Frost Flower in the Palace

By kietzyQS

17.9K 2.7K 710

(English vers.) a story about a little frost flower with courage, intelligence and wisdom. She join the selec... More

Conference Room
Conference Room (Part 2)
Chapter 1 : The Birth of a Flower
Chapter 2 : Flower without Leaves
Chapter 3 : The Growth of a Wildflower
Chapter 4 : The Life of Young Flower
Chapter 5 : The Battle Shield
Bonus Chapter : Character in the Harem
Chapter 6 : The Selection
Chapter 7 : The Blooming Time
Chapter 8 : The Girl On My Sight
Chapter 10 : The Queen's Favorite
Chapter 11 : The Harem
Chapter 12 : The Missing Gems
Chapter 13 : Deep of the Sea
Chapter 14 : Wild Flower
Chapter 15 : Bird Box
Chapter 16 : Revolution
Chapter 17 : The Grace
Chapter 18 : The Choosen One
Chapter 19 : Little Tiger
Chapter 20 : Small Wave
Chapter 21 : Little Sparks
Chapter 22 : One Pair of Heart
Chapter 23 : The name you wanna hear
Chapter 24 : When the wind blows
Chapter 25 : I've Lost
Chapter 26 : Too Hurt to Let Go
Chapter 27 : The Protector
Chapter 28 : The Only Hope
Chapter 29 : Flower in the desert
Chapter 30 : The Wind brought me to you

Chapter 9 : Uninvited Guess

526 108 40
By kietzyQS

Chapter 9

Uninvited Guess


Sooji berhenti melangkah ia yakin ia telah pergi sesuai arahan pelayan yang ia tanyakan tadi. Sooji menghela napas memperhatikan sekitarnya, ia kemudian mendekati seorang kasim pria yang tampak berjalan ke arahnya.

"tuan!!" panggil Sooji dengan sopan. Kasim itu memperhatikan Sooji dari ujung kaki hingga kepala, ditambah gadis itu membawa sebuah bungkusan kain.

"ah . . kau sudah datang? Ikut aku!" ucap Kasim Hong dengan tegas. Sooji tampak bingung, ia menunjuk wajahnya ragu dan kasim itu mengangguk cepat.

"tapi aku . . ."

"aku tahu kau terlambat! Tapi jika kau menunda lagi, kami akan mendapat masalah besar!" ungkap Kasim Hong kemudian memberi kode pada dua dayang yang membuntutinya sedari tadi.

Sooji terkejut saat dua orang dayang itu menangkap Sooji dan membawa Sooji mengikuti Kasim Hong. Sooji terkejut, ia tak bisa mengatakan bahwa ia adalah peserta Putri Mahkota bukan? jika ia melakukannya, mungkin saja ia bisa mendapatkan masalah besar untuk keluarganya.

"kau sangat muda, jika kau masih menginginkan nyawamu . . masuklah dan selesaikan pekerjaanmu!" titah Kasim Hong berbisik pada Sooji.

"tapi . . " Sooji berusaha menyela untuk menjelaskan keadaannya.

"Jeonha!! Pelayan dari kediaman Ibu Suri telah tiba!" ungkap pelayan itu. Sooji terbelalak, ia menatap kasim Hong dan menggeleng cepat.

Sooji hendak buka suara tetapi pintu ruangan itu terbuka dan Sooji dilempar ke dalam oleh dua dayang-dayang tadi. Seketika Sooji jatuh bersujud didalam ruangan Raja dengan kepala terarah ke bawah.

Tubuhnya kaku dengan wajahnya tertunduk, ia tak berani bangkit atau mengangkat wajahnya. Jika didalam sini ada Raja maka Sooji rasa ia akan dalam masalah besar jika sampai Raja melihat wajahnya.

"apa kau yang mengantar baju bulu merak dari kediaman Ibu Suri? Cepat kemari dan bantu aku mencoba pakaian itu! Aku tidak punya banyak waktu" ungkap Raja sembari bangkit dari duduknya dengan malas.

Sooji terpaku saat melihat pemilik jubah kebesaran berwarna merah itu bangkit dari duduknya dan melebarkan kedua lengannya. Raja tampak menunggu agar pelayan itu menggantikan bajunya.

