Never Gone [On going]

By Ricilll

1.3K 1.1K 1K

❗TINGGALKAN JEJAK SETELAH MEMBACA❗ "Jika kau bahagia, Tak ada alasan untuk aku tidak bahagia." -START PUBLISH... More

PROLOG-NG
NG- Bad Day[1]
NG-Mahreen Drop?[3]
NG-Penguntit?[4]
NG-Kazthan Gila![5]
NG-Who dis?[6]
NG-Misterious.[7]
NG-SARAPAN[8]
NG-UPACARA[9]
NG-Drama[10]
NG-Virus[11]
NG-Mimpi[12]
NG-Berteman[13]
NG-Calon mertua?[14]
NG- He's back! [15]
NG-Who's?[16]
NG- berteduh[17]
NG-Sandaran [18]

NG-Angel[2]

166 131 170
By Ricilll

Aku yakin masih ada typo. Tandai bila memang ada ya.

Readersku, Aku berterimakasih sekali telah membaca cerita aku. Semoga kalian terus suka sampe terus nunggu kelanjutan cerita ini ya.

Vote dan coment juga ya biar aku tambah semangat lanjutin nulisnya hehe❤

Selamat membaca❤







***

" Mau kemana kamu?," Tanya wanita bertubuh besar kepada gadis yang hendak meninggalkan tangga.

Arika, Ya Arika Gabriella. Gadis yang telah memaki guru dibelakangnya.

Tubuh Gadis itu tiba tiba bergetar. " Ke-Ke Kelas bu-u," Ucapnya dengan terbata-bata.

" Dasar tak tahu diri!," Ucap Bu Kokom dengan nada kesal. " Setelah memaki guru lalu kamu pergi begitu saja?!" Teriak wanita itu dengan lantang membuat Arika semaki bergetar hebat.

" Baik! Saya pergi membersihkan Toilet seperti baru!," Ucap Arika tanpa mendengarkan apa hukuman yang akan diberikannya.

Wanita itu berdecak dan menggeleng kepalanya melihat tingkat muridnya itu.

***

" Salah apa gue bicarain fakta?,"

" Nih ya! Gue gak maki tuh si gendut! Nape si kokom sensi amat!,"

" Gue bicara fakta woi! Fakta!,"

" Kalo belum tua udah jitak tuh pala!"

Arika yang tengah membersihkan lantai toilet itu mendengus kesal. Mulutnya tak berhenti mengumpat. Hingga murid yang tengah memakai toilet disana menatap Arika dengan aneh. Ada apa dengan gadis itu?

Sedari tadi ia tak berhenti menghentak hentakkan kakinya disana. Sungguh, Gadis itu sangat kesal. Ini hari sial sangat sial untuknya.

" Abidah Rifda?,"

" Hadir."

" Alfiansyah saputra?,"

" HADIR PAK!!!,"

" Anggraeni Putri?," Murid itu hanya mengacungkan tangan tanpa menjawab.

" Arika Gabriella?,"

Tak ada jawaban.

" ARIKA GABRIELLA!"

Tak ada jawaban lagi, Hening. Pak Reksa mencari Arika di setiap bangku kelas. Matanya menyapu semua area kelas disana. Ternyata gadis itu tak ada di pandangannya.

Menyadari Gea ada teman dekat Arika. Mata pria itu berhenti tepat di bangku ke tiga. Tepatnya Mahreen Geavani Razeta L gadis yang tengah memainkan pensil di lengannya.

" Mahreen?,"

" Mahreen?,"

" GEAVANI!!!,"

Saat memanggil namanya dengan nama Geavani, Baru ia menoleh kearah Pak Reksa. " Ya pak?,'' Jawab Gea dengan nada lembut. Semua murid aneh dengan kelakuan Gea. Ingat, Nama depan Gadis itu Mahreen. Namun, Saat dipanggil dengan nama Mahreen ia tak menjawab. Berbeda dengan Geavani gadis itu menoleh dengan halus.

