AFFAIR

By bunnydialy

194K 12.8K 1.8K

Mengandalkan lekuk tubuhnya, Park Jihye sampai merelakan keperawanan dan harga dirinya sebagai selingkuhan se... More

Prologue
01
02
03
04
06
07
INFO
OPEN PO E-BOOK SUDAH DIBUKA
Bonus
Bonus| Berhasil Kabur

05

19.8K 1.3K 323
By bunnydialy

Ini bukanlah perkara yang bagus manakala Jeon Jungkook tengah menatap nyalang dengan lidah dimainkan di dalam mulut. Sementara urat lengan itu terlihat begitu mencolok dengan lengan kemeja sengaja dilipat hingga sebatas siku.

Park Jihye bersumpah bahwa malam ini ia tidak akan bisa lolos kendatipun gadis itu dapat saja bergerak kabur lantaran ia berdiri tepat di samping pintu kamarnya.

"Menikmati peranmu sebagai seorang putri, hm?"

Sengaja mematikan ponsel agar pria yang tengah duduk di tepi ranjangnya itu tidak dapat mencari keberadaannya, pun agaknya Jungkook memiliki seribu macam cara untuk mendapatkan Jihye yang rupanya tengah pergi bersama Donghan yang sejatinya memiliki perasaan terpendam pada sosok gadis cantik tersebut.

Manik Jihye melirik pada dasi yang berada di genggaman sang pria. Menelan saliva susah payah, gadis itu yakin bahwa ia tidak akan mendapat ampun malam ini sekalipun berlutut dan mencium kaki Jungkook.

Peraturan pertama, Jungkook adalah dominan yang harus dituruti. Peraturan kedua, Jihye hanya boleh pulang bersama Namjoon atau Jungkook. Lalu ketiga, tidak diperbolehkan ada laki-laki lain yang pergi dengan Jihye selain Jungkook. Dan keempat, Jihye wajib mengingat peraturan pertama sampai ketiga.

Melihat tatapan Jungkook benar-benar membuat nyali Jihye menciut. Ditambah tiga kancing teratas pria itu yang sengaja tidak dikancingkan—nyatanya berhasil menarik ketakutan sang gadis.

"M-maaf, Ahjussi. Hari ini adalah hari ulang tahun Donghan. Aku hanya ingin dia bahagia di hari ulang tahunnya," jawab gadis itu jujur.

Tidak mau membuat Donghan kecewa sebab pemuda itu tengah bertambah usia, Jihye memilih untuk menerima ajakan Donghan makan bersama dan sedikit jalan-jalan di mal.

"Lepas semuanya ... karena aku tidak akan memaafkanmu semudah itu." Jungkook bangkit dari duduknya. Melepas ikat pinggang kemudian ia letakkan di atas ranjang sebelum melipat kedua lengan sembari mengarahkan atensi ke arah gadis yang kini sedang sibuk melepas tas dan juga seragamnya.

Jungkook menghela napas dalam ketika mendapati amarahnya tak dapat lagi dibendung. Potret di mana Jihye sedang bergandengan tangan bersama Donghan yang Namjoon kirimkan sungguh mengganggu pikirannya sejak sore ini. Pun hanya gadis itu yang bisa mengacaukan pikiran Jungkook.

"Mendekatlah." Jihye menggenggam tangannya satu sama lain sambil melangkah kecil untuk mendekat pada posisi Jungkook saat ini.

Berdiri tepat di hadapan Jungkook dengan wajahnya yang bersejajar pada dada bidang sang pria, membuat Jihye meneguk ludah berat lantaran menyadari napas Jungkook yang begitu menggebu penuh dengan amarah.

"Mendongak dan tatap aku, Park Jihye." Jihye menggeleng. Gadis itu memilih menundukkan kepala sebab tidak berani memandang wajah marah Jungkook saag ini. Pun agaknya gadis itu ingin memancing kemarahan Jungkook lebih tinggi. "Kau akan kuhukum lebih berat jika tidak menurutiku."

