The Vampire King and the Quee...

By AurliziaGerald

629K 24.2K 508

Revan, penerus tahta Rumpthorn pergi ke dunia manusia untuk mencari pengantinnya.Tania, seorang penyihir sete... More

The Vampire King and the Queen Witch
chapter 2- Redmoon
Chapter 3 - The werewolves
Chapter 4 - The Priestess
Chapter 5 - First Kiss
Chapter 6 - Be Mine
Chapter 7- The Coronation
Chapter 8 - Just kill me
Chapter 9 - Fake Honeymoon?
chapter 10- Are we enemy now?
chapter 11 - A Pledge with werewolf
Chapter 12 - Who is GIA? # part 1
Chapter 12 - Who is GIA? #part 2
Chapter 12 - Who is GIA? #part 3
Chapter 14 - UnderRealm
Chapter 15 - The Old Story
Chapter 16 - Clon
Chapter 17 - I Know
Chapter 18- How did i know?
Chapter 19 - War
Chapter 20 - Finally

Chapter 13- Conflicts

24.6K 991 31
By AurliziaGerald

Hiii Readers ^^
Maaf atas keterlambatannya,
Author cukup sibuk untuk belakangan ini.
Sekali lagi maaf atas ketidaknyamanannya ><
Author berharap para readers bisa memakhluminya xD
Thanks for the votes and the comments :)
Here enjoys the thirteenth Chapter ^^

Aku masih tidak percaya akan ini semua. Aku memang lupa akan nama Oma dan semenjak kami kehilangan ayah, mama bersikeras untuk tidak pernah lagi menghubungi Oma.

Pada saat itu, aku berpikir mungkin itu satu-satunya cara untuk melindungiku. Oma dan Opa adalah legendaris yang diburu oleh para magician. Tentu saja ia legendaris, karena tak ada satupun penyihir yang hidup lebih lama dari Oma. Ia mampu memperpanjang life span nya dengan ramuan berpadu sihir yang ia ciptakan sendiri.

Rumornya, Oma awet muda, begitu pula dengan Opa. Oma dan Opa meninggal di usia mereka yang memasuki dua setengah abad. Mereka lebih memilih membakar tubuh mereka sendiri daripada harus memberikan tubuh mereka kepada magicians. Makadari itu, Magicians yang kehilangan sang legendaris, pun mencari semua penyihir yang ada. Membunuh mereka dan mengambil kekuatan mereka, hanya untuk mencari keturunan Sang legendaris.

Satu per satu penyihir menghilang dari permukaan bumi. Tak ada satupun tersisa kecuali mama dan diriku sendiri. Aku tidak tahu mengapa para penyihir bisa kalah dari mereka. Aku tahu, penyihir memang tidak diciptakan untuk membunuh. Namun ini sedikit tidak adil.

Mama akhirnya menyusul  Oma dan yang lainnya. Waktu itu, aku baru saja pulang dari part time ku.
Aku masih ingat dengan jelas, bagaimana mama membakar tubuhnya. Ia tersenyum sekilas sambil menesteskan air matanya yang kemudian berubah menjadi permata.
" Anak itu, kalian tentu tahu, dia anakku dengan manusia. Tentu ia tidak akan menjadi legendaris. Karena keturunan legendaris yang sempurna hanya pada diriku seorang" Ujar mama sebelum berangkat menuju dunia antah berantah. kemudian Ia merafalkan mantra dan keluarlah api hitam. Api hitam itu pun dengan cepat menyambar tubuh mama dalam hitungan detik.

Begitulah bagaimana aku bisa menjadi penyihir terakhir di dunia ini. Namun aku bukan legendaris. walaupun aku benar-benar akan hidup dalam waktu yang lama, tapi itu terjadi karena sekarang ini aku adalah penyihir sekaligus vampire. Aku hanya akan hidup lama karena darah vampire yang telah mengalir ditubuhku ini.

" sayang?"
Suara itu membuat lamunanku buyar. Laki-laki bertubuh tegap itu dalam hitungan detik sudah berada di depanku. Aku tengah duduk di kursi yang ada disamping kasur. Dan laki-laki itu tepat didepanku dengan kedua tangan memegang pegangan kursi yang kududuki. Ia berhasil membuatku terperangkap.