Sooji tak berani mengangkat wajahnya, ia hanya meneguk salivanya dan bangkit berdiri dengan wajah tertunduk takut. Alis Raja mulai berkerut saat menyadari tidak ada respon dari pelayan itu.

"kau akan memakaikan pakaianku atau kau sedang menungguku memakaikan baju itu ditubuhmu?!" tegur Raja.

Raja mulai memberikan tatapan kesalnya karena pelayan yang tak kunjung mengerjakan tugasnya. Sementara itu, Sooji tampak meneguk salivanya dengan wajah semakin tertunduk karena takut, apa yang harus ia lakukan?

"kenapa kau bergetar? Masih tidak bantu aku memakai pakaian yang Ibu Suri berikan?" tanya Raja dengan tatapan tajamnya pada Sooji yang masih betah tertunduk.

Sooji berpikir keras, jika ia mengangkat wajahnya dan Raja tahu siapa dia maka ia akan berada dalam masalah karena berpura-pura sebagai dayang istana. Dari ucapan Raja, Sooji mulai dapat membaca situasi yang terjadi padanya.

"maafkan hamba Yang Mulia! hamba! . . hamba belum menyelesaikan jahitan terakhirnya!" ungkap Sooji menunduk takut, sepertinya ia harus mengalihkan perhatian Raja.

"apa?! lalu untuk apa kau datang kemari?" tanya Raja ketus sembari menyibakkan jubahnya kesal.

"hamba . . hamba mendengar bahwa Pangeran kedua sedang sakit dan . . dan . . hamba berniat untuk mengirimkan resep untuk Pangeran" ungkap Sooji setengah ketakutan.

"seorang Dayang sepertimu mengetahui keadaan Pangeran?" alis Raja berkerut curiga.

Sooji menenggak salivanya dengan susah payah. Ia melupakan hal itu, seorang pelayan istana seharusnya tidak pintar dan tidak boleh mengetahui apapun yang terjadi didalam istana.

"se. . sebenarnya . . hamba mengetahuinya dari Daebi mama . . beliau memberitahu hamba dan menyuruh hamba untuk memberikan resep itu secara langsung pada Jeonha" ungkap Sooji berusaha tetap tenang.

Perlahan kerutan di alis Raja memudar, berganti anggukan pelan. Jika Ibu Suri menganjurkan seorang pelayan untuk memberikan resep, sepertinya pelayan ini tidak bisa dianggap remeh.

"baiklah, jika itu adalah perintah Ibu Suri, aku akan menerima resepmu . . jika resep ini bekerja dengan baik . . aku akan memberimu hadiah tetapi jika resep ini tidak benar, maka aku akan memenggal kepalamu!" kecam Raja dengan tegasnya.

Sooji tegang, baru kali ini ia mendengar ancaman kematian tepat ditujukan untuknya secara langsung. Sooji berusaha tetap tenang setelah mengatur deru napasnya. Ia harus tampak percaya diri agar penyamarannya tak terbongkar.

"maaf Yang Mulia, namun sebelum hamba menulis resep-nya, bisakah Yang Mulia mengizinkan hamba meminjam kertas, kuas dan tinta sembari menceritakan detail penyakit yang diderita oleh Pangeran kedua?" tanya Sooji berusaha memberanikan dirinya.

"apa Ibu Suri tidak memberitahumu secara detail?" tanya Raja dengan tatapan curiga.

"maafkan hamba Jeonha . . hamba sudah diberitahu tetapi hamba hanya ingin memastikan sekali lagi sebelum hamba benar-benar menuliskan resep itu di selembar kertas. Bagaimanapun, hidup hamba sedang dipertaruhkan saat ini sehingga hamba ingin melakukan yang terbaik!" ungkap Sooji dengan telaten.

Raja tidak boleh tahu faktanya, bahwa ia hanya mengetahui kabar sakit sang Pangeran dari mulut para pejabat yang beberapa kali bertemu dengan Ayahnya dikediamannya.

Kali ini sebut saja ia beruntung bahwa Raja mempercayai ucapannya yang mengaku berasal dari kediaman Ibu Suri. Jika ia melakukan kesalahan lebih jauh lagi, mungkin tidak hanya kepalanya, tetapi seluruh keluarganya akan menjadi taruhannya.

