My Mysterious Dosgan : Dosen...

By NengKarisma

67.9K 6.1K 295

Seri Mental Disorder Story ke-1 (Afka & Aruna) ⚠️ Budayakan follow Author sebelum membaca ⚠️ πŸ€πŸ€ Aruna Green... More

Prolog
Kosan +62
Perkara Duit Kos
Malam Jum'at
Bakos = Bapak Kos
Badmood
Mr. Evill
Gembel Cinta
Menyebalkan
Dekat
Pacaran
Cupang
Keluarga Pacar
Ajakan Hangout
Cemburu
Stay With Me
Bertahan
Putus
Puncak Rasa Sakit
Mantan
Mantan (Lagi)
Cabe-Cabean
Menyelesaikan masalah
Bukan Sekedar Halusinasi
Ajakan Berkomitmen
Go Publick
Perkara Cincin
Bahagia
Suprise
Kecewa
Tidak Baik-Baik Saja
Simpati
Melarikan diri
Faktanya
Sakit
Perhatian
Kesempatan kedua
Hamil
Visual
Memungut Restu
Sentuhan Akhir Cerita
VC
Janji Suci
Epilog
Penting Dibaca ⁉️

Kegagalan

1K 103 8
By NengKarisma

Kegagalan

"Tingkatan tertinggi dalam mencintai adalah ikhlas."-Jalaluddin Rumi

****

"Ndak, pokoknya pernikahan ini tetap dibatalkan!"

Bunyi gebrakan yang sangat keras disusul suara marah ibu, cukup membuatku terlonjak kaget. Tidak salah lagi, Ibu dan Ayah pasti sudah tahu tentang persoalan ini.

Bak tersambar petir di siang bolong, aku terlonjak kaget bukan main. Handphone digenggamanku bahkan sampai jatuh ke lantai.

"Ibu kenapa, ada apa itu bik?" Tanyaku sambil beranjak.

"Ro ono opo?" Tanya bibikku yang juga muncul dari balik pintu.

Ibu berjalan kearahku dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan. Marah, kesal, sedih, malu, juga kecewa yang nampak dominan.

"Nduk?"

"N--jeh buk?" Jawabku ragu.

Dengan air mata yang mulai berderaian, beliau meraih kedua tanganku. Menatap seluruh permukaan wajahku hingga turun kepada ke sepuluh jemariku. Menatap lekat cincin berpermata biru pemberian Afka saat meminangku.

"Oalah, malang sekali nasibmu cah ayu."

Tubuhku seperti ingin merosok saat mendengar nada suara ibu. Beliau sangat kecewa atas semua yang terjadi. Apakah benar pernikahan ini telah gagal terlaksana?

Tanpa diduga, setetes air mata jatuh dari pelupuk mataku. Rasanya terlalu sakit saat ditinggalkan disaat begini. Seperti ribuan jarum telah menikam jantungku perlahan, namun pasti.

Aku memang belum tahu pasti apa yang telah membuat semua ini kacau. Apakah fhoto dan video tentang Afka tadi, ataukah memang keluarganya yang membatalkan semua ini. Aku tidak tahu, tidak ada seorangpun yang mau bercerita kepadaku. Ibu melarangku keluar kamar, mungkin untuk mencegahku agar tidak menjadi bahan cibiran dan guncangan di luar sana.

Sekarang aku masih ada di dalam kamarku. Diam sambil menatap kosong kearah luar jendela. Ada beberapa orang yang berlalu lalang, cekcok pun masih terdengar samar.

Aku kecewa, sungguh amat kecewa. Kegagalan ini menyakiti hati jiwa dan ragaku. Karenanya, bukan saja malu yang kami tanggung. Tapi juga kepercayaan telah sirna akan sebuah komitmen tersebut. Tidak ada yang mau menjelaskan disini. Padahal aku masih kebingungan dalam belenggu kekecewaan ini.

Sedari tadi handphoneku terus berdering tiada henti. Hanya saja aku terlalu letih untuk sekedar mengangkat panggilan tersebut. Air mataku sudah terperas hebat sejak tadi. Ruangan yang sudah disulap menjadi secantik inipun rasanya hanya menambah kepedihanku. Mengingatkanku kepada kegagalan besar yang hari ini terjadi.

Entah mengapa, rasanya aku terus menerus mengecap kegagalan. Awalnya memang aku mengawalinya dengan baik, di kedua hubunganku yang terakhir. Tetapi, hubunganku dengan Afka ini memang yang paling rumit. Dari awal hingga akhir, semuanya terasa penuh teka -teki dan misteri. Namun pada akhirnya, aku lagi yang harus jatuh kedalam kegagalan yang sama.

