Alohaaa!
Apa kabarnya?
Semoga sehat terus, yoo.
Jangan lupa kritik dan saran.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Selamat membaca.
Semoga suka^^
***
"Bukan cinta yang datang terlambat. Namun ada yang namanya waktu yang tepat. Dan manusi tidak pernah mau sabar akan hal itu."
***
Sederhana
Anggun.
Manis.
Mungkin tiga kata itu cocok untuk mendefinisikan seorang Kim Rachel.
Perempuan itu selalu tampil sederhana tapi terkesan anggun dan menambah kesan manisnya.
Tidak ada yang berlebihan dari dirinya sehingga membuat orang-orang yang melihatnya jadi merasa tenang dan nyaman berada di sekitar Rachel.
Perempuan berambut panjang itu kini sedang berdiri tak jauh dari rumah Sehun, dirinya sedang menunggu kedatangan seseorang yang ia sendiri tidak tahu apakah orang tersebut akan datang atau tidak.
Bukan Oh Sehun. Lelaki itu sedang sibuk bekerja saat ini.
Namun seorang lelaki lain yang kini berhasil mencuri hatinya.
Ya, jika kalian menebak bahwa lelaki tersebut adalah Byun Baekhyun, maka kalian benar.
Senyum perempuan tersebut merekah ketika mobil Baekhyun terlihat dari jauh. Rasa bahagia menghampiri dirinya saat itu juga.
Dan ketika mobil tersebut berhenti tepat di sampingnya, dengan kadar senyumnya yang semakin bertambah, ia langsung masuk ke dalam mobil tersebut.
"Aku tahu kau pasti datang." ujar Rachel sembari menatap pemilik mobil tersebut.
Baekhyun kelihatan masih marah pada Rachel dan terlihat enggan untuk menatap perempuan itu.
Namun, karena Rachel memang tipikal sosok yang tidak bisa membiarkan orang lain marah padanya, ia tidak peduli jika saja Baekhyun masih marah atau tidak padanya.
"Kau masih marah padaku?" tanya Rachel sembari menyenggol lengan Baekhyun.
"Kenapa menghubungiku? Bukannya kau punya suami?"
Rachel tertawa kecil, yang ia lakukan selanjutnya hanya memeluk Baekhyun dan mengusap lembut kepala lelaki itu, "Bayi besarku masih marah rupanya." ujarnya pelan.
Baekhyun melepaskan pelukan mereka, lelaki itu menatap Rachel dengan wajah dinginnya, "Cara itu tidak akan berhasil."
"Baiklah. Jika cara itu tidak bisa berhasil, terpaksa aku akan menghubungi Sehun dan pergi bersamanya. Aku turun kalau begitu." tutur Rachel kemudian bergerak untuk turun dari mobil Baekhyun. Tentu saja ia sengaja melakukan itu.
Dan senyumnya langsung mengembang begitu saja ketika tangannya ditahan oleh sang pemilik mobil.
"Kenapa?" tanyanya dengan ekspresi sedihnya yang dibuat-buat.
"Jangan pergi."
Seketika senyum Rachel mengembang ketika Baekhyun mengucapkan hal tersebut dengan nada memelasnya.
Lelaki itu terlihat lucu sekali. Rachel jadi tidak tahan untuk tidak mencubit kedua pipi milik lelaki itu.
"Jadi, marahnya sampai di sini?"
Baekhyun mengangguk, kemudian merentangkan tangannya, "Sekali lagi."
Rachel langsung memeluk lelaki itu erat, "Jangan sok menjauhiku jika nyatanya kau tidak bisa." bisik Rachel.
"Lagi pula kau yang membuatku kesal."
Rachel tertawa kecil, "Baiklah-baiklah. Maafkan aku."
Baekhyun melepaskan pelukan mereka, "Hm. Jadi, kita pergi sekarang?"
Rachel mengangguk. Lantas keduanya segera pergi ke tempat yang sering mereka kunjungi.
Tidak terlalu jauh. Mereka bisa sampai di sana hanya dengan menempuh jarak selama dua puluh menit.
Kalian tidak mengira bahwa mereka akan kencan, bukan?
Selama ini mereka jarang sekali kencan berdua di luar dengan beberapa adegan romantis. Namun mereka selalu datang berdua dan tersenyum bersama ketika mengunjungi suatu tempat.
"Dia tertawa." sahut Rachel sembari memperhatikan sosok pria yang sedang tertawa bahagia di halaman sebuah rumah.
Pria tersebut tentu saja ayahnya. Selama ini, Rachel selalu ditemani oleh Baekhyun untuk mengunjungi ayahnya.
Baik Sehun maupun Baekhyun yang menemani, Rachel tidak pernah menghampiri pria tersebut. Yang ia lakukan selama ini hanyalah memperhatikan pria itu dari jauh di dalam mobil.
