Sebelum 365 Hari (End)

By thedreamwriter13

34.3K 2.6K 7.8K

"Bagaimana bisa aku terus mengingatnya, jika aku saja, tak bisa mengenali diriku sendiri?" - Thea. ... More

0. PROLOG
1. TRAUMA MILIK THEA
3. PENGAKUAN RASA
4. PATAH HATI GALANG
5. KEBINGUNGAN
6. CUPCAKE DI CAFE MENTARI
7. BERTEMU DENGAN ALI
PEMBERITAHUAN • JADWAL UPDATE!
8. GALANG PUNYA PACAR?
9. CEWEK POPULAR
10. BUKAN PACAR NYA
11. MEMBERIKAN RASA AMAN
12. LO, AKAN TETAP JADI THEA
13. SI MATA INDAH
14. KEVIN?
15. SPOILER PERASAAN
16. PROSOPAGNOSIA
17. MAAF, GUE GAK SENGAJA
18. CINTA ATAU KASIHAN?
19. GALANG KENAPA?
20. DUNIA DAN RASA KECEWA
21. KHAWATIR
22. PUNYA GEBETAN
23. THEA SAYANG BUNDA
24. KENA HUKUMAN
25. NIGHT WITH YOU
26. DIA PEMBUNUH
27. SWEET DAY
28. ROOFTOP SEKOLAH
29. PENGAKUAN SHIRA
30. MENYESAL
31. SETENGAH KEPERCAYAAN
32. GRAVITASI CINTA
33. HARUS RELA
34. SEJUTA LUKA
35. RUMAH BARU
36. LIBRARY DATE
37. KESAYANGAN
38. KALIAN SIAPA?
39. ACQUIRED PROSOPAGNOSIA
40. IZIN DARI ALI
41. DANCING IN THE RAIN
42. YANG BELUM USAI
43. MAAF, THEA
44. KITA TERLALU SINGKAT
45. RAIN WITH MEMORIES
46. BERDAMAI
47. KEPERGIANNYA
48. JIKA DIA KEMBALI, LAGI
49. NYATA YANG SEPERTI MIMPI
50. KITA SELAMANYA

2. GALANG DAN SHELLA

1.3K 85 124
By thedreamwriter13

Selamat membaca kisah milik Galang Reynandika dan Calithea Zevanya Aurora di "Sebelum 365 Hari."

Enjoy 🍭

Minggu, 2 April 2023 -

2. GALANG DAN SHELLA

🌻🌻🌻

"THEA!"

Thea menghentikan langkah kakinya, kala melihat dari kejauhan seorang gadis berlari mendekat. "Lo darimana aja? Gue nyariin tau. Kirain, hari ini lo yang gak masuk," oceh nya.

Thea hanya mengerutkan wajahnya. "Lo siapa ya?"

"HAH?!"

"Ihh, Thea, jangan bercanda apa."

"Nggak, seriusan gue lupa. Gue gak ingat wajah lo. Kita pernah ketemu?"

Gadis cantik itu memegang kening Thea, seperti ingin merasakan gadis dihadapannya ini kenapa? "Ah gak panas, gak demam kok."

"Ih apaansi?"

"The, gak mungkin kan tiba-tiba amnesia? Lo ke bentur apa gimana?" tanya nya lagi.

Thea hanya menggeleng, menganggap seseorang di depannya ini aneh. Thea berjalan mendahului nya.

"Gue Ilona, temen sebangku lo. Masa lo beneran lupa sama gue?" teriak gadis tadi dari belakang Thea. Thea akhirnya terdiam, menoleh kearah gadis tadi berada.

Dia Ilona Joanara, gadis berperawakan cantik, dengan rambut panjang bergelombang nya dan wajah judes yang sangat khas. Dia juga adalah teman sebangku Thea di kelas. Orang pertama yang Thea kenal di SMA Angkasa.

