Three Words 2 [ChangLix]

By sweetbearry10

364K 36.1K 19.5K

Kumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is ju... More

Three Words
Euphoria
Euphoria II
Euphoria III
The Light
The Light II
The Light III
You Belong With Me 🔞
You Belong With Me II
You Belong With Me III
You Belong With Me IV
PENTING
You Belong With Me V
You Belong With Me VI 🔞
You Belong With Me (BONUS) 🔞
Mr Coffee
Mr Coffee II
Mr Coffee III
Mr Coffee IV
Mr Coffee V
Mr Coffee VI
The Miracle Is You
The Miracle Is You II
New Normal
New Normal II
New Normal III
New Normal IV
New Normal V
New Normal VI
Brother 3
You Are My Miracle
You Are My Miracle II
You Are My Miracle III
You Are My Miracle IV
The Journey
The Journey II
The Journey III
The Journey IV 🔞
The Journey V
The Journey VI
The Journey VII
Love & Life
Love & Life II
Love & Life III
Love & Life IV
Love & Life V
Love & Life VI
Love & Life VII
Two Of Us
Two Of Us II
Two Of Us III
Two Of Us IV
Two Of Us V
Two Of Us VI
Love Potion🔞
Love Potion II
Love Potion III
Love Potion IV
Love Potion V
Love Potion VI
Everlasting
Clarity
Clarity II
Clarity III
Clarity IV
Clarity V
Sweet Chaos
Sweet Chaos II
Sweet Chaos III
Sorry
Sweet Chaos IV
Sweet Chaos V
Sweet Chaos VI
Loveguard
Loveguard II
Loveguard III
Loveguard IV
Loveguard V 🔞
Loveguard VI
Loveguard VII
Starry Night
Relationshit
Relationshit II
Relationshit III
Relationshit IV
Dandelion
Dandelion II
Dandelion IV
Dandelion V
Dandelion VI
Season I : Spring
Season II : Summer🔞
Season III : Autumn
COMING SOON
Season IV : Winter
Catch You, Love You
Catch You, Love You II
Catch You, Love You III
Catch You, Love You IV
SEQUEL

Dandelion III

1.9K 334 150
By sweetbearry10


Now playing HuhGak - The Person Who Once Loved Me
(Mari galau dulu malam ini)




Felix berjalan dengan semangat menuju atap sekolah dengan kotak bekal di tangannya. Tadi dirinya berbohong pada Changbin dengan mengatakan bahwa ia akan makan bersama Seungmin, padahal ia melakukannya dengan sengaja karena ingin memberi surprise pada kekasihnya itu dengan memberikan bekal makan hasil masakannya.

Langkah Felix terhenti ketika mendengar suara orang mengobrol di atap sekolah. Ia mengintip dari balik pintu kemudian diam mendengarkan ketika namanya disebut.

"Jadi hubunganmu dengan Felix itu apa?"

Felix menajamkan pendengarannya, ia tidak mengenal suara itu, namun suara yang selanjutnya bicara adalah suara dari kekasihnya.

"Aku penasaran dengan hubungan sesama jenis dan Felix terlihat cukup manis membuatku ingin mencoba berhubungan dengannya."

"Jadi maksudnya kau hanya coba-coba?"

"Ya.. Bisa dibilang begitu."

Felix berbalik pergi dengan perasaan sakit di hatinya. Pemuda manis itu berlari menjauh tanpa tau apa yang selanjutnya dibicarakan Changbin dan temannya.

"Kau serius hanya mempermainkannya?"

Changbin tersenyum tipis dan menggeleng mantap. Pemuda itu menyandarkan tubuhnya ke tembok kemudian menatap langit biru yang begitu cerah.

"Itu dulu, setelah beberapa hari menjalin hubungan dengannya aku mulai merasa kagum dan aku menyadari jika aku sudah jatuh hati padanya. Sekarang, setelah menjalin hubungan selama setahun lebih aku sudah mantap dengan perasaanku. Aku sangat mencintainya dan tidak ingin kehilangannya."





"Felix?"

Changbin menggoyangkan tubuh Felix dengan khawatir. Pemuda manis itu kini terkapar di meja sembari bergumam tidak jelas dikarenakan terlalu banyak minum.

"Satu gelas lagi!"

Felix ingin menuang minumannya lagi, namun dengan cepat Changbin merebut botol minuman kerasnya membuat Felix merengut kesal.

"Aku mau minum lagi!"

