Frost Flower in the Palace

By kietzyQS

17.9K 2.7K 707

(English vers.) a story about a little frost flower with courage, intelligence and wisdom. She join the selec... More

Conference Room
Conference Room (Part 2)
Chapter 1 : The Birth of a Flower
Chapter 2 : Flower without Leaves
Chapter 3 : The Growth of a Wildflower
Chapter 4 : The Life of Young Flower
Bonus Chapter : Character in the Harem
Chapter 6 : The Selection
Chapter 7 : The Blooming Time
Chapter 8 : The Girl On My Sight
Chapter 9 : Uninvited Guess
Chapter 10 : The Queen's Favorite
Chapter 11 : The Harem
Chapter 12 : The Missing Gems
Chapter 13 : Deep of the Sea
Chapter 14 : Wild Flower
Chapter 15 : Bird Box
Chapter 16 : Revolution
Chapter 17 : The Grace
Chapter 18 : The Choosen One
Chapter 19 : Little Tiger
Chapter 20 : Small Wave
Chapter 21 : Little Sparks
Chapter 22 : One Pair of Heart
Chapter 23 : The name you wanna hear
Chapter 24 : When the wind blows
Chapter 25 : I've Lost
Chapter 26 : Too Hurt to Let Go
Chapter 27 : The Protector
Chapter 28 : The Only Hope
Chapter 29 : Flower in the desert
Chapter 30 : The Wind brought me to you

Chapter 5 : The Battle Shield

478 107 18
By kietzyQS


Hi readers ku yang paling setia!!

Sorry for the late post of this ff!!

really sorry for that, untuk itu . . 

saya persembahkan 2 bonus chapter sekaligus untuk para pembaca !!!

Happy Readings!! 



Chapter 5

The Battle Shield


"nenek!! Ku mohon! Hentikan!!" teriak Joohyun bersujud sembari menangis memeluk kaki neneknya.

"Bae Joohyun, hatimu sangat lemah seperti ibumu . . suatu hari nanti . . saat kau berada di posisi ibumu . . dan melihat suamimu direbut oleh penyihir yang kau anggap adik ini, apa kau juga akan memaafkannya?!" teriak Lady Bae dengan menggelegar.

Sooji masih meneteskan air matanya menahan rasa sakit di betisnya yang mulai memerah bekas sayatan rotan. Sooji mengepalkan tangannya kuat hingga bergetar menahan perih itu. Joohyun menggeleng cepat sembari menatap neneknya.

"tidak mungkin . . meskipun ia melakukan hal itu, aku tak akan membencinya!!" ungkap Joohyun menatap neneknya dengan air mata yang terus menetes dari pelupuk matanya.

"kau .. benar-benar sama naifnya dengan ibumu . . pelayan! Bawa nona pertama kembali ke kediamannya!" titah Lady Bae.

"ibu . . " panggil Lady Yoon memelas berusaha melunakkan hati ibu mertuanya.

"pelayan! Bawa Lady Yoon kembali ke kediamannya!" titah Lady Bae.

"tidak bisa . . tidak bisa ibu . . . bagaimanapun Bae Sooji adalah putri yang paling disayangi oleh suamiku . . ia akan sedih melihat kondisinya . . ia . . " belum selesai Lady Yoon berucap, ia tiba-tiba saja jatuh pingsan.

"hentikan!" sebuah suara menghentikan Lady Jung dari upayanya.

Sooji akhirnya menghela napas lega, rasa sakit itu berkurang meski masih membekas. Suara sayatan yang melukai kulitnya memudar perlahan, pandangannya sedikit buram tetapi ia bisa melihat sosok hangat itu berjalan ke arahnya.

"apa yang ibu lakukan pada Sooji? Bukankah aku sudah memintamu untuk menunggu hingga aku pulang?" ungkap Mentri Pertahanan Bae menatap ibunya dengan tatapan tegas.

"ia berkeliaran sepanjang hari dan tidak pulang semalaman. . kau juga sangat marah saat mengetahui hal ini tadi malam. . . aku hanya seorang nenek yang memberi pelajaran pada cucunya. Apa aku salah?" ungkap Lady Bae dengan wajah tegasnya menatap putranya.

"Sooji masih kecil, ia tidak mengerti apapun. . terlebih, ia mendapatkan undangan untuk menjadi calon dalam pemilihan istri Seja Joha . . kau tidak bisa menghukumnya seperti ini ibu . . " tegur Mentri Pertahanan Bae.

"istri Seja Joha? Jeonha pasti telah mempertimbangkan putrimu sebagai kandidat terkuat dalam pemilihan. Kau seharusnya hanya membawa Joohyun ke pemilihan itu, membawa penyihir ini hanya akan membawa keributan dan petaka untuk keluarga ini!" ketus Lady Bae.

