Frost Flower in the Palace

By kietzyQS

18.1K 2.7K 710

(English vers.) a story about a little frost flower with courage, intelligence and wisdom. She join the selec... More

Conference Room
Conference Room (Part 2)
Chapter 1 : The Birth of a Flower
Chapter 2 : Flower without Leaves
Chapter 3 : The Growth of a Wildflower
Chapter 5 : The Battle Shield
Bonus Chapter : Character in the Harem
Chapter 6 : The Selection
Chapter 7 : The Blooming Time
Chapter 8 : The Girl On My Sight
Chapter 9 : Uninvited Guess
Chapter 10 : The Queen's Favorite
Chapter 11 : The Harem
Chapter 12 : The Missing Gems
Chapter 13 : Deep of the Sea
Chapter 14 : Wild Flower
Chapter 15 : Bird Box
Chapter 16 : Revolution
Chapter 17 : The Grace
Chapter 18 : The Choosen One
Chapter 19 : Little Tiger
Chapter 20 : Small Wave
Chapter 21 : Little Sparks
Chapter 22 : One Pair of Heart
Chapter 23 : The name you wanna hear
Chapter 24 : When the wind blows
Chapter 25 : I've Lost
Chapter 26 : Too Hurt to Let Go
Chapter 27 : The Protector
Chapter 28 : The Only Hope
Chapter 29 : Flower in the desert
Chapter 30 : The Wind brought me to you

Chapter 4 : The Life of Young Flower

600 113 29
By kietzyQS

Chapter 4

The Life of Young Flower


Sooji membuka matanya, ia menguap lebar sebelum membuka mata lebih jelas. Namun ia merasa ada yang janggal, kepalanya bersandar pada sesuatu dan tangannya memeluk sesuatu.

Sooji menoleh ke kanan dan terkejut menemukan Lee Geum berbaring disebelahnya. Belum lagi tangan dan kakinya yang naik ke atas tubuh pria tampan itu dengan sesuka hati.

"aaaaaaaa!!!" teriak Sooji melengking.

Lee Geum lantas terbangun dan menoleh, ia melihat Sooji yang langsung menutup dadanya dengan dua tangannya. Lee Geum mengernyit heran, apa yang dilakukan gadis ini? Kenapa ia berteriak disaat ia masih mengenakan pakaian lengkap.

"apa yang terjadi? Kenapa aku bisa tidur disini? Apa kau mengambil keuntungan dariku?" tanya Sooji ketakutan.

"apa kau lupa apa yang terjadi tadi malam?" tanya Lee Geum menatap Sooji dengan senyum menggodanya.

Sooji terkejut, ia mencoba mengingat tapi ia tak mengingat apapun selain ia tidur meringkuh lututnya sendiri. Lee Geum tersenyum melihat wajah serius gadis itu yang berpikir keras.

"kau memelukku dan menyandarkan kepalamu didadaku, aku kasihan jadi aku hanya membiarkanmu memelukku seerat itu" ujar Lee Geum.

"apa?!! Bagaimana mungkin aku memelukmu? Aku bahkan belum bersuami! Aku seharusnya memeluk suamiku lebih dulu, bagaimana bisa aku menghadapi suami masa depanku jika seperti ini?!!" protes Sooji cepat ekspresi tak terima.

"harusnya kau berterima kasih karena Tuhan membiarkanmu menghabiskan malam pertamamu bersamaku. Asal kau tahu saja, ada banyak gadis diluar sana yang tergila-gila ingin bersamaku" jelas Lee Geum dengan penuh percaya diri.

"apa? malam pertama? Kita bahkan tak melakukan apapun, Jangan pernah menyebut ini sebagai malam pertama! Orang akan salah paham!" ketus Sooji marah.

"tak melakukan apapun?" lirih Lee Geum dengan smirk kecil diwajah tampannya.

Melihat senyuman itu membuat Sooji bergidik ngeri, apa yang pria itu pikirkan sekarang? Sooji terkejut bukan kepalang saat tiba-tiba saja pria tampan itu mendorong bahunya dan berada tepat diatas tubuhnya sembari menatapnya lekat.

"kalau begitu, jika aku melakukan sesuatu, kebersamaan kita akan terhitung sebagai malam pertama?"

