbirth Jeno, sang kakak yang hidup bahagia mel... 更多

[1]Prolog • Awal
[2]Prolog • Lee Jeno, Im Yoona
[3]Prolog • Na Jaemin
2. Sekolah dan Hwang
3. Bit by Bit
4. Park
5. Choice
6. Jung
7. Jisung & Park
8. à l'envers
9. Désolé, jumeau
10. Déjà Vu
11. Wakey wakey! It's Morning!
12. Past to Present
13. Blurred Memories
14. New Moments
15. You Are The Key
16. Flashback
17. Back
18. Envoyez mon amour
19. Biar Semesta yang Memilih
20. "Cengeng"
21. Papa
22. Goodbye for Now
23. From Home [End]
[Epilog] • My Everything
O1. Make A Wish
O2. Best Friend

1. Jisung Sakit

487 35 0
由 dreyy__hn

"Ceritakan tentang dirimu Jaem! Maaf aku tidak bisa mengingatmu"

Sekarang mereka sedang berada di kamar Jeno, lebih tepatnya Jeno yang memaksa Jaemin. Jaemin pun mengiyakan saja.

"Aku lahir di Seoul, 13 Agustus. Umurku dan Jisung terpaut 2 tahun."

Jeno menaikkan alisnya. "Hanya itu? Dingin sekali kau" ujarnya. Jaemin mengendikkan bahunya. "Memang" balas Jaemin singkat. Jeno menghela nafas.

"Aku ke toilet dahulu"

Jaemin menyusuri meja belajar Jeno selama pemiliknya di toilet. Lebih tepatnya ke buku buku pelajarannya. Perlahan Jaemin membuka buku itu dan mencoba memahami materinya. Beruntung Jaemin memiliki otak yang jenius, jadi ia cepat memahami dan bisa membantu Jeno dalam mengerjakan soal soal nya.

"Wah, kau paham?! Bantu aku ya?"
Jaemin terkejut. Sejak kapan Jeno dibelakangnya? Jeno pun yang tanggap dengan keterkejutan Jaemin pun hanya tertawa.

"Kau tetap saja menyebalkan Jen! Kakak macam apa kau ini.." lirih Jaemin keceplosan. "Kakak? Bukannya kau seorang kakak?" Tanya Jeno. "Kau lebih tua Jen, tentu disini kau kakakku. Kita mengenal sudah lama, jika kau mau tau" ujar Jaemin membela diri, sebenarnya hanya menutupi keceplosannya. Beruntung Jaemin dapat berbicara dengan baik.
Dengan telaten Jaemin mengajari Jeno setiap materi agar ia paham.

"Kenapa susah sekali?!"

"Tidak susah Jen, hanya saja ini bukan bidangmu"

"Lalu?"

"Na Jaemin akan selalu unggul dari Lee Jeno di bidang pelajaran, namun Lee Jeno akan selalu unggul dari Na Jaemin di bidang fisik. Itu mutlak. Dari lahir"

"Benarkah?"

"Kau tentu tidak ingat kan? Makanya biar aku meningatkanmu. Jangan dipaksa. Nanti kepalamu sakit. Aku mengatakan itu sebagai kata kata motivasi"

Jeno mengangguk. "Kau kenapa tidak pernah mengunjungi kami di Kanada?" Tubuh Jaemin seketika menegang. "Aku harus menjaga Jisung dan sekolah" balasnya berusaha tenang. "Orang tua mu? Aku punya paman dan bibi, kan?"

Jaemin POV
Aku berusaha menahan tangisku. Aku tidak ingin terlihat lemah. Namun tetap, membayangkan ayah kandungku terlibat hal yang sama dengan kakak kandungku, itu menyakitkan. "Ayah.. kecelakaan 10 tahun yang lalu. Ibuku.. entah kemana" bohong. Ibu ku adalah ibumu, hyung. Ah, aku rindu memanggilmu hyung. "Ah, maaf, aku tidak tahu" balas Jeno menunduk. "Tentu tidak, ayah meninggal saat kau di Kanada, bahkan bibi saja tidak tahu ayah meninggal. Keluargaku memang tidak memberi tahu keluargamu. Pemakaman kami lakukan secara tertutup" balasku asal. Biar dia tidak curiga tentunya.