Aku melototi Revan karena tatapannya yang sedikit menggelitiku. Ia tengah memandangku dengan ekspresi dalam, dan lembut. Aku tahu maksudnya, ia sedang kelaparan sehabis berlatih daritadi.
" Baiklah, makan-" sebelum aku menyelesaikan kalimatku, ia sudah mulai menjilati leherku dan tangannya yang kokoh tersebut sudah menarik tubuhku kedalam pelukannya.
Aku hanya tersenyum lalu membalas pelukannya, dan membiarkan dirinya menikmati makan malam.

***

 Clara tepat berada di hadapan kami. Ia tengah menatap sinis kepada Revan yang terlihat tidak berani melihat langsung ke mata ibunya.
" Aku bahkan menyusup ke kantor administrasi Seoul! hanya untuk menyelidiknya siapa Gia sebenarnya! dan ternyata kalian sudah mengetahuinya lebih dulu! Mama kecewa padamu Revan!" Gerutu Clara tidak habis-habisnya.
Bagaimana tidak kesal? Kalau aku ditempatkan di posisi Clara, tentu aku akan mencemooh anakku sendiri. 

Rain, Seira dan Troy memilih diam. Mereka memang sedikit takut akan Clara yang mulai kesal. Wajah seseorang yang cantik layaknya malaikat akan berubah sekejap menjadi makhluk setan mengerikan jikalau ia sedang marah.
" Mama tidak pernah menanyaiku, makadari itu aku tidak pernah mengatakannya" Ujar Revan dengan santai.
Clara pun mendengus,
" Kamu benar-benar mewarisi sikapku- apa boleh buat"
Clara pun hilang dibalik pintu bersama Rain yang mengikuti istrinya dari belakang.

" Kamu hebat kak! Mama saja angkat tangan bicara denganmu" Ucap Seira dengan mata yang berbinar-binar.
Di keluarga Rumpthorn, tak ada satupun yang berani dengan Clara, kecuali putranya sendiri.
Seira, Troy dan Revan akhirnya membicarakan acara pernikahan Seira dan Troy. Sedangkan aku masih sibuk memikirkan bagaimana caranya berkomunikasi dengan spirit Tanah. Ia tidak pernah muncul dihadapanku. Apakah aku harus mencarinya? Aku hanya ingin menanyainya kenapa diriku bisa menjadi setengah vampire dan setengah witch?

Vampire diciptakan untuk merusak sesuatu. Sedangkan Witch diciptakaan bukan untuk merusak, tetapi memelihara dunia. Dan diriku sebagai vampire sekaligus Witch. Apa yang harus kulakukan?
Dan efeknya- Kalau aku mengandung anak Revan, apakah ia akan menjadi monster? Aku takut..
Aku harus secepatnya mencari Spirit tanah. Dia satu-satunya yang belum kutemui.

" Niaa.. kamu sedang melamun? " bisik Revan tepat ditelingaku.
Lamunanku buyar lagi untuk kedua kalinya. Aku pun mengangguk pelan.
" Sepertinya aku akan melakukan perjalanan mencari spirit bumi " Ujarku pada mereka semua.
Mereka semua terperangah akan apa yang kukatakan barusan.
Aku yang sedaritadi duduk melamun memutuskan untuk memberitahu mereka semua. Tidak ada lagi rahasia yang harus kusimpan dari mereka.

" Aku akan menemanimu" Sahut Revan sambil memegang jemariku.
Aku tersenyum lembut padanya dan menopang kepalaku di pundak yang lebar tersebut.
Sungguh aku merasa bahagia disamping laki-laki ini.

***

Seseorang memantau cctv dengan takjub. Ia tahu ada yang membuka komputer tersebut sewaktu malam hari. Makadari itu, ia memasang kamera kecil didekat file-file yang terletak tepat dihadapan komputer tersebut.

Ia mengawasi semua gerak gerik wanita itu. Dari apa yang dilihatnya, ia tahu wanita itu tidak bahaya, namun ia penasaran dengan apa yang dicari wanita itu. Maka ia memutuskan untuk me-zoom cameranya sampai sepuluh kali lipat. Dan dimonitor komputer tersebut terpampang wajah wanita yang sangat cantik dengan matanya yang berwarna hijau terang. Pertama-tama ia kaget, kemudian ia tersenyum lega.

