Our Story

By BearBunnyFox_

4.3K 145 104

✅Golden Child Oneshot Collection ✅Bilingual : English / Indonesian ✅Feel free to request your ship ;) ✅Reques... More

Hello
Carnival
Bomin's Day
Anniversary
Fate
As Long As You're Fine
My Gorgeous Star
Secret: Art of Love
Anonymous

Mine

600 25 4
By BearBunnyFox_

[Language : Bahasa Indonesia]

[Cast : Kim Jibeom x Bong Jaehyun]

[Request by Vicius_] ____________________________________________________________________________

Kim Jibeom

Bong Jaehyun

-----------------------------------------------------------------

Warna oranye menghiasi langit sore kota Seoul.

Terlihat seorang namja berambut pirang tengah berjalan di trotoar, kemudian ia berbelok dan masuk ke sebuah toko.

Tak lama setelah itu, ia keluar dengan ekspresi masam tercetak di wajahnya.

Ia kembali berjalan.

Langit mulai menggelap, senja sudah akan berganti malam.

Sampailah ia di sebuah minimarket kecil,

"Ayolah, kumohon.", katanya lalu menarik nafas.

Ia mendorong pintu itu dan masuk menuju rak yang menyediakan roti.

Bong Jaehyun, namja bersurai pirang, seorang pecinta roti.

Sejak tadi mencari roti kesukaannya yang termasuk sangat sulit didapatkan.

Beruntung masih ada beberapa roti yang tersisa, termasuk roti kesukaannya.

Ia mengambil 2 bungkus roti itu dan membuat secangkir kopi panas.

Setelah itu, ia menuju ke kasir untuk membayar belanjaannya.

"Apa ada tambahan lagi?", tanya petugas kasir itu.

"Tidak itu saja cukup.", Jaehyun membayar belanjaannya.

Ia memandang wajah penjaga kasir itu.

Tampan dan mempesona, pikirnya.

Jaehyun mengambil belanjaannya dan bergegas keluar.

"Penjaga kasir itu tampan juga, apakah dia single?", gumam Jaehyun sambil memakan rotinya.

Ia hanya mengendikan bahunya, sambil membuka ponselnya.

-----------------------------------------------------------------

Jaehyun tengah berada di apartemennya, namun perutnya tiba tiba berbunyi.

"Hahh aku lapar.", ia menuju dapur dan mencari makanan.

Nihil, tidak ada apapun.

"Aku akan beli roti saja.", ia mengenakan jaketnya dan turun menuju ke minimarket.

Di perjalanan, ia tersenyum dan menuju ke minimarket kemarin.

Setibanya di sana, ia melihat penjaga kasir itu sedang membuat sesuatu, ia tidak yakin itu apa.

"Selamat Datang.", kata penjaga kasir itu.

Jaehyun tersenyum dan mengangguk kemudian mencari roti untuk mengisi perutnya.

Karena tidak menemukan satupun ia bertanya ke petugas kasir tersebut.

"Permisi apa tidak ada roti lagi?", tanyanya dengan suara husky miliknya yang khas.

"Emmm.. Maaf sepertinya kami kehabisan, baru akan datang lagi besok.", jawabnya

Jaehyun menghela nafas.

"Bagaimana kalau ramyeon?", ia menawarkan.

"Entahlah aku tidak yakin, apakah ada seafood di dalam situ?", tanyanya

"Tergantung pilihannya, anda bisa memilih.", jelasnya.

"Cukup menarik, baiklah berikan pilihannya."

Penjaga kasir itu segera mengambil beberapa ramyeon dan menjajarkannya di hadapan pembelinya.

"Ada beberapa yang mungkin anda suka, silakan pilih.", ia menyodorkan beberapa cup ramyeon.

"Hmmm... Yang ini saja sepertinya enak.", kata Jaehyun menunjuk ramyeon yang sama dengan yang dibuat penjaga kasir itu.

"Baiklah akan saya buatkan.", ia segera menuju mesin air panas.

Jaehyun nampak bingung.

Tak berselang lama, penjaga kasir itu kembali.

