🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Me...

Bởi iu3a17

130K 6.9K 1.2K

[WARNING: TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR C... Xem Thêm

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Curhatan Mimin Selama Menerjemahkan
Introduction
Chapter I Katanya Semakin Membenci Sesuatu, Semakin Sulit untuk Menghindar
Chapter II Perang Dimulai
Chapter III Keduanya Memanas
Chapter IV Cara untuk Membalas
Chapter V Menyaksikan Sendiri
Chapter VI Seseorang yang Sok Kuat
Chapter VII Menempelkan Daun Emas ke Belakang Patung Buddha
Chapter VIII Perubahan Sudut Pandang
Chapter IX Di Waktu Malam
Chapter X Perasaan yang Menuntun
Chapter XI Dibawah Guyuran Air Dingin
Chapter XII Mati Akibat Ucapan
Chapter XIII Di Tengah Situasi Buruk
Chapter XIV Perasaan yang Terucap
Chapter XV Menelan Kata-Katanya Sendiri
Chapter XVI Sekali Saja Tidak akan Cukup
Chapter XVII Kedua Kalinya Telah Dimulai
Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...
Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai
Chapter XX Sebenarnya, Hanya Merasa Takut?
Chapter XXI Beginikah Teman?
Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!
Chapter XXIII Status Hubungan
Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas
Chapter XXV TTM Bukan Pacar, Tidak Berhak Bertindak Posesif
Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama
Chapter XXVII Tiba Pada Titik Memutuskan Hubungan
Chapter XXVIII Menyalahkan
Chapter XXIX Ketika Type Telah Memiliki Status Hubungan
Chapter XXX Pulang ke Rumah
Chapter XXXI Harus Berpikiran Terbuka
Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu
Chapter XXXIII Seseorang yang Egois
Chapter XXXIV Ulang Tahun Bersama Seseorang di Masa Lalu
Chapter XXXV Tidak Terlihat akan Dicampakkan
Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan
Chapter XXXVII Ketika Dia Meminta Putus
Chapter XXXIX Sungguh, Seseorang yang Lebih Tinggi
Chapter XL Milikku!
Chapter XLI Huft, Dia Benar-benar Jahat
Chapter XLII Menghimpun Tentara, Jangan Gila...
Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya
Chapter XLIV Di Atas Panggung
Chapter XLV Bercinta di Malam Hari
Chapter XLVI Kebahagiaan Ini Akankah Berlanjut ?
Chapter XLVII Di Belakang Cintanya
Chapter XLVIII Ketika Sang Mantan Kembali
Chapter XLIX Tolong, Kembalilah
Chapter L Harga Sebuah Kebohongan Merupakan Awal Masalah Besar
Chapter LI Mantan VS Pacar
Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut
Chapter LIII Penyebab Berjanji
Chapter LIV Penyebab Sebenarnya
Chapter LV Kebenaran Di Bawah Dusta
Chapter LVI Investasi yang Tidak Terbayarkan
Chapter LVII Menghancurkan Topeng
Chapter LVIII Pernyataan yang Tidak Sesuai Harapan
Chapter LIX Api di Atas Sekotak Es
Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu
[END]Chapter XLI Akhir Pertempuran Tak Terduga

Chapter XXXVIII Cerita Kala itu

1.5K 108 28
Bởi iu3a17

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

+++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Dia pria pertamaku"

". . ."

Kalimat Terakhir yang Thara ucapkan membuat anak yang sedang terbaring dalam pelukannya, menatap ke arah pria berhidung tembok dengan wajah tanpa ekspresi.

Dia baru saja mengaku tidur bersama sahabat kakaknya 'kan

Ucapan yang didengarnya ini langsung membuat Type meraih sebuah bantal...

"OI TYPE"

Tharn berteriak saat Type merebut bantal untuk membenturkan bantal ke wajahnya dengan sekuat tenaga. Tapi, semua itu tidak memuaskannya, karena dadanya mulai terasa sesak di saat pukulan kedua. Lalu saat pukulan ketiga dan keempat, sang Drummer yang tidak memiliki persiapan hanya berusaha untuk menghindarkan kepala.

Teriakan keras dari kekasihnya itu tidak membuat Thiwat kehilangan rasa jengkel di dadanya. Karena saat ini dia sedang mengingat ucapan senior sialan itu, ditambah ucapan Tharn terhadapnya, seluruh tubuhnya tidak tahan untuk gemetar hebat karena marah. Dia ingin si brengsek ini merasakan rasa sakit yang lebih buruk dari yang dirasakannya.

Peb

"Type... Aku... Tidak bisa... Bernafas..."