" Temanmu mana?,"

" Siapa?,"

" Ya, Temanmu itu,"

" Temanku banyak,"

" Arika,"

" Saya tak mempunyai teman bernama Arika,"

" Kalian selalu berdua kemana mana, Gea. Jangan ngada-ngada,"

" Arika sahabat, Bukan teman." Ucap Gea santai membuat Pak Reksa menjitak dahinya sendiri.

Ia kira tak ada murid yang seperti itu. Gadis yang memang sangat langka yang pernah ia temui semasa ia mengajar.

" Baik, Sahabat kamu kemana?," Tanya kembali Pak Reksa dengan nada tenang sehabis ia menahan emosinya.

" Sakit,"

" Nah gitu daritadi! Nguras energi orang aja kamu!,"

***

Dua jam berlalu, Pak Reksa keluar dengan membawa buku di lengannya. Seisi kelas yang tadinya hening kini ramai seketika. Gea yang jengkel dengan suara bisik dikelas kini berdiri dan beranjak dari kursi.

Beberapa langkah ia berjalan dari kursinya tiba tiba pria tinggi didepannya mengahalangi jalan dengan sengaja. Gea mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang telah menghalangi jalannya.

" Mau kemana?," Tanya Pria dengan wajah tersenyum dengan lesung dipipinya.

Dia Navi, Navi afrian. Sedikit bercerita tentang pria ini. Pria tampan ini termasuk 3sejoli antara Gea dan Arika. Hanya itu saja yang bisa diceritakan. Tak ada hal lain. Yang penting pria itu tampan. Mungkin itu cukup.

Saat menyadari pria didepannya adalah Navi. Seketika ia memundurkan langkahnya lalu berjalan kesamping." Cari Arika," Sembari berjalan meninggalkan Navi.

Navi yang merasa tak puas dengan jawabannya ia langsung mengikuti gadis itu. " Bukannya sakit?," Tanya navi dengan nada penasaran. Gea tak menghiraukan pertanyaan itu.

Mereka berdua kini tengah berjalan di koridor menuju toilet. Navi menyadari saat langkah Gea menuju toilet wanita. Navi seketika terhenti dari langkahnya.

" Je, Kalo sakit mungkin di UKS. Kenapa lo malah jalan ke toilet?,"

Gea berhenti dan berbalik kearah Navi yang berada dibelakangnya itu. " Ikut ya ikut aja. Gak usah banyak tanya, Nav."

Navi mencebikkan bibirnya dan berjalan mengikuti kembali langkah Gea didepannya itu. Pria itu kini berjalan cepat menyamakan langkahnya dengan Gea. Dan ya, Kini mereka sejajar. Navi kini tersenyum dan melihat lurus kedepan dengan senyuman lesungnya itu.

Mereka kini telah berdiri di depan toilet wanita.

Tanpa ragu dengan dorongan keras pintu toilet terbuka dengan keras. Hingga membuat murid yang berada di dalam terkejut bukan main.

Navi yang berada di sampingnya itupun menganga tak percaya melihat apa yang telah dilakukan sahabatnya itu. Memang tak di ragukan lagi kekuatan Gea.

Kini keduanya memasuki toilet. Arika tak tampak di sana. Kini ia membuka satu persatu tiap kubik toilet disana. Tak ada, Disana tak ada Arika. Ini membuat Gea sedikit khawatir. Namun, Satu toilet pojok yang rusak membuat Gea penasaran. Ia berjalan dengan diam diam.

Setelah di depan pintu ia mendengar samar samar tangisan didalam sana.

" Lo jauhin Gea! Dia gak pantes tau gak gandengan sama gelandangan!,"

Byur

Suara air yang disiram terdengar. Gea semakin khawatir. Gadis itu hanya diam mendengarkan rundungan gadis didalam itu.

" Je, Lo-," Ucapan Navi terhenti saat Gea menyimpan jari telunjuk dibibirnya mengisyaratkan untuk diam.

Navi mengerti, Iapun berjalan mengendap endap mendekati Gea.