"Tidak, ini sudah cukup. Kita pulang sekarang."

Changbin segera merangkul tubuh Felix untuk ia bawa pergi dari kedai. Sebelah tangannya bergerak untuk menelpon layanan sopir kemudian ia mencari tempat duduk untuk menunggu sopir yang ia minta datang. Tadi dirinya minum beberapa gelas sehingga tidak mungkin untuknya menyetir dalam keadaan begini.

Dua pemuda itu kini duduk di sebuah tangga toko yang sudah tutup, tangan Changbin masih setia merangkul pundak Felix agar pemuda manis itu tidak tersungkur. Ia memperhatikan wajah Felix kemudian tangannya bergerak mengusap pelan pipi pemuda manis itu.

"Aku merelakanmu dengannya karena aku pikir kau bisa bahagia dengan pilihanmu, jika aku tau akan begini maka aku pasti sudah merebutmu sejak dulu."

Felix yang tidak sadarkan diri hanya bergumam menanggapi kemudian pemuda manis itu mendongak dan menatap wajah Changbin yang berada tepat di depannya.

"Ugh ada Changbin tampan."

Tangan Felix bergerak menyentuh kedua pipi Changbin kemudian meraba seluruh wajah pemuda itu dengan pelan.

"Ah, ini pasti mimpi," ucapnya lagi dan kali ini tatapannya meredup sampai setitik air mata jatuh dari matanya.

"Aku membencimu," ucap Felix dengan kesal, namun tangannya justru bergerak mengusap wajah Changbin membuat pemuda itu merasa bingung.

"Karena ini hanya mimpi, maka aku akan melakukannya."

Felix tersenyum senang dengan sesekali cegukan. Pemuda manis itu menarik wajah Changbin mendekat kemudian ia mengecup pelan bibir Changbin membuat sang empunya merasa terkejut.

"Felix."

"Kenapa melupakanmu terasa sangat sulit?"

Tepat setelah mengatakannya Felix tertidur dengan kepala menyandar pada bahu Changbin. Pemuda itu terdiam kemudian tangannya membelai sayang rambut Felix.

"Apa ada sesuatu yang aku tidak tau?" Bisiknya pelan sembari memeluk erat tubuh Felix. Ia hanya ingin sedikit lebih lama berduaan dengan Felix, jika pemuda manis itu sudah sadar mungkin ia tak memiliki kesempatan seperti ini lagi.






Mobil Changbin berhenti di depan sebuah rumah bercat putih milik keluarga Felix. Sudah cukup lama sejak terakhir kali ia kesana dan tidak banyak perubahan yang terjadi. Changbin keluar dari mobilnya kemudian berlari kecil ke sisi lain untuk mengangkat tubuh Felix yang masih tertidur.

"Eunghh."

Felix menggeliat ketika Changbin akan mengangkatnya, kemudian dengan hati-hati ia mengangkat Felix agar pemuda manis itu tidak terbangun.

"Pak, tolong tunggu sebentar, saya akan membawanya masuk ke rumah lebih dulu," ucap Changbin pada sopir yang ia sewa tadi, setelahnya ia segera mengangkat tubuh Felix dan membunyikan bel rumah pemuda manis itu.

Seorang lelaki muncul dari balik pintu dan mereka bertatapan beberapa saat karena sama-sama merasa terkejut. Lelaki itu berdehem kemudian bertanya lebih dulu.

"Kenapa dia bisa bersamamu dalam keadaan begini?"

"Akan ku ceritakan nanti, bisakah kakak membiarkannya masuk lebih dulu?"

Lelaki itu mengangguk dan memberi jalan pada Changbin untuk masuk. Changbin segera berjalan menuju kamar Felix yang masih sangat ia ingat letaknya dan membaringkan tubuh Felix di ranjangnya. Ia melepas sepatu dan jaket yang dikenakan Felix kemudian ia menyelimuti tubuh pemuda manis itu. Pemandangan tersebut tak luput dari pandangan lelaki yang tadi membukakan pintu dan Changbin tersadar ketika lelaki itu berdehem pelan.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu," ucap lelaki itu dan berbalik pergi dari kamar Felix diikuti Changbin di belakangnya.

Changbin menatap punggung lelaki itu, dia adalah kakak Felix, namanya Chan. Ia ingat pernah mendapat pukulan dari Chan setelah hubungannya dan Felix kandas. Itu masa lalu yang tidak pernah bisa ia lupakan.

