BoruSara💗(3) We Will Always...

Oleh el_wahyue

116K 7.9K 5K

||Completed|| Yo minna, ini sequel ke-3 atau lanjutan dari ceritaku BoruSara💗(2) Akankan Uchiha baru ini aka... Lebih Banyak

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Berakhir sudah
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33, Maaf🙏
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
🔹End🔹
Pengumuman

Chapter 16

2K 149 73
Oleh el_wahyue

🌷Happy reading🌷

"Papa!" gumam mereka terkejut

"Hei! Sadarlah Aurin, apa yang telah dia lakukan padamu?" tanya Hikaru

"Hiks.. Tidak! Tadi adalah papa, tadi adalah suara papa!" ucap Aurin yang kini menangis

Kisugi mendekati Aurin dan juga memegang pundaknya

"Apa maksudmu Aurin?" tanya Kisugi

"Hiks.. Tadi adalah suara papa sensei!" jawab Aurin

"Hei.. Mungkin kau salah dengar!" ucap Kisugi

Aurin menggelengkan kepalanya kuat

"Tidak! Aku tidak mungkin salah dengar!" ucap Aurin dengan nada tinggi

Aurin hendak berlari namun ditahan oleh Kisugi

"Kau mau kemana?" tanya Kisugi

"Aku harus menanyakan ini pada mama!" ucap Aurin

Karena tidak tega melihat Aurin yang mengeluarkan air mata, Kisugi melepas genggamannya

Tap tap

Wushh

Aurin berlari melompati pohon-pohon dengan tergesa-gesa

"Hikaru, kau ikuti Aurin, mungkin dia hanya belum siap kehilangan ayahnya!" ucap Kisugi

"Ha'i!" jawab Hikaru

'Tanpa disuruh pun aku pasti akan mengejarnya!' batin Hikaru dengan cepat ia mengikuti Aurin

"Hoyy.. Sensei biar aku saja yang mengejarnya!" ucap Honma yang bersikeras juga ingin mengikuti Aurin

Namun ditahan oleh Kisugi

"Kita lebih baik melaporkan misi kita pada hokage, biar Hikaru yang mengurus Aurin.. Ayo!" ucap Kisugi dan berlari lebih dulu

"Cih!" gumam pelan Honma, namun akhirnya ia hanya menurut saja dan mengikuti Kisugi

Sementara Aurin kini masih berlari, namun saking rindunya ia tak bisa mengontrol sharingannya

Cling

"Akhh!" erang Aurin karena panas di lehernya saat sharingannya tiba-tiba aktif

Wushh

Brukk

"Aurin!" teriak Hikaru saat melihat Aurin yang terpeleset dari pohon

Hikaru melompat ke arah Aurin
"Hei.. Kau tidak apa-apa?" tanya Hikaru saat kepala Aurin berada di pahanya

"Akhh.. Sakit.. Hiks.. Panas sekali.. Hiks.. Hiks..!" Aurin melampiaskan kesakitannya dengan berteriak sambil menangis dan memegangi lehernya

"Hei.. Tenangkan pikiranmu.. Sadarlah Aurin!" ucap Hikaru yang kini panik

Prukk

Namun akhirnya Aurin kembali pingsan untuk ke sekian kalinya

'Aurin, kenapa kau harus tersiksa seperti ini! Kau baru saja kehilangan ayahmu, dan tanda ini masih saja menyiksamu! Cih kenapa bukan aku saja yang mendapatkan beban hidup seperti itu.. Aku tidak tega melihatmu terus seperti ini Aurin!' batin Hikaru sambil menatap sendu Aurin

Grep

Tanpa sadar air mata Hikaru mulai turun ke pipinya saat dirinya mendekap erat Aurin yang tengah pingsan itu

'Aku mencintaimu Aurin! Tapi, kenapa kau mengalami nasib seburuk ini! Hiks..!' Hikaru menangis dalam batin

Ia tidak tega melihat orang yang dicintainya mengalami penderitaan seperti ini. Jika bisa Hikaru ingin menggantikan posisi Aurin dalam kesedihan hidupnya

"Lebih baik aku membawanya ke rumah sakit!" gumam Hikaru sambil mengelap airmatanya

Hikaru membawa tubuh Aurin ke rumah sakit dengan menggendongnya sekuat tenaga

.
.
.

