Your Presence_END

By Delilla_uRh

8.7K 1.1K 294

[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kayla gadis manis yang telah lama menyukai kakak kelasnya secara diam-diam, ia... More

chapter 1
chapter 2
cast
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
cahpter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39_N
extra part

Chapter 27

124 15 7
By Delilla_uRh

Happy Reading 💞💞💞

“Seperti nya kita kedatangan murid baru?” tanya bu Siti, semua siswa mengerti apa yang bu siti tanyakan.

“Maju perkenalkan diri.” suruh bu Siti.

Kayla mengeserkan posisi duduknya memberi ruang untuk orang disampingnya maju kedepan.

“Perkenalkan nama saya Galen Ray Austin, panggilan Ray.” ujarnya memperkenalkan diri.

“Hei Ray.” panggil beberapa sisiwa histeris. Ray hanya tersenyum tipis lalu kembali ke bangkunya.

Setetal sesi perkenalan selesai Bu Siti kembali melanjutkan kegiatan ajar-mengajarnya. Kayla tak mengerti dengan orang disamping nya ini saat guru menjelaskan ia sama sekali tak memperhatikannya dan sibuk mencoret-coret bukunya.

Aneh. batin Kayla.

Hingga saat jam istirahat Ray masih setia berada di tempat duduknya, tapi bukan buku lagi yang ia mainkan melainkan ponsel yang tadi berada didalam tasnya.

“Gue pinjem buku lo.” Ray menarik paksa buku yang akan kayla masukkan kedalam tasnya.

“Eh enak aja, dari tadi lo nggak merhatiin guru sekarang lo malah mau minjem buku gue, nggak bakal gue pinjemin.” Kayla berusaha mempertahankan buku yang masih berada di genggamannya.

Tak habis akal Ray mencoba untuk menariknya kembali buku tersebut hingga terjadi perebutan sebuah buku antara mereka.

Dan tepat saat itu Kenan melewati kelas Kayla dan melihat adegan tersebut, Kayla yang awalnya tak menyadari keberadaan Kenan kini ia melihatnya saat Kenan berhenti sejenak di depan pintu kelasnya.

Mereka saling pandang untuk sejenak dan saat itu Ray menyadari ada sesuatu antara mereka, dan genggaman Kayla pada buku yang menjadi rebutan tersebut mengedur tentu itu tak akan disia-sia kan oleh Ray secepat kilat ia menarik buku tersebut sampai buku itu benar benar berada di tanggannya.

Kayla tersadar dari lamunannya dan mengalihkan pandangannya kearah lain ia melihat tajam ke arah Ray dan saat ia melihat kembali kearah pintu Kenan sudah tak berada disana.

“Lo itu apa-apaan sih?!” tanya Kayla geram.

“Lo lagi berantem ya sama pacar lo.” tutur Ray.

Kayla melihat ke arah Ray tak percaya dengan apa yang orang tersebut tuturkan.

“Maksud lo?” tanya Kayla.

“Dia pacar lo kan?” tebak Ray.

“Kok lo bisa beropini kaya gitu?” kayla balik bertanya.

“Keliatan jelas kalo lo itu suka sama dia, tapi anehnya ada rasa sakit yang kalian tunjukin dari tatapan kalian barusan.” jelas Ray sok bijak.

“Sok tau.” sinis Kayla.

“BTW gue pinjem ni buku besok janji gue pulangin.” ujar Ray menunjukkan buku Kayla yang ada pada genggamannya.

“Serah.” Ujar Kayla lalu beranjak pergi meningggalkan kelas dan orang aneh tersebut.

Kayla  sedang berjalan menuju kantin tempat dimana teman-temannya sedang singgahi sekarang, secara tiba-tiba ada yang menarik tangannya dan membewanya menuju taman belakang sekolah.

Kenan menarik paksa Kayla menuju taman belakang sekolah, Kayla berusaha melepas genggaman tangannya dari tangan Kenan yang mencengkramnya secara kuat hingga rasa nyeri terasa tepat pada pergelangan tangannya.

“Lepas.” Kayla terus meminta Kenan melepas untuk melepas cengkramannya.

Kenan melepas genggamanya dari tangan Kayla saat mereka sudah berada di taman belakang sekolah. Menatap Kayla dengan sorot mata yang sulit diartikan.

“Mau lo apa sih, gue nggak mau lagi berurusan sama lo.” ujar Kayla emosi.

“Urusan kita belum selesai.” jawab Kenan tak kalah emosi.

“Gimana mau selesai kalo lo bahkan nggak mau nyelesaiin semua masalah ini. Gue udah coba untuk selesaiin semua masalah ini, tapi apa lo nggak pernah mau dengerin gue, lo selalu buat gue sakit dengan setiap kata yang keluar dari mulut lo itu. Gue capek karena lo nggak pernah mau terima penjelasan dari gue, lo terlalu egois untuk denger setiap  kata yang akan gue ucapain.” Kayla sangat emosi saat ini.

“Dan ya berhenti nuduh gue dengan tuduhan nggak berdasar itu, sekali lagi gue bilang sama lo kalo bukan nyokap gue yang udah buat nyokap lo meninggal dan satu lagi bukan gue yang kirim pesan nggak bermutu itu ke mantan tersayang lo itu!” Kayla benar-benar mengeluarkan emosi yang ia tahan selama ini.

“Kalo bukan nyokap lo siapa yang ngelakuin semua itu, semua bukti mengarah ke nyokap lo. Dan pesan itu jelas jelas kalo itu nomor lo.” Kenan tak mau disalahkan.

“Terserah lo mau ngomong apa. Tapi gue jelasin sekali lagi kalo itu semua cuman kecelakaan dan BUKAN nyokap gue pelakuknya.” Kayla berusaha membuat Kenan mengerti.

“Cuman kecelakaan lo bilang.” Kenan tertawa hambar.

“Seandainya orang itu bertanggung jawab dan bawa nyokap gue ke rumah sakit mungkin mama gue masih ada sampe detik ini tapi apa yang dia lakuin menghindar dari apa yang udah dia perbuat lari gitu aja tanpa ada pertangung jawaban dan ngebiarin mama gue sekarat di jalanan.” sangat perih ketika Kenan kembali mengingat kejadian naas yang menimpanya itu.

Kayla mengerti rasa sakit yang kenan rasa kini, tak ada yang lebih buruk selain kehilangan orang yang kita cintai apalagi jika itu seorang ibu yang telah melahirkan dan merawat kita selama ini. Tapi tak bisakah kenan juga mengerti apa yang Kayla rasa saat ini ia tak terima jika ibunya dituduh melakukan hal yang sama sekali tak pernah ia lakukan.

“Gue bingung Kay.” ujar Kenan lirih.
Kayla mendekat ke arah Kenan berusaha menenangkannya.

“Gue tau kak, lo sakit sekarang tapi tolong coba ngertiin gue sekarang. Gue tau apa yang lo rasa.”

“Lo nggak tau apa pun yang gue rasa karena lo nggak pernah tau rasanya kehilangan seorang ibu.” Kenan menepis kasar tangan Kayla yang berusaha mengarah kepadanya hingga gadis itu tersungkur ke tanah.
Ray yang menyaksikan kejadian itu dari awal mencoba menghampiri Kayla dan membantunya.

“Lo nggak papa Kay?” tanya Ray sambil membantu Kayla berdiri.

“Lo jangan kasar kenapa sama cewek.” ujar Ray pada Kenan.

“Nggak usah sok jadi jagoan lo.”ujar Kenan.

“Lo yang gila, karena main kasar sama cewek.” ujar Ray sedikit emosi.

“Kita pergi dari sini.” Kayla menarik Ray kembali ke kelas mereka sebelum keduanya terlibat bangku hantam.
Sesampainya dikelas Kayla menatap tajam Ray.

“Lo ngapain ikut campur sih, ini urusan gue jangan buat semua ini tambah runyam.” ujar kayla pada Ray.

“Gue nggak suka dia kasar kaya gitu ke lo Kay.” Ray mencoba membela dirinya.

“Tapi bukan gitu caranya, lo nggak tau apa masalahnya.”

“Gue denger semua apa yang kalian bicarain tadi. Tapi gue nggak bermaksud untuk nguping camkan itu. Gue pikir lo bakalan ke kantin jadi gue ngikutin lo karena gue belum seberapa tau tata letak sekolah ini, ditengah jalan lo ditarik sama itu cowok gue penasaran akhirnya gue ikutin aja sekalian.” jelas Ray.

Kayla berdecak sebal pada orang yang ada dihadapannya kini. Baru sehari bertemu saja sudah membuat begitu banyak masalah apalagi hari esok dan selanjutnya, tak mengerti apalagi yang akan ia perbuat.

“Jangan cerita kesiapa pun tentang apa yang lo tau itu.” peringat Kayla.

“Gue nggak ember.” Kayla berusaha mempercayai apa yang dikatakan Ray. 
Terasa keheningan sejenak antara mereka hingga Ray membuka mulutnya kembali.

“Lo bener nggak ingatah Kay sama gue?” tanya Ray tiba-tiba yang membuat Kayla terkejut sekaligus tak mengerti.

Kayla mengamati wajah Ray secara detail berusaha mengingat orang yang dihadapanna ini. Kayla menggelangkan kepalanya setelah tak menemukan ingatan apapun tentang Ray diotaknya.

Re tertawa hambar “Ternyata lo bener nggak inget gue sama sekali.” ujarnya hambar.

“Gue nggak inget sama sekali.” ujar Kayla. “Tapi jujur muka lo ngingetin gue sama seseorang.” lanjut Kayla.

“Siapa?” tanya Ray penasaran.

“Temen kecil gue, tapi nggak mungkin itu lo.” Kayla yakin jika bukan Ray orang nya, teman kecilnya itu orang yang menyenagkan tak menyebalkan seperti Ray.

“Kalo gue orangnya kaya mana?” 

Kayla tersenyum sinis. “Nggak mungkin.” ujar Kayla penuh penekanan.

“Aya, waktu kecil gue panggil lo dengan sebutan itu dan lo panggil gue dengan nama Alen. Iya kan.” ujar Ray penuh keyakinan.

“Nggak percaya.” Kayla berusaha menyangkal jika Ray memang adalah teman kecilnya.

“Lo inget dulu kita suka main bareng dideket danau rumah kakek lo.” Kayla menggeleng tak percaya karena semua yang dikatakan Ray memang bener apa adanya.

“Lo serius kalo lo Ale?” Ray mengangguk yakin.

Kayla berusaha menyangkal hal tersebut namun ia rasa jika Ray jujur mengatakan semua itu.

“Lo ke mana aja?” tanya Kayla haru setelah sekian lama akhirnya ia kembali bertemu dengan sahabat lama nya ini, walau awalnya tak percaya namun kini kayla yakin jika Ray merupakan sahabat kecilnya Alen.

“Lo yang kemana, udah lama lo nggak ke Jogja.”

“Lo tau kan setelah kepergian kakek gue males banget ke sana abis keingetan terus sama kakek." Kayla memberikan alasan.

“Tapi gue masih nggak nyangka kalo lo itu Alen, Alen yang gue kenal dulu itu super ceria bin reseh nggak batu kaya lo.” Curhat kayla.

“Orang bisa berubah kali bertambahnya waktu.”

“Serah lo deh, tapi kok lo bisa disini sih sekarang?” Kayla penasaran dengan kehadiran tiba tiba dari Ray.

“Mau nyari suasana baru aja, bosen Jogja terus.”

Tak lama bel masuk berbunyi mengakhiri senda gurau antara kedua sahabat lama yang baru saja bertemu itu, dan entah kenapa Kayla bisa melupakan masalahnya sejenak dan bisa tertawa lepas bersama Alen atau Ray  itu.

“Kalian akur sekarang?” tanya Raina melihat interaksi yang harmonis anrata kayla dan Ray.

“Salah paham aja ni orang sama gue.” ujar Ray menyenggol Kayla.

“Ya sorry.” sesal Kayla.

Mereka melanjutkan pelajaran kembali setelah istirahat sampai bel pulang berbunyi. Kayla berjalan bersama Raina di koridor sekolah menuju keluar sekolah.

“Rain.” panggil Kelvin yang telah lama menunggu Raina di gerbang sekolah.

“Eh udah disini.” Ujar Raina pada Kelvin.

“Kay gue pulang bareng kak Kelvin ya hari ini, kalo lo mau gue bisa nungguin lo kok sampe dijemput, kak Kelvin juga bakal nunggu kok, iya kan kak?” tanya Raina pada Kelvin.

“Iya, gue bisa tunggu lo sampe di jemput kok Kay.” ujar Kelvin.

“Apaan sih kalian berdua, pulang aja duluan kali gue bisa tunggu sendiri kok. Santay kali.” ujar Kayla.

“Serius?” Kayla mengangguk. “Ya udah gue duluan ya.” pamit Raina lalu naik ke motor Kelvin yang akan mengantarkannya pulang.

Setelah Raina hilang dari pandangannya Kayla memutuskan untuk berjalan ke halte yang berjarak 100 meter dari sekolah ia akan menunggu supirnya disana itu pun jika dijemput jika tidak lebih baik naik bus saja atau memesan taksi.

“Hai cewek.” Panggil seseorang yang membuat Kayla terkejut. Tak lama orang itu turun dari motornya yang ia pakirkan tepat didepan Kayla, membuka helm yang ia pakai secara perlahan. Dramatis. Pikir Kayla.

Setelah helm tersebut benar-benar terlepas dari kepala sang pemilik Kayla baru bisa mengenali siapa pemilik wajah tersebut.

“Ray?” panggil Kayla.

“Sayang banget cewek cantik jalan sendiri aja, nggak takut digodain sama abang-abang neng?” canda Ray.

“Apaan sih.” sinis Kayla.

“Pulang bareng gue yuk?” tawar Ray.

“Nggak mau entar gue diculik lagi sama lo.”jawab Kayla.

“Mana ada penculik seganteng gue, kalo pun gue penculik yang ada malah cewek-cewek yang minta diculik.” ujar Ray penuh dengan keangkuhan.

“Ke pedean lo. Ya udah gue terima tawaran lo. Anterin gue pulang sekarang.”ujar Kayla dengan nada memerintah.

“Songong amat lo, untung cantik kalo nggak ogah amat gue nawarin tumpangan ke lo.” Ray memberikan sebuah helm untuk Kayla gunakan, lalu bersiap mengantarkan Kayla pulang ke rumahnya.

Tak jauh dari mereka, seseorang melihat dengan tatapan penuh amaran. Lalu melesat bersama motor yang ia kendarai.

Ray

Tbc.

Semoga suka Chapter kali ini
Nantikan Chapter berikutnya

Vote and comment jangan lupa 😁

Continue Reading

You'll Also Like

689K 36.6K 71
[PART MASIH LENGKAP] Galaksi Series 01 Berawal dari masa lalu yang membekas, membuat Dean mendekati dan mematahkan hati semua perempuan. Hingga sebua...
145K 6.6K 53
"Kamu minum berapa gelas sih? Mulut kamu bau banget tau nggak?" Cakra bertanya dengan satu tangan yang menutupi hidung dan mulutnya. Dahinya berkenyi...
350 75 13
Salwa Hanandia harus menerima perjodohan dengan Hanan Bagaskara karena wasiat terakhir ibunya. Apakah ia akan melanjutkan pernikahannya dengan Hanan...
891K 66.4K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...