"kau . . apa yang akan kau lakukan? jika kau berani . . menyentuhku . . aku akan berteriak!!" ancam Sooji dengan tatapan galaknya. Ia tidak boleh diintimidasi oleh pria ini.

"apa menurutmu, gadis biasa sepertimu . . . pantas disentuh olehku? Jangan mimpi!" ketus Lee Geum tersenyum meremehkan kemudian turun dari ranjang dan memperbaiki pakaiannya kemudian meraih pedangnya disamping ranjang.

"aku beri kau waktu 5 menit atau aku akan langsung meninggalkanmu . . " lirih Lee Geum dingin kemudian melangkah keluar dari gubuk itu. Sooji menghela napas lega, hewan buas. . ia benar-benar sial, tapi tunggu . . bukankah ini sudah pagi?

Sooji segera turun dari ranjang bambu itu dan bergegas keluar dengan barang-barangnya. Ia harus kembali secepatnya meskipun ia tetap akan menerima cambukan oleh neneknya. Sooji membawa serta semua daun-daunan yang ia petik.

"hei!" tegur Lee Geum.

"apa?!" sahut Sooji tak senang.

"untuk apa kau membawa semua daun tak berguna itu pulang?" ketus Lee Geum.

"kau pikir aku kemari khusus untuk membuang racun tubuhmu? Aku masih punya banyak pasien untuk di rawat! Ayo! Aku sudah siap!" ungkap Sooji dengan ketusnya.

"apa kau tahu baru kali ini ada seorang wanita kasar yang bicara seperti ini dihadapanku?!" tegur Lee Geum merasa terhina oleh cara bicara Sooji barusan.

"apa kau juga tahu bahwa kau adalah satu-satunya pria yang pernah menghunuskan pedang ke leherku?! Dan bukan hanya sekali . . tapi dua kali?!" ketus Sooji tak mau kalah dengan kesalnya kemudian melangkah mendahului Lee Geum.

Lee Geum dibuat tak berkutik, ia mendengus kesal dan akhirnya hanya bisa mengikuti kemana wanita itu melangkah. Sooji berhenti melangkah saat ia sudah melihat keramaian kota, ia berbalik menatap Lee Geum yang tampak mengenakan topi bangsawan dan jubah berwarna hitam sehingga noda darahnya sama sekali tak terlihat.

"baiklah. . aku tidak perlu diantar lagi . . aku juga tidak akan berterima kasih karena aku sudah mengobatimu . . jadi kita impas! Meskipun aku belum memaafkanmu karena telah menghunuskan pedang padaku . . aku akan melupakannya! Dan ku harap, kita tak akan bertemu lagi!! selamat tinggal!!" ketus Sooji dengan wajah percaya diri dan senyum palsunya kemudian melangkah pergi.

"keluarlah" ucap Lee Geum pelan dan tak lama seorang pria yang mengenakan seragam prajurit level atas menghampiri Lee Geum dan memberi hormat pada Lee Geum.

"Seja Joha! kami berhasil menangkap salah satu dari kelompok naga hitam itu" lapor prajurit itu pada Lee Geum.

"pertama, utus orang untuk memastikan wanita yang bersamaku itu kembali ke kediamannya tanpa luka. Bagaimanapun, ia telah terlibat dan menyelamatkanku." Titah Lee Geum.

"baik!" jawab prajurit itu patuh kemudian memerintahkan dua anak buahnya untuk mengikuti gadis tadi. Lee Geum kemudian melangkah diikuti oleh prajurit tadi.

0.0

Dua prajurit itu mengikuti gadis itu hingga gadis itu memasuki sebuah pekarangan rumah sederhana yang terbuat dari atap jerami. Dua prajurit itu pergi setelah melihat Sooji meletakkan barang-barang yang ia bawa dan seorang wanita tua menghampirinya.

"nona, kemana saja kau dari semalam? Aku mencarimu dimanapun, bahkan aku juga menanyakanmu pada beberapa warga yang pergi ke gunung tetapi mereka mengaku tidak melihatmu. . apa kau baik-baik saja?" tanya nenek itu menggenggam kedua bahu Sooji dengan wajah khawatirnya.

"aku tidak apa-apa, nenek tenang saja. . aku berhasil mengumpulkan daun obat sampai seminggu ke depan . . sekarang, aku harus pulang. nenek harus jaga diri ya . . " ujar Sooji tersenyum menatap nenek tua itu. Nenek itu mengangguk pelan dengan alis berkerut.