Sekarang kedua tangan Type pada akhirnya menarik bantal yang baru saja membekap wajah pria tampan di bawahnya. Ekspresi pria itu terlihat jengkel saat terlepas. Karena Type menarik bantal saat kedua tangan pria itu sudah meraih di udara, dan memastikan pria itu benar-benar sudah hampir kehabisan nafas.

"Hah~"

Type menghela nafas tidak puas, kemudian bergerak menyingkir dari tubuh pria di bawahnya lalu duduk di samping pria yang sedang terengah-engah;

"Hei, kamu mau membunuhku?"

Thara berteriak marah, tapi orang yang lebih marah hanya melemparkan bantal yang baru saja digunakan untuk membekap wajah pria itu, tepat mengenai wajahnya sambil bicara;

"Kalau aku memang berniat membunuhmu, aku pasti akan mencekik lehermu. Tidak perlu menggunakan bantal sialan itu"

Type mendecakkan lidahnya, melirik ke arah pria blasteran yang rambutnya sudah acak-acakan, tapi dia hanya menatap lelah padanya. Tidak terlihat repot-repot mengembalikan serangannya.

Jangan tanya kenapa aku melakukan ini, aku sendiri tidak tahu. Aku hanya ingin memukulnya

Setelah itu pria berkulit hitam hanya menyerukan satu kalimat;

"Tidak bermoral!"

"Terlalu kasar"

Tharn hanya mengatakan ini untuk mendebatnya. Tapi Type bersikap seolah berkata 'menurutmu, kenapa aku mengataimu begitu?'

Saat memikirkan ini, tidak sengaja dia melontarkan sebuah pertanyaan yang terbesit di benaknya;

"Ada berapa banyak orang yang sudah berhubungan denganmu sebelum bertemu denganku?"

Saat menanyakan pertanyaan ini, Type tidak sadar bahwa dia dipenuhi rasa cemburu. Sedangkan pemuda yang wajahnya masih memerah dan kacau, mulai menautkan alis sambil menggosok wajahnya, kemudian bertanya;

"Kenapa kamu ingin tahu?"

Saat mendengarkan pertanyaan ini, Thiwat langsung memalingkan wajah untuk menangkap pandangan pria yang sudah di pukul keras wajahnya, pandangan matanya terlihat lebih tajam dari sebelumnya. Karena pria itu terlihat ragu sejenak, tidak merasa bersalah, malah terlihat benci mengutarakan berapa banyak orang yang telah berhubungan badan dengannya.

"Kenapa?! Jadi sudah terlalu banyak sampai membuatmu tidak ingat atau bagaimana?"

"Bukan... Untuk apa kamu tahu? Itu tidak bisa menguntungkanmu 'kan?"

Sang Drummer bertanya dengan nada lacar sambil bergerak mendekat ke arah kekasihnya, matanya terus menatap anak yang yang sedang menatapnya, karena ingin mendapatkan jawaban dari Type kenapa dia harus memberi tahunya

Benar, kenapa kamu ingin tahu

"Memangnya menjawabku bisa membuatmu mati?"

Type bertanya dengan kalimat pendek, membiarkan orang yang bergerak mendekat ke tubuhnya hanya tersenyum... Senyumannya terlihat ringan sampai dia tidak tahu harus berbuat apa.

Setelah pria itu bergerak ke sisi tubuhnya, awalnya Type pikir pria itu akan mencium bibir, dia memang menciumnya, tapi mencium pipinya sambil melingkarkan tangan, membuat orang yang tidak menginginkan ciuman menghindar. Dan saat pria itu sudah bersikap manis, Tharn berubah menjadi sangat bosan.

Tud

Kepala berat yang sedang mencium pipinya sekarang meluncur untuk terbaring di pahanya, membuat Type tertegun melihatnya;

"THARN!"

"Ini untuk penyembuhan, karena baru saja, kamu hampir membunuhku, jadi mau berbaring. Memangnya tidak merasa bersalah sedikitpun, dan kenapa berteriak begitu?"

Thara berbicara dengan mudahnya, kemudian menempelkan kepala di pahanya, membuat Type ingin mendorong kepala yang sedang menempel itu. Sulit baginya untuk melepaskan diri sekarang, karena untuk sejenak pria yang terbaring di pahanya melingkarkan lengan di sekitar pinggang, mengunci gerakan dengan erat menggunakan tubuhnya yang malas

Benar-benar, apa kamu yakin membiarkannya berbaring di atas tubuhmu begitu saja.

