Never Gone [On going]

By Ricilll

1.3K 1.1K 1K

❗TINGGALKAN JEJAK SETELAH MEMBACA❗ "Jika kau bahagia, Tak ada alasan untuk aku tidak bahagia." -START PUBLISH... More

PROLOG-NG
NG- Bad Day[1]
NG-Angel[2]
NG-Mahreen Drop?[3]
NG-Kazthan Gila![5]
NG-Who dis?[6]
NG-Misterious.[7]
NG-SARAPAN[8]
NG-UPACARA[9]
NG-Drama[10]
NG-Virus[11]
NG-Mimpi[12]
NG-Berteman[13]
NG-Calon mertua?[14]
NG- He's back! [15]
NG-Who's?[16]
NG- berteduh[17]
NG-Sandaran [18]

NG-Penguntit?[4]

110 96 101
By Ricilll

Aku yakin masih ada typo. Tandai bila memang ada ya.

Readersku, Aku berterimakasih sekali telah membaca cerita aku. Semoga kalian suka sampe terus nunggu kelanjutan cerita ini ya.

Vote dan coment juga ya biar aku tambah semangat lanjutin nulisnya hehe❤

Selamat membaca❤


**



Senja sore ini, Langit diatas sana sangat indah. Tak ada yang menyangkalnya apabila sang senja tak indah. Pria lesung itupun mengakui langit senja ini sangat indah, Bahkan selalu indah.

Ia dengan seragam yang melekat ditubuhnya meneguk kopi dengan santai. Wajahnya ia tak palingkan dari keindahan senja langit hari ini. Wajahnya tersenyum menikmati pemandangan itu didalam sebuah caffe.

Mungkin ini adalah tempat Favorit setiap orang. Pojok caffe samping jendela.

" Tumben?."

Mendengar seorang gadis yang bertanya kepadanya pria itu menoleh. Navi, Ia tersenyum sangat manis kepada sahabatnya yang memakai seragam khas caffe disana.

" Sengaja, Pengen ngadem,"  Ucap Navi dengan lembut. " Duduk sini bentar,"

Gea langsung duduk tanpa berbasa basi dahulu. Ia berada disamping Navi, Pria itu menatap lekat lekat wajah gadis disampingnya itu. " Lo lagi baik baik kan?,"

Gadis itu mengangguk sekilas. " Kenapa?"

Navi kini mulai menarik nafasnya dam mengeluarkannya. " Gaada alasan lagi buat lo diem ngebiarin Kazthan deketin lo, Ge"

Gea menaikkan alisnya, Tiba tiba saja pria itu membahas Kazthan.

" Mungkin lo nggak ngerti," Ucap Navi. " Boleh gue mulai ceritanya sekarang? Barusan cuma basa basi aja."

Gea mengangguk mencoba memahami raut wajah Navi.

Disana Navi mulai menceritakan apa yang telah ia lihat, Kazthan dan Clarita. Pria itu menceritakan semua itu. Mulut dan wajahnya tak bisa dikontrol dengan baik. Sepertinya Navi mulai tersulut emosi menceritakan itu.

Navi bukan mengadu, Ia hanya tak ingin Gea terluka. Itu saja.

Namun, Aneh rasanya. Navi melihat raut wajah Gea yang baik baik saja. Tak ada raut wajah sedih kesal ataupun itu. " Lo dengerin gue kan?"

" Gue masih punya telinga juga kali!"

Navi mengangguk. " Sekarang apa yang mau lo lakuin?"

"  Gue gak mau lo cuma diem. Yang ada Kazthan semakin menggila kalo lo diem aja!"

Gea hanya terdiam tak berkata. Sebenarnya tak ada yang harus dikatakan. Itu tak penting menurutnya. Ia tak menganggap itu hal yang harus dibuatnya terkejut.

***

"Ge! Lo kenapa sih?" 

" Denger, Sampai kapanpun gue gak akan berhenti ngejar lo. Bahkan sampai lo mati gue tetep buat lo, Ge!"