Sooji menatap neneknya dengan pandangan yang berbayang-bayang. Ia sudah mulai lemas, hari ini ia cukup beruntung karena telah melakukan perhitungan tepat, ia bisa terselamatkan berkat kedatangan ayahnya meski ayahnya pulang lebih lambat dari yang ia perkirakan.

"eomma! apa kau sadar bahwa Sooji juga darah dagingku? Kau selalu saja menghukumnya dan memarahinya . . ia sudah kehilangan ibunya sejak kecil, apa kau tak sedikitpun kasihan pada anak ini?!" tegas Mentri Pertahanan Bae menatap ibunya memelas.

"penyihir itu? Ia bahkan membuatmu melawan ucapanku. . kau berharap aku menerima putrinya? Apa kau juga sadar bahwa kau memperlakukan Joohyun dan Sooji secara berbeda? Jika kau tak bisa sepenuhnya menyayangi Joohyun seperti kau menyayangi penyihir kecil itu, maka aku sebagai neneknya akan memihak Joohyun! Apa kau juga ingin menyalahkanku?" kesal Lady Bae.

"aku tak ingin banyak bicara padamu . . Jeonha telah menurunkan perintah, mulai sekarang . . aku tidak ingin mendengar atau melihat ibu menghukum Sooji lagi! jika ibu melakukannya, maka jangan salahkan aku bertindak keterlaluan!" tegas Mentri Pertahanan Bae dengan kesalnya.

Lady Bae terkejut mendengar ucapan putranya barusan. Mentri Pertahanan Bae menggendong Sooji ala bridle style dan hendak pergi tetapi Lady Bae menghadang langkah putranya.

"apa kau mengancam ibumu sendiri? Untuk anak penyihir ini?!!" ungkap Lady Bae menatap putranya tak percaya. Sooji tampak menyembunyikan wajahnya dalam pelukan ayahnya.

"aku menghormatimu, tetapi jika kau tetap bersikeras melakukan hal untuk menyakiti Sooji, aku tak akan tinggal diam lagi!" kecam Mentri Pertahanan Bae kemudian membawa putrinya pergi.

Jung langsung menahan tubuh Lady Bae saat tubuh tua renta itu goyang dan kekurangan keseimbangan akibat terkejut melihat perubahan sikap putranya. Sooji menatap ayahnya dan memasang wajah sedihnya.

"kau terlambat" ucap Sooji sembari menatap ayahnya.

"kau seharusny menunggu sore baru pulang, kau tahu kan kalau ada banyak hal yang bisa membuatku terlambat untuk pulang?" lirih Mentri Pertahanan Bae menatap putrinya dengan lembut.

"aku sudah menghitung waktunya tetapi . . kau tetap saja berada di titik paling terlambat yang pernah ada" sela Sooji tak mau kalah.

"baiklah. . . aku mengaku salah, maafkan aku . . bisakah?" bujuk Mentri Pertahanan Bae. Perlahan air mata mengalir dari pelupuk mata Sooji, detik berikutnya ia memeluk ayahnya erat.

"terima kasih Ayah" ucap Sooji dengan tatapan mata penuh air mata.

"mulai sekarang, Ayah berjanji tak akan membiarkanmu terluka lagi . . " ujar Mentri Pertahanan Bae.

"kau sebaiknya menepati ucapanmu! Atau aku tak akan menyayangimu lagi!" tegas Sooji saat ayahnya meletakkannya di atas kasurnya.

Mentri Pertahanan Bae menyeka air mata putrinya dan menyentuh wajah cantik Sooji dengan lembut.

"bagaimana mungkin aku bisa membiarkanmu terluka disaat aku hanya bisa melihat ibumu melalui matamu?" bisik Mentri Pertahanan Bae menatap putrinya dan mendekatkan hidungnya ke hidung Sooji.

"ibu sungguh beruntung" gumam Sooji menatap ayahnya yang berada dalam jarak yang sangat dekat dengan wajahnya.

"ucapanmu sangat mirip dengan ibumu, selalu berbanding terbalik dengan yang orang lain pikirkan" ujar Mentri Pertahanan Bae.

"kau pasti sangat merindukan ibuku kan?" ungkap Sooji dengan lembut menatap kedua mata ayahnya.

"sedikit?" ujar Mentri Pertahanan Bae sembari mengalihkan pandangannya tak berani menatap Sooji. Sooji tersenyum melihat ekspresi ayahnya.