"Sengaja mencari tempat berbaring, kamu benar-benar tidak takut mati"

Type menjawab singkat, membiarkan seseorang tahu bahwa dia sedang tidak bahagia melihat sikapnya ini;

"Tidak"

Si pendengar terkekeh sambil menangkap pandangan mata pria yang berada di atasnya. Kali ini, Type bisa dengan jelas melihat ekspresi wajahnya... Pria tampan itu terlihat begitu menyebalkan saat tersenyum natapnya, kemudian berbicara;

"Aku minta maaf"

"Meminta maaf untuk masalah sialan apalagi?"

"Aku tidak berbicara dengan baik padamu"

Suara Tharn terdengar menyesal. Pria itu mengulurkan tangan untuk mengelus rambutnya, hanya saja tangan yang mengelus langsung di tepis.

"Merasa cemburu?"

"A, aku tidak semudah kamu, pokoknya"

Mudah sekali dia mengalihkan kenyataan, benar-benar sulit mengoreknya.

Seumur hidup, Thiwat hanya pernah tidur sekali dengan seorang mantan wanita yang dikencani. Saat waktu lain datang lagi, dengan bodohnya dia memilih kerbau tampan yang sedang terbaring di pahanya ini. Meskipun begitu, melewati satu orang rival rasanya begitu sulit untuk Type, bukankah lebih mudah tidak mengetahui ada berapa lubang yang pernah dimasuki oleh pria itu.

"Kenapa kamu ingin tahu tentang mantanku?"

Tiba-tiba saja anak yang baru saja mengatakan hal serius tersenyum, dia memikirkan ucapan pria bertubuh besar saat itu sambil terdengar mengejek;

"Mantan pertamamu mencari masalah denganku"

"Phi San?"

"Bangsat! Bisakah tidak menyebut namanya?"

Thiwat mengumpat dengan jengkel saat Tharn mengucapkan nama itu seolah sedang mengingat pria itu menggunakan hatinya. Caranya bicara terdengar bahwa dia masih perduli dengan orang tersebut.

Orang yang baru saja mengumpat tiba-tiba merasa malu, ketika pria yang menatapnya sekarang tersenyum lebar dari sebelumnya, dan mengeluarkan gelak tawa, sampai anak itu berniat mendorong kepala yang menempel di pahanya untuk menjauh, pria itu bicara;

"Cemburu padaku 'kan"

Sebelum Type bisa mendorongnya, pria di bawah tubuhnya sudah menangkap pergelangan tangannya. Kemudian menangkap pandangan mata anak itu, kali ini dia pendengar menautkan alis dan berbicara dengan gugup;

"Aku hanya..."

"Em, kamu sudah mau mengaku 'kan, bertingkah seperti anjing gila selama ini karena kamu merasa cemburu padaku"

"Apa kamu ini GR? Mana mungkin seseorang sepertiku..."

"Em, seseorang sepertimu menganiayaku karena ucapan orang lain"

Sekali lagi, Tharn mengatakan orang seperti apa dirinya. Sampai anak dari wilayah selatan itu menggertakkan gigi, rasanya ingin sekali meraih bantal dan sekali lagi membekap wajah pria itu dengan sekuat tenaga.

Kali ini, orang yang berbicara mulai tidak terdengar baik, dia menatap Type dengan menghela nafas berat, setelah itu terdengar lebih serius dari sebelumnya;

"Hanya mengatakan, aku cemburu. Apakah sesulit itu?"

". . ."

"Apa semua itu membuatmu terlihat kalah Type, bukankah kamu hanya perlu mengakui dengan jujur bahwa kamu merasa cemburu?"

". . ."

Type masih menolak untuk merespon, dia merasa seperti sedang dipermalukan. Karena dia tidak ingin terlihat marah, uring-uringan sendiri hanya karena ini, ditambah lagi, dia ini pria. Pada kenyataannya, dia terlihat masih sulit menyatakan bahwa dirinya cemburu . Karena melihat sikapnya yang begini, Tharn tidak tahan untuk mengatakan kalimatnya lebih jauh;

"Aku pernah seperti itu, aku merasa begitu cemburu ketika kamu bersama dengan Pufai. Tidak, bukan hanya saat itu. Tapi setiap waktu, setiap aku mendengar namanya keluar dari mulutmu. Aku merasa cemburu. Sejujurnya, seandainya saja kita bisa kembali ke masa lalu. Pergi ke hari itu. Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi untuk merayakan pesta ulang tahun bersamanya. Tidak akan membiarkanmu menyentuh tubuhnya sampai meninggalkan bau parfum di tubuhmu... Kamu lihat 'kan. Aku sekarang sudah mengaku dengan jujur. Kamu tetaplah pria meskipun mengakuinya"

Walaupun sedikit gatal saat pria itu tahu bahwa dirinya cemburu. Tapi ketika mendengar semua ucapannya, perasaannya menjadi meningkat baik tanpa bisa dipercaya, sehingga Type menunduk untuk menangkap pandangan pria berwajah blasteran di bawahnya. Memandangnya dengan seksama.