"Ini ramyeon anda.", katanya

"Ah aku kira kita memasaknya dirumah.", Jaehyun berkata.

"Astaga, maafkan saya, saya kira anda lapar dan segera ingin makan.", ia meminta maaf.

"Akan saya ganti, sebentar."

Dia sudah akan mengambil ramyeon baru sampai Jaehyun berusara.

"Tidak apa - apa. Aku hanya tidak tahu kalau hal ini dilakukan.", kata - kata Jaehyun terdengar polos.

Petugas kasir itu terlihat menahan senyumnya.

"Ah baiklah.", katanya kemudian ia segera men7scan ramyeon tadi.

"Karena sudah jadi, sekalian saja kau menemaniku makan.", ajak Jaehyun tiba - tiba.

"Tapi-"

"Minimarket sedang sepi, tidak ada ruginya kau menemaniku."

"Baiklah."

Jaehyun memilih duduk di luar, sambil melihat pemandangan malam Seoul.

Tak lama, petugas kasir tadi keluar sambil membawa dua botol minuman dingin.

"Anda tidak memesan minum tadi, jadi-"

"Berhentilah berbicara formal padaku. Namaku Bong Jaehyun, 22 tahun.", Jaehyun mengulurkan tangannya.

Tak ada respon dari lawan bicaranya, Jaehyun menunjuk tangannya dengan gerakan mata.

"Ah, saya- maksudku, aku Kim Jibeom, 22 tahun.", Jibeom memegang tangan Jaehyun

Tangannya indah, kata Jaehyun dalam hati.

"Lihat, kita bahkan seumuran, duduklah dan temani aku makan."

"Ah iya, aku tidak tau minuman apa yang kau suka, jadi aku membawa ini."

"Tidak apa - apa, mungkin aku akan menyukainya."

Jibeom merasa bingung.

"Kau tidak suka?", tanyanya

"Hanya belum pernah mencoba yang ini.", jawab Jaehyun sambil meminum minumannya.

"Ternyata lebih enak daripada yang biasa kubeli.", Jaehyun tersenyum

Jibeom ikut tersenyum, merasa lega sekaligus tertular senyum manis namja dihadapannya.

"Aku tidak tahu ramyeon bisa seenak ini.", Jaehyun mencoba ramyeonnya.

"Meski harganya murah, tapi rasanya paling enak dibanding yang lain.", kata Jibeom

"Benarkah?"

Jibeom mengangguk.

Malam itu diisi dengan perbincangan dua orang teman yang baru saja berkenalan.

Jaehyun semakin mengenal Jibeom, ia merasa senang karena itu.

-----------------------------------------------------------------

Setelah makan malam dan perbincangan tadi, jam menunjukkan pukul 10.

"Jibeom~ah, aku pulang dulu.", pamit Jaehyun

"Baiklah, hati - hati di jalan Jaehyun~ah.", kata Jibeom

"Kau bekerja shift malam bukan?", tanya Jaehyun

"Jam kerjaku mulai pukul 4.", jawab Jibeom

"Baiklah, mungkin aku akan ke sini lagi besok"

"Berikan saja nomer ponselmu."

"Baiklah" Jaehyun mengetikkan nomer ponselnya. "Sampai jumpa besok."

"Sampai Jumpa."

Jaehyun berjalan menuju apartemennya.

Ponselnya bergetar

Unknown

Ini nomerku
-Jibeom

Baiklah, sudah kusimpan

-----------------------------------------------------------------

Jaehyun tiba di apartemennya.

Segera setelah ia memasukan kode apartemennya, ia masuk dan menuju ke kamar.

Apartemen miliknya berukuran sedang, dengan satu kamar tidur, dapur, ruang tamu, dan kamar mandi.

Jaehyun merebahkan badannya di kasur, sambil menatap ponselnya.

Ia tersenyum.

"Kim Jibeom ya? Sepertinya kau membuatku jatuh", katanya sambil mengusap ponselnya yang menampilkan chatnya dengam Jibeom.

Setelah bertukar pesan dengan Jibeom, rasa kantuk datang dan membuat Jaehyun memutuskan untuk tidur.

Sinar matahari menembus jendela kamar Jaehyun, ia terbangun karenanya.

