Save Me

By jeonruu

20.5K 3.2K 732

Jungkook dan Yoojung. Mereka berdua sama-sama terluka. Mereka berdua sama-sama ingin mengakhiri hidup. Berte... More

P R O L O G
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37. EPILOGUE [1]

24

293 62 27
By jeonruu

Previous : Setelah kematian Namoo, putra semata wayang Jungkook, lelaki itu dirundung kepedihan yang mendalam. Namun kehadiran Yoojung di sisi Jungkook mengobati keterpurukan yang dialami lelaki tersebut. Sebagai balas budi kebaikan Yoojung, Jungkook berencana memberikan muridnya itu hoodie. Sebab, selain membalas budi, Jungkook pikir ini adalah giliran dia untuk membantu masalah yang dialami Yoojung. Ia ingin mengetahui penyebab dari seluruh lebam yang dimiliki Yoojung yang selalu ditutupi oleh hoodie nya. Namun, Jungkook malah menemukan fakta bahwa Yoojung memiliki kaitan dengan sosok Kim Taehyung yang sangat dibencinya.

Next..

***

Jungkook terus memperhatikan Yoojung sejak pelajaran berlangsung. Sementara murid lain fokus mengerjakan tugas mereka, Jungkook di balik meja guru memperhatikan Yoojung dan tenggelam dalam puluhan pertanyaan dalam benaknya.

Ia terus memikirkan bagaimana hubungan Taehyung dan Yoojung terjalin. Padahal sepengetahuannya, Taehyung adalah anak tunggal. Apakah dia melewatkan sesuatu?

Sejurus kemudian obsidian Jungkook melebar. Keluarga Taehyung kan tokoh publik, pasti ia dapat mencari tahu di berita. Masa keterpurukannya terdahulu membuat Jungkook tidak tertarik akan apa yang terjadi di dunia. Terlebih mengenai sosok Kim Taehyung yang sangat ia benci. Ia tidak bermain internet atau menonton televisi untuk tahu apa yang terjadi di keluarga Kim terhormat itu.

Ayahnya yang begitu terpandang sebagai menteri pertahanan, dan ibunya sebagai artis terkenal membuat Taehyung seringkali muncul dalam berita. Pasti Jungkook juga akan menemukan Yoojung jika ia mencarinya di internet.

Begitu istirahat tiba, Jungkook dengan segera sibuk menjelajahi internet. Hoseok yang melihat kawannya itu tidak bergegas untuk makan siang, menegurnya dengan menepuk pundak lelaki bermarga Jeon itu pelan.

"Apa yang kau lakukan? Tidak makan siang?"

"Ya. Aku tidak lapar."

"Baiklah. Aku pergi dulu."

Jungkook mengangguk. Jemarinya sibuk men-scroll laman-laman berita yang muncul dalam pencarian navernya. Ia mengerutkan kening membaca beberapa berita mengenai informasi tentang Yoojung.

"Anak angkat?"

Bagaimana bisa ia sebagai wali kelas tidak mengetahui hal seperti itu? Well, mungkin karena ia tergolong masih baru sebagai wali kelas, ia haus banyak mencari tahu mengenai anak didiknya, terutama Kim Yoojung.

"Mereka mengangkat Yoojung 2 tahun yang lalu. Jadi seperti itu.."

Jungkook mengusap wajahnya kasar. Sekarang sudah jelas tentang identitas Yoojung. Jungkook menertawakan dirinya sendiri, sebab informasi seperti ini pasti semua orang sudah tahu dan hanya dirinya yang tidak tahu. Apakah mungkin itu sebabnya Yoojung diganggu oleh Solbin? Setahu Jungkook pembulian di negaranya begitu mengerikan, terlebih di sekolah elit seperti ini.

Lalu terkait luka Yoojung, Jungkook pikir itu masuk akal jika keluarga angkat Yoojung yang melakukannya. Apakah Taehyung bajingan itu yang melakukannya? Ataukah orangtua angkat Yoojung?

"Aghr.. kenapa rumit sekali?"

Menyimpan handphonenya kembali dalam saku celananya, Jungkook berpikir untuk menemui Yoongi malam ini. Ada banyak hal yang harus ia bahas dengan hyung nya itu.

Jadi, setelah menyelesaikan seluruh pekerjaannya ia bergegas menuju studio Yoongi. Disana ia menemukan lelaki bermarga Min itu tengah duduk menyilakan kaki dengan sebatang rokok yang diapit diantara kedua jarinya. Ia menyembulkan asap rokok ke udara dan melirik Jungkook malas.

"Kan, sudah kubilang. Setidaknya jika kau malas untuk merokok di luar studio, bukalah jendelanya." Omel Jungkook sembari menyambar puntung rokok Yoongi dan membuangnya ke asbak. "Juga, rokok tidak baik untuk kesehatan."

"Sialan."

Bangkit dari duduknya, Yoongi berjalan mendekati meja pantri untuk membuatkan Jungkook kopi. "Kenapa?"