****

"Makan dulu Na, nanti perut lo sakit!"

"Enggak,"

"Ck, badan udah kayak lidi bernyawa aja masih songong gak mau makan." Lawan bicaraku berdecak kesal.

"Masih kenyang!" Ujarku malas, sambil membersihkan sisa make up yang menempel pada wajahku.

"Gue jauh jauh kesini buat nyuapin lo, masa masih gak mau makan sih?" Kesal lawan bicaraku ini.

Aku berbalik, menatap wajah tampan berbalut kemeja batik tersebut.

"Lo kesini mau ngehadirin acara nikahan gue yang sialnya malah gagal. Kalau enggak gagal, lo gak bakal bujuk gue gini Jun." Sewotku.

Ajun tersenyum tipis, sambil merogoh sesuatu dari balik saku celana bahan miliknya.

"Niatnya sih mau dikasih buat kado pernikahan, eh tapi--"

"Gak usah nyinyir deh lo, pening kepala gue Jun!" Ketusku.

Dia tersenyum tipis, lalu berucap kembali. "Sensi amat mbak, PMS ya?"

Aku tidak merespon, moodku memang ambyar hari ini. Rasanya benar benar seperti nano-nano. Tidak menentu dan memuakkan.

"Udah, jangan dipikirin. Mungkin dia bukan jodoh lo Na. Masih untuk kejadian ini ketahuan pas kalian belum nikah, kalau udah gimana coba?"

Aku masih kukuh pada pendirianku, menatap Ajun yang menemaniku sejak siang tadi tajam.

"Gue seenggaknya bersyukur, cewek baik baik kayak lo gak jatuh ke tangan lelaki plinplan kayak calon lo." Imbuh Ajun sambil terkekeh.

Ajun memang rencananya datang kesini untuk menghadiri pernikahanku. Karena pernikahan urung terlaksana, jadilah dirinya digusur-gusur untuk membantu menenangkan diriku. Sedangkan Doyyeng dan Cika sedang sibuk mebantu membereskan kekacauan yang terjadi karena gagalnya pernikahan hari ini.

"Setidaknya dengan ini, lo bisa dapet lelaki yang lebih baik dari Bakos lo itu!"

Aku mengangguk tipis, setidaknya memang ada segi positifnya yang bisa diambil dari kejadian hari ini.

"Nih, kalau lo ruwet sama keadaan disini. Gue siapin ini udah dari lama, khusus buat adek bontot gue."

Ajun menyodorkan sebuah tiket kepadaku. Tiket liburan entah kemana, yang tentunya aku tidak bèrminat meliriknya.

"Dipikirin aja dulu, lo bisa ajak siapa aja buat nemenin lo. Sayang kalau gak dipake, gue udah siapin ini buat lo." Ujar Ajun sambil beranjak dari duduknya.

"Makan ya, lo nanti sakit."

Akhirnya, setelah membujuk diriku lebih dari puluh menit yang lalu. Aku mau mengisi sesikit makanan ke dalam perutku. Setidaknya, aku tidak ingin membuat banyak orang tambah iba juga khawatir karena keadaanku. Karena aku memang pribadi yang sungkan diberi rasa iba oleh siapapun, seberat apapun insiden buruk yang menimpa diriku.

Gagalnya acara pernikahanku, membuat banyak kekacauan disana sini. Makanan dari cetering yang sudah dibayar menjadi terbengkalai. Para tamu undangan yang berdatangan hadir harus kembali pulang, juga para kerabat yang ikut terundung malu dan terkena imbas karena gagalnya pernikahanku.

Hingga detik ini, belum ada yang mau menjelaskan kenapa pernikahanku bisa gagal. Aku belum tahu pasti, apa yang pihak Afka lakukan hingga membuat pernikahan kami gagal terlaksana. Apakah benar karena terungkapnya hubungan Afka dengan Aleena?

Entahlah, yang pasti semua orang masih urung menjelaskanya kepadaku. Yang jelas, kegagalan ini meninggalkan kekecewaan yang amat kentara dihatiku. Karena pada akhirnya, saat satu langkah lebih jauh akan kupijak, aku kembali harus mengalami kegagalan.

"Mbak, kata ibu sudah makan belum?"

Adikku--Arinda datang sambil membawa baju kebaya yang pagi tadi sempat dikenakanya.