Diliriknya jam, terlihat jam menunjuk ke angka 8.

"Kelas siang.", katanya tidak semangat.

Ia segera menuju kamar mandi dan bersiap berangkat menuju kampus.

Setibanya di kampus, ia menghela nafas, membayangkan seberapa membosankan kelas ini nanti.

Saat kakinya melangkah masuk, maniknya menangkap sosok yang ia kenal.

Kim Jibeom, duduk di meja paling belakang sedang membaca buku.

Jaehyun tidak ingin memikirkan kenapa Jibeom ada disana, ia bergegas melangkah dan duduk di samping Jibeom.

"Pagi, Jibeom~ah.", sapanya

"Eoh? Jaehyun~ah? Selamat pagi, kau juga kuliah disini dan mengikuti kelas ini?", tanya Jibeom.

"Ya, dan aku lebih ingin bertanya sedang apa kau disini?"

"Tentu saja mengikuti kelas."

"Sebelumnya aku tidak pernah melihatmu."

"Ah itu, aku terkadang tertidur jadi aku mengambil kelas tambahan. Tapi berhubung hari ini aku tidak tertidur disinilah aku.", Jibeom tertawa.

Jaehyun ikut tertawa pelan.

Jam menunjukkan pukul 10.30 siang, saatnya kelas dimulai.

Dosen pengajar masuk dan kelas dimulai.

Setidaknya tidak seburuk yang Jaehyun kira, terimakasih kepada Jibeomnya.

Mereka semakin akrab satu sama lain.

-----------------------------------------------------------------

Setelah kelas berakhir, Jibeom sudah akan berdiri sampai Jaehyun menahannya.

"Jibeom~ah, kau mau kemana setelah ini?", tanya Jaehyun

"Aku ingin makan, aku melewatkan sarapan tadi.", jawab Jibeom

"Aku juga lapar, apa aku boleh ikut?"

"Tentu saja, ayo.", Jibeom menarik tangan Jaehyun

Jibeom yang pada dasarnya orang sederhana, tentu saja memilih makan di tempat yang harganya terjangkau.

Disinilah mereka sekarang, pasar tradisional.

"Jibeom~ah, kau yakin kita akan makan disini?", tanya Jaehyun

"Aku tidak punya banyak uang, hehe, jadi aku selalu ke sini. Apa kau keberatan?", tanya Jibeom pelan.

"Tidak, aku senang  bisa mencoba hal baru. Aku belum pernah saja."

"Kalau memang tidak nyaman tidak apa - apa, kita bisa ke cafe atau minimarket."

"Tidak, ayo cepat makan, dimana tempatnya."

Jaehyun berjalan mendahului Jibeom.

Jibeom terkekeh, kemudian ia menarik lengan Jaehyun.

"Anak manja, jangan berjalan sendirian. Nanti kau tersesat.", Jibeom menggenggam tangan Jaehyun dan berjalan di sebelahnya.

Jaehyun tersenyum kecil, ia senang mendapat perhatian dari Jibeom.

Mengingat sejak pertama melihatnya, ia menyukai Jibeom.

Ia terkekeh dalam hati sambil menikmati momen ini.

Setelah cukup lama berjalan, langkah mereka terhenti

"Kita sampai.", kata Jibeom

Tempat makan yang sangat sederhana, namun ramai pembeli dan aromanya sangat lezat.

"Jaehyun~ah, kau ingin makan apa?", tanya Jibeom

"Terserah kau saja, asal jangan seafood.", jawab Jaehyun

Jibeom mengangguk dan segera memesan makanan.

Tak lama menunggu, makanan pun tiba.

2 porsi jjajangmyeon dan 1 porsi tteokpokki tersaji.

"Cobalah, rasanya berbeda dari yang lain.", kata Jibeom sambil mengaduk jjajangmyeon miliknya.

Jaehyun segera mengaduk jjajangmyeonnya dan mulai mencicipinya.

Dia takjub akan rasanya.

"Wah, Jibeom~ah, ini benar - benar enak.", kata Jaehyun.

Ia makan dengan lahap.