"Menurutmu dengan mengaku begini, apa aku juga akan setuju mengakuinya?"'

"Ingin mengatakan atau tidak, kamulah yang mengerti hatimu"

Thara merasa cukup berbicara, sehingga Type menelan ludah, kemudian menatap ke pria yang masih memeluk pinggangnya, sampai pada akhirnya dia menghela nafas panjang. Berusaha untuk menurunkan ego-nya dan mengatakan dalam satu kalimat;

"Phi San menginginkanmu kembali"

Jujur, kamu pada akhirnya mengaku cemburu juga

Orang yang berpikir begini mulai meneruskan berbicara dengan nada yang terang-terangan;

"Dia datang untuk menanyakan padaku apa sebenarnya hubunganku denganmu, setelah itu dia mengatakan, bahwa dia adalah pria pertama dan satu-satunya. Huft, ketika memikirkan ini aku langsung naik pitam"

Saat mengatakannya, Type menatap pria yang membuatnya terseret ke dalam permainan orang lain dan bergelut di dalamnya, sedangkan Tharn hanya tertegun sejenak mendengar ucapannya, dia bahkan mengulang kalimatnya;

"Dia mengatakannya padamu"

"Em!"

Saat mendengarkan kalimat Type ini, Tharn hanya menghela nafas berat. Jadi dia memaksakan kepalanya untuk diangkat, dan bangun dari paha kekasihnya, kemudian menatap wajahnya, lalu bertanya;

"Jadi, kamu ingin mendengarkan cerita antara aku dengan seniorku itu?"

Pertanyaan ini membuat Type menjawab tanpa ragu;

"IYA!!!"

Paling tidak mendengarkan dari mulutnya akan terasa lebih baik daripada mendengar dari mulut orang yang mencoba menghancurkan keluarga ini.

***

Saat Thara berusia 14 tahun, tidak seperti pria brengsek blasteran saat ini, tubuhnya terlihat kecil, ditambah kulitnya putih seperti blasteran pada umumnya. Bibirnya terlihat merah, dan wajahnya yang tampan tapi bercampur imut, membuat orang dewasa yang melihatnya jatuh cinta.

Selain penampilannya yang luar biasa itu, dia sama seperti anak laki-laki pada umumnya yang tertarik akan cinta. Tapi berbeda dari anak-anak lain, dia sama sekali tidak tertarik dengan lawan jenis... dia hanya tertarik pada sesama jenis.

Pertama kali sadar dengan kecenderungannya ini, ketika usianya menginjak 13 tahun. Saat itu, Tharn melihat seorang teman yang berganti pakaian. Bentuk tubuh pria yang sama dengannya tapi cukup membuatnya kagum dan sangat tertarik hingga menelan ludah. Tidak perduli seberapa kerasnya dia berusaha atau memalingkan wajah, dia selalu tertarik dengan dada bidang pria, otot perut, dan punggung yang diselimuti keringat. Dia tidak tahan untuk terus memimpikannya.

Sejak saat itu, dia tahu bahwa dia tidak memiliki seorang istri.

Tidak perduli seberapa keras kamu berusaha untuk menghipnotis diri sendiri, meskipun sudah berusaha untuk gaul dengan para wanita, tapi hasilnya selalu saja berlawanan. Tharn tidak pernah merasakan gairah seksual ketika bersama dengan mereka. Bahkan, saat menonton film porno bersama dengan temannya yang katanya tidak adegan panasnya tidak tertahankan. Mata Tharn lebih fokus menatap ke arah aktor pria, hanya saja, dia masih kecil. Anak umur 14 tahun yang tidak tahu dengan siapa sebaiknya meminta pendapat.

Meskipun Tharn belajar di sekolah khusus anak laki-laki, bertemu dengan dengan banyak teman yang melambai, tapi dia tidak pernah ingin berdandan seperti wanita atau bertingkah seperti wanita. Sebaliknya, dia tetap ingin menjadi seorang pria sejati. Seorang pria yang sama seperti kakaknya.

"Itu dia, Nong Tharn, kemarilah"

Saat sedang dalam kebingungan, dia sedang didekati dengan seorang senior.

Senior ini dikenal sejak kelas 2 SMP. Meskipun tidak dekat, tapi dia sering datang ke rumah. Jadi lama kelamaan terbiasa, dan menjadi sebuah kebiasaan bagi Phi San untuk datang padanya setiap melihat Tharn lewat;

"Istirahat di sini? Bikin iri saja, anak SMA masih harus belajar juga di saat istirahat."