" Ge, Lo nggak seharusnya jauhin gue. Tiba tiba lo pergi gitu aja, Tiba tiba lo ngilang gitu aja. Mulut lo gunanya buat apa Ge?,"

" Seenggaknya lo ngomong sama gue kalo lo mau pergi. Jangan ngilang gitu aja, Ge."

" Lo buat gue khawatir. Ge, Mulai sekarang lo jangan pernah lepas dari pandangan gue."

" Lo jauhin Navi ge. Kayaknya Navi lo itu suka sama lo. Gue nggak akan biarin itu terjadi, Ge!"

" Gue nggak akan biarin cowok manapun deketin lo!"

" Lo milik gue, Gue milik lo."

Ucap Kazthan dengan suara yang melemah setiap kata yang diucapkan. Setiap perkataan yang dikeluarkan olehnya membuat Gea merasa kasihan. Bukan, Luluh atau merasa bersalah. Tapi, Kasian. Tak ada hal lainnya.

Setelah mendengar kelakuan tak senonoh Kazthan dari Navi kemarin sore. Gadis itu mulai berfikir. Rasanya ia harus bertindak agar pria itu tak lebih jauh mendekatinya. Benar kata Navi, Pria itu akan seenaknya apabila Gea hanya diam saja.

Bukan karena ia tak ingin didekati olehnya. Pikirkan saja, Kazthan mengejarnya dalam kurun waktu yang sangat panjang. Namun, Pria itu selalu saja bersama gadis bernama 'Clarita'. Bukan cemburu, Ia tak tahu harus bagaimana menghadapi pria itu.

Gea yang menyandarkan tubuhnya di kursi taman itu hanya terdiam. Tak ada beban sepertinya dalam diri Gea.

" Ge?"

Kini, Gea mengalihkan tatapannya kearah Kazthan. Pria itu mendelik sekilas kearah Gea. Melihat itu, Gea menghembuskan nafas kasarnya.

Gea kini mengalihkan tatapannya kedepan. Lalu, Ia menarik nafasnya dalam dalam.

" Tan, Harusnya lo sadar. Lo bukan siapa-siapa gue. Punya hak apa lo kayak gini?"

Saat itu juga, Kazthan menoleh dan menatap Gea dengan wajah terkejut.

" Gue gak pernah nganggap lo cowok. Lo cuma bajingan keparat yang gila karena obsesi semata!"

Tiba-tiba saja Kazthan terkejut saat Gea menaikkan nada suaranya. " Gue cinta sama lo Ge, Harusnya lo tau itu!"

Gea menyeringai ucapannya itu. " Lo harus bisa bedain mana Obsesi mana Cinta!"

" Lo tahu? Gue risih deket sama lo. Gak tahu malu banget lo terus ngejar gue, Ngatur gue seenaknya, Bentak gue seenaknya. Lo punya hak apa?,"

" GUE TANYA LO PUNYA HAK APA!"

Kazthan merasakan emosi yang membludak saat itu juga. Tangannya terkepal keras dan mengangkatnya melayang yang hampir memukul wajah Gea.

Gadis itu dengan cepat menahan lengan kekar itu. Gila! Gea termasuk golongan kuat. Ia menahan dengan keras lengan Kazthan dan menghempaskan begitu saja.

" Punya hak apa lo mukul gue?".

" Ini untuk terakhir kali. Gue tegasin sama lo. Gue bukan siapa-siapa lo. Harusnya lo tahu diri!."

Gea dengam wajah kesal bangkit dan meninggalkan taman itu. Rasanya sangat legas mengeluarkan semua sesak dalam hatinya.

Sepertinya mulai hari ini, Gea akan menghindari Kazthan dengan permanen.

***

Waktu berjalan hampir satu minggu setelah Gea dengan secara terang terangan menjauh dari Kazthan.