"berhati-hatilah" lambai nenek itu dengan senyum kecil diwajahnya pada Sooji. Sooji mengangguk yakin. Ia langsung mengangkat rok-nya sedikit untuk memudahkannya berjalan pergi.

Sooji melangkah cepat menuju kediaman Mentri Pertahanan Bae. Setibanya didepan gerbangnya, penjaga gerbang langsung membuka kan pintu dan berlari ke dalam dan berteriak kencang.

"nona muda kedua telah kembali!!" teriak penjaga gerbang.

Teriakan itu lantas membuat Joohyun, Lady Yoon dan Lady Bae (ibu mertua Lady Yoon/ nenek Joohyun-Sooji) keluar dari kediaman mereka. Sooji melangkah dengan wajah lelahnya dan rambutnya yang masih berantakan.

"pelayan Jung!" panggil Lady Bae pada pelayan setianya. Tak lama pelayan Jung datang membawa rotan tipis lebih dari 10 batang ke samping Lady Bae.

"seorang anak gadis berkeliaran di luar dan tidak kembali sepanjang malam, apa kau benar-benar ingin mencemarkan nama baik keluarga!!! Pelayan! Tangkap nona kedua dan tahan dia di atas bangku hukuman!" titah Lady Bae.

Dua orang pelayan menangkap Sooji dan membuatnya berbaring telungkup di atas bangku hukuman. Sooji diam dengan wajah pucat pasi, ia sudah tahu hukumannya tidak akan ringan kali ini.

"Jung!" satu titah Lady Bae membuat pelayan setianya menyibakkan Chima(*) yang Sooji kenakan sehingga memperlihatkan betis mulusnya.

(*) Chima : rok bagian bawah yang biasanya sangat lebar dan mengembang.

Sooji memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya seakan sudah bersiap-siap. Tiba-tiba Joohyun berlari dan membelakangi Sooji seakan berusaha melindungi adiknya. Ia menatap neneknya dengan tatapan memelas dan langsung bersujud saat melihat tatapan terkejut neneknya.

"nenek!! Sooji tidak bermaksud begitu, ia tidak mungkin melakukan hal yang mencemarkan nama baik keluarga. . " bela Joohyun dengan wajah memelas menatap neneknya. Sooji membuka matanya dan menatap kakaknya dengan wajah penuh rasa bersalah.

"Bae Joohyun! Selama ini, penyihir ini selalu berbuat seenaknya karena kau terlalu baik hati dan selalu melindunginya! Jika ia tidak menerima hukuman hari ini, aku tidak tahu masalah seperti apa yang akan ia bawa untuk keluarga ini selanjutnya!" ungkap Lady Bae menggelegar. Joohyun terdiam, ia sedikit gentar melihat kemarahan neneknya.

"ibu! Ibu . . bagaimanapun, Bae Sooji masih merupakan nona kedua keluarga ini . . bagaimana bisa ibu menghukumnya didepan semua pelayan kediaman keluarga Bae?" bujuk Lady Yoon yang ikut membelakangi Sooji.

"eommonim. . " panggil Sooji pelan, Lady Yoon melirik Sooji dan memberi kode agar anak itu diam saja dan tak bicara.

"ibu, bagaimana jika kita menunggu suamiku saja? bagaimanapun, ia adalah kepala keluarga Bae, ia yang seharusnya memberikan hukuman untuk putrinya sendiri . . " ungkap Lady Yoon dengan tatapan memelas pada ibu mertuanya.

"Yoon Jin-ah, apa kau juga termakan oleh tatapan menyedihkan penyihir muda ini? apa kau tak ingat apa yang ibunya lakukan padamu?!" tegur Lady Bae.

"ibu. . " tahan Lady Yoon. Ia tak ingin ibu mertuanya bicara lebih banyak sehingga bisa menyakiti anak malang itu. Sooji diam saat melihat ekspresi marah neneknya saat membahas ibunya.

"hukum saja aku! jangan libatkan ibuku hanya karena kau membenciku!!" teriak Sooji kesal sembari menatap tajam neneknya.

"kau?!!" teriak Lady Bae emosi melihat Sooji yang tak kunjung memohon ampun padanya.