Jibeom tersenyum melihat tingkah Jaehyun yang sangat polos.

"Makanlah perlahan.", Jibeom mengusap bibir Jaehyun yang kotor sambil tersenyum.

Hati Jaehyun tiba - tiba berdesir.

Tidak biasanya hatiku terasa seperti ini, katanya dalam hati.

"Jaehyun~ah, coba ini.", Jibeom hendak menyuapkan sepotong tteokpokki.

Jaehyun membuka mulutnya seperti anak kecil yang siap disuapi.

"Bagaimana? Enak bukan?"

Jaehyun mengangguk lucu.

Jibeom tersenyum semakin lebar.

Beberapa pembeli disana merasa disuguhi adegan romantis yang menggemaskan.

Setelah makan, mereka keluar dan hendak pulang.

"Jibeom~ah, kau shift malam 'kan?", tanya Jaehyun

"Setiap hari.", jawab Jibeom

"Baiklah, temani aku makan lagi di tempatmu nanti."

"Siap, Yang Mulia.", canda Jibeom

Jaehyun menyimpulkan bahwa Jibeom adalah orang yang manis dan perhatian.

-----------------------------------------------------------------

Setiap malam Jaehyun datang ke minimarket Jibeom, hanya untuk sekedar berkunjung atau beralibi membeli barang.

Sepulang kuliah hari ini Jaehyun menghabiskan waktunya dengan bertukar pesan bersama Jibeom.

Menurutnya, Jibeom sangat lucu, baik di realita maupun di media sosial.

Dan Jaehyun sangat menyukai hal itu.

Malam akhirnya tiba, setelah mandi, Jaehyun mengenakan mantelnya dan segera menuju minimarket tempat Jibeom berada.

Sesampainya disana ia menyapa Jibeom dan duduk di kursi dekat kasir.

Sambil memandangi Jibeom tentunya.

"Jaehyun~ah, kau sudah lapar?", tanya Jibeom

Perhatian sederhana selalu ia dapat dari sosok Jibeom.

"Tidak, belum, nanti saja.", Jaehyun menggelengkan kepalanya.

Jibeom mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya.

"Selamat Datang", kata Jibeom saat ada pembeli masuk.

"Hyung ingin kopi apa?", tanyanya

"Jangjun~ah ini sudah malam, untuk apa minum kopi?", jawab orang yang dipanggil hyung itu.

"Eoh? Kukira hyung ingin menghabiskan malam denganku."

Ia hanya menggeleng menanggapi.

"Berikan aku permen karet mint.", katanya di depan Jibeom

"Baiklah, apa ada lagi?", tanya Jibeom.

"Sebentar, kekasihku sedang mencari sesuatu.", katanya

"Sungyoon hyung, bagaimana dengan snack ini untuk menemani kopi?", tanyanya dari sudut minimarket.

"Jangjun~ah"

"Baiklah, snack saja, kalau minuman bersoda?"

"Tidak apa apa kalau itu."

"Baiklah"

Jibeom segera menginput pesanan mereka dan menyiapkan kantong.

"Ah tidak usah, biar kubawa langsung saja.", kata pembeli itu, sambil membawa belanjaannya.

"Terimakasih tuan, datang kembali.", Jibeom membungkuk.

"Hei, kalian tampak cocok.", kata namja yang berisik tadi.

"Jangjun~ah cepatlah, kau bilang kau lelah setelah berjalan - jalan. Maaf dia memang seperti ini.", ia membungkuk dan segera menuju mobilnya.

Jaehyun dan Jibeom tersenyum meresponnya.

Setelah pembeli itu keluar, Jibeom tertawa.

"Mereka terlihat cocok sekali.", katanya

"Hahaha kau benar.", kata Jaehyun.

"Mereka juga sangat romantis, dan aura dominan namja yang didepanku tadi sangat terasa."

"Kau benar, aku juga merasakannya. Aku setuju mereka pasangan yang serasi."

"Ingin makan sekarang?", tanya Jibeom

"Aku sudah lapar.", jawab Jaehyun.

"Ingin coba rasa ini?"

"Aku percaya padamu, pasti enak."