" Tania Victoria" Gumam laki-laki itu sambil membaca nama wanita yang ada di monitor tersebut.
Lalu di samping foto wanita cantik tersebut, tertulis " Hilang ".
Laki-laki itu semakin penasaran.
Tiba-tiba wanita tersebut beranjak bangun dari tempatnya, sekilas, terlihat wajah wanita itu.
Matanya yang merah darah membuat laki-laki itu sedikit terperangah. Dan Wanita itu keluar dari ruangan tersebut dalam hitungan waktu satu detik.

Laki-laki itu menggeleng.
" Sepertinya Witch itu bermasalah dengan Vampire tersebut.. Aku memilih untuk melupakan apa yang kulihat hari ini" Ujar laki-laki itu sembari menekan tombol " destruction" . Sekejap, kamera kecil yang ditempatkan diantara file-file tersebut pun meledak.
Laki-laki itu berjalan keluar dari ruang security dan membiarkan alarm kebakaran tersebut berdering nyaring.


***

Fairy Lil tepat berada didepan Magicians dan Werewolves,  namun ia tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Ratu magicians dengan cerdiknya membuat pelindung disekitar wilayah tersebut. Bahkan seekor kelelawar yang hendak memasuki wilayah tersebut hangus ditempat.
Fairy lil tidak berani menerobos wilayah tersebut, karena ia takut nasibnya akan berakhir mengenaskan seperti kelelawar tadi. Makadari itu, ia memilih kembali ketempat Tania berada.

Tania terlihat makin gelisah setelah mendengar apa yang dikatakan Fairy lil.
Ia takut mereka merencanakan sesuatu yang licik. Namun Revan yang mengetahui kondisi tersebut tidak merasa takut ataupun gelisah.
" Lord Arthemis dan Queen Paroah sudah datang, aku akan menghadiri rapat strategi dulu" Ucap Revan yang hendak meninggalkan Tania di kamar mereka.
Tania dengan cepat menarik ujung lengan baju Revan, membuat Revan spontan menoleh kearah Tania.
" Aku ikut, karena aku Ratumu bukan?"
Tania tersenyum manis. Revan menggelengkan kepala , namun akhirnya menjulurkan tangannya pada Tania. Tania pun menyambut tangannya dengan hangat.
Pasangan itu pun keluar dari ruangan tersebut bergenggaman tangan.


Untuk pertama kalinya Arthemis bertemu Tania setelah Arthemis tahu Tania adalah seorang Witch, ia bergerak menyerang Tania dengan pedangnya. Revan menangkisnya dengan mudah. Pedang itu pun jatuh tepat didepan mereka. Tentu Laki-laki tua itu kalah jauh bila dibandingkan dengan Revan.
Revan mendesis dengan marah,
" Jangan harap kau bisa menyentuh ratuku, Lord Arthemis" Lalu ia menghempaskan Arthemis hingga pria itu terpental dan menghantam dinding. Dengan cepat, prajurit dan Fred langsung menghadang Revan.

Mata Revan sudah berubah menjadi merah- tandanya ia sudah sangat serius kali ini.
Hawa untuk membunuhnya bangkit. Tania yang tidak bisa menahannya perlahan tekanan tersebut, hampir pingsan dengan nafas terengah-engah.
" Rev- Re... vann"
Rintihan Tania membuat Revan sadar dan langsung memapah Tania yang wajahnya sudah pucat.
Arthemis bangun, dan mulai menyerang dengan tinjunya. Ia melewati Fred dan prajuritnya, melemparkan tinjunya pada Revan, namun sayangnya pedang kesayangan Arthemis tepat mengarah padanya.

Pria itu berhenti sejenak. Lalu tertawa dengan keras. Revan menyeringai, lalu bermain-main dengan pedang yang ada ditangannya.
" Anda masih berminat mendapatkan kekuatan Witch? Maaf, tapi aku tidak akan membiarkannya. Lord Arthemis"
Arthemis membuang muka, lalu menatap Tania dengan rendah.
" Bukankah lebih baik witch itu mati? jadi kita tidak bersusah payah menghadapi magicians"
Tania melototi Arthemis dengan simpati.

" Anda.. Anda hanya benci dengan Witch karena kutukan witch yang masih lengket pada anda"
Kata-kata itu membuat Arthemis semakin marah.
" Kauu! Darimana kau tahu akan masa laluku?!" Teriak Arthemis. Ia sudah kehilangan akalnya.
" Spirit disekitar anda yang mengatakannya padaku. Aku bisa meminta spirit yang bertanggung jawab atas kutukanmu itu untuk menghapus kutukanmu" Kata-kata Tania membuat Arthemis lunak sebentar, namun tidak lama. ia mulai menyerang Tania lagi.

