Bonbon

By Wulandarr

1.4M 66.6K 3.5K

Lu pernah ngayal nggak sih tentang hidup dikelilingi cogan? Pasti pernah dong. Sama kayak Bonbon. Nih anak ga... More

1 || Dokter Mesum
2 || Disangka Ena-Ena
3 || Bonbon Ngeres
4 || Jam Terbang Bonbon
5 || Pasukan Ayan
6 || Ciuman Kampred
7 || Babu-babuan
8 || Komandan Parkir
9 || Vano Seksi
10 || Digrepe Vano
12 || Menyleding Curuts
13 || Kagak Murahan
14 || Bara Api
15 || Mabok Miras
16 || Etdah Gue Sial
17 || Bego Squad
18 || Dimsum
19 || Terong Sawah
20 || Bukan Mewek Biasa
21 || Kehamilan Gita
22 || Masalah Pun Selesai
23 || Curuts Ayan Patah Hati
24 || Bonbon Mundur
25 || Penjahat Kelamin
26 || Bendera Putih
27 || Mesumers
28 || Model Majalah Bobo
29 || Bara, Ardan, Fabi, Zeo
30 || Cogan Somplak
31 || Kondangan Bonbon [END]
Ngebet Goyang [BONUS]

11 || Cogan Euy

39.4K 2.1K 42
By Wulandarr


COGAN EUY

***

[Bonbon POV]

Sejak lima hari yang lalu tanpa Vano disekolah, aku jadi galau. Curut-curut aku sih masih ada tiga. Kan ditambah Ardan. Iya, aku pengen curut aku tetap berjumlah tiga atau empat.

Aku menghela nafas, terpaku diam didepan lapangan. Hari ini aku telat. Nggak biasa banget kan? Haha, aku lagi nyoba jadi anak berandal.

Aku liat Papa pulang sama wanita lain kemarin. Dan Mama nangis-nangis. Aku takut jadi anak broken home. Maka nya aku nggak mau berlebay ria lagi. Aku harus dewasa.

Aku terdiam memaku lantai yang ku pijak ini. Dokter Bara pergi ke Semarang untuk pelantikan sah jabatan nya. Dia tidak sempat pamit karna aku masih tidur tadi pagi. Bibik yang ngasih tau. Bukan Mama.

Dirumah ku hanya ada Tante Jeje anak nya, Deya. Tante Jeje bilang kalo Mama sama Papa lagi bulan madu nyelesaiin masalah nya. Tapi tetep aja, masih ngerasa takut. Aku anak semata wayang. Siapa yang peduli nanti?!

Oke, ada Dokter Bara.

Hiks.. Dokter Ganteng kan baru jadi CALON SUAMI. Aku menarik cairan hidung ku. Dasar Bonbon cengeng! Malu tauk kalo diliat tiga curut! Bisa diledekin abis-abisan.

Aku menghapus sisa air mata yang ada dipipi ku. Lalu mencoba tegar menghadapi semua ujian yang menimpa ku kali ini.

Aku melihat seorang pria tengah menekan layar ponselnya dengan semangat. Seperti nya ia bermain games.

DUG!

"Akhh!"

"HAHAHAHAHAHA...."

Aku tertawa lepas melihat ekspresi pria itu ketika kejedot tiang bendera. Lagi jalan sempet-sempet nya megang handphone. Gimana kalo didepan nya jurang atau selokan? Kan nggak selamat wangi baju nya.

Pria itu melihat ke arah ku sambil mengusap jidat nya yang tidak ditutupi rambut itu. Keliatan nya sakit, ampe benjol gitu.

Dia berjalan kearah ku dengan merenggut. Wajah nya nggak nahan. Kayak ayam ke jebur empang. Mengenaskan.

Aku berhenti memasang wajah geli ku yang sedari tadi muncul begitu saja ketika melihat nya. Kasihan sekali dia, seperti nya anak baru.

Wajah nya cukup tampan. Namun sedikit bule. Ah, pria ini pasti blasteran. Tapi dia mirip Vano yak? Aduh, apaan sih isi otak ku sampai berkata ia mirip Vano?!

Aku menatap nya datar.

"Hai." sapa nya sopan kepada ku. Jaman ngomong 'hai'? Biasa nya juga 'woi'.

"Ya?"

"Gue anak baru, lo mau anter gue nggak ke kelas 11-IPA5?" tanya nya tanpa malu. Biasa nya kan cowok gengsi. Kayak Dokter Bara?

"Boleh sih, tapi pas gue selesai dihukum yak. Cuman sampe jam 8 kok.." balas ku ramah. Weits, ini first imperssion harus terkesan baik dong.

"Oh oke, tinggal 20 menit lagi.." kata nya sembari melihat jam tangan nya. Sekilas ada senyum yang tersirat dibibir tipis nya. Napa nih anak?

"Iya."

"Eh lo tau nggak siapa yang naruh tuh tiang listrik? Sakit tau!" ujar nya tiba-tiba.

Oke, bertambah satu TEMAN PEAK aku lagi. Seperti nya pria ini melebihi otak udang nya si Zeo.

"Elo aja yang buta, dan itu tiang bendera kalik! Tiang bendera yang setinggi monas aja nggak keliatan? Hello... jalan emang pake kaki tapi ngeliat pake mata kali!"

Dia terdiam, oke nada bicara ku emang sedikit terdengar.. KASAR.

"Haha, iya sih, gue yang salah, tapi lo harus tau kalik, gue itu penggila game, jadi kalo udah main lupa sama waktu." ujar nya santai.

"Alah basi lo!" maki ku tanpa melihat nya. Aku menatap sepatu sekolah ku yang tidak terikat.

"Nama lo siapa?" tanya nya lembut.

Aku melirik nya. "Nama gue sih lupa, tapi panggil aja gue Bonbon."

"Kok nama sendiri lupa?" kekeh nya terlihat geli. Yee nih anak nggak tau sejarah nya.

"Gue udah sering dipanggil Bonbon!" balas ku jutek. Serasa emak sama anak, berantem muluk.

"Oohh yadeh, nama gue Revin Ardian." ucap nya mengulurkan tangan.

Aku menyambut uluran tangan nya. "Bonbon..." ujarku bersahabat.

Kenapa aku ingin mengajak curut-curut itu main dan berkenalan dengan Revin yah? Asal kalian tau, aku nggak punya temen baik atau sahabat berjenis kelamin cewek.

INGET! CEWEK!

Kecuali dia hanya teman biasa, teman sekelas, teman belajar, teman makan, teman main, teman nikung.

Alasan aku nggak mau berteman sama cewek karna kalo kita udah bersahabatan pasti ia memanfaatkan kita. Dan lebih parah nya, ia bakal NIKUNG sahabat nya sendiri.

Alah banyak gaya kalo orang sahabatan. Lama-lama juga loscontact kayak BBM eror. Eh, terus lupa!

"Lo cewek tercantik yang pernah gue temui.." puji manusia yang ada disebelah ku tiba-tiba.

Aku melihat nya sesantai mungkin. "Yakin gue doang? Banyak kalik cewek yang lebih hot dari gue.." ujar ku kesal. Alah cowok ini paling lagi gombal.

Nggak tau kenapa, aku sensitive banget hari ini. Oke, mungkin soal Dokter Bara, Mama Papa, dan si curut Vano.

"Elo, gue rasa cuma elo, karna elo nggak jaim ketawa nya." ujar nya menatap ku.

Aku mendengus. "Iya, saking cantik nya ketawa gue, sampe bisa ngebuat ember pecah." sungut ku kesal, aku rasa dia sedang mengejek suara tawa ku.

"Enggak, itu tawa yang cantik. Gue suka sama lo." balas nya sembari tersenyum manis menatap ku.

Aku nggak mau kejadian hampir seminggu lalu akan terulang lagi, aku menghela nafas dengan segenap kekuatan yang ada aku menatap nya.

Dia tersenyum. Lagi.

"Gue udah suka sama Dokter Ganteng yang nama nya Bara Eka Alaksa." kata ku berbicara dengan datar.

"Eum yaya.." kata nya santai.

OOH KAYAK NYA DIA KECEWA. MAAP!

"Lo kelas sepuluh yah? Badan nya kecil banget." ejek nya mengganti topik lain.

"Gue kakak kelas lo, kelas duabelas!" sungut ku kesal.

Oke, dia adek kelas yang tinggi dan ganteng. Tapi hati ku stay buat Dokter Bara. Hihik.

"Lo harus manggil gue, kakak!" suruh ku menempeleng kepala nya. Dia adek kelas juga.

"Ck! Tapi gue lebih dewasa dari lo.." balas nya tak mau kalah.

Ish! Aku kan lagi belajar menjadi DEWASA. Jangan sok tahu deh! Pengen tak gigit deh nih orang, biar trauma ketemu sama wajah killer ku.

GEDEBUK!

Aku berbalik ketika mendengar suara dua orang jatuh. Dan tebak! Siapa disana?

Fabio sama Ardan.

Mereka berdua sama-sama terjatuh dilantai. Sama-sama tengkurap. Ada perang yah? Sampe sembunyi-sembunyi gitu.

"Napa lo pada?!" tanya ku bingung.

Mereka berdua mengangkat kepala nya bersamaan. Mupeng banget ngeliat aku?

Ardan bangkit lebih dulu, ia berjalan mendekati ku. Wajah nya terlihat kusut. Seperti menahan marah. Aduh jangan-jangan dia cemburu ngeliat aku sama anak baru.

PLAK!

SADAR BON!

EMANG LO SECANTIK APA?

SAMPE DISUKAIN SAMA BANYAK COGAN?

"Lo kena hukum?" tanya Ardan bingung.

"Iya, telat nih.." kata ku galau.

"Gue aja yang jemput!" celetuk Fabio nongol sambil memegang ponsel nya.

Aku memutar bola mata ku. "Ntar gue malah bayar lagi sama lo.." melas ku menatap Fabio yang datar-datar saja.

"Yaelah nggak lah, heboh banget sih!" kata Fabio geli akan omongan ku.

"Oke, kalo gue butuh, gue minta jemput sama lo!" ujar ku bersemangat. Lumayan tebengan gratis.

"Eh lo berdua bolos?" tanya ku bingung. Mereka berdua emang satu kelas. Ciye sehati. Adaw!

"Yoi!" celetuk Fabio tenang.

"Enggak lah, gue permisi ke toilet doang, nah dijalan ketemu nih anak, ya udah gue kelahi sebentar sama dia, karna lo!" gerutu Ardan menatap ku sebal.

Aku menyengir. "Hehe maap!"

"Oh ya, lo berdua harus kenalin dia. Nama nya Revin Ardian." kata ku mengalihkan pandangan ku pada Revin yang diam-diam saja.

"Kayak pernah liat.." kata Ardan menatap intens Revin.

"Iya gue juga, gue rasa dia mirip Vano." tambah Fabio.

DEG!

Penglihatan ku tidak salah. Revin benar-benar mirip Vano.

"Lo kenal sama Vano Ardian?" tanya Ardan santai.

"Enggak." jawab Revin dingin. Loh kok berubah? Dia persis kayak Power Ranger. Selalu berubah secara tiba-tiba.

Aku hanya bingung melihat Fabio dan Ardan menatap lekat Revin yang hanya datar-datar saja. Aku rasa, ada masalah diantara mereka. Dan apa itu?!

PLUK!

"Anjir, baju gue!" pekik ku merasakan sesuatu merembes dipunggung ku.

Oh shit!

Ada seseorang yang SENGAJA menjatuhkan telur ke punggung ku. Oke baiklah! Aku sudah punya lawan sekarang. Dan aku tau, mereka pasti fans-fans Vano yang bergalau ria karna ketiadaan idola mereka. Vano.

***

PS: Pemain baru muncul kan? Nanti ada masalah baru lagi. Udah tau lah yah, kan udah pasaran. Wadaw. Sorry part ini absurd banget. Mau nya sih cerita ini dapet vote goal; 1K! *plak*

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 29.4K 29
Tentang jayden cowok terkenal dingin dimata semua orang dan sangat mesum ketika hanya berdua dengan kekasihnya syerra.
663K 32.5K 44
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
930K 56.3K 44
Kalluna Ciara Hermawan memutuskan untuk pulang ke kampung Ibu nya dan meninggalkan hiruk pikuk gemerlap kota metropolitan yang sudah berteman dengan...
1.9M 16.7K 46
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...