-----------------------------------------------------------------

Jibeom segera memasak ramyeon tadi.

Ia menambahkan sosis agar mengenyangkan.

"Jaehyun~ah, ini" ia menyodorkan ramyeonnya.

"Minumanku?", tanya Jaehyun.

"Ada di sini Yang Mulia."

Mereka tertawa bersama.

Saat sedang makan bersama, tiba - tiba ada seorang yeoja yang datang dan terlihat mabuk.

"Yaa! Kim Jibeom! Berikan aku uang.", katanya.

Jibeom langsung berdiri dan menghampirinya, ia meminta Jaehyun untuk tetap duduk.

"Noona, kita sudah tidak ada hubungan, berhentilah menggangguku. Aku muak melihatmu.", kata Jibeom.

Jaehyun melihat nada bicara Jibeom yang memang tidak terlihat marah, atau memang tidak bisa marah.

"Berikan saja aishhh.... Kau ini benar - benar.", yeoja itu hendak melempar botol soju yang ia pegang.

Jaehyun yang tidak bisa menahan diri segera berdiri dan mengambil soju dari tangan yeoja itu.

"Aku tidak tahu siapa kau, tapi yang jelas kau membuatku muak.", katanya marah.

"Ini ambilah! Kalau aku melihatmu kemari lagi, kupastikan kau tidak akan bisa menghirup udara segar lagi. Ingat itu!", Jaehyun melempar uang ke wajah yeoja itu.

"Eoh? Cukup banyak, terimakasih manis.", yeoja itu hampir memegang pipi Jaehyun sampai Jibeom menariknya menjauh.

"Sudah pergilah, aku tidak ingin melihat wajahmu lagi.", tegas Jibeom

"Jibeomku yang dulu sudah tidak ada, Jibeom ini kasar padaku.", kata yeoja itu kemudian berjalan menjauh.

Jaehyun menghela nafas, ia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

"Pastikan orang itu tidak mendekat lagi ke Minimarket Ness lagi.", ia segera mengakhiri telponnya.

"Jaehyun~ah, kau tidak perlu sampai sejauh itu.", kata Jibeom

"Aku muak melihatnya setiap mabuk mendatangimu, bukan satu dua kali aku melihatnya."

"Maksudmu?"

"Aku memperhatikanmu sejak dulu, sejak pertama kita bertemu. Dan aku selalu melihatmu diam - diam sampai malam dimana kau menawariku ramyeon."

"Aku tahu seberapa sering yeoja itu mengganggumu. Bahkan aku menunggu kalian selesai berbicara sebelum aku masuk dan menemuimu.", lanjutnya

"Jae-"

"Setidaknya aku tidak ingin orang yang kusayangi terganggu apalagi sampai terluka.", kata Jaehyun lagi.

"Aku menyukaimu, Kim Jibeom.", sambung Jaehyun.

Setelah mengatakan itu, Jaehyun kemudian berlari.

Entahlah, tubuhnya membuatnya berlari dan ia hanya menurutinya.

Dia berharap Jibeom akan mengejarnya.

Tidak sadar dia berlari cukup jauh sampai kembali ke apartemennya.

Ia melihat ke belakang, tidak ada seorangpun hanya pejalan kaki berlalu - lalang.

Ia menghela nafas, mungkin itu terakhir kalinya ia bersama Jibeom.

Ia masuk ke lift dan menuju ke unitnya.

Saat hendak masuk, terdengar suara langkah kaki dan nafas yang berat.

Sebuah tangan melingkar di pinggangnya.

"Jibeom~ah.", panggilnya.

"Haaah.... Kau berlari... terlalu... cepat.", kata Jibeom sambil menarik nafas.

Pintu Terbuka.

Kemudian Jibeom mendorong Jaehyun masuk ke unitnya.

Jibeom masih menarik nafas, ia kelelahan berlari.

"Kau harus minum dulu.", Jaehyun berusaha melepaskan lengan Jibeom di pinggangnya.

Namun Jibeom justru mengeratkan pelukannya.

Beruntung ada sebotol minum di dekat mereka.

Jaehyun segera mengambilnya dan meminumkannya.