Saat itu, Phi San adalah senior yang disukainya. Tubuhnya jenjang dan berotot seperti anak SMA pada umumnya, masih belum memiliki bentuk wajah yang tegas, terlihat tampan. Bahkan saat mengenakan seragam sekolah lengkap dengan sepatu, sama sekali tidak bisa menyembunyikan ketampanan seniornya ini.

Phi San memang sangat populer, baik di sekolahnya ini, maupun di luar sekolah khusus wanita. Bahkan, dia sempat mendengar kepopulerannya di sekolah lain, sampai anak baru pun mengaguminya.

Saat itu Phi San dan Phi Thorn berteman baik dan merupakan siswa yang terkenal di seluruh sekolah. Hanya saja, Tharn mulai sadar, Phi San selalu menatapnya dengan aneh.

Entah bagaimana, Tharn merasa bahwa sahabat kakaknya ini tertarik padanya.

Karena saat itu Tharn pikir ini menarik, ditambah dia memang tertarik dengan penampilannya. Jadi Tharn ingin tahu dan mencobanya. Sehingga dia merasa tidak keberatan saat Phi San mulai datang ke rumah, lalu berada di dekatnya serta membelikan makanan.

"Kenapa harus memanggil nong Tharn, Tharn saja cukup 'kan"

Suatu hari Tharn menanyakan pertanyaan ini, membuat pria populer itu mengangkat tangan untuk menggosok kepalanya, kemudian berbicara dengan sikap yang baik;

"Nong Tharn terlihat begitu imut, Phi takut Nong Tharn cemburu, karena biasa memanggil Nong Tanya dengan panggilan putri. Jadi aku ingin memanggilmu dengan Nong Tharn agar terlihat imut. Phi tidak keberatan, dan menurutku ini menarik"

Phi San mengatakan ucapannya sambil menggosok kepalanya, Tharn tidak mengeluh dengan ini. Sebaliknya, dia merasa tertarik sambil menggelengkan kepalanya. Setelah itu Phi San melepaskan tangannya saat Phi Thorn mendekat ke arah mereka.

Untuk sesaat, Tharn sadar, dia dan Phi San memiliki hubungan spesial, lebih dari senior dan adik kelasnya. Hanya saja, saat itu Tharn sedang ingin memastikan bahwa dia benar-benar menyukai sesama jenis atau tidak. Karena waktu itu, dia sendiri tidak tahu status hubungan apa yang dijalin dengan seniornya ini.

Meskipun tertarik dengan Phi San, bahkan mulai bisa melihat berbeda seniornya ini. Tapi Tharn terkejut bahwa ternyata dia tidak hanya tertarik dengan Phi San saja. Matanya masih mengikuti tubuh teman sekamarnya, dia ingin tahu rasanya, bagaimana menyentuh kawannya itu seperti Phi San menyentuhnya.

Pemikiran ini membuatnya bergairah sampai rasanya mau mati

Suatu hari, saat kedua orang tua Tharn sedang pergi keluar negeri, Thanya yang ditinggal sendiri di rumah jatuh sakit, sehingga Thorn kakak sulungnya membawa adiknya itu pergi ke rumah sakit, sedangkan Tharn di telpon oleh seniornya ini untuk pergi ke ruang musik di sekolah.

Sinar matahari yang masuk ke dalam ruang musik berwarna jingga. Phi San berdiri di dekat satu set Drum yang biasa di mainkannya, kemudian menatap ke arah Tharn dan bicara;

"Aku suka saat melihat Nong Tharn memainkan Drum"

Setelah bicara, Phi San pergi ke arahnya dan mendorongnya untuk pergi ke depan satu set drum di sana.

"Tapi, ini waktunya jam ruangan di tutup"

"Tidak apa-apa, aku sudah meminta ijin guru. Hari ini, Phi berjanji akan mengantar Nong Tharn pulang"

Phi San berbicara sambil mengambil pemukul drum, setelah itu dia menangkap sticknya, lalu mulau duduk di tempat biasa dan mulai memukul drumnya. Dia tidak menyangka ini akan menjadi sebuah musik, karena dia hanya ingin terus bergerak, sampai seseorang yang berdiri di belakang mendengarkan dengan seksama permainannya.

