The Soldier's Second Love |✓...

By armelitaptr_

993K 68.1K 1.6K

[Tersedia di Shopee, Tidak tersedia di Gramedia] Alea Camella Rowellson, gadis muda yang baru saja lulus S1 S... More

Cast
Prolog
Chapter 02 | Internasional School
Chapter 03 | Pria yang sama
Chapter 04 | Papa Aya membentak
Chapter 05 | Keputusan Kayla
Chapter 06 | Survey
Chapter 07 | Hari pertama dan Warning dari Aarav
Chapter 08 | Debat Lea dan Aarav
Chapter 09 | Mom
Chapter 10 | Suapan keluarga
Chapter 11 | Mom (2)
Chapter 12 | Aarav aneh
Chapter 13 | Aku
Chapter 14 | Rasa Boba
Chapter 15 | Sakit
Chapter 16 | Rahasia
Chapter 17 | Praduga dan Kotak bekal
Chapter 18 | Orang Asing
Chapter 19 | Cerita masa lalu
Chapter 20 | Ada yang hilang
Chapter 21 | Mantan
Chapter 22 | Pergi
Chapter 23 | Nasehat Mantan
Chapter 24 | Aya sakit
Chapter 25 | Pupusnya mimpi Lea
Chapter 26 | Tidak Punya Hak
Chapter 27 | I still love u
Chapter 28 | Penolakan
Chapter 29 | Pendamping anak Dakjal
Chapter 30 | Dia ada disana
Chapter 31 | Aya sayang Mama Yora
Epilog
Extra-bab 1
Extra-bab 2
Extra-bab 3 [Final]

Chapter 01 | Pertama kali

34.3K 2.1K 46
By armelitaptr_



***

HAPPY READING!

***

1. Pertama kali

Lea asik memilah-milah berbagai macam genre Novel di toko buku. Gadis itu selepas kabur dari kafe unicorn ternyata dia tidak langsung pulang, melainkan dia mampir sebentar di toko buku di mall tak jauh dari perumahannya.

Lea memang sering datang ke sana hanya sekadar membaca buku-buku yang sudah dibuka plastiknya oleh pihak toko buku, kadang juga jika Lea mumet di toko buku dia kerap kali pergi berkeliling Mall dan juga bermain di Time Zone sendirian. Tolong garis bawahi kata S E N D I R I A N.

Kadang kelakuan Lea ini membuat orang-orang geleng kepala, sikap anak-anak Lea memang kadang keluar begitu saja, tetapi kalau dia bersama anak-anak kecil sisi keibuannya malah menguat. Aneh bukan?

Saat ini Lea berdiri di depan rak buku-buku kamus. Lea mencari kamus bahasa Korea, karena dia sering nonton Drama Korea dia jadi tertantang untuk menonton tanpa bantuan Subtitle. Memang bagi Lea yang berhubungan dengan Bahasa selalu menjadi tantangan dan makanan hari ke hari. Dia bahkan sudah menguasai tiga bahasa yaitu Inggris, Jerman dan Jepang. Hebat, 'kan? Ya, dia memang hebat. Lebih hebat lagi kalau gadis itu serius mencari jati dirinya tanpa membuat kepala orang pening.

"Oke, jadi begitu cara menulis Hanguel, toh," gumam Lea yang fokus pada bukunya.

Tak lama kemudian seorang pria bertubuh tinggi berotot berdiri di samping Lea dan mengambil buku yang berada di rak atas tepat di atas kepala Lea. Karena posisi yang agak jauh dari jangkauannya membuat pria itu beralih berdiri di belakang Lea yang memunggunginya dan tetap fokus pada bukunya.

Pria itu berhasil meraih buku yang dia mau. Namun, tak lama segerombolan remaja datang dan berjalan melewati pria itu hingga tak sengaja menyenggol punggung pria itu membuat dirinya hampir jatuh dengan posisi yang dekatnya dengan Lea otomatis Lea ikut terdorong merapat ke rak buku.

Posisi mereka sangat rapat. Namun, dengan Lea yang tetap memunggunginya. Tangan kekar pria itu menahan di ujung rak agar dirinya tak semakin rapat dengan Lea, dari sana Lea dapat melihat jenis buku apa yang pria itu ambil dan juga sehelai kertas yang bertuliskan 'Buku Panduan Belajar Anak PAUD, Belajar Bahasa Inggris' .

Setelah remaja-remaja itu pergi, Pria itu mundur dan memberi jarak antara Lea dengannya. Lalu dia beralih berdiri di samping Lea dengan fokus mengetik sesuatu di ponselnya. Lea yang sempat kaget tadi mencoba menetralkan dirinya dan merapikan rambutnya yang berantakan.

"Halo, Aarav nggak tau bukunya yang mana," ucap pria itu di telepon. "Hm iya," lanjutnya kemudian memutus sambungan telepon.