" Gue gak pernah bayangin ya. Gea itu cantik gak bisa dibandingin sama lo yang udik kayak gini!"

" Lo tau?! Gea deketin lo cuma kasihan lo miskin!,"

Mendengar itu Gea tersulut emosi. Ia mengepalkan tangannya dan hampir mendobrak pintu itu. Namun,Lengan Navi menahan pergerakan Gea.

Gea menghempaskan lengan Navi dengan kasar dan segara mendobrak pintu itu.

Brakkk

Tiga orang didalam sana terkejut bukan main. Arika yang basah kuyup tengah mengigil di pojok toilet.

" Gue kira tukang bully udah pada mati,"

" Ternyata malah menggila,"

Ucapan Gea membuat kedua pembully itu terdiam dan membeku. Mereka tak berkutik sedikitpun.

Sedetik kemudian.

" Tapi gue suka kok!," Ucap kembali Gea dengan tersenyum. Ia melihat botol minum yang masih terisi digenggam oleh salah satu gadis yang membully.

Lengannya mengambil botol minum itu dengan lengan kirinya. " Arika emang gak pantes deket sama gue, Dia miskin."

" Je," Panggil Arika dan Navi secara bersamaan dengan nada yang sangat lemah.

Kedua gadis itu tersenyum dan tampak lega ketika mendengar Gea membela mereka. Navi dan Arika membulatkan matanya tak percaya apa yang telah mereka lihat dan dengar. Ini benar Gea?

" Wah Ge, Sekarang lo udah sadar ya! Lo itu emang harusnya di tingkatan tinggi kayak kita!," Ucap Rianty dengam percaya diri dan sikap angkuhnya itu.

Gea tersenyum sinis. " Duh, Apalagi berteman sama perundung kayak lo berdua! Gak pantes!" Ucap Gea dengan merubah raut wajahnya menjadi marah dan menyiramkan air ke depan wajah kedua perundung itu.

" Arika emang miskin, Sayangnya gue gak peduli itu!," Ucap kembali Gea secara tegas kepada mereka berdua. Ini gila! Ini sungguh tak bisa terfikirkan.

"Ayo!" Ucap Gea sembari merangkul tubuh basah Arika. Navi melihat Gea dengan takjub. Rasanya ia sangat bangga melihat sahabatnya seperti ini.

Namun, baru beberapa langkah ia berjalan. Langkahnya terhenti sementara. " Kalo gue jadi lo, Mending gue cari hoby lain daripada ngerundung!" Ucap Gea, Lalu ia melangkahkan kakinya kembali diikuti Navi dibelakangnya.

Saat keluar dari toilet itu, Pria lain menyaksikan itu semua tanpa disadari siapapun. Termasuk Navi yang berada diluar toilet yang hanya menyaksikan tanpa mencampur tangan.

Pria itu melihat bagaimana aksi gadis itu. Saat keluar merangkul sahabatnya, Mata pria itu tak lepas untuk memandang Gea.

Kini, Pandangannya beralih kedalam toilet setelah menghilang tubuh Gea dari pandangannya. Didalam sana terdapat dua gadis yang basah kuyup. Ia terkekeh kecil sembari melihat kedua gadis itu kesal.

" Apalo liat liat!,"

" Heh! Geer banget sih lo!," Ucap Pria yang bernamtag ' Birrazka R Azdhana P.' Diseragamnya. " Gue lagi liatin Bra lo! Bra lo warna merah tuh!" Ucapnya, Lalu ia berlari keluar dari toilet itu.

" Brengsek!" Ucap Rianty sembari menutupi dada dengan kedua lengannya.

Gadis yang tengah berbaring lemah itu tertidur sangat lelap. Gea yang tak henti hentinya mengusap usap telapak lengan Arika terlihat sangat gelisah.

" Je, Lo belum makan je. Lo makan dulu gih!," Ucao Navi kepada Gea sembari memegang bahu gea yang duduk di samping brankar. " Nanti lo sakit,"

" Itu yang lo khawatirin sekarang?," Tanya Gea dengan dingin tanpa menoleh kearah Navi sedikitpun.