Gea kira, Menghindari dengan cara kasar menurutnya hal yang akan mempan untuk seorang pria ' Most wanted ' seperti Kazthan. Namun, Perkiraan salah pria itu malah semakin menjadi. Dan itu membuatnya sangat Frustasi.

Pria itu malah seenaknya saja kepada Gea.

Hari ini Gea sengaja bersembunyi di ruangan seni yang jauh dari jangkauan gedung utama. Ia kini tengah berkutik dengan gitar hitam. Petikan demi petikan mulai mengikuti irama.

Ruangan ini tampak sangat cocok untuk seorang yang tengah patah hati ataupun saat hati dalam keadaan buruk. Pasalnya ruangan ini sangat tenang karena berada diujung gedung sekolah. Untuk menenangkan hati saja mungkin sudah cukup.

Suara merdu gadis itu mulai mengkuti irama petikan gitarnya. Kepalanya menunduk melihat jari jari lentiknnya memetik gitar.

Sungguh syahdu.

Namun, Disaat tengah tengah puncak chemistry lagu. Petikannya terhenti dan matanya menoleh kearah piano yang dekat dengan pintu keluar.

Brukk

Sial! Saat bernyanyi moodnya mulai membaik sedikit demi sedikit. Suara sialan itu mengganggu suasana hati Gea, Sungguh penguntit sialan!

Gea bangkit dari kursi dan mulai mendekati asal suara itu. Suara tadi seperti orang yang terjatuh.

Sebentar, Apakah itu memang seseorang siapa? Apakah dia penguntit? Apakah dia seorang psyco yang sengaja mengikuti Gea?  Ah tidak!

Kini kakinya perlahan berjalan melangkah mendekati piano putih di depannya. Asal suara tadi Gea mendengar dari sana.

Matanya kini memicing terus kearah piano itu. Gadis itu kini seolah olah sedang mencari seorang pencuri.

Langkahnya semakin dekat kearah piano besar itu. Ah! Gea menemukan seseorang dibalik piano itu.

Pria itu berjongkok dan mencoba menyembunyikan diri. Namun, Sia sia saja tubuhnya masih terlihat dengan mata telanjang.

Gea terus saja menatap punggung pria itu. Gadis itu berdeham dan Pria itu kini menyadari dia telah tertangkap basah. Tubuhnya yang sedang berjongkok mulai bangkit dengan menopang lengannya ke sisi piano.

Tatapannya masih setia memandang pria itu. Pikirannya berkecamuk, Mengapa pria itu berada di gedung yang lokasinya lumayan jauh dengan gedung utama.

Ah ya, Sedikit menjelaskan. Sekolah ini memiliki gedung gedung yang berbeda. Gedung utama, Gedung khusus seni, Gedung khusus Jasmani, Gedung khusus Sains dan beberapa Gedung lainnya. Gedung utama adalah gedung khusus untuk belajar dan tempat ruangan ruangan guru. Ini berbeda dengan ketiga gedung lainnya.

Dan untuk Gedung khusus seni terhalang oleh dua gedung. Ah, Gedung utama yang luas cukup jauh untuk menjangkau gedung seni. Apalagi gedung seni berada di paling ujung. Mungkin ini cukup untuk menjelaskan.

Ah, Pria itu birrazzka.

Lengannya kini terangkat menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Rasanya ia malu sekali sekarang.

" Gue tadi gak sengaja denger lo nyanyi!"

" Tapi sumpah ya gue gak nguntit lo!"

" Suer! Gue berani sumpah gue gak nguntit lo!,"

Gea hanya terdiam mendengarkan alasan pria dihadapannya ini. Tak penting menurutnya. Lebih baik Gea meninggalkan pria setengah waras ini.

Langkahnya kini berjalan di area koridor gedung seni. Suasana hatinya memburuk kali ini. Hufft, Bila saja pria itu tak datang. Mungkin tak akan seperti ini.

" GUE SUKA LO!"

Langkahnya terhenti saat mendengar teriakan pria dibelakangnya itu.

"Suara lo bagus!"

" Lo cantik!  Tapi masih cantikan kylie jenner "

Mendengar itu, Gea menggeleng dan kembali melanjutkan langkahnya.

" WOY?! "

" LO DENGER KAN?"

" BARU SUKA KOK!"

" WOII BUDEG!!!"

" DIPUJI BUKANNYA BILANG MAKASIH!"

" DASAR JIDAR!"

" DATER AMAT MUKA LO "

" DASAR BOCIL! "

" TAPI GUE SUKA KOK!!! "

Gea masih mendengar samar samar kekesalannya. Tapi anehnya, Gadis itu tampak mengembangkan senyumannya secara tiba tiba.

Brakk

Tiba-tiba, Suara gebrakan keras terdengar jelas di telinga Gea saat ia hampir berbelok. Ia sungguh terkejut saat melihat Kazthan disana dengan amarahnya. Dan juga tubuh Birazzka yang terkapar dilantai.

Gea langsung berlari dan mencoba menghalangi pukulan yang hampur mendarat kearah Birazzka.

" Lo apa apaan Gea?!" Teriak Kazthan dengan suaranya yang sedikit menggema diarea sana. Ia tak terima ketika ia melihat Gea seperti membela Birazzka.

Gea sangat tak menghiraukan perkataan itu. Kini ia menghempaskan lengan yang ia genggam tadi secara kasar.

Ia berjalan mendekati Birazzka yang terkapar dibawah lantai itu. Ini bukan ia membelanya. Gea merasa bersalah saja karena Kazthan yang memukul pria itu karenanya.

Gea tahu, Kazthan memukul pria itu karena mendekatinya. Namun, Ini sangat salah. Mengapa Kazthan memukulnya hanya karena itu?

Ah, Memusingkan. Gadis itu memilih melangkahkan kaki dengan membopong tubuh Birazzka dan meninggalkan Kazthan.

Kini Gea dan Pria tinggi tadi berada di UKS. Veizkha mendudukkan dengan hati hati tubuh Lelaki yang tadi ditopangnya.

Wajah pria itu hanya sedikit lebam. Hanya butuh kompresan air hangat saja akan membaik.

Namun, Gadis itu bukannya melangkah mengambil kompresan. Tetapi Ia membantingkan tubuhnya di brankar pojok.

Pria itu melongo tak percaya melihat Gea malah membaringkan tubuhnya. Gadis gila! Ia mencoba berjalan mengambil Kompresan di pojok ruangan. Namun , Usahanya ditahan oleh Gea.

" Duduk!" Ucapnya singkat. Pria itu kini berjalan kembali dan  membaringkan tubuhnya.

Alih alih Gea mengompres wajah pria yang berahang tegas itu. Wajah keduanya sangat dekat. Gea tak menyadari pria dihadapannya ini tengah menatap kagum padanya

Lihat, Bagaimana tidak kagum saat melihat wajah cantik didepannya ini. Ini adalah harta terindah yang ia lihat hari ini. Sebut saja Birazzka berada dalam takdur baik hari ini.

Ssshhh

Tatapannya terhenti saat Gea menekan lebam itu dengan keras. Pria itu merintih kecil karena kesakitan. Lagi, Tatapan pria itu kembali memandang wajah Gea. Sungguh cantik.

" Nama gue Bir-"

" Gue gak butuh nama lo." Ucap Gea tanpa mendengarkan apa yang pria itu ucapkan.

Hoby banget motong ucapan orang.

Gea kini telah selesai mengobati pria dihadapannya sekarang. Dan ia menyimpan kembali kompresan tadi dengan rapih.

" Thank's"  Ucap pria itu. Gea hanya menoleh tanpa membalas ucapannya. Gadis itu kini melangkah ke brankar uks tadi dan merebahkan tubuhnya kembali.

" Lo bisu ya?"

Tak ada sahutan dari Gea. Ia diabaikan.

" Lo tadi kayak malaikat,"

" Malaikat di dunia nyata emang ada ya,"

Ucapan Birazzka terhenti saat tak mendengar balasan dari gadis itu. Ia menghembuskan nafasnya.