Mau tidak mau, Revan mengancam Arthemis dengan pedang yang mengacung leher pria berumur ribuan tahun tersebut.
" Yang Mulia Revan, Lord Arthemis , saya berada disini bukan untuk melihat anda bertarung. Tolong hargai keberadaanku" Ucap Queen Paroah dengan tegas.
Sebagai yang paling bijaksana, wanita itu behasil menghentikan perkelahian mereka. Mereka kembali ke tempat duduk masing-masing.

Queen Paroah pun memulai rapat. Ia terlihat tidak suka dengan keributan yang terjadi barusan.
" Apa tujuan anda memanggil kami ke istana anda, Yang Mulia Revan?" Tanya Queen Paroah seformal mungkin.
" Saya mengundang kalian untuk membicarakan strategi kita" Ujar Revan berusaha tenang.
" Saya mempunyai beberapa strategi. Namun aku mengharapkan kerja sama anda sekalian" Ujar Revan.

Benjamin pun membuka mulut,
" Kita tidak mungkin bisa melawan werewolves kalau ratu magicians berada didekat mereka"
Revan menggeleng.
" Kalian tidak usah takut dengan Destruction Active. Tania bisa mengatasinya dengan mudah. Kita hanya perlu memancing mereka ke suatu tempat, dimana para magicians tidak bisa masuk bahkan sihir mereka tidak berguna dalam area tersebut" Jelas Revan. Ia benar-benar terlihat serius kali ini.

" Kalau mereka tidak terpancing, dan memutuskan untuk menyerang salah satu kerajaan kita?" Arthemis akhirnya turut berpartisipasi.
" itu rencana B. Kita tetap akan menyisakan beberapa prajurit yang tangguh di perbatasan kita, untuk memantau keadaan. Dan juga, memasang perlindung sihir di kerajaan kita masing-masing" Sahut Revan.

" Kalau mereka berteleport?"
Kali ini Revan kehabisan akal. Menteri pertahanan Rumpthorn sangat cermat dengan semua kemungkinan buruk.
" Aku akan memastikan dimensi ruang waktu tidak bekerja. Spirit angin dengan suka rela akan membantu kita" Ujar Tania.
Semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut terperangah.
Memang, keberadaan Spirit Angin sangat membantu.
Tanpa Spirit Angin, tentunya Tania sudah ditangkap magicians dan ia tidak akan pernah bisa bertemu dengan Revan.

" Baiklah sepertinya kita bisa memakai strategi tersebut. Ksatria Elemen air harus berdampingan dengan yang berelemen es akan menyerang werewolves. Sedangkan Ksatria yang berelemen api menyerang magicians dari perbatasan pelindung yang akan dibuat. Kuharap para menteri bisa mengkoordinasikan para ksatrianya dengan baik" Ujar Revan dengan lega.

" Darimana kita dapat kekuatan untuk membuat tempat anti sihir?" Tanya Fred secara tiba-tiba. Ia masih meragukan Revan. Menurutnya, perang ini tidak akan sebegitu mudah seperti yang ia katakan. Apalagi dengan hal yang berkaitan dengan pelindung dan semacamnya.
" Serahkan saja padaku" Ujar Clara dengan tenang.

Maka Rapat strategi itu berakhir. Masing-masing dari mereka harus membuat persiapan mereka akan Perang yang akan dimulai ini. Perang besar yang akan terjadi dalam dunia Vampire ini.



Continue Reading

You'll Also Like

336 141 42
Siapa yang mengira kesembuhan ini bukannya untuk membuat diri Roselind sehat tapi kesembuhan yang dia dapat hanyalah kematian yang membuat semua kehi...
62.9K 1K 31
ekhemm.... permisiii semuaa karna aku suka baca cerita di wattpad, dan banyak cerita yg udh aku cari dan aku baca, dan rata-rata cerita yg udh aku ba...
11.4K 1.4K 13
nikmatin aja, masih pemula (terinspirasi dari ggs returns)
98.6K 8.7K 58
Pernahkan kalian berfikir untuk meninggalkan kota kelahiran kalian hanya untuk mengetahui penyebab kematian keluarga yang kalian cintai? Seungwan...