Aurin harus kembali terbaring di ranjang rawatnya dengan Hikaru yang setia duduk di sampingnya

Cklek

Datanglah sosok wanita bersurai raven dengan kacamata merahnya

"Hikaru, bisa ikut bibi sebentar!" ucap Sarada pelan di kuping Hikaru

"Tapi Aurin bagaimana?" tanya Hikaru

"Tenang saja, hanya sebentar kok!" ucap Sarada

"Ha'i! Kyuudaime-sama!" jawab pelan Hikaru

Sarada terkekeh pelan, karena sudah lama ia tidak dipanggil dengan sebutan itu

Kini mereka berdua di luar ruangan Aurin dan duduk bersebelahan

"Kenapa Aurin bisa sampai seperti itu lagi Hikaru, padahal aku sudah menyuruhnya untuk tidak mengaktifkan sharingannya untuk sementara!" ucap Sarada

"Mungkin sharingannya aktif sendiri, waktu kami pulang menjalankan misi, kami melihat seseorang berjubah hitam dengan memakai topeng anbu, dan ia terluka!" ucap Hikaru

Sarada menyimak Hikaru berbicara

"Aurin mencoba mengobatinya, dan Aurin bilang jika suara orang itu mirip dengan ayahnya!" ucap Hikaru

Kedua mata Sarada membulat, ia terkejut dengan ucapan Hikaru

"Tapi, aku tidak bisa memastikannya benar atau tidak bibi! Aku juga merasa jika Aurin mungkin terlalu rindu dengan ayahnya!" ucap Hikaru lagi

"A-apa maksudmu Aurin hanya berhalusinasi?" tanya Sarada

"Ya, dugaanku memang seperti itu! Mungkin ia terlalu sedih dan sharingannya aktif sendiri!" jawab Hikaru

'Apa benar itu Boruto? dia sudah meninggal dan tidak mungkin Boruto hidup lagi! Tapi, aku merasa bahwa aku yakin kalau Boruto memang masih hidup!' batin Sarada

"Bibi.. Kau melamun?" tanya Hikaru membuyarkan imajinasi Sarada

"Aah gomen! Kau jaga Aurin ya, aku ingin ke ruanganku!" ucap Sarada dan meninggalkan Hikaru

"Ha'i!" jawab Hikaru, ia kemudian kembali ke ruangan Aurin

1 jam kemudian, Hikaru terus mengelus surai kuning Aurin

"Enghh.. Dimana aku?" gumam Aurin, dan perlahan ia membuka matanya

"Yokatta.. Akhirnya kau bangun!" ucap lega Hikaru

"Hikaru!" gumam Aurin, dibalas senyuman hangat oleh Hikaru

Aurin mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi barusan, tapi ia belum bisa untuk sekedar berdiri. Ia memiringkan kepalanya dan menghadap ke Hikaru

"Nee.. Bisakah kau memanggilkan mama!" pinta Aurin

"Untuk apa? kau lebih baik istirahat dulu, kau masih belum pulih!" ucap Hikaru yang tidak berhenti mengelus rambut Aurin

Aurin menggelengkan kepalanya, ia masih bersikukuh atas permintaannya

"Kumohon, aku hanya ingin berbicara dengan mama! Hanya sebentar kok, nanti aku akan beristirahat!" kata Aurin dengan nada mohon seperti anak kecil

Hikaru akhirnya menghela nafasnya, melihat ekspresi Aurin yang membuatnya gemas itu

"Akhh.. Hikaru lepasin!" pinta Aurin saat pipinya dicubit oleh Hikaru

"Gomen-gomen! Hehe.. Tunggu sebentar ya, kupanggilkan mamamu!" ucap Hikaru tertawa garing

Aurin hanya cemberut dan mengelus pipinya, namun ia tetap menganggukkan kepalanya

.
.
.