Chan duduk di kursi yang terletak di halaman rumahnya kemudian lelaki itu mengeluarkan sebungkus rokok dan pemantik dari saku celananya.

"Kau mau?" Tanya Chan sembari menyodorkan rokok pada Changbin yang segera diterima pemuda itu.

"Terima kasih," ucap Changbin sembari menyulut rokoknya.

"Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sekarang kalian sudah dewasa sampai sudah bisa minum dan merokok," ucap Chan sembari menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

"Ya, kami sudah dewasa sekarang."

"Kenapa dia bisa mabuk? Dan bagaimana kalian bisa minum bersama?"

Changbin menyesap rokoknya kemudian menghembuskannya dan mulai menceritakan kejadian yang dialami Felix tadi. Chan mendengarkan dengan seksama, dan setelah Changbin selesai bercerita ia mengangguk paham.

"Sekarang dia sudah bisa mabuk ketika putus cinta, dulu yang dia lakukan hanya menangis dan mengunci diri di kamarnya."

Changbin menoleh dengan cepat pada Chan yang masih santai. Ia merasa penasaran, kenapa Felix menangis? Yang dimaksud adalah ketika ia dan Felix putus kan? Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Changbin, dulu mereka putus karena Felix yang memutuskan hubungan dan mengatakan bahwa gay itu menjijikkan. Lalu kenapa menangis?

"Kenapa kau terkejut begitu?"

"Tidak, aku... Kenapa dia menangis?" Tanya Changbin menyuarakan keingintahuannya.

"Tentu saja karena putus dengan orang yang sangat ia cintai."

"Tapi dia yang memutuskanku."

"Apa aku pernah mengatakan bahwa orang yang dia tangisi adalah kau?"

Changbin terdiam kemudian menunduk dan kembali menyesap rokoknya. Chan yang melihatnya tertawa pelan kemudian kembali bicara dengan tenang.

"Felix menceritakan kejadian sebenarnya padaku, apa kau ingin tau?"

Changbin kembali menoleh kemudian mengangguk mantap dengan penawaran Chan.

"Mungkin kau sudah lupa, tapi kau pernah membicarakan tentangnya di atap sekolah."

"Soal apa?"

Chan mulai menjelaskan segalanya, mulai dari Felix yang memasak pagi-pagi buta, Felix yang datang ke atap dengan kotak bekalnya, sampai pada pembicaraan Changbin bersama temannya yang Felix dengar saat itu. Segalanya Chan jelaskan dengan rinci. Semua itu ia lakukan setelah melihat tatapan Changbin pada adiknya, ia yakin ada sesuatu yang tidak ia ketahui.

"Aku tidak tau jika dia mendengarnya," ucap Changbin dengan lirih dan menunduk karena merasa bersalah.

"Jadi ucapanmu itu benar?"

Chan menegakkan duduknya. Ia masih terlihat santai namun auranya sedikit berbeda. Dengan segera Changbin menjelaskan yang sebenarnya terjadi saat itu sebelum ia terkena tonjokan Chan lagi.

"Aku memang mengatakannya, tapi aku rasa dia pergi sebelum aku selesai mengatakan segalanya. Ada hal lain yang aku ucapkan saat itu."

"Jelaskan."

"Pada awalnya aku memang hanya mencoba berhubungan dengan sesama jenis, tapi setelah beberapa waktu kami berkencan aku menyadari bahwa aku sudah jatuh hati padanya. Aku sangat mencintainya, sampai rasanya aku hancur ketika Felix memutuskan hubungan kami."

Chan mengangguk lantas lelaki itu kembali menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

"Mau bagaimanapun kau memulai hubungan dengan kesalahan, tapi aku paham dengan maksudmu. Kau terlihat bisa diandalkan dan mencintai adikku dengan tulus. Setidaknya itu yang bisa aku simpulkan dari sikapmu dulu, atau bahkan sekarang."

"Ya?"

"Kau masih mencintai adikku kan? Terlihat jelas di matamu itu," ucap Chan dan tersenyum tipis setelahnya.

Changbin mengangguk pelan, perasaannya tidak pernah berubah, sama sekali tidak berpindah dan tetap pada tempatnya. Tapi, ia juga sudah punya kekasih sekarang.

"Aku sudah punya kekasih."

Chan menoleh kaget kemudian sebelah alisnya terangkat mendengar ucapan Changbin.