Lea yang menatap pria itu dengan penuh minat pun mengerjap kaget saat tau pria itu selesai bertelepon. Lea belum sempat melihat wajahnya karena saat menelepon tadi si pria itu membelakangi Lea.

Lea kembali fokus pada bukunya, sedangkan pria itu kembali meraih buku yang ada di rak tengah tak jauh dari Lea berdiri. Lea membaca judul buku yang pria itu ambil, 'Kamus Inggris Dua puluh miliyar' . Seketika Lea terkekeh, dia tak bisa menahan dirinya agar tak tertawa karena jujur saja ini sangat lucu!

"Ada apa?" tanya pria itu, suara baritonnya membuat bulu kuduk Lea berdiri!

"Ah, tidak apa-apa," elak Lea yang tak berani menatap pria itu.

Pria itu diam saja, dia kembali mengutak-atik ponselnya. Entah apa yang sedang dia lakukan satu yang pasti pria ini benar-benar tidak mengerti masalah anak PAUD.

"Kalau aku jadi anak PAUD yang kamu kasih buku setebal itu sih, Aku bakalan kabur," kekeh Lea.

"Maksud kamu?" tanya pria itu.

Lea mengambil salah satu buku yang berada di rak bawah, di sana adalah rak khusus kamus anak-anak. Lea memberikan buku berwarna biru bergambar itu kepada pria di sebelahnya tanpa menatapnya.

"Anak PAUD kalau dikasih buku bergambar lebih senang membacanya dibandingkan tulisan semua, karena anak-anak suka melihat gambar bukan tulisan," ucap Lea.

Pria itu berdiri diam menatap cover buku yang Lea berikan. Lalu dia menaruh kembali kamus tebal tadi ke tempatnya.

"Terima kasih," ucap pria itu yang kini terdengar begitu tulus dan yah, sedikit dingin, tetapi entah kenapa jantung Lea berdetak jadi lebih kencang, dia menjadi grogi karena mendengar suara berat Pria itu. Sangat Deep voice!

Tanpa menunggu jawaban Lea, pria itu melangkah pergi meninggalkan Lea menuju Kasir. Buru-buru Lea mengeluarkan ponselnya dan berlari menghampiri dari jauh pria itu yang sudah berdiri di depan kasir. Lea berkali-kali memotret pria itu, walaupun hanya terlihat dari samping dan ada beberapa yang hasilnya punggung pria itu saja.

"He is so cool!" kagum Lea sambil menatap hasil jepretannya yang ternyata menghasilkan satu foto terbaik yaitu foto yang menampilkan wajah pria itu dari samping tanpa ngeblur.

"Kalau ketemu lagi bakalan aku kejar sampai ke ujung dunia pun! Liat aja, Mas kamus!"

***

-Odions Boutique-

"Kak Yuki, yuhu! Lea, in here!" teriak Lea yang memasuki butik cabang kedua dari Odions Boutique ini.

Yuki, putri sulung Bara dan Anata dipercaya untuk memegang salah satu cabang butik turun-temurun itu. Sebenarnya semuanya adalah milik anak perempuan keturunan Odions, tidak harus satu cabang saja, tetapi semuanya boleh dikelola oleh Anata, Yuki, kalau mau pun Lea boleh ikut serta mengurus bisnis keluarga ini. Namun, gadis itu belum memiliki gairah di dunia perdesainan, dia masih asik dengan dunia bahasa.

"Mbak Lea, makin cantik aja, tapi kelakuannya masih sama ya, mbak. Hidup wanita bar-bar!" puji salah seorang Karyawan.

"Hidup!" balas Lea.

Semuanya tertawa selepas Lea masuk kedalam ruangan owner butik yang di dalamnya terdapat Yuki bersama kedua putrinya. Yuki sudah memiliki satu buntut lagi yang usianya baru empat tahun bernama Acira Ayufa Nugroho.

"Onti Lea!" teriak Acira Ayufa Nugroho berlari memeluk Lea yang baru saja datang. Lea mengangkat tubuh mungil gadis itu dengan senangnya.

"Lea, kok kamu ke sini? Bukannya kamu lagi cari kerja?" tanya Yuki yang fokus pada layar laptopnya.

"Udah," ucap Lea yang duduk di sofa memangku Acira. Di sebelahnya ada Dara yang sibuk bermain aplikasi yang sedang viral yaitu Tik Tok.

"Jadi kamu keterima di mana?"

"Nggak ada."

"Lagi?"

"Iya."

Yuki menghela napasnya, dia melepaskan kacamatanya dan menaruhnya di atas meja.

"Masih dengan alasan nggak cocok juga?"

"Iya."