"Bae Sooji!" teriak Lady Yoon marah pada Sooji, Sooji menatap ibu tirinya dengan tatapan berkaca-kaca.

"ibu, Bae Joohyun dan Bae Sooji mendapatkan undangan dari kerajaan untuk mencalonkan diri sebagai Sejabin. Sooji tidak boleh terluka. . suamiku juga tidak akan membiarkanmu melukainya . . . ku mohon ibu. . " tahan Lady Yoon bersujud didepan Lady Bae. Sooji terdiam saat melihat istri sah di keluarga Bae bersujud didepan nenek sihir itu hanya untuk menyelamatkannya dari hukuman.

"Yoon Jin! meski kau membawa nama kerajaan untuk menyelamatkan nyawanya, kau tetap tak akan bisa mencegahku untuk menghukum penyihir keras kepala ini!!" tegas Lady Bae dan memberi kode pada Jung. Jung segera mengambil rotan dan mencambuk betis Sooji.

"...." Sooji mengunci rapat mulutnya, ia tak membuka satu suarapun. Ia menahan rasa sakit itu hingga air mata mengalir dari pelupuknya.

Sooji tak boleh berteriak kesakitan, ia tak akan membiarkan nenek sihir itu puas karena melihatnya menderita. Ia tak boleh membiarkan nenek yang selalu tak menyukainya itu merasa senang menyiksanya. Sooji meggigit bibir bawahnya hingga bibirnya bergetar.

"nenek!! Ku mohon! Hentikan!!" teriak Joohyun bersujud sembari menangis memeluk kaki neneknya.

"Bae Joohyun, hatimu sangat lemah seperti ibumu . . suatu hari nanti . . saat kau berada di posisi ibumu . . dan melihat suamimu direbut oleh penyihir yang kau anggap adik ini, apa kau juga akan memaafkannya?!" teriak Lady Bae dengan menggelegar.

Sooji masih meneteskan air matanya menahan rasa sakit di betisnya yang mulai memerah bekas sayatan rotan. Sooji mengepalkan tangannya kuat hingga bergetar menahan perih itu. Joohyun menggeleng cepat sembari menatap neneknya.

"tidak mungkin . . meskipun ia melakukan hal itu, aku tak akan membencinya!!" ungkap Joohyun menatap neneknya dengan air mata yang terus menetes dari pelupuk matanya.

"kau .. benar-benar sama naifnya dengan ibumu . . pelayan! Bawa nona pertama kembali ke kediamannya!" titah Lady Bae.

"ibu . . " panggil Lady Yoon memelas berusaha melunakkan hati ibu mertuanya.

"pelayan! Bawa Lady Yoon kembali ke kediamannya!" titah Lady Bae.

"tidak bisa . . tidak bisa ibu . . . bagaimanapun Bae Sooji adalah putri yang paling disayangi oleh suamiku . . ia akan sedih melihat kondisinya . . ia . . " belum selesai Lady Yoon berucap, ia tiba-tiba saja jatuh pingsan.

"hentikan!" sebuah suara menghentikan Lady Jung dari upayanya.

Sooji akhirnya menghela napas lega, rasa sakit itu berkurang meski masih membekas. Suara sayatan yang melukai kulitnya memudar perlahan, pandangannya sedikit buram tetapi ia bisa melihat sosok hangat itu berjalan ke arahnya.


To be continue 

Continue Reading

You'll Also Like

21.4K 1.4K 22
Terjebak atau takdir inilah kehidupan yang harus dijalani oleh Gantari. Entah disebut sebagai kenyataan pahit atau sebuah keberuntungan yang jelas ta...
74.1K 13.9K 18
Sebagai gadis malas yang lebih suka duduk bahkan jika disuruh berdiri, Serayu merasa aturan wanita bangsawan tidak cocok untuknya. Karena itu, ketika...
110K 12.6K 19
Edna Schnee baru menyadari jika dirinya adalah karakter di sebuah novel menjelang akhir cerita. Sesuai novelnya, dia menjadi penjahat yang paling kej...
Back to the Past? By Xzvy

Historical Fiction

3.6M 280K 79
⚠️WARNING TYPO BERTEBARAN!! DIPERHATIKAN DALAM MEMBACA!⚠️ Evlleca Amoure Blean. Putri seorang Kaisar yang balik kemasa lalu untuk mengubah seluruh ki...