"kau seorang Mentri Pertahanan yang gagah, memimpin banyak jenderal dalam perang tetapi . . kau sama sekali tidak bisa berbohong!" tembak Sooji dengan mengangkat dagunya tinggi menatap ayahnya seakan berkata 'aku tahu segalanya'.

"baiklah. . kau sangat mirip dengan ibumu . . selalu bisa menembus hati seseorang dan menemukan celahnya untuk membuat ayahmu tersenyum" ujar Mentri Pertahanan Bae menyentuh wajah Sooji dengan lembut.

"tentu saja .. . jika tidak, kau tidak mungkin jatuh cinta pada ibu dan anak ini kan?" goda Sooji tersenyum percaya diri. Mentri Pertahanan langsung tersenyum mendengar penuturan putri kesayangannya itu. Perlahan pria itu menarik Sooji ke dalam pelukannya.

"sebentar lagi, akan ada pemilihan istri Putra Mahkota . . salah satu di antara kalian mungkin saja terpilih atau justru jatuh di babak pemilihan. . tetapi ada sesuatu yang membuat ayah khawatir" ujar Mentri Pertahanan Bae pelan.

"apa itu?" tanya Sooji masih didalam pelukan ayahnya.

"pemilihan itu mungkin terlihat sederhana, tetapi percayalah . . ada banyak intrik didalamnya. Ayah tidak ingin kau atau kakakmu terluka. . kakakmu sangat lembut dan tulus, ia tidak akan bisa menilai maksud buruk orang lain, tetapi kau berbeda. . kau cerdas, pintar dan banyak akal . . ayah baru akan tenang jika kau menjaga kakakmu juga dan tidak hanya fokus pada pemilihan itu . . " ungkap Mentri Pertahanan Bae serius.

"jangan khawatir . . aku akan melindungi kakak." Ucap Sooji dengan yakin.

"kalau begitu, aku bergantung padamu putriku" ujar Mentri Pertahanan sembari melepaskan pelukan mereka dan menyentuh pipi Sooji lembut.

"Yewon! Obati nona kedua-mu!!" titah Mentri Pertahanan Bae.

"baiklah, Ayah akan menyelesaikan beberapa urusan dulu . . kau istirahatlah" ujar Mentri Pertahanan Bae. Sooji mengangguk pelan.

0.0

Beberapa hari berlalu dengan begitu saja, tanpa sadar hari pertama pemilihan Putri Mahkota telah dimulai. Setelah mengalami pelatihan di sebuah rumah khusus bagi para calon peserta, ini adalah hari pertama para gadis muda berusia 14 s.d. 17 tahun memasuki istana.

Sooji dan Joohyun tampak berada di tandu yang berbeda, Joohyun tampak gugup dengan wajah cantik putih bersihnya. Joohyun tampak mengenakan pita rambut dengan motif bunga mawar yang dipilihkan oleh Sooji.

Berbanding terbalik dengan kakaknya yang gugup, Sooji justru menikmati pemandangan sepanjang perjalanan mereka dan tersenyum antusias. Sooji tak pernah berpikir untuk terpilih, ia hanya ke sana untuk jalan-jalan dan melindungi kakaknya.

Setibanya disana, Sooji dan Joohyun keluar dari tandunya. Sooji menatap gerbang besar didepan matanya, begitu juga Joohyun yang tersenyum menatap gerbang besar itu. Semua peserta keluar dari tandu mereka, semua dari mereka mengenakan pakaian dengan motif dan warna senada.

Joohyun berada diurutan kedua dan Sooji ketiga untuk memasuki gerbang utama istana. Joohyun menginjak sebuah tiang yang dipasang untuk diinjak calon penghuni istana sebagai tradisi. Sooji mengikuti dan menginjak tiang itu kemudian melangkah masuk.

Sooji memperhatikan sekitarnya dengan takjub, ia tersenyum menyadari betapa luasnya istana itu. Joohyun yang menyadari adiknya yang terpaku pada pemandangan lantas menegur Sooji, Sooji yang baru tersadar segera kembali mengikuti barisan.

Para calon peserta pemilihan tampak memasuki sebuah Gazebo yang telah dihalangi dengan sebuah pembatas kain transparan. Di seberang pembatas tersebut, terlihat ada tiga tempat duduk yang tersedia.

"Suk Bin mama telah tiba!" umum seorang sanggung. Tak lama seorang wanita yang berusia cukup dewasa memasuki tempat dibalik pembatas dan duduk di sebelah kiri dari tiga tempat duduk yang disediakan.

"Jungjeon mama telah tiba!" umum seorang sanggung yang tampak sangat berpengalaman dengan lantang.

Teriakan itu membuat wanita bergelar Suk Bin itu berdiri sembari memberi hormat dan diikuti masuknya seorang wanita elegan dengan tusuk konde phoenix dirambutnya. Wanita elegan itu duduk di sisi kanan dari tempat duduk didepan para calon istri Putra Mahkota.

