Anachael

By _HayatunNjm

85 47 134

Budayakan follow author sebelum membaca😊 Enggak nerima readers yang cuman boomvote and boomcoment doang tapi... More

Anachael 02
Anachael 03
Anachael 04

Anachael 01

50 25 80
By _HayatunNjm

Selamat membaca
.
.
.
.

Seorang gadis balutan piyama corak monokrom tengah duduk di balkon kamarnya. Ditemani dengan secangkir kopi susu dan sebuah benda kecil menyerupai tabung parfum. Sesekali ia mengeluarkan gumpalan asap dari benda tersebut.

Angin malam menerpa wajah sang gadis ini. Rambutnya yang sebahu bergoyang mengikuti arah angin. Menatap lalu lalang kendaraan yang cukup ramai melintas dijalan raya dengan tatapan kosong. Entah apa yang ada dalam pikiran gadis ini.

Selang beberapa menit, sang gadis ini menengadahkan pandangannya keatas menatap gelapnya langit malam tanpa gemerlapan cahaya sedikitpun. Gadis ini tersenyum miring, kemudian menurunkan kembali pandangannya dengan menatap semula lalu lalang kendaraan.

Tok....
Tok......

Pintu kamar terbuka dan langsung menampilkan seorang wanita paruh baya yang tengah membawa nampan berisikan makanan dan susu.

"Makan dulu non, bibi udah buatin non sarapan nih," ujar wanita paruh baya itu yang pasti itu adalah asisten rumah sang gadis ini.

"Tarok aja dimeja itu bi, entar aku makan," balas gadis itu. Asisten rumah gadis ini langsung menuruti ucapannya. Beliau meletakkan nampan tersebut diatas meja belajar sang gadis ini.

"Non dimakan yah non," pinta asisten itu. "Bibi buatin yang paling enak non, habisin yah non," lanjut wanita paruh baya itu hanya untuk mengingatkan gadis ini.

Gadis itu mengubah posisi duduknya menjadi berdiri lalu mendekat kearah sang bibi "Yang bilang makanan bibi gak enak siapa bi?" ujar gadis itu sambil menatap sayu kedua mata sang bibi.

"Eum anu non itu itu loh,---"

"Iya, nanti aku makan yah bi," kata gadis itu yang diakhiri dengan senyumnya. Melihat dia tersenyum membuat keadaan yang awalnya sedikit tegang menjadi lega seketika.

"Ya sudah non, bibi tinggal dulu yah. Kalo ada apa-apa panggil bibi aja yah non," Gadis berambut sebahu ini mengangkat tangannya seraya membentuk 'oke' dengan jarinya.

Wanita paruh baya itu meninggalkan sang gadis yang masih menatap kepergiannya. Setelah melihat pintu kamar yang telah tertutup rapat, gadis itu melirik nampan yang berada diatas meja. Gadis itu mendekati meja belajarnya kemudian menjangkau nampan yang berisikan makanan tersebut.

Menggeser kembali sofa yang berada di balkon kamarnya, gadis berpiyama monokrom ini mendaratkan kembali bokongnya diatas sofa tersebut sembari memegang nampan. Mungkin, makan dengan cara begini akan lebih nikmat. Gadis itu mulai menyantap makanannya sesekali melirik lurus kedepan tepatnya pada lampu kendaraan yang berlalu lalang.

Kenikmatan makan berhasil didapatkan oleh gadis ini setelah beberapa hari yang lalu ia kontak. Selang beberapa waktu, tiba-tiba sebuah cahaya menyala disampingnya tepatnya pada benda berbentuk pipih. Ia menjangkau benda pipih tersebut. Entah apa yang membuat gadis ini tersenyum samar dan pasti diyakini itu mungkin pesan dari seseorang yang dekat dengannya. Dengan cepat, gadis ini menarikan jarinya dilayar ponselnya.

10 menit gadis ini tampak berkutat dengan ponselnya dan pada akhirnya gadis ini memutuskan untuk meletakkan kembali benda pipih tersebut ketempat awalnya.

"Makasih, aku pasti bakal lakuin itu semua," monolog gadis ini.

Hari sudah semakin larut malam dan gadis berkulit putih ini masih setia menduduki dirinya disebuah sofa sembari menatap lurus lalu lalang kendaraan. Akhirnya gadis ini memutuskan untuk segera mengistirahatkan tubuhnya karena rasa kantuk yang sudah mulai menyerang.

.
.
.
.

Sang surya sudah menampakkan wujudnya. Kini seorang gadis menggunakan seragam abu-abu dengan atribut yang lengkap menuruni anak tangga rumahnya dan ingin menuju meja makan. Tiada hentinya gadis ini menarik kedua sudut bibirnya. Senyum manisnya merekah setelah melihat orang yang ia sayang telah menyambut dirinya dimeja makan.