"Phi... Aku ingin mengambil jurusan musik, tapi ayah dan ibu tidak memperbolehkan... Aku masih ragu, jika harus berhenti"

"Kenapa? Bukankah itu yang kita suka"

"Ayah mengatakan kalau ini hanya perhatian anak muda. Jika benar-benar menyukainya, tunggu sampai persiapan masuk kuliah, ayah ingin aku belajar di jurusan ilmu pasti terlebih dahulu. Baru setelah tumbuh melakukannya lagi. Tapi aku benar-benar mencintai musik. Aku ingin tetap memainkan drum. Aku ingin hidup bersamanya. Bukan hanya sekedar sampingan, seperti yang dikatakan"

Entah kenapa Tharn tiba-tiba ingin memberitahu orang ini, tapi mungkin karena dia merasa tidak nyaman karena keluarganya tidak bisa menerima pendapatnya.

Kenapa harus menunggu beberapa tahun jika menginginkannya, bukankah lebih baik memulai lebih awal?

Saat memikirkan ini, kedua tangan sang drummer mulai bergerak lebih keras. Seolah seluruh emosi yang dirasakan, diluapkan pada instrumen musik kesayangannya ini. Sampai pada akhirnya Phi San merebut tangannya, kemudian bicara padanya;

"Jangan mudah menyerah"

"Tapi, cara satu-satunya hanya menyerah Phi"

Phi San menatap padanya. Pandangan matanya hari itu Tharn masih bisa dengan jelas mengingatnya... Phi San adalah seseorang yang memahaminya.

"Bukan, orang tua bicara karena mereka melihat kita sebagai anak-anak. Jika Nong Tharn menginginkan sesuatu, maka Nong Tharn harus bersikap seperti orang dewasa. Berpikirlah seperti seseorang yang dewasa. Jangan biarkan ayahmu memandang pemikiranmu ini sebagai cara berpikir anak-anak. Kita tidak perlu terburu-buru. Tapi kita harus menunjukkan padanya, bahwa kita mampu memperlihatkan tanggung jawab kita sebagai orang dewasa."

Phi San mengatakan seperti ini, membuat anak yang mendengarnya saat itu selalu mengingatnya sampai dia tumbuh dewasa.

Saat itu seniornya memeluk tubuhnya dengan erat. Mata mereka saling bertemu, sampai saat menatap senyumannya, anak yang melihat merasa lebih baik, benar-benar terasa luar biasa. Sampai Tharn tidak mampu untuk menolak ketika wajahnya semakin lama semakin mendekat.

Phi San memberikan ciuman. Setelah itu berbisik padanya;

"Aku menyukai Nong Tharn saat sedang bermain Drum."

"Benarkah?"

"Bukan hanya saat bermain drum, tapi kapanpun... Aku menyukai Nong Tharn"

Seniornya masih berbisik dengan lembut, seolah memintanya untuk tertidur, kemudian kembali menyentuhkan bibirnya.

Waktu itu adalah saat pertamanya. Rasanya begitu menegangkan dan menggairahkan, dia bahkan membuka mulutnya lebih lebar agar pria yang lebih tua darinya ini bisa menerjang dengan leluasa.

"Nong milik Phi"

Setelah itu Thara tidak ingat rincian kejadian dan apa saja yang telah diperbuat oleh seniornya. Setelah kejadian itu, yang diingat hanya sinar matahari yang terbenam, Tharn tahu bahwa dia kehilangan kesadaran di dalam ruang musik karena rasa sakit yang dideritanya, dan saat kesadarannya pulih, dia sudah berada di rumah bersama dengan Phi San yang duduk sepanjang malam di sebelah tempat tidurnya.

***

"Saat pagi datang, Phi San dipukuli habis-habisan oleh Kakakku yang baru kembali dari rumah sakit"

"Kakakmu tahu?"

"Em, karena Phi San mengatakan pada Phi Thorn apa yang kami perbuat"

Sekarang Type yang ganti berbaring di sebelahnya, menatap seseorang yang menceritakan kisah cinta pertamanya. Sejujurnya, bisa dibilang dia tidak kecewa, hanya saja dia mulai memahami kenapa orang itu begitu paham tentang apa yang disukai Sang Drummer, dan kenapa Tharn masih ingin tetap bertemu dengan senior besarnya itu. Ditambah lagi, kata-kata yang diajarkannya, sialan benar-benar sangat bagus sampai rasanya Type tidak tahan untuk  bersaing dengannya.

"Waktu itu kamu sepertinya hanya mengatakan dia memanggilmu ke ruang musik, lalu memintamu mau melakukannya atau tidak, bukankah begitu?

"Saat itu, meskipun aku menjelaskan rinciannya, kamu pasti tidak akan mendengarkanku seperti sekarang"

"Kalau kamu benar-benar menyukainya, Kenapa kamu tidak berkencan dengannya?"

"Aku sudah pernah mengatakannya belum? itu caraku berterimakasih pada Phi San."

Saat Tharn melontarkan kalimatnya, Type yang mendengarkan terlihat tertegun, kemudian mengerucutkan bibirnya.