Gadis itu tampak sangat khawatir saat tiba tiba Arika tak sadarkan diri saat menuju UKS. Berbeda dengan Navi yang hanya terkejut saja melihat Arika tak sadarkan diri.

" Kalo lo laper, Lo duluan aja ke kantin." Ucap kembali Gea.

Navi hanya bisa mengangguk dan keluar ruangan itu dengan sayu.

****

Tinggal menunggu beberapa menit untuk mendengar suara bel pulang. Banyak siswa yang tak sabar mendengar suara bel menggema.

Ketika bel berdering, Kazthan yang tak sabar itu langsung menggendong tas punggungnya. Ia ingin pulang bersama Gea hari ini dan membujuk gadis itu agar tak marah lagi. Langkahnya keluar dengan diikuti ketiga teman dibelakangnya.

Eh, Satu orang tertinggal didalam kelas sana.

" MY GIRLS! BANG AL MAU PULANG. KALIAN JANGAN RINDU BERAT YA? SARANGHAE!!!" Kata aldhi dengan suara melengkingnya sembari melayangkan ciuman dan menebarkan senyuman buaya.

Gadis kelasnya memang sangat bodoh. Hanya dengan ucapan buaya saja mereka sudah terbuai.

Kazthan dan sahabatnya berjalan di koridor sekolah. Namun, menyadari langkah Kazthan berbeda dengan jalan parkiran. Ketiga sahabatnya terhenti.

" Tan, Lo mau kemana?,"

Pria itu berbalik. " Jemput My Honey!" Ucapnya dengan senyuman riang diwajah tampannya itu.

Namun, Saat kembali berbalik dan melangkahkan kakinya seketika ia terhenti. Gadis yang selalu menggodanya dan selalu bergelayut manja kepadanya tengah berjalan kearah Kazthan.

Lihat saja kalau tidak percaya. Gadis itu seketika menggandeng lengan Kazthan dengan wajah manjanya.

" Sayang , Anterin aku pulang ya? "

Bagaimana? Benar? Gadis itu selalu saja seperti itu. Bila tidak, Ia bisa saja memeluknya dan mencium pria itu. Dimanapun!

" Oh ini MyHoney lo?" Tanya Aldhi yang tiba-tiba datang. " Julukan my honey buat dia salah. Harusnya 'My jalang'." Ucap Aldhi membuat Billy dan Markus tertawa merdengar itu. Kecuali, Revan yang hanya menatap datar saja.

" Eh lo-" Tiba-tiba ucapannya terhenti saat Kazthan menyimpan telunjuk di bibirnya agar gadis itu diam.

" Kalian duluan," Titahnya membuat ketiga orang itu mengangguk tanpa ragu.

Namun, Berbeda dengan Revan yang terhenti dahulu saat disamping Kazthan. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Kazthan." Gue ingetin , Kalo lo nyakitin Gea gue nggak bakal tinggal diem." Ucap Revano yang menepuk nepuk bahu Rayka lalu meninggalkan-nya.

***

Pria tinggi yang memiki lesung dipipinya itu tengah membopong tubuh Arika. Diikuti Gea di belakangnya yang membawa tas milik Arika didekapannya.

" Lo serius pulang nggak bareng kita? " Tanya Navi memberikan tawaran kepada Veizkha.

Tanpa berbicara, Gea menggelengkan kepalanya. " Lo hati hati, Jaga Arika,Nav." Tegas Gea kepada Navi yang hanya memberikan jawaban dengan anggukannya saja.

Disepanjang koridor mata gadis itu tak berhenti melihat kiri kanan , area sekolah sudah hampir sepi. Ia bisa berjalan dengan santai tanpa gangguan Kazthan. Namun, Di tengah tengah langkahnya , Pandangan mata itu tertuju ke ujung koridor.

Ada seorang pria dan seorang gadis sepertinya. Mereka terlihat sangat mesra sekali. Ia mengenalnya , Dia pria yang selalu mengejarnya. Hei! Gadis itu sangat bingung sekarang. Bagaimana dengan jalan pikiran pria itu?