"Hyung, lelaki bajingan itu-"

"Siapa?"

"Kim Taehyung."

Mendengar nama itu disebutkan, Yoongi berhenti mengaduk kopi sejenak. Kemudian melanjutkan aktivitasnya dan berjalan mendekati Jungkook untuk memberikan secangkir kopi buatannya, Yoongi bertanya dengan serius. "Kenapa? Bukankah kau benci setiap kali aku menyebut nama itu?"

"Kau benar. Aku tak suka kau membahasnya, tapi itu dahulu." Jungkook meletakkan cangkir kopi yang sama sekali belum ia sentuh itu ke atas meja. "Tapi, sekarang aku ingin kau memberitahu ku semua yang kau ketahui tentangnya."

***

Yoojung menarik nafas dalam-dalam sebelum masuk ke dalam rumah. Berkali-kali dalam hatinya ia berdoa agar kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Dan beruntung saja, begitu melangkahkan kaki memasuki rumah, ia langsung disambut oleh Taehyung dengan senyuman hangatnya. Tentu saja dengan memberitahu kabar gembira yang Yoojung harapkan.

"Ayah dan mama pergi selama seminggu ke Hongkong. Ah, Yoojung-a cepatlah mandi dan bantu kakak menyiapkan makan malam."

Gadis itu langsung mengembangkan senyumnya. Kepergian kedua orang tuanya adalah suatu hal yang selalu ia nantikan. Kendati ia juga tak berharap berada berdua satu rumah dengan kakaknya, setidaknya ini lebih baik daripada dicekam oleh perasaan cemas dan takut.

Yoojung berlari kecil menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya di lantai 2. Kepergian kedua orang tuanya sedikit membuat bebannya terangkat dan kini ia memiliki mood yang baik untuk makan malam bersama kakaknya.

Yoojung masuk ke dalam kamar dan melepas hoodie serta seragamnya untuk mandi. Ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi lalu mengunci pintu. Sejenak, ia menatap pantulan dirinya pada cermin setinggi badannya.

Beberapa memar dan luka yang belum sembuh terlihat hampir di sekujur tubuhnya. Bekas cumbuan Taehyung pun masih membekas di beberapa jengkal tubuhnya.

Yoojung tersenyum miring, mendesah resah. Sepertinya statusnya sebagai anak angkat dari keluarga Kim yang terhormat hanyalah topeng untuk menutupi betapa kotornya dirinya. Gadis itu rasa, ia bahkan tak jauh berbeda dengan para pekerja seks diluar sana.

Atau mungkin lebih kotor lagi.

Bagaimana bisa kau tidur dengan putra semata wayang seorang keluarga konglomerat yang telah berbaik hati mengadopsi mu? Bukankah itu adalah definisi tidak tahu berterimakasih?

Pantas saja, ayah tak ragu untuk memukulinya. Itulah salah satu alasan Yoojung selama ini hanya diam saja ketika ayah mulai memukulinya. Ia memang pantas bukan?

Tatapan mata gadis itu kini berubah sendu. Tangannya bergerak mengusap pipinya yang dirasa sedikit bengkak sebab sore tadi sepulang sekolah Solbin berulah lagi.

Tamparannya benar-benar membuatnya tersadar akan posisinya sebenarnya.

***

"Jalang gila!" Solbin menampar pipi Yoojung keras. Mereka berdua berada di atap sekolah setelah Solbin menyuruh Yoojung untuk menemuinya sepulang sekolah. Maka, begitu bel pulang sekolah berbunyi, setelah saling melempar tatapan dingin mereka berdua pun bertemu di atap sekolah.

Solbin mengatakan bahwa Yoojung harus pergi ke suatu tempat bersamanya besok, namun Yoojung menolak. Sebab, ia hafal sekali sifat Solbin yang selalu memanfaatkannya. Kejadian bersama Hyunwoo sudah cukup memberinya pelajaran. Saat itu pun Solbin yang memaksa Yoojung pergi ke suatu tempat yang rupanya ia harus berurusan dengan Hyunwoo. Hal itu menyebabkan Yoojung harus berurusan dengan rentetan peristiwa buruk lainnya.

Tak ada yang baik dari semua hal yang Solbin lakukan atau katakan padanya. Gadis itu selalu terobsesi untuk membuat Yoojung menderita. Padahal hanya perkara kecemburuan Solbin terdahulu entah mengapa membuat gadis itu masih membenci Yoojung sampai sekarang.

Jadi, Yoojung menjawab dengan malas permintaan Solbin. "Apalagi kali ini? Tidakkah kau merasa bersalah sudah membuatku berurusan dengan Hyunwoo? Kenapa kau sangat terobsesi kepadaku padahal aku tak punya apapun lagi yang dapat membuatmu cemburu. Kau akan mau mengancamku dengan video itu lagi? Ah, tentu saja jika kau mengancamku dengan video itu aku tak punya pilihan selain menurutimu. Tapi, Solbin-a, aku sungguh penasaran, kenapa kau sangat membenciku hanya karena dahulu banyak laki-laki yang menyukaiku? Apakah kau segitu tak percaya dirinya pada dirimu sendiri?"