"Kalau tidak suka, kenapa sampai tidur dengannya? Apa kamu benar-benar sudah gila?"

Mendengar umpatannya sekarang, pria berhidung tembok membaringkan kepalanya, kemudian menjawab;

"Saat itu aku sendiri penasaran dan ingin mencoba. Coba bayangkan, seandainya ada seorang gadis, memintamu tidur denganmu di usia 14 tahun, bukankah kamu bisa bertindak gila?"

"Tapi itu wanita, bukan pria!"

Tentu saja, Type mendebatnya. Membuat pria itu hanya menghembuskan nafas berat, kemudian merespon;

"Kalau jenis kelamin itu dihilangkan, apa yang kamu pandang menjadi semakin luas 'kan?"

"Mau kuumpat lagi"

Thiwat yang berbicara begini merasa tidak puas, membuat pria yang menatapnya tertawa.

"Katakan padaku semuanya. Jangan ada yang disembunyikan"

Karena sudah sampai seperti ini Type ingin tahu apa yang membuatnya putus.

"Benar, tidak ada. Hanya begitu"

Thara mengatakan dengan sederhana, tapi si pendengar tidak percaya sama sekali.

"Waktu itu, aku percaya kalau akan melahirkan bayi kerbau"

"Kamu 'kan tidak punya rahim. Bagaimana bisa melahirkan bayi kerbau."

Thiwat memukul bahu pria dihadapannya, sampai pria itu tertawa kemudian melanjutkan.

"Iya, iya. Seperti yang kukatakan. Tidak ada apapun. Aku hanya merasa tidak baik-baik saja. Selain rasa sakit yang kurasakan, aku merasa posisiku yang di bawah membuatku merasa tidak baik, walaupun hanya terbaring bersama dengannya tidak terasa apapun. Entah kenapa, aku bahkan tidak merasakan seperti aku tidur bersama pria lain. Jadi saat Phi San mengajakku untuk melangkah lebih jauh. Aku menolaknya. Karena aku memandangnya tidak lebih dari kakakku"

"Kamu sudah seperti wanita tak tahu malu yang mengatakan padanya kalau dia tidak cukup keren untukmu"

Type berbicara dengan jujur.

"Hehehe katakan nama Phi San, kenapa tidak diucapkan secara gamblang"

"Tharn brengsek, jangan bicara seperti aku akan memujinya. Mendengarkannya membuatku jijik"

Thara sekarang meneruskan berbicara;

"Meskipun aku menolaknya, tapi dia masih kakak terbaikku. Dia mengajariku bagaimana berbicara, dan membuat orang tuaku memperbolehkanku belajar musik. Dia bilang secepatnya kami akan menjadi dewasa, sehingga orang tua hanya bisa percaya pada kami. Bahkan seandainya aku hanya mampu menghasilkan uang dengan bermain musik di restoran. Dia mendukungku. Karena menurut pandangannya, bekerja keras adalah metode untuk belajar. Dia tidak ingin membiarkanku bertindak mengikuti cara pandang tradisional orang Thailand, yang menganggap orang bekerja sambil kuliah adalah orang yang tidak punya. Dia mengatakan, jika ingin belajar tentang kehidupan, jangan dengarkan kata-kata orang yang hanya bisa meminta makan pada orang tuanya dan setiap hari hanya pergi bergosip"

Aku rasanya seperti diumpat

Type menatap pada orang yang selalu terlihat dewasa baginya. Hari ini anak dari wilayah selatan itu sadar, ternyata kedewasaannya lahir dari masa lalu. 

Tharn sudah berusaha sangat keras untuk membuat keluarganya memahami. Membiarkan mereka tahu apa yang dipelajari saat berusaha membuktikan dirinya dapat bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri. Sedangkan disisi lain, saat Type menginginkan sesuatu dia akan melakukan apapun, sambil membuka tangan untuk meminta uang dari orang tuanya. Berpikir bahwa itu adalah tanggung jawab ayahnya untuk memberinya uang saku, dan tidak harus berusaha untuk menggantungkan dirinya sendiri.

Bagaimanapun juga, seluruh pemikiran bagus Tharn pacarnya ini lahir dari seseorang bernama... Phi San.

Tidak heran kenapa dia begitu menghormatinya.

Jika seniornya ini memberikan begitu banyak kebaikan padanya, bagaimana caraku bersaing dengannya?

Semakin memikirkan ini, Type semakin merasa frustasi. Dia sampai tidak bisa mengatakan apapun.