Bukannya pria itu mengejarnya? Lalu mengapa ia selalu berdua dengan gadis lain?

Ah apa pedulinya? Kini tujuan gadis itu hanya pergi dari sekolah ini. Ia berjalan kembali dan mengejar Navi dan Arika yang sudah berada jauh dari pandangannya.

Navi dan Arika kini berada di atas motor milik Navi. Mereka tengah menunggu Gea. Tak lama Gea berjalan kearah motornya dan memberikan tas punggung milik Arika.

Gadis itu terus saja berpesan kepada Navi untuk hatihati saat membawa Arika. Navi yang bosan mendengar itu kini pergi dengan Arika.

Saat menyadari waktu mulai berjalan sangat cepat. Ia dengan cepat mencari angkutan umum. Tak lama ia sampai tujuan tempat paruh waktunya. Pukul 16.00 WIB , Tepat waktu ia datang ke caffe tersebut. Ia memasuki Caffe dan berjalan menuju ruangan belakang untuk mengganti pakaian.

Gadis itu menatap dirinya sendiri di cermin yang ada di hadapannya. Ia merasa wajahnya sangat sayu dari biasanya. Gadis itu mengusap kasar wajahnya.

Kini, Lengan panjangnya mengikat rambut ala kuda poni. Dioleskan sedikit lip tint di bibir pink alaminya. Ia kembali menatap dirinya di cermin dan tersenyum.

Gadis itu keluar dari toilet , lalu melangkah menyimpan seragam yang tadi ia pakai. Di kasir terdapat Teman satu rekannya , Bella Syakira. Ia sama sepertinya bekerja part time.

Gea menghampiri Bella dan gadis menyadari akan kehadiran Gea disampingnya. Bella memeluk gadis itu dengan lembut sebagai sambutan ia datang.

Bella melepaskan pelukannya lalu menatap lekat lekat wajah cantik Gea. " Apa yang telah terjadi kepadamu? " Tanya Bella kepada Gea. Karena melihat wajah sayu Gea, Gadis itu nampak sedikit khawatir.

" Aku baik," Ucapnya dengan nada meyakinkan sembari tersenyum kearah Bella.

Bella masih menatap aneh dan tak percaya. Ia melihat sebuah kebohongan dibalik senyuman yang Gea berikan. Namun, Bella tak akan memaksa Gea harus berbicara apa yang terjadi.

" Sepertinya kamu lelah dan butuh sedikit sandaran deh!" Ucap bella terkekeh sembari mencolek ujung hidung Gea.
Gadis iru hanya tersenyum manis dan menoleh sekilas kepada Bella.

" Bila kamu membutuhkan teman cerita , kemarilah akan ku dengarkan. Jangan kamu pendam sendiri nanti kamu juga yang sakit loh," Kata Bella sembari menulis sesuatu di sebuah buku nota kecil. Gea hanya tersenyum dan mengangguk tanpa menjawab sepatah katapun.

" Ge, Nanti malam caffe ini akan kosong untuk beberapa jam. Tadi aku dengar ada yang mereservasi tempat ini katanya,"

Gea menoleh kearah Bella. " Oh ya? " dan hanya jawaban singkat. Bella menganggukkan kepalanya saat mendengar pertanyaan itu.

Saat ia menatap layar komputer didepannya. Seketika ia terhenti dan menoleh kearah Gea. " Omong omong, Kamu belum bertemu dengan Pemilik baru Caffe ini ya? Ah sungguh dia tampan sekali Ge! " Ucap Bella dengan Ria. Setampan apa dia?

" Maksudmu? " Tanya Gea dengan heran. Sungguh ia tak mengerti apa yang bella katakan. Pemilik baru? Apakah Pemilik caffe ini pensiun? Ah yang benar saja , Ini bukan PNS.

Bella menghela nafas kasar lalu menatap kearah Gea. Mereka sekarang berhadapan dan dihalangi oleh satu meja.