"Wow itu hebat, apa dia cantik? Aku pikir kau adalah lelaki melankolis seperti di drama yang masih mengharapkan orang yang ia cintai kembali."

"Aku selalu berharap Felix kembali."

"Lalu kau berkencan dengan orang lain?"

"Aku menerimanya dengan kesalahan."

"Kau sedang mempermainkan perasaan seorang gadis?"

Changbin menggeleng pelan dan menyesap rokoknya dengan dalam.

"Gadis itu terus mendekatiku, aku sudah menolaknya tapi dia tidak pernah menyerah dan terus memintaku mencoba berkencan dengannya. Saat itu aku ingin menolak untuk kesekian kalinya, tapi ketika aku melihat Felix sedang bergandengan tangan dengan seorang gadis entah kenapa emosiku tersulut dan segera mengiyakan ajakan gadis itu."

"Kau mempermainkannya."

"Aku tidak bermaksud begitu."

Changbin menjambak pelan rambutnya dan menghela nafas dalam. Pemuda itu menoleh pada Chan kemudian mengucapkan sesuatu yang membuat kakak Felix itu tersenyum tipis.

"Aku ingin membawa Felix kembali padaku, setelah aku tau segalanya aku yakin untuk kembali memperjuangkannya."

Chan menepuk bahu Changbin kemudian merematnya pelan untuk memberikan kekuatan.

"Kau sudah tau kebenarannya dan Felix tidak, kau pikir jika kau menjelaskannya sekarang dia masih mau menerimamu kembali?"

"Dia belum melupakanku."

"Darimana kepercayaan diri itu berasal?"

"Bukankah kakak juga yakin soal itu?"

Keduanya masih asik mengobrol sampai suara keributan dari dalam mengalihkan perhatian mereka. Dengan segera dua laki-laki itu berlari masuk dan mendapati Felix sedang berjongkok di kamar mandi sembari memuntahkan isi perutnya.

Changbin dengan cekatan mendekat untuk memijit tengkuk Felix, sedangkan Chan hanya memperhatikan dari ambang pintu. Lelaki itu tersenyum tipis kemudian pergi ke dapur untuk mengambil air hangat untuk adiknya.

"Kau terlalu banyak minum," ucap Changbin sembari mengusap punggung Felix.

Felix tersadar ketika mendengar suara itu. Pemuda manis itu menoleh kemudian refleks mendorong tubuh Changbin menjauh.

"Kenapa kau ada disini?"

"Felix, aku—"

"Pergi!"

Changbin terdiam, ia ingin mendekat lagi namun Felix menatapnya dengan benci dan kembali berteriak keras mengusirnya pergi.

"Aku bilang pergi! Aku membencimu!"

Chan yang baru saja kembali diam memperhatikan, lelaki itu mendekati adiknya kemudian memberikan kode pada Changbin untuk segera pergi. Changbin berdiri dan berjalan keluar dengan perasaan campur aduk. Sekarang ia tau kenapa Felix begitu membencinya. Ia harus mencari cara untuk membawa Felix kembali, tapi pertama ada satu hal yang harus dilakukan. Pemuda itu segera berlari kembali ke mobilnya dan mengarahkan sopir sewaannya untuk pergi ke rumah Saerin. Ia harus menyelesaikan sekarang, atau tidak sama sekali.











Seo Changbin dan Lee Felix.
Kebahagiaan itu akan datang, hanya saja waktu yang akan menentukan. Mungkin nanti, besok, atau beberapa tahun ke depan. Tidak ada yang tau kapan mereka akan mencapai kebahagiaan itu.













Changbin, si kesayangan, dan kakak iparnya😄

Ending ada di tangan kalian.
Memories or wishes?

Continue Reading

You'll Also Like

250K 26.7K 29
"Sejak awal, saya sudah serius sama hubungan kita." note : - bxb, bl, sho ai - pairing : Hyunlix - top! hyunjin and bot! Felix - ooc start : May 2020...
83.4K 12.5K 31
∙SUNSUN AREA∙ Jika kamu suruh aku menulis 10 hal tentangmu, bagiku jumlahnya tetap 1. Karena kamu pun hanya satu, dan berarti bagiku. - Sunoo. Jika a...
190K 23.1K 34
Jisung tak membual, tubuhnya benar benar membuat Minho candu! _ "Aku tertarik padamu." "Kau sudah tahu aku memiliki seorang kekasih?" __________ 14 S...
129K 11K 95
Kumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Sta...
Wattpad App - Unlock exclusive features