"Kasim Hong!" panggil Raja. Kasim Hong masuk dan memberi hormat pada Raja.

"sediakan meja, alat tulis, tinta dan kertas" ujar Raja. Kasim Hong tampak patuh dan menyediakan peralatan yang diminta oleh Raja.

"Pangeran kedua lahir saat ia masih berusia 7 bulan dalam kandungan Selir Han" cerita Raja dengan detail.

Kasim Hong memperhatikan dayang muda yang tampak menulis di atas secarik kertas dengan tatapan penuh rasa penasaran.

Ini pertama kalinya Raja membiarkan seorang pelayan rendahan menulis didalam kediamannya, pertanyaan pentingnya adalah pelayan ini mengetahui caranya menulis? Kasim Hong menatap gadis itu penuh selidik, gadis itu tampak mencurigakan.

Ia tampak terlalu berkelas untuk levelnya sebagai dayang rendahan, tetapi bukankah ia dari area Ibu Suri? Jadi mungkin saja, tetapi melihat tulisannya yang begitu rapi. Kasim Hong benar-benar tak tenang.

Apa gadis ini adalah calon selir baru yang akan menggoda Raja-nya? Tidak, Kasim Hong tidak akan membiarkan kemungkinan itu terjadi, Raja sedang fokus untuk pemilihan calon istri Putra Mahkota.

Tugas yang diberikan oleh Ibu Suri adalah memastikan Raja tidak melirik wanita baru selain Ratu dan selirnya hingga proses pemilihan ini berakhir.

Namun ada satu hal yang membuat Kasim Hong khawatir, yaitu wajah cantik dari pelayan muda itu. Jika saja Raja melihat wajahnya pasti hal ini akan mendatangkan bencana bagi dirinya. Kasim Hong menghapus keringat dingin akibat pikiran anehnya sendiri.

Bagaimanapaun, gadis ini berasal dari kediama Ibu Suri, Ibu Suri pasti tidak akan membiarkan pelayannya sendiri menggoda Raja dan membuatnya menelan ludahnya sendiri.

"sejak kecil ia akan sakit jika terkena angin dan jika cuaca terlalu panas. Tabib mengatakan bahwa ini adalah karena Yin dan Yang milik Pangeran kedua tidak stabil. Tabib juga mengatakan satu-satunya solusi untuk Pangeran kedua adalah menikah tetapi usia Pangeran kedua masih terlalu kecil untuk menikah sehingga mereka menyarankan agar Pangeran kedua terus meminum obat-obatan sampai Pangeran kedua memasuki usia untuk menikah" jelas Raja dengan wajah seriusnya.

"apa pelayan muda sepertimu yakin bisa menyembuhkan putraku disaat semua tabib mengatakan hal itu tidak mungkin sebelum Pangeran menikah?" tanya Raja dengan tatapan ragunya menatap Sooji yang masih betah menunduk.

Sooji hanya diam, ia menuliskan resep di kertas itu kemudian menyerahkan kertas itu kepada Raja sembari menunduk hormat. Raja menerima kertas itu dan membaca resep itu dengan alis mengkerut.

"Yeogjjanghwa?" baca Raja, ia tak mengerti arti tulisan itu.

*yeogjjanghwa (tanaman fiksi)

"Yeogjjanghwa adalah salah satu tanaman langka yang tumbuh di daerah Gunung Sewol, umumnya tanaman ini terkenal sebagai tanaman beracun . . hal yang tak diketahui banyak orang bahkan para tabib adalah selain racun, tanaman ini adalah obat yang paling mujarab untuk segala macam penyakit" jelas Sooji dengan yakin.

"racun dari tanaman ini terletak di bagian bunga dan daunnya tetapi jika berhasil melepas akarnya dari dalam tanah dan membuang daun serta bunganya . . anda hanya perlu merebus batangnya selama delapan jam dan membiarkan Pangeran mengkonsumsi tanaman itu setiap hari selama 1 minggu . . hamba bisa jamin Pangeran akan sembuh dengan total!" ungkap Sooji dengan penuh keyakinan.

"tanaman ini, belum tercatat dalam sejarah . . bagaimana caranya aku yakin bahwa ini bukanlah resep palsu?" tanya Raja menatap Sooji menuntut kejelasan.