Senyum Rachel adalah definisi bahagia bagi Baekhyun. Rachel bahagia karena melihat senyum ayahnya. Sementara itu, Baekhyun bahagia karena melihat senyum Rachel.
"Aku sudah puas melihatnya. Kita pulang saja sekarang." sahut Rachel pada Baekhyun.
Baekhyun mengangguk kecil, kemudian mulai menjalankan mobilnya.
Sementara itu, Rachel masih memperhatikan sosok ayahnya melalui spion mobil Baekhyun.
Senyumnya yang lebar itu langsung sirna ketika dirinya melihat sosok lain berada di sana.
"Perasaan macam apa ini?" batinnya dalam hati ketika melihat kehadiran Oh Sehun di sana yang menghampiri ayahnya dengan senyum lebar.
***
"Jadi, hari ini kencanmu berjalan dengan baik?"
Rachel yang sedang mengerjakan tugasnya langsung melirik Sehun yang sedang tiduran di atas sofa.
"Hm. Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" tanya Rachel dengan perasaan was-wasnya.
"Aku sibuk. Banyak sekali pekerjaan."
"Apa seharian ini kau hanya bekerja di kantor saja?"
Sehun melirik Rachel sejenak, "Mengapa kau menanyakan itu?"
"Aku hanya penasaran sesibuk apa seorang CEO itu. Aku juga sibuk sebagai seorang pelajar. Tapi aku masih sempat untuk jalan-jalan. Kau sendiri? Apa satu hari ini kau hanya berada di kantor bersama dengan para kekasihmu yang terbuat dari kertas itu?"
Sehun tertawa kecil, "Ya. Aku hanya di kantor dengan kekasihku yang terbuat dari kertas itu."
Rachel memicingkan matanya. Tidak mungkin ia salah lihat. Salah satu kelebihannya adalah dirinya memiliki penglihatan yang tajam.
"Kau betulan hanya di kantor saja?" tanya Rachel yang kini fokus pada Sehun.
Sehun mengangguk, "Ya."
"Dari pagi sampai malam?"
"Ya."
"Pembohong!" teriak Rachel dalam hatinya.
Rachel mengangguk kecil, "Aku ingin mengunjungi ayahku. Apa boleh?"
"Dia baik-baik saja."
"Kenapa kau tahu?"
Sejujurnya Rachel penasaran mengapa Sehun tidak mengatakan bahwa ia mengunjungi ayahnya siang ini.
Dilihat dari senyum Sehun kepada ayahnya tadi, Rachel yakin bahwa senyum itu adalah senyum akrab. Bukan sebuah senyum yang dilemparkan kepada orang yang baru kita temui.
"Para penjaga di sana selalu menghubungiku."
"Oh, kupikir kau yang datang mengunjunginya."
Sehun mendadak menatap Rachel, "Untuk apa aku mengunjunginya. Aku tidak punya urusan dengannya."
Rachel hanya mengangguk kecil. Kini ia tahu bahwa Sehun pasti merahasiakan sesuatu darinya.
"Apa lelaki itu malu karena ketahuan peduli pada Ayah?" tanya Rachel dalam hatinya.
Berharap bahwa ia akan segera mendapatkan jawabannya.
***
B e r s a m b u n g
Hmmmm.
Ngunjungin ayah mertua memangnya salah?
Btw, makasih buat kalian yang sudah gabung di kelas bahasa koreaku.
Buat yang belum gabung, ayok gabung.
Aku udah ngajar lebih dari 72 orang.
Yuk bergabung^^
Oh iya, sekali lagi aku mau ingetin. Aku bener-bener serius. Kalau lihat ada yang mirip dengan ceritaku, nggak pa-pa tegur.
Aku nggak bosannya mengingatkan kalian. Sebab cuman kalian yang bisa bantu aku.
Meskipun aku menulis tidak untuk cari pembaca, tapi aku selalu berusaha menyuguhkan yang terbaik untuk orang yang sudah mau mampir di sini.
Aku selalu berusaha untuk tidak menulis sesuatu yang kiranya mirip sama punya orang.
Tapi, aku nggak seutuhnya bisaa. Kenapa? Yang nulis banyak. Nggak mungkin aku baca karya mereka satu persatu.
Iya, kan?
Dan dunia wattpad itu kejam.
Ada yang nggak menjiplak mungkin, bakalan dikatain menjiplak oleh orang-orang jahat karena ada beberapa kesamaan.
Padahal yang sama itu belum tentu menjiplak.
Kalau itu terjadi, nggak kebayang, sih. Hahaha.
Dan aku nggak mau itu terjadi.
Walaupun mungkin kalian dapat beberapa adegan yang sama dengan punyaku, tapi nggak bakalan bosan aku bilang.
Meskipun tulisan aku masih jauh dari kata baik. Tapi ini adalah HASIL USAHA aku dan tidak mencuri HASIL USAHA ORANG.