Ilona berlari mendekati Thea. "Iya maaf, kemarin gue gak masuk sekolah. Tapi kan pas hari pertama lo masuk kesini kita udah ketemu, udah kenalan, udah sempat ke kantin bareng kan? At least, kita udah kenalan Thea. Ini hari ketiga loh lo di sini, masa udah lupa sama gue?"

"Jangan marah dong, masa gara-gara kemarin gue ga masuk sehari aja langsung pura-pura lupa, The," ucap Ilona memelas.

"Ilona?"

"Iya, Thea. Gue Ilona."

Thea masih dengan wajah bingung nya. Kenapa bisa dia lupa dengan wajah gadis ini? Jika di ingat-ingat Thea memang memiliki seorang teman di SMAKASA, ingat juga dengan orang yang pertama kali memperkenalkan sekolah ini padanya. Namun, kenapa wajahnya terlihat asing?

"The, ayo lah jangan bikin panik," ucap Ilona yang mulai panik.

Thea tersenyum tipis. "Bercanda aja, Na. Gak usah di bawa serius. Gue inget kok, Ilona yang pertama kali ngenalin sekolah ini ke gue," ucap Thea, membuat suasana seakan tetap baik-baik saja.

"Aaaaa lo mah, bikin gue takut."

"Hehehe maaf."

Ilona meraih tangan Thea dan membawanya pergi dari tempat ini. "Mau kemana? tanya Thea.

"Sebentar lagi bel, ya kita masuk kelas lah, The," ucap Ilona santai.

🌻🌻🌻

"Shell."

"Iya?"

"Ada apa?" tanya Shella.

Shella mengerti apa yang sebenarnya akan lelaki ini tanyakan. Dengan melihat caranya menatap. "Gue hari ini mau ke rumah Galang, lagi kangen aja ketemu ibu sama adek nya. Gak apa-apa kan?"

Shella kini berada di parkiran, sembari memegang sebuah helm berwarna maroon yang selalu Galang bawa di motornya. Sedangkan Galang? Lelaki itu lebih dulu menghampiri Mpok Ratmi di kantin, untuk menanyakan dagangannya hari ini.

"Lo gak bilang dulu sih sama gue. Gue tungguin tau dari tadi di lapangan, biasanya lo nyamperin gue kesana."

"Iya maaf. Tadi sebenarnya mau kesana, cuma gue lagi bareng Galang. Apalagi di sana ada Theo sama temen-temen nya, males liat mereka bikin onar sama Galang terus," oceh Shella.

"Hm, ya udah deh. Lo hati-hati ya, besok pulang bareng gue. Hari ini aja sama Galang nya," kata lelaki bermata hitam lekat itu. Shella hanya tersenyum saat tangannya mengacak-acak rambut milik Shella yang tadi sudah dirapihkan.

"Gue duluan ya, bye Shella!"

"Bye, hati-hati!"

Shella menatap kepergian lelaki itu dengan senyuman manisnya. Tak lama kemudian, sebuah suara menyapanya lagi, dari arah belakang.

"Maaf lama, Shell," ucap Galang yang baru saja datang.

"Iya, Lang, gak apa-apa. Gimana dagangannya hari ini?" tanya Shella.

"Alhamdulillah habis semua, Shell. Ibu pasti senang banget," ucap Galang setelahnya. Galang menaruh box kue tadi di bagian depannya, lalu menggunakan helm.

"Ayo, Shell, naik!"

Shella menaiki motor jadul milik Galang setelah menggunakan helm nya. Motor putih hitam ini memang terlihat lucu jika dipakai di jaman sekarang ini. Bahkan motor ini pula yang sering kali menjadi bahan ejekan Theo dan teman-temannya itu pada Galang. Namun, Galang ya tetap Galang, tak memperdulikan itu semua.

Jalanan sore ini cukup sepi, tak seperti biasanya yang selalu macet, terutama di lampu merah dekat sekolah.