Jihye refleks mendongak. Tangannya segera meremas kemeja depan Jungkook manakala lengan pria itu menarik punggung Jihye agar jarak mereka terhapus.

"Ahjussi, maafkan aku ..."

Jungkook menatap wajah ketakutan tersebut dalam diam. Mengetatkan rahang sebab kepalanya terus terganggu dengan foto yang Namjoon kirimkan, sepertinya Jungkook tidak bisa memberikan kesempatan untuk Jihye kali ini—well, Jungkook memang tidak pernah mau memberikan kesempatan.

Tangan Jungkook yang semula diam di punggung Jihye, kini turun untuk meremas pantat sintal gadis itu. Lalu tamparan keras di permukaan pantat Jihye segera Jungkook layangkan—membuat Jihye menenggelamkan wajahnya di dada Jungkook seraya meremat kemeja pria itu makin erat.

"Tatap aku, Jiya!" Jungkook meremas kencang pantat Jihye, disertai nada kesal dan desisan marah yang ia selipkan.

Gadis itu mencoba untuk mengeluarkan keberaniannya. Menatap Jungkook kendati detik berikutnya ia tetap menunduk karena takut.

Jungkook duduk kembali di tepi ranjang, sementara tangannya menarik tubuh Jihye hingga gadis itu tengkurap di atas pahanya dengan pantat menungging karena menahan bobot tubuhnya.

Mengusap lembut pantat Jihye, Jungkook lekas menamparnya. Bersamaan dengan itu, Jungkook mendengar pekikan kesakitan yang keluar dari mulut sang gadis.

Jungkook tidak peduli. Mencoba abai dengan telapak tangan lebar yang terus memberikan tamparan keras di dua sisi pantat Jihye hingga menimbulkan kemerahan dan rasa panas di sana.

Menggigit bibir bawahnya dengan amarah yang semakin besar, Jungkook lantas memasukkan dua jarinya ke dalam inti tubuh sang gadis. Mengocoknya dengan ritme kasar tanpa mengingat bahwa ia belum membasahi vagina Jihye.

"Ahjussi, sakit—hiks." jihye meremas seprai untuk melampiaskan rasa sakit. Serta menggigit bibir bawahnya manakala pelepasan baru saja ia capai.

Jungkook menjilat jarinya, lekas membawa Jihye ke tengah ranjang dan mengikat kedua tangan gadis itu dengan dasi kerjanya.

Pria itu melepas pakaian yang menutupi tubuhnya. Setelah berhasil telanjang tanpa kain apa pun, Jungkook segera mengungkung tubuh mungil Jihye. Menatap wajah penuh air mata dari gadis itu, Jungkook lekas mengecup kedua mata Jihye.

"Kalau kau tahu hukumanmu akan bertambah sakit setiap kau melakukan kesalahan ... kenapa kau selalu melanggar perintahku, Park Jihye?!"

Jungkook melesakkan penisnya dalam sekali hentak. Pinggulnya langsung bergerak bahkan tanpa memberikan waktu pada Jihye untuk beradaptasi dengan kejantanannya yang besar dan menyesakkan.

"Kuberikan semua yang kau mau. Barang-barang mahal, uang, bahkan apartemen ... tapi kau sulit sekali menurutiku. Haruskah aku menghukummu setiap hari agar kau mau menuruti segala perintahku? Apa aku menyuruhmu membayarku sampai kau tidak pernah mau menurutiku?"

Jihye hanya dapat menggeleng. Bibirnya sengaja terbungkam sebab tak mau menyuarakan tangisnya. Lalu Jihye merasakan pelepasannya lagi-lagi datang diiringi hentakan-hentakan dalam yang Jungkook berikan.

Tangan kekar pria itu beberapa kali meremas kencang payudara Jihye. Mencubit dan menarik puting itu dengan perasaan marah, kemudian berakhir memainkannya dengan mulut dan gigi.