Semua calon masih menunduk hormat, Sooji melirik wanita di sisi kiri tempat duduk yang berada di sebelah kanannya dengan sembunyi-sembunyi. Wanita dewasa itu tampak cantik dan berwajah tenang, sepertinya ia adalah Selir tinggi Raja.

Sooji beralih pada wanita di sisi kanan tempat duduk yang jika dilihat dari posisinya berada di sebelah kirinya. Wanita itu sepertinya adalah sang Ratu/ Ibu dari Putra Mahkota, semua itu terlihat dari pakaiannya dan pembawaannya yang elegan.

"Daebi mama telah tiba!" umum seorang sanggung tua di sana dengan lantangnya.

Pengumuman itu membuat Jungjeon (Ratu), Suk Bin (Selir level 1 senior) dan semua orang di Gazebo luas itu berdiri dan memberi hormat pada sosok berwibawa itu. Aksesoris mewah, tusuk konde emas dan jubah kebesaran benar-benar menggambarkan kekuasaannya.

"kami memberi hormat pada Daebi Mama" ungkap Ratu Park dan Selir Han secara serentak.

Wanita yang berusia cukup matang itu merupakan Ibu dari Raja yang menjabat sekarang. ia merupakan wanita berwibawa yang terkenal mahir dalam sastra, ia juga yang telah memimpin dibalik layar sejak Raja naik tahta di usia 8 tahun sampai Raja berusia 16 tahun.

Wanita itu merupakan sepupu dekat dari Perdana Mentri Park yang merupakan ayah dari Ratu Park Ha Sun. Secara singkat, Ibu Suri (Daebi Mama) merupakan bibi dari Ratu Park Ha Sun, posisi Park Ha Sun sebagai Ratu juga merupakan berkat campur tangannya.

"duduklah" ucap Daebi mama dengan tenangnya. Semua orang mulai duduk, termasuk para calon peserta.

Sooji memperhatikan wajah-wajah dibalik pembatas transparan itu, ia tak bisa melihat wajah mereka dengan jelas tetapi ia bisa melafalkan gerak-gerik mereka dengan sangat baik. Sooji melirik Joohyun yang tampak sangat gugup.

"eonnie . ." bisik Sooji sembari diam-diam melirik kakaknya. Joohyun menoleh ke arah adiknya secara diam-diam.

"tarik napasmu yang dalam . . anggap saja, kita sedang dalam kelas belajar etika . . kau akan memberi hormat lalu menjawab pertanyaan mereka. Begitu saja" bisik Sooji dengan senyum diwajah cantiknya.

Joohyun memejamkan matanya dan mengatur napasnya dengan tenang. setelah itu ia tersenyum menatap adiknya, ia jauh lebih tenang dari sebelumnya.

"terima kasih Sooji-ya" ucap Joohyun tersenyum tulus. Sooji menggeleng pelan.

"jangan khawatir. semua akan baik-baik saja" bisik Sooji lagi.

"Putri pertama Mentri Pertahanan Bae!" panggil Jung Sanggung, Dayang tingkat atas yang bertanggung jawab atas proses pemilihan ini.

Joohyun bangkit berdiri, ia maju ke bantalan tengah yang disediakan kemudian memberi hormat kepada ketiga wanita berkuasa dibalik pembatas itu. Joohyun berusaha tetap tenang, setelah memberi hormat ia pun duduk atas perintah dari Daebi mama.

"apa ini anak yang diramalkan?" batin Ratu Park menatap sosok itu dengan lebih jeli.


To be continue . . .

Continue Reading

You'll Also Like

113K 7.4K 32
🜲 "𝐀𝐤𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐫𝐨𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐤𝐮 𝐒𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢" #1 in pangeran [04-06-2024] #1 in tuan putri [07-06-2024] #2...
BITTER TRUTH [END] By Angel

Historical Fiction

8.6M 1.1M 91
"Buktikan bahwa bukan kau yang meracuninya dengan pedang ini" ucap Duke Hevadal dengan wajah yang sedingin dinginnya pada putri kandungnya sendiri El...
4.2M 575K 69
18+ HISTORICAL ROMANCE (VICTORIAN ERA/ENGLAND) Inggris pada masa Ratu Victoria Sebelum meninggal, ibu dari Kaytlin dan Lisette Stewart de Vere menyer...
1M 92.4K 71
Seorang gadis berumur 17 tahun. meninggal karena tertabrak Lamborgini. ya, sangat elit memang. bisa bisanya ia tertabrak dengan Lamborgini. gadis itu...