Tunggu, Firasatnya kini ia harus menunggu gadis itu membalas ucapannya. Lihat saja.

Satu

Dua

Tiga

Ternyata masih tak ada sahutan dari Gea yang tidur membelakangi Birazzka. Kesal rasanya apabila diabaikan seperti ini.

" Heh gue ngomong sama lo! "

" Pita suara lo emang terbatas kayaknya,"

" Sinting!"

" Tuli lo?! "

" Bisu ya?! "

" Lo kayaknya kehasut sama si SQUIDWARD yang pita suaranya rusak deh! "

Gila, Ia rasanya berbicara dengan dinding.

" Gue tadi nonton trailer film, di trailernya Ada cowok yang bunuh diri cewek gara gara ceweknya cueknya kebangetan,"

" Judulnya sih ' Jangan cuek nanti sayang' kalo nggak salah,"

Astaga, Pria ini tak ada lelahnya unruk berbicara kepada Gea. Percuma saja, Gea tak akan pernah membuka mulutnya hanya untuk menjawab omong kosongnya.

Baiklah, Birazzka berhenti ia akan menutup mulutnya saja.

***

" APA?!! "

" LO GILA REVAN!!!"


" Wanita tetep wanita yang harus dihargai , Lo jangan seenak jidat lo manfaatin Arika demi dia, Van!"

" Kalo lo mau jagain gadis itu cukup lo jagain dia dari jauh Van! "

Perkataan yang dilontarkan kembaran Revan itu membuatnya menciut dan menunduk. Tak ada cara lain menurutnya untuk mengetahui bagaimana keadaan gadis itu. Ini adalah salah satu cara untuk membuatnya mengetahui keadaannya dan menjaga dia dengan dekat.

Gevan tengah menggertak giginya dan mengepalkan lengannya. Revan melihat sangat jelas raut wajah saudara kembarnya yang tengah marah. Ia tak tahu dengan cara ini membuat kakaknya seperti ini.

" Kalo itu keputusan lo, Gue terima. Jangan sampe lo nyesel ngampil keputusan ini!" Ucap Gevan dengan menepuk nepuk bahu adiknya.

" Oh ya , Arnetta bakal satu sekolah sama lo!" Lanjutnya sembari meninggalkan Revan.

Saat mendengar kalimat terakhirnya , Seketika Revan berdiri dan membulatkan matanya.

" MAKSUD LO GUE HARUS JAGAIN DUA GADIS SEKALIGUS?! " Revan berteriak dengan keras.

" YAUDAH SEKALIAN GUE PACARIN AJA TEMEN SI NETA BIAR GUE BISA JAGAIN DIA JUGA! " Balas Revan tak kalah dengan teriakan pertama.

Gevan yang sudah menjauh dari kamar adiknya tersenyum nakal dan berjalan menuju dapur untuk membawa air minum. Entah mengapa tenggorokannya terasa kering. Berasa tak meminum satu minggu. Saat berjalan melewati kamar ibunya , Ia mendengar samar samar pembicaraan.

" Yang penting kamu nanti cari aja surat rumah itu!"

" Jangan terburu buru, Nanti kamu nikmati dulu tinggal disana!"

" Ish , Apa susahnya Netta! Mami udah kasih kenyamanan, Kamu cuma ngikutin syarat mami itu juga gak susah Netta!"

" Baik , Semoga berhasil honey!"

" Jangan lupa intinya kamu harus membuat anak itu menderita , Mengerti? "

Mendengar itu , Gevan merasa penjagaan terhadap Gadis tak akan cukup apabila dilakukan oleh Revan saja. Bahkan, Tak akan cukup apabila mengetahui bagaimana keadaan gadis itu lewat Arika.


Ia harus mencari cara lain agar Gadis itu berada dalam pengawasannya. Ia tak akan membiarkannya tersakiti bahkan lecet sedikitkpun. Tak lama Gevan memikirkan cara ia dengan cepat mendial seseorang lewat ponselnya.