"Jalang gila!"

Plak!

Begitulah kemudian tamparan keras mendarat pada pipi Yoojung. Gadis itu terkesiap diikuti rasa panas di pipi kirinya.

"Punya hak apa kau sampai menatap rendah diriku? Aku membenci dirimu bukan hanya karena itu, tapi karena kau menjijikkan. Kau tak sadar akan dirimu dan kau benar-benar tak tahu malu. Itulah mengapa aku ingin memberimu pelajaran agar kau sadar. Jika video itu kusebar, tamatlah kau dan kakakmu. Sebenarnya aku menahan diri untuk tak menyebarnya karena aku kasian pada kakakmu. Bisa-bisanya lelaki dari keluarga terhormat terlibat hubungan menjijikkan dengan adik angkatnya sendiri."

Mata Solbin berkilat marah dan menatap Yoojung rendah. "Aku tahu kau sudah menggoda kakakmu, itulah yang kau lakukan juga pada semua laki-laki di sekolah ini dulu. Tapi, jika kau terus membuatku kesal, mungkin aku tak ada pilihan untuk tak menyebarkan video itu. Jadi, bersikap baiklah padaku jika kau tak ingin kau dan keluargamu terluka."

Yoojung mengeraskan rahangnya. Semua perkataan Solbin adalah benar, itulah mengapa Yoojung tak dapat menyangkalnya. Jadi, menghela nafas kasar, Yoojung berkata bahwa ia akan melakukan apa yang Solbin inginkan. Lantas sebelum dia pergi meninggalkan Solbin di atap sekolah ia berkata, "beritahu aku tempat dan waktunya, aku akan pergi sendirian."

***

"Pipimu sedikit bengkak."

Taehyung mengusap pipi Yoojung lembut. Gadis itu buru-buru menepis tangan kakaknya. Bisa gawat jika Taehyung tahu bahwa Solbin telah menamparnya. Ia tahu betul betapa protektifnya Taehyung terhadapnya. Bahkan kasus Hyunwoo, Yoojung masih meragukan Taehyung sebenarnya.

Benarkan bukan kakaknya yang membunuhnya?

Yoojung menarik kursi meja makan dan duduk setelah ia selesai membantu Taehyung menyiapkan makan malam di atas meja. "Aku menampar diriku sendiri saat belajar karena mengantuk hehe.."

"Minumlah kopi alih-alih menyakiti dirimu sendiri. Tsk.. tsk.. janganlah belajar terlalu keras, ingatlah untuk bermain juga. Kau harus memanfaatkan masa mudamu. Jima kau sudah dewasa kau hanya akan memiliki sedikit waktu untuk bermain."

Yoojung mempoutkan mulutnya. "Pembohong. Jangan menasihatiku seperti itu kalau kakak saja masih sering bermain di klub malam."

Taehyung terkekeh ringan. "aku mengerti, cepatlah makan dan tidurlah lebih awal. Karena mama tak ada malam ini, ini adalah kesempatan mu untuk beristirahat. Pasti melelahkan karena harus belajar hingga larut malam."

Yoojung tersenyum lebar dan mengangguk. Makan malam kali ini, cukup untuk menghilangkan stres nya setelah beberapa hari yang lalu terus-terusan bergumul dalam situasi tak menyenangkan.

Setelah Taehyung dan Yoojung usai menyelesaikan makan malam mereka, mereka berdua kembali masuk ke dalam kamar masing-masing. Sesuai permintaan Taehyung, Yoojung langsung bersiap untuk tidur.

Sementara itu di kamar Taehyung, lelaki itu duduk di sisi ranjang sembari menatap layar ponselnya. Seseorang mengiriminya sebuah video beberapa jam yang lalu dan ia membukanya kembali untuk melihatnya.

Video tersebut nampak diambil diam-diam. Dalam video tersebut, terlihat kejadian sore ini dimana Yoojung dan Solbin tengah berdebat di atap sekolah. Itulah bagaimana Taehyung tahu bahwa Yoojung berbohong mengenai pipi bengkaknya saat makan malam tadi. Meskipun ia tahu, Taehyung memilih untuk tetap diam.

Bagaimana pun juga, ia harus tetap melindungi adiknya di balik bayangan. Adiknya tidak boleh tahu bahwa selama ini ia mengawasinya. Jadi, tersenyum miring, Taehyung memikirkan cara untuk memberi pelajaran Solbin.

"Berani-beraninya dia melayangkan tangannya pada adik manisku. Ah, apa yang harus kulakukan padanya?"

[]

Maaf ngilang lamaa ^^

Continue Reading

You'll Also Like

263K 22.6K 34
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
188K 29.3K 53
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
104K 11.3K 34
Jaemin dikejutkan ketika sang pacar menyatakan bahwa bayi merah yang digendong oleh ibunya adalah anaknya. Sementara sang pacar sudah menghilang enta...
98.8K 8.4K 83
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...