Manoban and Lee

By PinkyTheMoon

15.3K 3.1K 400

Ketika dua jiwa yang berbeda memiliki perasaan yang sama. Apa respon semesta? ... More

#OO Beginning
#O1 Asylum Life 1
#O2 Asylum Life 2
#O4 Sedikit kisahnya
#O5 Slice of her life
#O6 Hari Pertama mengunjungi
#O7 Mulai sadar
#O8 Si mantan kekasih
#O9 Salah satu trauma
#1O Bermain diluar
Introduction Photo
#11 Still outside for a while
#12 With my savior

#O3 Hari Berjenguk

983 246 35
By PinkyTheMoon


Jung Hoseok menghela nafas. Ia sebagai kepala perawat sungguh pusing dihadapkan masalah seperti ini. Memang sih bukan yang pertama kalinya, lagipula masalah seperti itu hal yang sering terjadi di rumah sakit jiwa.

"Aku mual sekali mendengarnya..."

Younghoon, Minghao, Mina, Wendy dan Luhan terdiam menunduk. Mengingat mereka adalah perawat dari para pasien yang terlibat masalah tersebut.

Terutama Wendy, ia cukup takut dengan ekspresi Hoseok yang sudah mulai tidak bersahabat. Seharusnya para perawat selalu bersama pasiennya, itulah peraturan yang tertera. Apalagi Wendy sebagai perawat Yeonjun, yang notane nya pasien yang paling susah dikendalikan.

"Perawat Son," panggil Hoseok pelan.

Wendy mendongak, "Y-ya?"

"Tidak apa apa, bukan salahmu. Kalian tenang saja, kalian tidak akan dipecat. Karena kalian termasuk perawat yang rajin, pasti dokter Choi memaafkan kalian."

Hoseok melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 12 siang. Ia menghela nafas lega, "Sudahlah, mereka sudah diobati. Sebentar lagi pasti mulai banyak yang menjenguk. Rumah sakit jiwa Second Life akan dipenuhi banyak orang. Jaga pasien kalian."

Mereka mengangguk.

Hoseok menatap Younghoon lekat. "Perawat Kim..."

"Aku yakin Nyonya Jieun pasti kesini hari ini, dia pasti ingin menemui nona Lisa. Tapi...itu akan menjadi masalah baru. Karena Nyonya Jieun tidak suka ada yang menyakiti anaknya---"

Hoseok terdiam sesaat lalu melanjutkan kalimatnya.

"Menurutnya hanya ia yang boleh menyakiti anaknya..."

Wendy tercengang. "A-apa ia akan menyakiti Yeonjun, jika tau penyebab anaknya luka seperti itu?" Ia panik. Takut Yeonjun kenapa kenapa. Anak itu juga sakit, ia perlu diperhatikan.

"Bisa saja, makanya kalian harus siaga. Tetap disamping pasien kapanpun, karena kau tidak tahu pasien bisa kapan saja membutuhkanmu. Kalian adalah pelindung mereka didunia ini," jawab Hoseok sambil tersenyum tipis.

***

"Rumah sakit ini ramai sekali seperti pasar malam."

Lisa menoleh ke Jaemin. "Jaemin-ah, coba lewati lorong khusus gadis remaja. Pasti mereka akan menyerbumu, mengingat kau memiliki wajah tampan. Saat kembali kesini, wajahmu sudah penuh bekas kecupan dan bajumu berantakkan."

YooA yang berada disamping Lisa tertawa. Sedangkan Jaemin mendengus. "Aku ingin tahu bagaimana gadis gadis itu bisa masuk sini? Mereka itu kudengar rombongan kan?"

Lisa mengangguk, ia menyenggol Younghoon yang hanya diam dibelakangnya.

"Apa?" Tanya Younghoon bingung.

"Beri tahu Jaemin kenapa anak anak remaja sebanyak itu bisa disini."

Younghoon menghela nafas pelan, ia sedikit sedih mengingatnya. Para gadis gadis remaja itu sekitar umur 12 sampai 16 tahun, masih terlalu muda.

Younghoon menatap Jaemin, "Mereka semua anak yang diculik dari beberapa negara lalu diperjual belikan ke orang orang kaya tak berperasaan."

Jaemin melotot. "Apa yang mereka lakukan pada gadis gadis itu?! Mereka masih terlalu muda!"

"Untuk dijadikan penghibur dunia malam. Mereka memang mencari anak anak yang dibawah umur, agar sampai kapanpun anak anak itu bergantung sepenuhnya pada sang pembeli."

Lisa terhenyak. "Dimana orang tua mereka?" Dia tahu, tapi tidak tahu sedalam ini.

"Orang tua mereka dibunuh oleh penculiknya."

Jawaban Younghoon membuat Lisa, Jaemin dan YooA sesak. Mereka...tak tega.

"Tapi mereka bisa saja di panti asuhan kan? Kenapa disini? Mereka pasti sangat tertekan," ujar Lia yang tiba tiba muncul dengan perban di dagu nya.

Younghoon menggeleng, "Tidak nona Lia, mereka lebih tertekan jika di panti asuhan. Karena terkadang, di panti asuhan pun bisa melakukan hal buruk. Remaja remaja seperti mereka harus cepat sembuh agar bisa menjalani hidupnya dengan baik."

"Perawat Kim? Kau Perawat Kim kan?" Tanya seorang lelaki. Lisa melirik pria itu, ia penasaran.

Younghoon mengangguk. "Ada apa? Anda si---

"Saya sepupu Nancy Lee," potong pria itu.

"Tidak sopan ih, tidak boleh memotong pembicaraan orang lain!" Omel Lisa. Ia kesal jika ada orang tak ber-etika. Apalagi dengan Younghoon---perawatnya yang baik hati.