"Ya Allah, Lea. Mau sampai kapan gitu terus, kamu tau kan Bunda tiap hari ngomel mulu liat kelakuan kamu semenjak jadi pengangguran gini."

"Kan Lea lagi usaha juga."

"Hm, gimana kalau kamu terima tawaran Kakak buat jadi model utama butik. Kakak butuh satu orang lagi buat acara fashion show di Bali bulan depan," tawar Yuki.

"Lea kan udah bilang kalau Lea nggak ada gairah di bidang itu Kakak!" tolak Lea.

"Daripada kamu nganggur gini."

"Lea bakalan usaha lagi buat cari yang cocok. Kak Yuki, tenang aja."

Keduanya berubah hening, Lea yang asik bermain dengan Acira dan Yuki kembali fokus pada laptopnya. Lea melirik kearah gadis yang asik berjoget-joget di depan ponselnya, dengan ide usilnya Lea mengklik tombol berhenti pada ponsel pintar Dara hingga membuat gadis yang masih duduk di sekolah menengah pertama itu berteriak kesal karena harus berhenti bergerak.

"ONTI!" teriak protes Dara.

"Apa? Salah sendiri kayak orang gila. Anak-anak usia kayak kamu gini harusnya belajar, bukannya joget-joget di depan kamera sambil nunggu like dan repost dari orang-orang. Dasar anak millenial," sungut Lea.

"Biarin! Onti sendiri juga, harusnya usia Onti yang sekarang ini udah nikah, lihat sampai sekarang aja nggak ada tuh cowok yang dikenali sebagai calon suami ke Kakek Bara. Onti kalah sama temen-temen Dara yang udah punya pacar dua, tiga, empat! Wlek!"

"Heh, Onti itu limited edition jadi harus cari cowok yang paling terbaik! Liat aja nanti Onti bawain Pangeran Brunei baru nyaho kamu!" balas Lea asal.

"HEH, PRINCE MATEEN HANYA MILIK DARA! JANGAN NGAKU-NGAKU DEH KALAU CUMA HALU MAH!"

"Heh! Anak kecil itu belum boleh centil! Udah belajar aja yang bener, Prince Mateen buat Onti aja."

"MAMA!" adu Dara pada Yuki sang Mama.

"Dara, Lea. Udah lah jangan ribut-ribut gini. Mama jadi pusing tau!" omel balik Yuki. Seketika keduanya diam, hanya ada tawa seru Acira yang sepertinya senang melihat wajah membeku kedua gadis itu.

"Lea, Kakak titip Dara sama Acira selama seminggu. Besok pagi kakak mau terbang ke Bali sama Mas Dafa buat acara fashion show."

"Hah? Tapi kenapa harus sama Mas Dafa? Bukan acaranya cuma khusus desainer aja."

"Ya, kaka mau sekalian Honeymoon."

"HAH? Dua buntut kayak gini masih kurang juga?"

"Jelas kurang lah, kamu nggak tau aja Mas Dafa kayak gimana. Dia tuh seneng kalau aku hamil, apa lagi kalau aku hamil dia tuh selalu manjain aku. Sebenarnya sih setiap hari dia manjain aku, tapi nggak tau kenapa seneng aja lihat raut bahagia berseri-seri dari kakak ipar kamu itu."

"Ck! kayaknya Mas Dafa manusia berprinsip 'Banyak anak, banyak rejeki' makanya dia seneng banget. Apalagi menjalani proses penanaman." Lea sambil mencubit-cubit pipi Dara membuat gadis menjelang remaja itu menggerutu kesal.

"Udah-udah ayo kita pulang," ajak Yuki yang sudah menutup laptopnya dan berdiri mengambil tasnya.

"Yah, kok cepat banget sih? kan Lea masih mau main sama Acira."

"Tenang aja kamu bakalan main terus sama Acira dan Dara kok, tapi nanti setelah kakak antar mereka buat dititipkan selama seminggu di rumah Bunda. Kamu jagain anak-anak kakak, jangan sampai lecet. Lecet dikit Bapaknya ngamuk!" pesan Yuki.

"He-eh!" kaget Lea.

"Ayo, sayang kita pulang. Nanti kalian main lagi sama Onti tapi kita pulang dulu, liat Papa di rumah yuk," Yuki membujuk Acira yang enggan lepas dari Lea.

***

Continue Reading

You'll Also Like

17M 752K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
52.7K 1.7K 61
"Aku sedang mengandung anak kamu Aydin tapi dengan teganya kamu menikah dengan perempuan lain, akan ku pastikan anak ini tidak akan mengenal kamu seb...
6.5M 333K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
BULAN [ REVISI ] By

Teen Fiction

277K 12.8K 44
bulan citra maharani mempunyai impian menikah dengan orang kaya tapi malah mendapatkan duda kaya raya beranak satu dengan anaknya yang tbtb memanggil...