"Jadi, meskipun kamu melarangku untuk bertemu dengannya, aku tidak bisa melakukannya. Dia sudah seperti kakak bagiku"

"Kakak yang ingin merobek Nong-nya sampai menggigil"

Meskipun tidak ingin terkesan mengejek, saat Type yang berbicara begini membuat si pendengar menggelengkan kepala, kemudian bicara;

"Kamu harus ingat, Nong-nya ini sudah cukup besar untuk berada di atas"

"Itu artinya, jika dia mengijinkanmu. Kamu akan bersenang-senang dengannya!!!"

Saat berbicara ini, Type langsung terbangun dari tidurnya, kemudian menatap mata pria itu dengan pandangan berkilat.

Karena hal ini bukan tidak mungkin

Sekarang bukan hanya ada Nong Tharn, tapi Tharn brengsek yang licik, mana mungkin tidak bisa mengalahkan Phi San-nya.

"Hehehe, kalau kamu kenal seniorku itu, dia jelas tidak menginginkannya, ditambah, karena kamu sudah tahu sejauh ini. Seharusnya kamu bisa menduganya sekarang, akupun tidak ingin berada di posisi yang sama seperti dulu"

Mata Tharn berkilat, caranya menatap membuat Thiwat sedikit merasa lega... Meskipun begitu, pria itu meneruskan bicara untuk memberikan sedikit penekanan sebelum membuat anak dari wilayah selatan itu berbaring bersamanya;

"Jadi kamu bisa tenang"

Meskipun Sang Drummer mengatakan demikian, tapi anak dari wilayah selatan itu merasa sedikit tidak nyaman. Karena dia merasa tidak bisa melawannya.

"Terserah, pokoknya aku benci wajah Phi-mu itu"

"Kamu hanya perlu memberitahunya, aku ini milik siapa 'kan"

Caranya berbicara benar-benar bisa membuatnya berbunga-bunga. Sampai Type menjalinkan alisnya.

Menyuruhku mengatakannya, ingin aku memberitahu dunia sekalian kalau kita berkencan 'kan, dasar curang!!

"TIDAK AKAN!!!"

Kenapa selalu saja berjalan masuk ke dalam perangkap yang dipasang oleh Tharn?

Saat memikirkan ini, Type langsung kembali berbaring. Setelah itu menarik selimut sambil bicara;

"Tidur, aku ngantuk!"

Meskipun mulut berkata begitu, pada kenyataannya di dalam kepalanya masih saja terngiang pemikiran yang baru saja terbesit, membuatnya tidak terdengar seperti orang yang mengantuk

"Tharn brengsek, aku mau tidur!'

Suara Type terdengar kejam saat pria di belakangnya memasukkan tangan ke dalam kaos yang dikenakan, kemudian menggosok perutnya sambil mencium tengkuk kepala, lalu bicara;

"Tidakkah kamu ingin membuktikan, apa yang kusuka?"

Suara pria itu terdengar seksi dan dalam. Membuat bulu kuduk Type berdiri. Telapak tangan besar sudah menelusuri bagian bahwa perut, memancing gairahnya, membuat Type menggertakan gigi, berusaha merebut tangan yang belum sempat sampai ke celana

"Dasar Tharn brengsek. Dalam cerita bukankah kamu ini lugu? Melihatmu begini, benar-benar terlihat licik, dasar brengsek!"

Karena anak dari wilayah selatan itu sudah berteriak kasar padanya, tentu saja Tharn tidak akan berhenti sampai di sini. Dia masih membisikkan ucapannya dengan lembut;

"Hehehe, aku suka yang bentuknya seperti kamu"

Meskipun cerita di masa lalu, baru saja terbuka kembali di waktu berikutnya, tapi melihat sikapnya sekarang, rasanya ingin mengatakan...

Aku akan membiarkannya kali ini

Tapi ada satu hal yang masih membuatnya benar-benar penasaran. Seandainya Tharn benar-benar bersama dengan Phi San, siapa yang akan berada di bawah?

Pria brengsek ini, bisa saja menelan kata-katanya sendiri 'kan!

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis: M.A.M.E.

Thai-Indonesia: iu3a

 

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

1.9M 107K 129
Selesai . Ketika Qiu Zinan lulus dari sma tiga tahun yang lalu, dia pergi ke bar dengan teman-temannya. Dia menyamar sebagai seorang gadis dan bertem...
1M 149K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
19.8K 1.7K 37
Cerita ini hanya fiktif, jangan dibawa di kehidupan nyata. Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan
576K 50.9K 84
Judul: Counterattack Bahasa version Cast: Feng Jianyu as Wu Suo Wei (uke) Wang Qing as Chi Cheng (seme) Chen Qiushi as Jiang Xiaoshuai (uke) Cai Zha...