"Lang, kangen banget deh meluk lo di motor kayak gini, udah jarang banget kan?" ucap Shella sedikit berteriak. Gadis cantik itu memeluk pinggang Galang dengan dagu nya yang bersandar pada pundak lelaki di depannya.

Galang tersenyum mendengar perkataan Shella padanya. Lelaki itu melihat Shella dari kaca spion motor, wajah gadis itu tampak cantik, meski tak terlihat jelas dari sini, rambut lurusnya yang terkibaskan karena angin.

"Makannya sering-sering main lagi sama gue. Semenjak SMA kita jarang ada waktu bareng," jawab Galang.

"Iya sih, lo tau sendiri lah sekarang sama-sama sibuk aja. Tugas sekolah, belum lagi hal-hal lain yang bikin waktu kita bareng jadi berkurang kan?"

Mereka berdua sama-sama menikmati kebersamaan nya hari ini, sore yang indah ini. Terutama untuk Galang. Momen dengan Shella adalah hal yang selalu dia tunggu-tunggu setiap hari di hidupnya.

Seperti saat kecil dulu, Galang sering membonceng Shella dengan sepeda nya, sepeda besar dengan tubuh Galang dan Shella yang masih cukup kecil saat itu.

Keduanya sudah berteman sejak lama, sejak bayi, mungkin. Orang tua mereka memang bersahabat. Hingga suatu hari ayah Galang menghilang, sampai kabar kematiannya pun terdengar. Galang tak pernah bertemu dengannya lagi. Dan keluarga Shella juga pindah dari rumah lama mereka yang dulu berada tepat di sebelah rumah Galang. Sebab, papah Shella ada dinas di tempat lain dan harus berpindah. Maka dari itu, saat SMP, mereka tak pernah bersama lagi.

Sampai entah, waktu membawa Shella kembali pada Galang, saat mereka satu sekolah di SMA Angkasa.

Berdua sama lo kayak ini, saat-saat yang selalu gue tunggu, Shell. Rasanya kalau udah kayak gini, ga mau cepet-cepet sampai rumah. Nyaman banget, andai lo tau, gue se sayang itu sama lo, ucap Galang membatin.

🌻🌻🌻

"Lo duluan aja, Na!"

"Lho mau kemana?" tanya Ilona.

Thea dan Ilona kini sedang membereskan barang-barang bawaan mereka. Bel pulang sekolah memang sudah berbunyi sejak tadi, namun, mereka harus piket hari ini. Thea memang belum memiliki jadwal piket, jadi ya ketua kelas memutuskan untuk memasukkan Thea di jadwal piket yang sama dengan Ilona, sesuai permintaan Ilona tadi.

"Gua mau daftar ekskul, Na. Bosen kalo gak ada kegiatan gini," ucap Thea .

"Mau ekskul apa? Ikut jurnalistik yuk sama gue!" ajak Ilona dengan semangat.

Thea menggelengkan kepalanya, dengan bibirnya yang agak menekuk. "Nggak, Na. Gue mau taekwondo, ngelanjutin ekskul kayak di sekolah lama dulu."

"HAH?! Lo anak taekwondo?" ucap Ilona heran.

Ilona menelisik seluruh penampilan Thea. Tatapannya seperti seorang detektif yang sedang ingin memecahkan sesuatu. "Bohong lo! Badan lo sekecil ini bisa taekwondo?"

"Ihh lo ngeledek gue?" kesal Thea, karena ucapan Ilona.

"Ehh nggak, maaf-maaf. Jangan pukul gue, The," ucap Ilona penuh permohonan.

Thea memasang wajah kesal. Gadis itu kini menggendong tas ranselnya. "Ayo deh keburu pada pulang semua pengurus nya! Gue duluan ya," kata Thea.