"Na"

"Hm?"

"Bantu aku mendapat ingatanku lagi.. aku rasa aku melupakan seseorang tapi aku tidak tahu siapa. Bantu aku"

"Apa aku perlu ijin bibi untuk membawamu keluar besok? Kau perlu bertemu seseorang.. bukan 2 orang"

"Siapa?"

"Sahabat kita di masa lalu.. aku perlu mencari mereka dahulu. Sudah lama aku tidak bertemu mereka"

___

"Pagi sekali kamu pergi Jaem?" tanya papa padaku, papa Donghae. "Ah itu pa, Jisung harus sekolah. Aku belum menyiapkan bekalnya dan segala macam" balasku. "Calm down, Jaem, sudah disiapkan mama. Jisung nanti juga akan diantar supir. Kau tenang saja, mending membangunkan Jeno untuk sarapan" ujar Mark hyung menepuk bahuku. "Bentar Jaem. Kau masih bekerja?" Tanya papa lagi. Aku menangguk. Sepertinya mama sudah cerita tentang perekonomianku.
"Tinggal lah disini saja, ke sekolah bersama Jeno, Jisung juga boleh. Kau tanggung jawab kami sekarang. Kau masih memiliki hak asuh dari ibumu. Rumah juga akan semakin ramai dengan kedatangan kalian. Papa tidak menerima penolakan. Kau akan mulai sekolah di sekolah yang sama seperti Jeno. Papa mohon" pinta papa Donghae. Sial. "B-bukankah lebih baik Jaemin hidup bersama Jisung berdua? Tidak masalah Jaemin tidak sekolah" balasku. "Please Jaem, take it. Your my brother now" pinta Mark hyung. "B-baiklah" balasku pasrah. Papa dan Mark hyung terlihat senang, sangat senang.

Tak lama kemudian Jeno turun dengan muka bantalnya. Masih sama seperti dahulu. "Pagi, hyung" ujarku refleks. Sial, keceplosan lagi. Dahulu memang aku dan Jeno saling mengucapkan selamat pagi begitu melihat satu sama lain. "Hm, pagi Na" balasnya, sepertinya tidak sadar. Aku baru ingat.

Jisung dimana?

Aku langsung ke kamar dan mendapati Jisung yang tengah di kompres oleh mama. "Jisung!" Seruku. "Jisung demam, sepertinya ia tidak bisa masuk hari ini. Demam nya terus naik" balas mama. Oke, aku tambah khawatir. "Jaemin, jangan bekerja dahulu ya? Di rumah saja. Jisung terus mengingau namamu" lanjut mama. "Biar aku saja ma, Jeno menunggu mu. Nanti aku sendiri yang akan membuatkan Jisung bubur. Aku sarapan nanti saja" balasku mengambil alih. "Sarapan dahulu Jaem, jangan sampai kau juga sakit" ujar mama. "Aku tahan tidak makan sehari dua hari ma, tenang saja. Sekarang mama keluar saja. Papa Donghae dan Jeno mungkin sedang mencarimu"

"Kau kenapa bisa sakit, hm? Hyung ada disini, tenanglah, istirahatlah" ujar ku lembut pada Jisung setelah memaksa mama keluar. Perlahan aku merebahkan badanku disamping Jisung. Ah aku belum memberi tahu Chenle. Nanti saat pulang sekolah aku akan kembali ke rumah. Bocah itu pasti akan ke rumah. Aku merengkuh badan hangat Jisung. Tak peduli akan ikut sakit. Hingga tak sadar aku tertidur dengannya.