Dua kali sperma Jungkook tembakkan di dalam liang Jihye. Namun, pinggulnya terus saja bergerak—tidak peduli selelah apa gadis di bawahnya lantaran sudah beberapa kali mengeluarkan pelepasan.

"AkhAhjussi ..." Jihye mendesah kencang manakala Jungkook mendiamkan penisnya terlalu lama dan dalam sembari menyemburkan lagi cairannya.

Pria itu lantas menarik tubuh Jihye hingga gadis itu tengkurap di atas ranjang. Mengangkat pantat Jihye agar menungging, kemudian menekan punggung Jihye sejenak sebelum kembali menggerakkan pinggulnya.

Benar-benar memabukkan meskipun beberapa kali Jihye sempat merasakan perih merajai inti tubuhnya. Apalagi di saat jemari Jungkook ikut menyentuh dan mencubit klitorisnya.

Ketika Jungkook sedang marah, itu artinya tidak akan ada yang bisa menyelamatkan Jihye. Gadis itu akan terbaring pasrah di atas ranjang setelah digagahi begitu kasar.

Akan tetapi, Jihye tidak dapat pergi dari hidup Jungkook. Selain karena pria itu seolah mengikatnya, Jihye pun sangat mencintai pria sebelas tahun lebih tua darinya tersebut.

Ditambah Jungkook telah berperan penting pada kehidupannya. Menghilangkan kalimat 'hidup menyedihkan' yang dulu digelar pada nama Park Jihye.

Sekarang Jihye dapat membeli ataupun memiliki segalanya yang dia mau. Hanya saja, gadis itu merasa ia tidak akan pernah bisa memiliki Jungkook karena pria itu telah berkeluarga.

Kadang kala Jihye bertanya soal alasan Jungkook menjadikannya sebagai simpanan. Apakah istri Jungkook tidak berhasil memuaskan nafsu pria itu? Arau justru Jungkook hidup dengan keterpaksaan selama ini?

Namun, Jihye tidak berani mengajukan pertanyaan tersebut. Jihye sadar betul bahwa ia tak pantas menanyakan perihal keluarga Jungkook karena ia hanyalah berperan sebagai orang ketiga.

"Akh—tubuhmu tidak pernah salah, Sayang ..." Jungkook meraih kedua bahu Jihye hingga gadis itu setengah berdiri dengan lutut menopang berat tubuhnya.

Punggung Jihye yang basah menempel pada dada bidang Jungkook. Sementara lengan terikat gadis itu kini berada di atas kepala manakala kedua tangan Jungkook bergerak memainkan payudaranya.

Jungkook menghentakkan penisnya teramat dalam dan menggebu. Bahkan Jihye pun tak tahu sudah berapa kali ia atau Jungkook mengeluarkan pelepasan. Yang gadis itu tahu, kini ia merasa begitu penuh karena berkali-kali keluar bersama sperma Jungkook di dalam tubuhnya.

"Ahjussi ... aku lelah."

Jungkook mengecupi leher bagian dalam milik Jihye—masih dengan pinggul yang bergerak kasar. Kemudian pria 30 tahun itu memberikan tanda kepemilikan di sana.

"Tubuhmu milikku, Jiya. Jika ada pria lain menyentuhmu barang satu centi, maka aku akan menghukummu selama seharian. Jangan main-main pada apa yang telah menjadi milikku." []

***

Haii 😭😭😭

Astaga udah lama banget. Aku malu mau nyapa kalian semua yang masih setia nyimpen cerita ini di perpustakaan kalian 😭

Setelah ini mungkin aku akan lebih giat lagi update di sini—walaupun aku ngga bisa janji sepenuhnya.

Tapi lagi-lagi aku ingatkan ya, bahwa cerita ini per chapternya akan mengandung konten 18+, jadi kalian bisa tinggalin cerita ini kalau semisal ngga cocok buat kalian baca.

Salam sayang dari Jeon Ahjussi!

Continue Reading

You'll Also Like

1M 84.8K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
476K 47.4K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
824K 87.1K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
243K 36.5K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...