Pria itu mendengus, "Maaf."

"Sudah sudah, nona jangan memulai!" Peringat Younghoon. Lisa cuma mengedikkan bahu nya.

"Ada apa? Kenapa kau yang datang? Haechan kemana? Biasanya dia yang datang."

Pria itu menggeleng, "Haechan sedang repot dengan sekolahnya. Jadi dia yang memintaku untuk kesini. Bisa antar aku ke ruangan Nancy?"

Younghoon mengangguk, Lisa langsung menghadang Younghoon. "Hah? Tidak tidak! Perawatku harus selalu bersamaku."

Pria itu berdecak, "tidak usah mempersulit keadaan, aku hanya minta diantar bukan merebut perawatmu."

"Oppa, alismu kenapa? Kok putus begitu?" Tanya Lia penasaran.

Pria itu melongo, apaan sih alis putus. Ini lagi trend, kenapa dia bilang seakan ini aneh dan mengerikan.

"Ini style kau tahu?"

Lia menggeleng.

"Style style matamu style. Kenapa tidak sekalian cukur saja semua alis mu? Nanggung sekali," celetuk Lisa. Rasanya dia menganggap pria ini sebagai musuh. Padahal ini pertemuan pertama mereka.

"Ah aku tahu kau sepertinya," ujar pria itu sinis.

"Siapa aku hah?! Siapa?!" Tanya Lisa sambil membusungkan dada nya.

Pria itu menatap Lisa heran, ini gadis kenapa emosi sekali sih. Padahal dari tadi dia tidak berbuat apa apa. "Kau pasti Lalisa Manoban kan? Haechan suka bercerita padaku, tentang pasien berponi yang berisik juga super aneh. Kau pernah memanggil Nancy kukang terus terusan, sampai membuatnya nangis berhari hari."

Lisa melongo. "YAK! Apa apaan si anak lusuh itu! Aku gadis baik! Dan tidak pernah berteriak ataupun berisik!"

"Nuna, kau baru saja berteriak." Jaemin menggeleng geleng. Lisa langsung mendengus kesal.

Tiba tiba seorang wanita paruh baya datang dengan wajah dinginnya. Younghoon menegang. Jangan salah paham.

Dia sedang takut.

Lisa dan yang lain hanya terkejut.

"Ibu? Mau apa?" Tanya Lisa pelan.

Wanita paruh baya itu menatap Lisa tajam, matanya beralih ke perban yang melingkari dahinya sampai kebelakang. Lalu dia menatap Younghoon meminta penjelasan.

"Nyonya Jieun...kau kemari? Ingin bicara dengan Nona Lisa ya? Mari ke---

"Tidak usah basa basi! Kenapa anak ini terluka?" Potong Jieun dengan nada dingin.

Younghoon menghela nafas pelan, "Itu tidak sengaja. Kami tidak melukainya."

"Aku bisa menuntutmu sebagai perawat yang tidak becus kau tahu? Aku juga bisa menuntut rumah sakit jiwa ini! Biarkan semua pasien itu kehilangan rumah kedua mereka, aku tidak perduli."

Yang berada disana membeku.

"Ibu, jangan semena mena tolong! Mereka juga punya perasaaan, kau seharu---

Plak...

"Diam kau anak gila!"

Lisa terdiam, dia langsung menunduk sambil memegang pipinya yang memanas sehabis ditampar oleh ibunya sendiri. Juga sakit hati dengan kata kata 'anak gila' rasanya sungguh menyesakkan.

Kalian pasti tidak pernah membayangkan, lahir didunia kejam tanpa seorangpun yang perduli padamu. Menurut Lisa, ia beruntung bisa tinggal di Rumah Sakit Jiwa Second Life ini.

Tidak apa apa ia dibentak dan disakiti, setidaknya Ibunya masih mau menjenguknya kesini. Ke tempat dimana orang orang gangguan mental diobati dan diberi kasih sayang.

"Nyonya Jieun ya? Istri dari pengusaha besar Tuan Taeyang? Kukira lemah lembut." Pria itu mendengus.

Jieun menatap sinis pria itu. "Oh, Tuan Lee ya? Anak dari pengusaha Lee Min Ho kan, saya tahu. Ternyata tidak sopan ya? Wajahnya saja tampan."

"Perlu kuberikan kaca, Nyonya?" Celetuk Lia. Yang langsung dihadiahi tatapan membunuh oleh Jieun. Mina menyenggol lengan Lia pelan. Agar gadis muda itu tidak ikut campur.

"ADUH GATAL! HUA GATAL!" Teriak seorang laki laki tiba tiba sambil berguling guling dilantai.

Mereka semua menoleh menatap laki laki itu. Younghoon dan Mina langsung menghampiri nya. "Woojin-ah, kau kenapa?" Tanya Mina khawatir.

Woojin yang masih berguling dilantai mendongak. "ADUH PERAWAT MINA, BOKONGKU GATAL SEKALI! SEPERTINYA NYAMUK NYAMUK ITU MENGGIGIT BOKONGKU SEKALIGUS MENGHISAP DARAHNYA!"

"Bukan nyamuk! Kau itu cacingan bodoh! Kerjaanmu kan setiap hari bermain tanah!" Celetuk Jaemin dengan volume cukup keras. Dia emosi jika melihat kelakuan Woojin.

Tbc...

Eh aku nulis woojin jadi rindu wannaone HUHU (╥﹏╥)

Tapi aku lebih rindu kamu

Aw

Continue Reading

You'll Also Like

966K 78.5K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
105K 7.6K 51
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
762K 36.5K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
129K 13K 35
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...