"Kenapa?", tanya Jibeom sambil meletakkan wajahnya di bahu Jaehyun.

"Kenapa kau malah berlari, disaat aku juga akan menyatakan perasaanku.", sambungnya.

"Maaf.", jawab Jaehyun

"Jangan pernah kau lari dariku lagi.", kata Jibeom.

Tiba - tiba, Jibeom menyesap leher Jaehyun dekat dengan tempatnya bernaung tadi, meninggalkan bekas keunguan disana.

"Yaa, Jibeom~ah.", protes Jaehyun.

Jibeom membalikkan tubuh Jaehyun menghadapnya.

"Itu sebagai hukuman dan hadiahmu.", kata Jibeom

"Sebagai tanda kau adalah milik Kim Jibeom, dan itu hukuman karena kau lari tadi.", lanjutnya.

Jaehyun tersenyum.

Sesaat kemudian, kedua bibir itu saling bertemu dan bertaut.

Jibeom membawa Jaehyun ke sebuah ciuman yang lembut.

Memainkan bibir Jaehyun dengan lembut, terdengar suara bibir berdecakan.

Mereka berpagutan cukup lama, sampai Jibeom melepas pagutannya terlebih dahulu.

"Aku mencintaimu, Bong Jaehyun."

"Aku juga mencintaimu, Kim Jibeom."

Bibir mereka kembali bertemu.

Kali ini lebih dalam dan lama dengan tangan Jibeom dengan nakal masuk ke kaos yang dikenakan kekasihnya.

"Hngh.... Beom~ah.", kata Jaehyun di sela ciuman mereka.

"Hng?"

"Bagaimana dengan minimarket?", tanya Jaehyun sambil melepaskan ciuman mereka.

"Shiftku sudah berakhir. Tepat saat kau berlari, petugas berikutnya datang.", jawabnya santai.

"Tapi Jaehyun~ah"

"Hm?"

"Tidak seharusnya kau melepaskan ciuman duluan apalagi tanpa tanda - tanda."

Seketika mata Jibeom menajam.

Jaehyun menelan ludahnya.

"Sepertinya Baby Jae harus dihukum.", kata Jibeom.

Jaehyun mundur perlahan sampai punggungnya mengenai dinding.

"Jadi, bagaimana?"

"Ma- maaf?"

"Tidak boleh diulangi"

Jibeom kemudian kembali meraup bibir kekasihnya.

Lebih panas dari sebelumnya.

Tangannya dengan nakal menyusup ke punggung dan mengusapnya.

Dengan tangannya yang tidak bergerilya, Jibeom membuka pintu kamar Jaehyun dan mendorong kekasihnya masuk.

Mereka menikmati malam mereka bersama, dengan cara mereka.

Dan ini menjadi sebuah catatan penting bagi Jaehyun, untuk tidak macam - macam dengan kekasihnya.

Terlebih saat malam.

~END~


________________________________________________________________________________________

A/n :
Aku gatau kalian suka yang begituan ga, jadi aku cuma bikinin yang soft :"

Yang merasa ingin menghujat          →

Yang mau mengutarakan pendapat →

Continue Reading

You'll Also Like

594K 9.3K 64
ˏˋ°•*⁀➷ 𝗔𝗱𝗱𝗶𝗻𝗴 𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗿𝗼𝗻𝗴 𝗻𝘂𝗺𝗯𝗲𝗿 𝘁𝗼 𝗮 𝗴𝗿𝗼𝘂𝗽𝗰𝗵𝗮𝘁 𝗶𝘀 𝗲𝗮𝘀𝗶𝗹𝘆 𝗱𝗼𝗻𝗲 𝗻𝗼 𝗺𝗮𝘁𝘁𝗲𝗿 𝗵𝗼𝘄 𝗳𝗮𝗺𝗼𝘂𝘀 𝘆𝗼�...
958K 40.3K 81
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC
985K 17.1K 43
What if Aaron Warner's sunshine daughter fell for Kenji Kishimoto's grumpy son? - This fanfic takes place almost 20 years after Believe me. Aaron and...
122K 3.6K 27
a paige bueckers story.