" Tuan Permana telah memberikan caffe ini kepada putranya. Pemilik itu sama seperti kita, Ia masih sekolah. Tadi aku datang terlalu awal , dan aku melihat langsung wajah tampan pemilik baru caffe ini "

Gea hanya mengangguk dan berusaha mengerti itu agar Bella terasanya nyaman dengannya.

Pukul 20.00 Malam , Sudah saatnya caffe di kosongkan. Para pelayan kini membersihkan semua meja, Lantai, dan memastikan semua-nya tertata rapih.

Jangan lupa , Malam ini caffe direservasi untuk beberapa jam oleh seorang Pria paruh baya salah satunya Pemilik Perusahaan besar. Mereka adalah salah satu seseorang yang akhir akhir ini menjadi perbincangan hangat media karena pencapaiannya dari sebuah terbitan majalah.

Tak disangka Caffe kecil ini bisa direservasi oleh seorang pengusaha besar. Pada hal nya caffe ini hanya menghidangkan makanan yang tak semewah restaurant mewah diluaran sana.

Para pegawai Caffe ini sempat tak percaya mengapa Caffe sederhana ini bisa dipercayai para pengusaha untuk dijadikan tempat pertemuan. Sepertinya ini akan menjadi sebuah keberuntungan bagi pemilik caffe ini.

Tingggggg

Suara dentingan lonceng seketika membuat semua pelayan di dalam caffe melihat ke arah suara. Semua pelayan mengulum senyum dan menyapa empat orang Pria yang terlihat sudah berumur dengan wajah sedikit terlihat kendor.

Berbeda halnya dengan Gea, Ia membulatkan matanya dan tubuhnya seketika menegang. Diantara empat pria paruh baya didepannya ini, Manik mata gadis ini hanya tertuju kepada satu Pria tegap tinggi dan badan yang cukup berisi.

Gadis ini sangat mengenali salah satu Pria yang berada didepannya ini .

Sekarang ia khawatir , Bella melihat jelas akan raut wajah rekan kerjanya ini yang terlihat gelisah. Bella menautkan kedua alisnya ketika melihat raut wajah Gea.

" Kamu kenapa?."





















[ Bonus pict Navi sama Gea dikelas tadi nih😆]

Anggap aja ini dikelas😆 Siapa tau yang mau halu nya berlebihan ya aku kasih ini aj dehh. Ini tadi Navi sama Gea dikelas tuhh.

Yeay!! Akhirnya update nih🎉

Sesuai janji. Kalo smpe 10-15 views aku up. Dan sekarang ya aku update ya.

Cerita ini hanya hasil dari sebuah imajinasi semata. Dan juga kegabutanku aja. Dan juga MURNI pemikiran aku sendiri. Jadi, Apabila ada sedikit yang tidak masuk akal tolong kritikannya ya!

Apabila kalian tidak suka dengan cerita ini, Mohon jangan menghujat. Aku masih punya hati:).

Apabila kalian suka cerita ini tinggalkan jejak ya! Aku gak akan maksa kalian ngasih vote ataupun follow. Tapi kalo kalian dengan senang hati sih ya gapapa!😘

Aku akan publish langsung lanjutan cerita ini untuk bagian ketiganya. Nunggu seenggaknya ada 20 orang yang baca aja untuk cerita kedua ini. Aku publish deh yang selanjutnya!

aku gak bisa berharap jauh jauh untuk mendaparkan views sampe ratusan, Larena itu masih gak mungkin tuh hehe. Jadi aku tunggu sampe 20-25 aku up ya.

Nah, Readers. Takutnya ada kesamaan dengan cerita lain. Kasih tau ya. Takutnya aku kena report. Cerita ini bener bener bener dapet jelas dari imajinasi aku tanpa jiplak milik orang.

Terimakasih telah datang di lapak imajinasi!❤


I will back!😘

[Cerita ini akan di Revisi kembali]

1 september 2020

Continue Reading

You'll Also Like

544K 41.5K 28
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
1.5M 130K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
2.7M 134K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
3.4M 173K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...