___

"Hoi, Na Jaemin! Bangun! Nanti kau akan ikut sakit! Ada teman Jisung yang mau mengunjungi kalian!"

Aku membuka mataku perlahan. Hal pertama yang aku lihat adalah Jeno. Aku langsung bangun begitu menyadari Jisung tidak ada disampingku. "Jisung dimana?" tanyaku. "Dia diluar bersama Chenle. Kau begadang tadi malam?" Tanyanya. "Insom" balasku singkat lalu turun dan keluar menghampiri Chenle.

"Jaemin hyung!"

"Apa kabar, Lele ya?"

"Baik. Tadi aku sempat panik waktu ke rumah kalian tapi tidak ada orang" ujarnya. Sepertinya aku ketiduran. "Ah maaf, aku tidak memberi tahu. Kami akan mulai tinggal disini sekarang. Ini rumah sepupu hyung" jelasku. Chenle hanya mengangguk mengerti lalu kembali berbincang dengan Jisung. "Jisung, kau sudah makan?" Tanyaku. Jisung menggeleng. Seperti biasa, ia pasti tidak nafsu. Aku bergegas ke dapur dan memasakkan dia bubur. "Kau bisa memasak?" tanya Jeno tiba tiba. "Kau tidak belajar? Bukannya besok kau akan tes masuk ke sekolah barumu?" tanya ku gantian. Dia hanya berdecak. "Siapa tau sepupuku ini pintar berbicara" lirihnya pelan namun masih dapat ku tangkap. Aku hanya tertawa tanpa suara, lalu lanjut dengan kegiatan memasakku.

"Jisungie, cepat makan lalu minum obat. Setelah itu kau boleh bermain dengan Chenle sepuasmu"

"Jaemin hyung mirip seorang ibu saja" ujar Chenle. Aku berdecak. Memang, jika Jisung sakit atau aku sedang khawatir, tanpa sadar sifat keibuanku keluar. "Ah, bunda dimana?" tanyaku, memang, jika dengan Jeno aku akan memanggil mama dengan sebutan bunda, agar tidak curiga. "Tadi ke supermarket. Papa ke kantor, Mark hyung kuliah" balas Jeno sambil menonton TV. "Hyung ke kamar ya? Nanti kalo butuh apa apa panggil aja" Jisung langsung menoleh ke arahku.

"Sakit hyung? Tertular? Tumben? Hyung gapapa kan?"

"Hyung kalo sakit tidur aja, aku sama Jisung bisa jaga diri kok hyung"

Ya, segitu khawatirnya kedua adikku itu kepadaku. Hanya saja aku ingin beristirahat di kamar, namun aku sudah dihujani pertanyaan. Aku mengelus pucuk kepala mereka satu satu.

"Hyung cuma mau beristirahat sebentar, kemarin hyung sangat lelah. Hyung tidak apa apa kok. Habis ini hyung mau ke cafe. Lele nanti jangan lupa pulang, jangan kemalaman. Nanti nyonya Zhong marah."

Chenle hanya mengangguk. Aku pun berjalan ke kamar, menghiraukan Jeno yang sepertinya menatapku. Aku butuh istirahat. Sekitar 1 jam lagi aku harus ke cafe. Walau sepertinya mama akan marah jika aku bekerja. Namun aku bekerja bukan hanya sebatas mendapat uang, aku bekerja karena aku senang menjadi seorang barista. Ya, aku seorang barista. Aku dilatih sendiri oleh Johnny hyung. Saat kecil pun aku sangat suka melihat bagaimana tuan Jung dan Jaehyun hyung- anak dari keluarga Jung- membuat kopi. Dari kecil aku sudah mengenal kopi, jadi ya.. aku sudah tidak asing dengan dunia kopi.

Aku ingin tidur sebentar, namun handphone ku berdering. Kulihat ID Caller nya. Yangyang, teman kerja ku. Aku menjawabnya, takut ada hal penting.