"di istana ini ada seorang tabib tua bernama Jang Ryeol, anda bisa mengkonfirmasi hal ini padanya sebelum mencoba resep ini . . " tutur Sooji lagi.

Raja mengangguk pelan, jika pun resep ini palsu . . bukankah ia bisa mencari pelayan ini kapan saja jika Ibu Suri yang mengirimkannya kemari?

Tiba-tiba raja menyadari sesuatu. Raja mengerutkan alisnya, setelah dipikir-pikir suara gadis muda itu terasa familiar. Ia seperti pernah mendengar suara itu di suatu tempat.

Raja tampak serius menatap gadis itu dengan tatapan tajam dan mata penuh kecurigaan. Entah bagaimana tetapi wajah wanita itu seperti pernah ia lihat di suatu tempat.

"mungkinkah, aku pernah bertemu denganmu sebelumnya?" tanya Raja. Sooji terkejut, apa Raja mengenalinya?

"tidak mungkin!!" jawab Sooji cepat dengan suara tegasnya.

Raja sedikit terkejut akan hal itu, alisnya semakin berkerut pertanda kecurigaan yang semakin mendalam. Kasim Hong ikut terkejut karena hal itu. Untungnya, Sooji dengan cepat membaca situasinya.

"maafkan ketidak sopanan hamba Yang Mulia, maksud hamba adalah , . . ." Sooji menunduk semakin dalam sembari meneguk salivanya dengan tangan yang mulai bergetar.

"hamba hanyalah dayang rendahan di istana ini . . melihat ujung kaki Yang Mulia saja sangat tidak pantas bagi hamba . . apalagi bertemu dengan Yang Mulia dan membuat Yang Mulia mengingat wajah hamba? Itu sangat tidak mungkin!" ungkap Sooji dengan sopan, sementara itu keringat dingin terus membasahi sekujur tubuhnya karena gugup.

"suaramu . . . " Raja mengernyitkan keningnya sembari berpikir keras. Sooji melupakan hal itu, Raja pernah mendengar suaranya saat pemilihan Putri Mahkota.

"Maafkan hamba Yang Mulia!! hamba sedang radang tenggorokan Yang Mulia sehingga hamba mungkin terdengar seperti orang lain, sekali lagi maafkan hamba" ucap Sooji cepat.

"angkat kepalamu, biarkan aku melihat wajahmu" titah Raja, Sooji terkejut dan terbelalak seketika itu juga. Darahnya terasa seperti berhenti mengalir detik itu juga.

"Jeonha . . hamba . . hamba sungguh tidak pantas, wajah hamba jelek, terdapat tahi lalat besar di pipi kiri hamba. . hal itu akan menjadi hal buruk jika orang tinggi dengan berkah langit melihat hal menjijikkan seperti itu" ungkap Sooji berusaha meyakinkan Raja agar tak melihatnya.

"aku memintamu untuk mengangkat wajahmu! Berani sekali kau menentang ucapanku?" tegas Raja dengan nada penuh penekanan. Kasim Hong terkejut, ia terbelalak menatap kejadian ini, bagaimana ini?


To be continue .  . 

Continue Reading

You'll Also Like

398K 59.2K 84
"Became the Most Popular Hero is Hard" adalah judul novel yang saat ini digemari banyak pembaca karena memiliki visual karakter dan isi cerita yang m...
Back to the Past? By Xzvy

Historical Fiction

3.3M 262K 79
⚠️WARNING TYPO BERTEBARAN!! DIPERHATIKAN DALAM MEMBACA!⚠️ Evlleca Amoure Blean. Putri seorang Kaisar yang balik kemasa lalu untuk mengubah seluruh ki...
Won't Get Divorce! By Berry.

Historical Fiction

19.8K 2.5K 25
Ketika keinginannya untuk bisa mengulang waktu terwujud, Edith segera berusaha memperbaiki hubungannya dengan suaminya, Julian. Ia berjanji tidak aka...
Edelweis By - La

Historical Fiction

76.5K 9.9K 40
Flowers are the music of the land. From the lips of the earth spoken without a sound. Then I know that happiness is simple. - Persephone; goddess of...