Thea berjalan mendahului Ilona, gadis itu kini berlari kecil untuk menyamai langkah kaki temannya ini. Di perempatan jalan setelah lorong kelas, Ilona pergi ke arah gerbang depan, sedangkan Thea melanjutkan langkahnya untuk menemui pengurus ekskul taekwondo SMAKASA.

Tadi, sesuai pengumuman di mading sekolah, pendaftaran nya masih dibuka sampai pukul empat sore ini, kebetulan sekarang masih pukul setengah empat sore. Dan-- Thea harus pergi ke aula sekolah.

"Kata Ilona dari UKS kita ke kiri," gumam Thea.

"Dua ruangan dari ruang OSIS," lanjut nya.

"Satu-- dua."

"Nah ini. Bener deh, ruang aula SMAKASA," ucap Thea, membaca papan nama ruangan di depannya.

Thea sudah sampai di depan pintu ruang aula, gadis itu meraih gagang pintunya, dan lebih dulu untuk mengetuk.

Tok ... tok ... tok ....

"Permisi."

"Iya masuk aja!"

Setelah mendengar jawaban dari dalam, Thea memutuskan untuk masuk. Menemui orang yang berada di sana.

"Iya ada apa?" ucap seorang lelaki yang kini sedang sibuk menulis pada sebuah kertas, tanpa melihat keberadaan Thea.

"Emm, mau daftar ekskul taekwondo masih bisa?" tanya Thea.

Lelaki yang masih duduk di kursi itu kini mengadahkan kepalanya, menatap wajah Thea. Thea dapat melihatnya dengan jelas.

Lelaki dengan tubuh tinggi dan kulit putihnya itu bangkit, berjalan mendekati Thea. "Sudah isi formulir nya?" katanya.

"Sudah. Ini formulirnya," kata Thea sembari memberikan sebuah kertas pada lelaki itu.

"Calithea Zevanya Aurora, XII-IPA 1."

"Sebelumnya udah pernah taekwondo ya?"

"Iya, sudah sabuk biru."

Lelaki itu menganggukkan kepalanya. "Untuk bergabung lo hanya perlu niat. Gue gak suka sama anak yang bentar-bentar izin untuk gak ikut latihan. Jika lo siap dengan semua persyaratan yang sudah tertulis, lo bisa langsung ikut latihan di pertemuan berikutnya."

"Iya, baik."

"Gue Alvino Nadhavi. Panggil aja Alvi," ucap lelaki itu, dengan tangannya yang terulur pada Thea.

"Thea."

To Be Continued ....

🌻🌻🌻

Hallo, sorry gais up nya kemalaman, soalnya hari ini banyak kegiatan hehe.

Semoga suka ya sama bab 2 nya, aku harap bisa terus bertahan sampai ending nanti.

Pokoknya harus terus saksiin kisah Galang dan Thea, serta yang lainnya. Semoga bisa jatuh cinta sama mereka.

Oke gini aja, jangan lupa untuk pencet bintang di kiri bawah, dan ramein komen nyaa!

Follow:

Wattpad : @thedreamwriter13

Instagram : @thedreamwriter13

Twitter : @worldofjingga13

Tiktok: @blueskyitsyouu

Makasih lov 💗

Continue Reading

You'll Also Like

SAHARA By meetvir

Teen Fiction

1.4K 192 33
[LENGKAP] "Lo mau minta tolong apaan emangnya?" Ucap Sahara. "Minta tolong lo buat ajarin gue dua bahasa asing." Ucap Zelio. "Why must me?" Ucap Saha...
6.6K 154 25
In which the Bat Boys are a world famous rock band. (I'm so bad at descriptions but it's good I promise just trust me) Gwynriel AU book 1 and Feysand...
Lucent By ads ¡¡

Teen Fiction

173K 3.9K 17
lucent (adj); softly bright or radiant ✿ ✿ ✿ My brother's hand traces the cut on my right cheek for some minutes. I have no idea how a cut can b...
20.2K 348 14
just some random oneshots of random ships because why not