"Kenapa?"
"Bisa lo ke cafe sekarang?"
"Shift gue masih 1 jam lagi"
"Gue tahu, tapi sekarang cafe rame banget. Dan barista yang datang hanya 2 jika lo lupa. Ga mungkin Jihoon hyung dan Minhee bisa membuat 11 pesanan secepat itu. Bisa?"
"Otw"

Aku menyambar jaketku yang kupakai kemarin lalu keluar. Aku tidak langsung keluar dari rumah. Tentu aku berpamitan dahulu.

"Jaga diri, Jisung. Cafe sedang ramai, hyung harus datang. Kau juga, Lele, jaga diri juga"

Jisung dan Chenle hanya mengangguk lalu kembali berbincang. Akupun mendekat ke Jeno.

"Jen, sepertinya nanti aku akan pulang malam, bisa saja aku pulang ke rumahku nanti. Jadi tolong jaga Jisung jika semisalnya aku pulang ke rumahku nanti"

"Mau kemana?"

"Suatu tempat"

"Ikut"

"Tidak, aku sibuk. Lagipula bukannya kau harus belajar untuk masuk sekolah? Ah- aku terlambat. Aku pergi dahulu. Sampaikan ke bunda dan paman ya!" Ujarku lalu melesat ke luar rumah. Jika dari rumah, hanya akan memakan waktu 10 menit jalan kaki, 5 menit jika berlari. Tapi jika dari rumah keluarga Lee, kemungkinan memakan waktu 20 menit jalan kaki.

"Lama banget dah lo!"

"Maaf, gue ga dari rumah. Ada yang bertugas lagi selain gue?"

"Johnny hyung bakal bantu. Cafe hari ini rame banget. Kemungkinan akan lembur"

Aku menghela nafas. Aku segera ke loker dan ganti ke seragamku.

"Johnny hyung? Kau sudah datang?"

"Eoh, halo Jaem, maaf aku harus membuatmu datang padahal belum shiftmu. Nanti juga kemungkinan lembur"

"Ah tidak apa apa hyung, daripada aku tidak ada pekerjaan. Aku duluan, hyung"

Aku meninggalkan Johnny hyung dan mulai menggarap pesanan. Semoga saja nanti saat pulang aku tidak terkena omel dari papa, mama, dan Mark hyung.

___

"Hyung, kau dimana? Kok belum pulang?"
"Maaf, Jisung, hyung akan lembur hari ini. Cafe sangat ramai. Bukan hanya hyung juga. Bahkan Johnny hyung dan Yangyang juga"
"Baiklah hyung. Jangan lupa makan!"
"Kau juga, mama ada?"
"Ada, tadi aku dimasakkan sup. Enak sekali! Mirip masakan hyung!"
"Syukurlah. Jangan lupa bilang terima kasih. Jaga diri, Jisung ah, kau lagi sakit. Hyung harus kembali bekerja. Sampai bertemu"
"Ya hyung, sampai bertemu!! Hyung juga! Bye hyung! Jeno hyung mengajakku bermain"
"Baiklah. Sampai jumpa"

Aku mematikan telefon. Saat ini sedang break time bagi beberapa. Aku melirik ke jam yang ada di locksreen ku. Jam 9 malam. Aku sudah bekerja 4 jam, dan aku belum makan.

Baru saja aku ingin ke dapur untuk mengambil makan, namun Johnny hyung lebih dahulu menyusulku. "Duduklah Jaem. Dapur hanya ada orang bekerja. Jadi kubawakan ini" ujar Johnny hyung. Aku menurutinya.

"Bagaimana kabarmu?"