Aku mengangguk samar sebagai jawaban dari pertanyaanya.

"Ya sudah, mbak istirahat aja. Hari ini mbak pasti letih banget." Ujarnya sambil tersenyum tipis kepadaku.

"Ya sudah, aku ke depan dulu mbak."
Arinda berbalik, hendak menutup pintu kembali.

"Dek?"

"Iya, kenapa mbak?"

Aku harus bertanya kenapa dan apa alasanya yang membuat pernikahan ini gagal terlaksana.

"Boleh mbak tanya?"

"Tanya apa mbak?" Bingung adikku.

"Dek, tadi ada siapa yang dateng?"

Arinda terdiam sejenak, seperti menimang nimang kata yang tepat untuk diutarakanya. "Hm, itu mbak--" Jawabnya ragu ragu.

"Jawab aja Dek, mbak mau tahu."

"I--itu, tadi pagi ada mas mas ganteng gitu." Ujarnya memulai mengutarakan. "Katanya, si masnya itu saudaranya mas Afka."

"Arez?" Tebakku.

"Apanya mbak?"

"Namanya?"

"Bukan, namanya Mas Altar."

"Altar?"

'Siapa?' Bingungku.

"Katanya dia kakaknya mas Afka."

Ah aku ingat, pria tinggi tegap ber-aura tak kalah kuat seperti Afka. Pria yang pernah aku temui dalam keadaan topless saat bermain di rumah tante Anita kala itu.

"Kakaknya?"

"Iya, katanya dia kakaknya. Datang sama cowok ganteng juga sih, tapi namanya gak tahu."

Pasti Arez.

"Mereka ngapain?"

"Mmm, mereka--"

"Kenapa?" Desakku.

"Nganterin cincin yang nantinya bakal buat nikahan mbak."

"Hah?"

"Iya, katanya hubungan ini gak bisa di lanjutkan lagi."

Deg

"Katanya mas Afka gak bisa bersanding sama mbak."

"Maksudnya?"

"Mereka ngebatalin pernikahan ini, karena gak bisa lanjutin pernikahan ini. Mereka juga meminta maaf sebesar besarnya atas nama mas Afka."

Fix, sudah sampai disini aku mengerti dengan pasti. Mereka membatalkanya karena Afka. Entah soal hubunganya dengan Aleena yang kembali menguap keudara, atau ketakutanya akan komitmen yang kembali menghantui benaknya. Namun pada akhirnya, semua komitmen yang kami bangun sirnah dan sia-sia begitu saja.

Dengan sekali tindakan, dia menghacurkan mimpi dan harapanku soal pernikahan. Memupuk rasa bahagiaku menjadi kekecewaan yang amat kentara. Disetiap detiknya, ada rasa kecewa yang kini terus membayangi, mengitari hati dan menggerayangi sanubari.

Afka sudah menang. Memenangkan cintaku, menarik ulur perasaanku dan pada akhirnya menghancurkan rasaku dengan sekejap mata. Dengan tanpa rasa, ia melimpahkan semua kekecewaan tersebut dengan nyata.

****

TBC

Update lagi yo🎉🎉
Cung yang nungguin update🖑🖑
Maaf ya kalau Aruna jarang update🙏🙏
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentarnya🖑🖑

Gimana, kira kira Afka mau ngapain ya kalau muncul nanti??
Apa dia bakal balikan lagi sama Aleena??
Atau balik lagi ngemis ke Aruna???

Ditunggu aja ya kelanjutanya. Jangan lupa follow NengKarisma atau IG karisma022
Ok👍👍

Jumpa lagi nanti🖑🖑
Sukabumi 31 Agust 2020
Revisi 10 Januari 2021

Continue Reading

You'll Also Like

7.2K 599 152
Seorang gadis cantik yang jatuh cinta kepada atasannya sendiri Bisakah gadis ini menaklukkan hati atasannya yang terkenal memiliki hati sedingin es
19.2K 1.8K 63
➑️ Jangan copy milik saya, yaa✌😁 ➑️ Follow sebelum baca ✌😁 ➑️ Jangan lupa tinggalin jejak komentar juga ✌😁 ➑️ Sambil tahap revisi Part dibawah 30...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

2.9M 204K 36
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
4.2K 1.1K 49
"Dua hati saling mencintai, akankah semesta mengijinkan keduanya bersama..??" ❀️❀️❀️ Reyfan itu cuek, tapi nggak sedingin kayak cowok-cowok wattpad K...