"Pagi Pa, Ma," ujar gadis itu. Lalu gadis itu menarik sebuah bangku disamping laki-laki yang keliatannya lebih tua darinya.

"Pagi sayang," balas pria paruh baya yang telah memakai seragam serba hitam serta dipadukan dengan dasi berwarna dongker.

"Papa sama Mama doang nih, gue enggak?" Laki-laki yang berada disamping gadis itu tampak sedikit mengejek.

"Iss, baperan amat sih luh Bang,"

"Serah luh dek," balas cuek laki-laki itu dan dihadiahi cubitan kecil tepat dilengannya membuat sang empu menyeringai kesakitan.

"Dihhh, sakit tau," ujar laki-laki itu dengan kening yang berkerut serta tangan tak lepas memegang lengan yang terkena cubitan tadi.

"Derita loh Bang," balas gadis berseragam itu sembari menjulurkan lidahnya.

"Awas loh yah!"

"Udah-udah, didepan makanan ga baik berantem. Buruan makan entar telat sekolah," nasehat seorang wanita paruh baya sekitar umur 30.

Akhirnya semua kembali diam, keadaannya hening hanya terdengar suara dentingan sendok makan. Semua yang berada dimeja makan menikmati sarapan paginya dengan pikiran masing-masing. Sampai seseorang membuka suara disela-sela keheningan.

"Hari ini Mama lembur," ujar wanita paruh baya.

"Papa juga," lanjut pria paruh baya dengan pernyataan yang sama. Gadis berseragam abu-abu itu hanya bergumam kecil sembari menyantap sarapan paginya.

Setelah 15 menit berlalu, pria dan wanita paruh baya itu meninggalkan meja makan bersamaan dengan gadis dan laki-laki yang ada disana. Gadis itu menatap kepergian kedua sosok itu dengan tatapan sedih dan itu berhasil menarik perhatian laki-laki yang sedang bersamanya.

"Ga usah sedih, mereka begitu juga untuk kita kok, buruan entar telat loh," ujar laki-laki itu sambil mengelus pelan rambut gadis disampignya. Akhirnya mereka berdua melangkahkan kakinya menuju tempat yang ingin mereka tuju.

Pagi ini jalan tidak cukup ramai karena ini masih terbilang sepi. Mobil mewah yang bermerek Rubicon membela keheningan di jalan raya dengan kecepatan sedang. Sekitar 15 menit diperjalanan akhirnya mereka sampai disebuah gedung bernama 'Smansa Gardenia'. Gedung bertingkat yang memiliki nuansa hitam putih dan merupakan gedung sekolah yang terkenal elit, bahkan sebagian besar siswanya berasal dari kalangan atas.

Mobil mewah bermerek Rubicon ini terparkir di lapangan parkir sekolah yang seluas 2 kali lapangan bola. Gadis berambut pirang itu turun dari pintu mobil diikuti dengan seorang pria yang telah memakai almamater hitam kebanggaannya. Berjalan beriringan menuju kelas, keduanya menjadi pusat perhatian beberapa siswa.

"Cia!" panggil seseorang membuat keduanya berhenti dan menoleh kebelakang. Yap, cewek berambut pirang tadi adalah Cia atau lebih lengkapnya Brichia Alesha. Senyum Cia mengembang kala melihat seorang gadis berponi dengan rambut sebahu memanggilnya tadi.

"Kelas bareng yuk?" ajak wanita itu kepada Cia dan dihadiahi anggukan olehnya.

Sebelum pergi, Cia hampir saja lupa dengan sosok yang sedang bersamanya tadi "Bang, aku duluan yah Bang," katanya kepada laki-laki beralmamater hitam itu.

"Iya, belajar yang rajin yah," balasnya sembari mengusap pelan puncak kepala Cia. Setelah mendapat izin dari laki-laki itu, Cia pun bersama wanita tadi pergi meninggalkannya.

Sepanjang perjalanan Cia, laki-laki itu hanya menatapnya ditempat sembari tersenyum kecil. Entah kenapa hatinya menjadi sedikit lega ketika melihat Cia yang sebelum pergi meninggalkannya ia sempat tersenyum manis kepada dirinya.

.
.
.
.

Hello everybody,
Welcome too Story by suaaayyaaaaa heheh:)
Gimana readers? Udah baca cerita suayaaa ga? Pasti dong,
Gimana awal cerita saya nih, semoga kalian suka yah:)

Doain aja semoga cerita ini bakal saya up hingga ending yah:)
Aku minta dukungan kalian para readers,

Oiya kalian jangan lupa klik bintang dipojok kiri yah, karena sekali kalian tekan aja udah berarti bagi saya loh:) Coment juga yahhh

Follow juga Ig aku yah entr aku back,:)
See you:)
Ig: ptrhytnjm


Continue Reading

You'll Also Like

6.7M 219K 75
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
2.4M 129K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.9M 284K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
6.4M 272K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...