"Cukup baik hyung. Hyung sendiri? Kita tidak bertemu 1 bulan, hyung"

"Baik, aku kemarin harus kembali ke Chicago untuk menghadiri pesta keluarga disana. Sekalian bertemu Jaehyun"

"Oh, Jaehyun hyung. Bagaimana kabarnya? Sudah lama sekali kami tidak bertemu"

"He changes a lot. He's not the Jaehyun we know. But still, Jaehyun is still Jaehyun. Only his physic that changes a lot. He's got great body"
[Dia berubah banyak. Dia bukan Jaehyun yang kita tahu. Tapi tetap, Jaehyun tetaplah Jaehyun. Hanya fisiknya yang berubah banyak. Dia punya tubuh yang bagus (atletis)]

"Woah, now I really want to meet him. But still, I prefer to wait him to go back. After all, I was once a part of his family"
[Wah, sekarang aku sangat ingin bertemu dengannya. Tapi, aku memilih untuk menunggunya kembali. Lagipula, aku pernah menjadi bagian dari keluarganya]

Begitulah aku dan Johnny hyung. Kadang berbicara bahasa Korea kadang berbicara bahasa Inggris, kadang campur. Maklum, kami berdua sama sama pernah tumbuh di keluarga yang berdasarkan bahasa inggris. Bagiku keluarga Jung dan keluarga Na. Bagi Johnny hyung, ia tumbuh di Chicago.

___

Aku membuka pintu perlahan, takut mengganggu. Ini jam 11 malam. Sebenarnya sudah selesai tadi jam 10, namun Johnny hyung mentraktir kita, jadi kita tidak bisa menolak.

"Jaemin? Baru pulang?"

Aku tercekat. "I-iya ma" balasku gagap. "Kenapa kau tetap bekerja? Bukannya sudah kami larang? Kau ini anak kita juga, Na" ujar papa Donghae.

"Maaf.. aku.. bekerja tidak hanya untuk menghasilkan uang, aku menikmati pekerjaanku. Aku suka kopi kopi an, menjadi barista itu sudah cukup bagiku. Aku sudah mengenal dunia kopi dari kecil, dan ini kesempatanku"

Kulihat mama dan papa menatapku iba. Aku ini penggemar kopi. Sehari saja mungkin aku bisa meminum 8 cup americano. "Tapi jangan terlalu keras, Jaemin. Jangan abaikan kesehatanmu. Jangan sampai sakit, jangan sampai kelelahan" ujar mama lalu merengkuhku. "Ya, ma" balasku. "Mandi lalu tidur Jaem, Jisung tadi menunggumu" ujar papa yang dibalas anggukan olehku. Aku langsung pamit dan berjalan ke kamarku dan Jisung. Kulihat Jisung tidur lelap diatas kasur.

"Hyung.. kau sudah pulang?"

"Shh, kembali tidur sana, maaf mengganggumu dan maaf membuatmu menunggu" Ucapku lalu mengelus pelan pucuk kepalanya, yang selalu kulakukan agar ia bisa tidur lelap. Katakan saja Jisung manja, memang aku yang memanjakannya. Aku sangat senang memiliki adik, maka itu aku memanjakannya. Setelah memastikan adikku itu tidur lelap, aku pergi untuk mandi. Tadi sebelum pulang kesini, aku sempat ke rumah untuk mengambil seragam Jisung dan beberapa baju.

Aku bersyukur bertemu Jisung. Dan sepertinya ia juga. Yang kutakutkan adalah, bila keluarganya mencarinya dan memintanya untuk kembali. Demi apapun aku tidak akan siap merelakan Jisung.

___

To Be Continued

繼續閱讀

You'll Also Like

576K 12.9K 40
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.
2.2M 115K 64
↳ ❝ [ INSANITY ] ❞ ━ yandere alastor x fem! reader ┕ 𝐈𝐧 𝐰𝐡𝐢𝐜𝐡, (y/n) dies and for some strange reason, reincarnates as a ...
27K 588 40
If the going-to-be-King of Italy, Nicholas, sweeps America off her feet to never be seen again and Maxon Schreave starts to get jealous, quarreling b...
7.8K 250 21
Just some cute short stories of BTS. Also posted on my AO3 account DTSbulletproofduckscouts