Hikaru akhirnya datang bersama Sarada ke ruang rawat Aurin. Hikaru membiarkan Sarada duduk agar bisa berbicara dengan Aurin

"Ada apa sayang?" tanya Sarada yang kini mengelus surai kuning Aurin

"Nee.. Mama, kau percaya padaku kan?" tanya Aurin

"Hm.. Mama selalu percaya padamu, memangnya apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Sarada lembut

"Aku yakin kalau papa masih hidup.. Aku tadi mendengar suara papa! Aku tidak mungkin salah!" ucap Aurin dengan nada tinggi

"Sudahlah nak! Mungkin itu hanyalah halusinasimu, kau mungkin hanya terlalu merindukan ayahmu!" ucap Sarada

"Tidak ma! Aku yakin tadi adalah suara papa! Kau tadi bilang percaya padaku kan! Aku tidak mungkin salah ma! Aku merindukan papa ma.. Hiks.. Hiks..!" ucap Aurin yang kini meluapkan emosinya

"Hei.. Dengar Aurin, papamu sudah lama dimakamkan! Tidak mungkin dia hidup lagi, hiks.. Kumohon Aurin. Jangan membuat mama kembali teringat akan kematian papamu! Hiks.. Itu sangat sakit.. Hiks..!" tangis Sarada juga pecah

Deg

Aurin terkejut, apa benar ia hanya berhalusinasi suara saja karena terlalu merindukan sosok seorang ayah. Aurin kini menunduk

"Tapi, aku sangat yakin kalau papa masih hidup!" gumam Aurin pelan sambil mengelap air matanya sendiri

Sarada juga menghapus airmatanya
"Aku tau kau merindukan papamu, mama pun juga sama, tapi kita harus siap menjalani ini semua Aurin!" ucap Sarada

"Itu benar Aurin! Ku rasa kau tadi hanya terkena genjutsu atau semacamnya oleh pria tadi!" ucap Hikaru ia merasa iba dengan pemandangan di depannya

"G-genjutsu!" gumam mereka berdua dan berali menatap Hikaru

"Hm.. Tapi, aku juga tidak bisa memastikannya, tapi sebelum pria itu meninggalkanmu, dia memegang tanganmu kan! Aku merasa dia berbuat sesuatu!" ucap Hikaru

Mereka melebarkan matanya, masuk akal apa yang dikatakan Hikaru. Karena memang fakta yang mereka lihat bahwa Uchiha Boruto sudah dimakamkan

'Hikaru benar! Tapi, jika aku terkena genjutsu kenapa aku tidak merasakan apapun saat pria itu memegang tanganku, dan aku merasa masih normal-normal saja!' batin Aurin, ia masih gigih tentang keyakinannya

"Mungkin Hikaru benar Aurin! Kau harus siap menjalani semua ini, kita harus siap kehilangan papamu! Tapi, kita tidak akan pernah melupakannya!" ucap Sarada

Aurin hanya memalingkan wajahnya
"Kenapa kalian tidak percaya padaku.. Hiks.. Hiks.. Aku sudah bilang tidak mungkin aku hanya mengada-ngada.. Hiks.. Tinggalkan aku sendiri!" ucap Aurin dengan memiringkan tubuhnya membelakangi Sarada dan Hikaru

"Baiklah! Mungkin kau butuh ketenangan! Mama pergi dulu ya..!" ucap Sarada namun Aurin hanya diam saja.

"Ayo Hikaru!" ucap Sarada

"Tapi, aku akan tetap disini menjaga-

"Kau juga pergi sana!" ucap Aurin semakin kesal dan menutupi wajahnya dengan selimutnya

Sarada menganggukkan kepalanya pada Hikaru, dan akhirnya mereka meninggalkan ruangan Aurin

"Hm.. Lebih baik kau pulang! Mamamu nanti mengkhawatirkanmu! Aku akan menjaga Aurin!" ucap Sarada

"Baiklah, sembuhkan Aurin ya bibi!" pinta Hikaru

"Kau nampak mengkhawatirkannya ya.. Apa kau menyukainya?" goda Sarada

"E-eh, a-apa maksudmu bibi! A-aku tidak menyukainya.. Aku pergi dulu.. Jaa ne bibi!" ucap Hikaru gugup dan segera meninggalkan Sarada daripada terus digoda

Sarada hanya tersenyum gemas, dan ia kembali ke ruangannya

'Aku yakin, papa masih hidup!' batin Aurin dan perlahan ia menutup matanya

🌷Bersambung🌷

Jangan lupa vote dan komennya ya minna..
Bye bye

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

1.4M 81.1K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
193K 9.5K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
Adopted Child Oleh k

Fiksi Penggemar

230K 34.4K 62
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
123K 8.9K 56
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote