Still Unfair

By keyralvia_

253K 23.5K 2.4K

[Part Lengkap] [demi kenyamanan di harapkan untuk Follow sebelum membaca] [Axender series] [Unfair Book II] ... More

kata sambutan
Prolog
01
02
03
04
05
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35 [Menuju Ending]
36 [Ini Endingnya?]
Exrta part|My Family My Team
Ekstra Part 2| Ini Tentang Libra
jadi ini ceritanya

06

6.4K 626 52
By keyralvia_

Kalo komenan kalian di bales sama akun kylejen_ itu akun kedua key yaa...







===

"Arkan?"

Mata Arkan sukses membola ketika melihat Thalassa berada di rumahnya. Apa yang gadis angkuh itu lakukan sampai bisa berada di rumahnya?

Arkan mendengus lalu menatap tajam Thalassa. "Ngapain lo di sini?" Tanya Arkan dengan nada ketus.

Belum sempat Thalassa menjawab, ibu Arkan datang dengan membawa segelas teh manis hangat dan menyuguhkan nya pada Thalassa.

"Di minum dulu neng, maaf ibu cuma punya ini" ucap Ibu Arkan pada Thalassa seraya menaruh segelas teh manis di hadapan Thalassa.

Thalassa mengalihkan pandangannya pada Ibu Arkan lantas bibirnya terangkat dan menyunggingkan senyuman sebagai ungkapan terima kasih.

"Lho? Kamu udah pulang nak? Ganti baju dulu sana, habis itu siap-siap ke masjid buat sholat magrib, bapak udah nunggu kamu di masjid" ucap Ibu Arkan pada Arkan.

Arkan mengangguk lalu cowok itu mencium punggung tangan ibunya sebelum masuk ke dalan kamarnya.

Sebelum Arkan benar-benar menutup pintu kamarnya, mata nya menatap Thalassa seakan meminta penjelasan. Thalassa tau itu tapi gadis itu hanya acuh dan meminum Teh manis hangat buatan ibu Arkan.

"Dia itu anak kedua ibu, namanya Denarkan Samudra, putra ibu satu-satunya. Ibu bangga sama Arkan. Di usianya yang masih muda dia bisa meringankan beban orang tuanya, Arkan juga sering jadi juara kelas, adan sering menang olimpiade" Ucap ibu Arkan.

Ctak!

Thalassa menaruh cangkir nya kembali ke meja lalu matanya nenatap fokus ibu Arkan yang sepertinya ingin melanjutkan ceritanya tentang Arkan—putra satu-satunya.

"Kadang ibu teh malu sama Arkan, ibu sama bapak gak bisa kasih apa-apa sama dia. Di saat remaja-remaja lain bawa kendaraan ke sekolah, dia malah naik kendaraan umum. Dia selalu bilang kalau dia bahagia naik kendaraan umum karna bisa berjumpa dengan orang-orang dan bisa berinteraksi dengan keadaan sekitar" lanjutnya sambil tersenyum pahit.

Thalassa masih diam, tapi tidak dengan otaknya. Otak Thalassa berputar memikirkan tentang Arkan. Arkan memang selalu pulang dan pergi menggunakan bis, ia sering lihat Arkan berada di halte ketika ia pulang sekolah. Kalau Thalassa sih gak mau di suruh naik kendaraan umum, karna apa? Thalassa gak bisa berinteraksi langsung dengan orang, Thalassa selalu menarik dirinya dari keramaian, karna Thalassa benci keramaian yang membuatnya risih. selain itu, Alasan Thalassa tidak ingin menaiki kendaraan umum karna Thalassa menghindari kontak fisik dengan orang-orang. Ia tidak begitu suka jika tubuhnta di sentuh atau tersentuh oleh orang yang tidak ia kenal. Maka dari itu Thalassa selalu menaiki mobil, kalaupun naik kendaraan umum seperti kereta atau pesawat. Thalassa akan menyewa kereta dan pesawat untuk dirinya sendiri. Alias privat jet.

"Ibu bersyukur punya anak-anak yang ngerti sama keadaan orang tuanya" lanjut ibu Arkan.

Sebentar, mengapa Thalassa agak kepo dengan sosok perempuan yang ada di foto keluarga Arkan ya?

"Arkan punya Kakak?" Tanya Thalassa pada akhirnya.

Si ibu mengangguk. "Punya, Kakak Arkan itu—"

"Bu Arkan berangkat dulu ya ke Masjid" Ucap Arkan yang tanpa sengaja memotong ucapan ibu Arkan.

Ibu Arkan yang tadinya menatap Thalassa, kini beralih mebatao Arkan. Ibu Arkan tersenyum lantas ia mengangguk. "Iya" jawab Ibu Arkan.

Arkan laku meraih tangan kanan milik ibunya lantas di ciumnya punggung tangan sang ibu dengan lambut. "Assalamu'alaikum"

"Walaikumsalam" jawab Ibu Arkan.

Setelah itu Arkan keliar dari rumahnya, tapi ekor matanya menatap Thalassa dengan tajam.

Thalassa sadar askan itu taoi ia lebih memilih acuh.

Setelah itu ibu Arkan kembali menatap Thalassa, berniat melanjutkan ucapan nya. "Maaf tadi kepotong" ucapnya.

Thalassa hanya mengangguk sebagai respon nya.

"Jadi—"

"Allahuakbar Allahuakbar"

"Eh udah Azan, Ibu mau ambil wudhu dulu. Neng Thalassa teh mau ikut ibu sholat?" tanya Ibu Arkan.

Thalassa gelagapan sendiri. Sholat? Bahkan itu sangat asing di telinganya. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal lantas menatap ibu Arkan dengan tatapan sulit di artikan.

"E-eh maaf eneng teh no—"

"Saya lagi halangan bu" potong Thalassa dengan cepat.

Ibu Arkan tersenyum lantas ia mengangguk. "Oh yaudah, ibu tinggal sebentar ya"

Thalassa lagi-lagi mengangguk sebagai respon aktif terhadap ibu Arkan.

Selepas kepergian ibu Arkan, Thalassa menghela nafasnya. Bagaimana kalau ibu Arkan tau kalau dirinya itu— eh? Mengapa juga ia mementingkan reaksi ibu Arkan? Ah! Thalassa jadi pusing sendiri.

Akhrinya Thalassa merogoh saku almamater seragamnya dan mengambil ponsel berlogo apel itu laku menekan tombol power hingga layar yang semula hitam kini menyala menampilkan wajahmya yang sedang tersenyum sebagai lookscreen ponselnya.

Sederet notifikasi memenuhi layar ponselnya. Thalassa sudah biasa akan itu. Ia memilih mengabaikan nya lantas ia mencari kontak salah satu pekerja di rumahnya. Ia ingin meminta pekerja tersebut membawakan mobilnya ke sini, karna tidak mungkin kan Thalassa pulang ke rumah baik kendaraan umum di jam segini? Ih! Membayangkan nya saja Thalassa sudah tidak bisa.

"Nomor yang anda tuju tidak dapat di hubungi, coba lah beberapa saat lagi"

Tut...

Thalassa berdecak sebal, kemana si pegawai di rumahnya hingga tidak bisa mengangkat panggilan telpon nya? Pokoknya ingatkan Thalassa, sehabis ini Thalassa harus memecat pegawai kurang ajar itu.

"Ck! Sialan! Terus gue pulang naik apa? Kenapa semua orang gak angkat telpon gue sih!" decaknya melihat sederet nompir telpon yang ia hubungi tidak ada yang mengangkatnya.

"Eh si eneng kenapa?" Tanya ibu Arkan yang baru saja datang, masih memakai mukena hanya saja bawahan nya sudah di ganti dengan celana rumahan.

Thalassa menoleh mengalihkan pandanganya dari benda pipih di tangan nya. "Eh ibu? Enggak bu, tadi saya mau hubungin supir saya. Cuma gak diangkat" jawab Thalassa.

"Emangnya eneng teh tinggalnya di mana?" Tanya Ibu Arkan.

"Di Privat residenz bu"

Ibu Arkan sontak saja terkejut, karna ia mengetahui itu berada di mana dan milik siapa. Privat Residenz itu adalah tempat tinggal para keturunan Axender, dan itu adalah kawasan elit yang bahkan hanya keluarga Axender dan kerabat terdekat saja yang boleh mengunjungi nya.

"K-kamu—"

"Dia Thalassa gemintang Axender, putri tunggal dari generasi ke tiga keturunan konglomerat Axender" jawab Arkan yang entah kapan datangnya.

Arkan menaruh peci nya di meja, lalu ia mencium punggung tangan ibunya yang masih belum mencerna betuk perkataan Arkan.

"Dia Thalassa bu, anak pemilik sekolah tempat Arkan sekolah" lanjut Arkan.

Ibu Arkan tiba-tiba kaku untuk berekspresi aedangkan Thalassa hanya bisa diam ia tidak tau harus bereaksi seperti apa. Suasana tiba-tiba menjadi canggung.

"M-maaf s-saya tadi tidak tau" ucap Ibu Arkan.

"Eh? Ibu gak apa-apa, santai aja" jawab Thalassa.

Sedangkan Arkan memutar bola matanya malas. "Lo ngapain di sini?" tanya Arkan sarkas.

Pluk!

Ibu Arkan menepuk tangan Arkan, mengkode agar Arkan sopan pada Thalassa.

"Ibu santai aja, Thalassa aja bilang santai aja kok? Ngapain hormat-hormat banget sama dia. Dia aja gak pernah hormatin kita iya kan Thalassa yang terhormat?" tanya Arkan lagi-lagi dengan nada sarkas dan mengejek.

"Arkan jaga bicara kamu" ucap ibu Arkan.

Thalassa menggeleng. "Enggak apa-apa bu, yang di bilang Arkan emang benar. Kalau gitu saya permisi dulu ya bu, trimakasih" ucap Thalassa lalu ia mengambil tasnya san berniat pergi dari rumah Arkan.

"Tunggu neng!" panggil Ibu Arkan.

Thalassa berhenti berjalan, dan membalikan badanya menatap ibu Arkan. "Kenapa bu?" tanya Thalassa.

"Pulang nya di antar Arkan ya? Bahaya loh anak gadis pulang malem-malem"

"Enggak bu—"

"Gue anter" potong Arkan.

Tbc.

A.n

Chapter ini cuma 1100 kata karna key Lagi gak mood huhuhu..

Maaf dan sampai ketemu lagi minggu depan, key harap kalian setia nunggu cerita abstrud ini sampe selesai.

Key tuh suka bngt bacain komentar kalian karna apa?  Komentar kalian itu bener-bener mood key bngt,  bahagia bngt kalo ada readers yang komen,  key sampe hapal nama-nama akun yang suka komen di work ini.

Sayang kalian banyak banyak..

Continue Reading

You'll Also Like

24K 1.4K 56
⚠️BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ ~Kisah rumit mereka pun dimulai saat mereka saling menyukai ~ kata orang, pacaran sama sahabat sendiri itu...
575K 37K 99
Orang yang dekat kadang terlupakan 🍂 Ya, ungkapan itu memang benar adanya. Seringkali kita melupakan seseorang yang ada di dekat kita dan justru ber...
586K 27.8K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
1.7M 123K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...