Drrtt ... drrrt

Pria yang tengah berbaring merasakan getaran di saku kaosnya. Ia merogoh dan melihat notifikasi ponselnya.

Panggilan dari sahabat dekatnya itu membuat Birazzka malas menerima panggilannya. Namun, Beberapa saat ia langsung menerima panggilan itu.

Birazzka yang terlihat serius itu nampak sangat khawatir sekarang. Mereka berbicara tanpa ada sedikitnya wajahnya lega.

Setelah beberapa menit mereka berbicara. Azka mematikan telefon itu dan menghembuskan nafasnya perlahan. Ia menyimpan kembali ponselnya dimeja depan sofa yang ia tiduri.

Lalu ia menjadikan lengannya sebagai bantal. Ia mulai memikirkan apa yang teman nya tadi katakan. Haruskah ia berusaha mendekati Gea? Ah mungkin tanpa disuruhpun Azka akan mendekati gadis itu terus.

***

'' Abill, Nje mau nanya deh " Ucap gadis kecil yang tengah duduk di bawah pohon besar dengan boneka didekapannya.

Pria kecil itupun mengangkat kedua alisnya dan tersenyum yang menandakan apa yang akan gadis itu tanyakan. Dengan antusias Gadis kecil itu menggeser tubuhnya dan mendekat dengan pria kecil disampingnya.

" Abill tau gak, Bedanya aku sama sisa nasi? " Pria kecil itu mulai berfikir dan mengetuk ngetukkan jari dikepalanya.

" Nggak tau, Apaan tuh nje? " ujarnya.

" Kalo sisa nasi tuh disini " tunjuk jarinya tepat di bawah bibir pria kecil disampingnya. " Kalo aku ada disana. " Lanjutnya dengan menepatkan jari di dada pria kecil itu. Dengan kekehan kecilnya gadis itu tersipu malu dan berlari meninggalkannya. Tanpa disadari ia menjatuhkan sebuah kalung berbentuk bunga matahari.

Pria kecil itu membawa kalung itu lalu menggenggamnya.

Birrazzka tertawa kecil mengingat hal itu pada masa kecilnya. Sekilas terlintas ingatan itu yang membuat dirinya sendiri merasa merindukan gadis kecil kesayangannya. Tak bisa dibohongi apabila ia tak merindukan gadis kecilnya dulu yang sekarang sudah menjadi gadis yang tumbuh dewasa.









Aku mauu tanya, Kira kira visual ini cocok gak ya buat Gea?  Pleasee bantu akuya



Yeay!! Akhirnya update nih🎉

INGAT

INGAT

INGAT

Cerita ini hanya hasil dari sebuah imajinasi semata. Dan juga kegabutanku aja. Dan juga MURNI pemikiran aku sendiri. Jadi, Apabila ada sedikit yang tidak masuk akal tolong kritikannya ya!

Apabila kalian tidak suka dengan cerita ini, Mohon jangan menghujat. Aku masih punya hati:).

Apabila kalian suka cerita ini tinggalkan jejak ya! Aku gak akan maksa kalian ngasih vote ataupun follow. Tapi kalo kalian dengan senang hati sih ya gapapa!😘

Kali ini aku gak akan target views untuk up.

Kayaknya, Kapanpun itu kalo aku ada waktu luang aku up. Gitu aja deh hehe.

Oh ya, Kalian punya ig gak? Lempar dong nanti aku follow❤

Nah, Readers. Takutnya ada kesamaan dengan cerita lain. Kasih tau ya. Takutnya aku kena report. Cerita ini bener bener bener dapet jelas dari imajinasi aku tanpa jiplak milik orang.

Terimakasih telah datang di lapak imajinasi!❤

I will back!😘

[Cerita ini akan di Revisi kembali]

10 september 2020

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

6M 335K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
1.1M 45.4K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
4.2M 319K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...