My Mysterious Dosgan : Dosen...

Galing kay NengKarisma

68.1K 6.1K 295

Seri Mental Disorder Story ke-1 (Afka & Aruna) ⚠️ Budayakan follow Author sebelum membaca ⚠️ πŸ€πŸ€ Aruna Green... Higit pa

Prolog
Kosan +62
Perkara Duit Kos
Malam Jum'at
Bakos = Bapak Kos
Badmood
Mr. Evill
Gembel Cinta
Menyebalkan
Dekat
Pacaran
Cupang
Keluarga Pacar
Ajakan Hangout
Cemburu
Stay With Me
Bertahan
Putus
Puncak Rasa Sakit
Mantan
Mantan (Lagi)
Cabe-Cabean
Bukan Sekedar Halusinasi
Ajakan Berkomitmen
Go Publick
Perkara Cincin
Bahagia
Suprise
Kecewa
Kegagalan
Tidak Baik-Baik Saja
Simpati
Melarikan diri
Faktanya
Sakit
Perhatian
Kesempatan kedua
Hamil
Visual
Memungut Restu
Sentuhan Akhir Cerita
VC
Janji Suci
Epilog
Penting Dibaca ⁉️

Menyelesaikan masalah

1.1K 113 0
Galing kay NengKarisma

Menyelesaikan Masalah

"Jangan cuma bisa berlari dari kenyataan, karena semua itu tidak menyelesaikan masalah."-Aruna Greenidia Chemistriyani

🏡🏡🏡

"Mbak, jemurin popok adek Abel tuh di depan. Aku lagi numis kangkung nih." Suara cempreng milik adikku menganggu kegiatan rebahanku yang khusu pagi ini.

"Mbak Runa!"

"Iya, iya, OTW ini." Jawabku asal.

Padahal aku baru saja beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

"Runa bangun, katanya mau ikut kunduri di rumah pak RT."

Kenduri? Itu bapakku mengajak kenduri. Gak salah?

Ah iya, aku lupa dengan fakta jika diantara kami bertiga tidak ada yang terlahir sebagai lelaki. Bapak acak kali mengajakku ikut kenduri, karena pas kecil aku yang paling tomboy diantara saudariku yang lain.
Tapi kini, ketomboyan itu agaknya lebih menurun kepada adikku Arinda Graaphina Cahayani.

"Nduk, ayo bangun."

Serangan ketukan kembali mengembara di telingaku. Ini sebenarnya ini jam berapa sih, kenapa orang orang hobby sekali menganggu tidur pagiku.

"Jam berapa toh ini, anak perawan kok baru bangun." Semprot wanita paruh baya berdaster coklat motif flora tersebut, ibuku.

Aku tersenyum tipis sambi menggarut kepalaku yang tidak gatal.
"Kesiangan." Kekehku kecil.

"Sudah, katanya mau ikut kenduri nduk." Sela my hero.

Pokoknya Ayah itu adalah penyelamatku di segala situasi dan kondisi. Terutama dikala ceramahan ibu yang tengah mengudara.

"Kenduri apa pak?"

"Selamatan nikahan putrinya pak RT. Sekalian, pemasangan batu pertama rumah putrinya itu." Jawab bapak yang sudah siap dengan alat alat bangunan ditanganya.

Di kampungku, memang masih banyak tradisi yang dilakukan secara gotong royong. Termasuk ketika ada seseorang yang baru membuat rumah. Si pemilik rumah akan membuat kenduri, berupa selamatan kecil kecilan atas tanda syukur kèpada tuhan yang telah memberikan kenikmatan lebih kepadanya.

"Ayo pak, Runa--"

"Wis, kamu dirumah saja toh. Lagian, ibu mau ke rumah bu RW. Kamu disini, bantuin mbak mu ngurus si adek."

Yah, gagal misiku bertemu dengan pak Lurah yang baru disini. Katanya, lurah baru itu masih muda dan tampan. Hari ini dia hadir diacara kenduri pak RT. Lantas, kenapa dengan ibuku yang tiba-tiba memerintah ini.

"Tapi bu, Runa--"

"Di rumah saja kamu, nduk."

"Tapi Runa pengen lihat pak Lurah yang katanya, ganteng itu?!" Rajukku.

"Owalah. Mana mau cah bagus sama kamu, perawan kok jam segini masih kumal. Wis, neng ngumah bae!"

"Sudah di rumah aja mbak, itung itung latihan jagain bayi." Sela adikku dari sela pintu.

Arrgg, misiku gatot or gagal total.

Akhirnya, dengan kelogowoan yang hakiki aku memilih berdiam diri dirumah. Membantu kakakku yang baru lahiran mengurus putrinya, bersama adikku.

Dua hari ini, aku memang pulang kampung sungguhan. Aku juga sudah izin untuk cuti selama tiga hari untuk pulang kampung. Cuti dengan dalih pulang kampung, nyatanya aku gunakan juga untuk rehat sejenak dari insiden dilabrak dua hari lalu.

Masalah dilabrak kala itu, berakhir dengan damai. Walaupun ya, jalur mediasi tetap dilakukan walaupun sebelah pihak menolak keras. Kami memutuskan untuk meng-clearkan masalah hari itu juga.

Aku memberi Afka waktu untuk menyelesaikan masalahnya. Dan selama itu berlangsung, aku juga memilih untuk menyiapkan diri terlebih dahulu. Hati butuh waktu tuk sekedar beristirahat dari penat bukan? Diriku juga sama.

Mendapat kabar bahwa kakakku melahirkan, aku gunakan kesempatan itu sebaik mungkin. Selain karena sudah rindu rumah karena lama tak berpulang. Aku juga menggunakan kesempatan ini untuk memberi dia waktu, maupun diriku sendiri untuk memiliki me time sendiri.

"Mbak, Abel ngompol tuh." Aku tersentag kecil. "Terus?" Cengoku.

"Ngantiin popoknya lah." Lanjut Arinda--adikku sambil tersenyum tipis.

"Dasar, merintah aja bisanya."
Ketusku.

Aku beranjak, beralih mendekat ke arah bayi mungil nan cantik tersebut. Putri pertama mbak Arini--kakakku dengan suaminya--mas Damar.

"Ibunya kemana sih?" Tanyaku penasaran. Sejak pagi, rasanya aku tidak melihat keberadaan kakakku yang comel itu. Yang ada, hanya Abel--putrinya disini sendirian.

"Di belakang rumah."

"Lagi ngapain?"

"Di urut sama mas Damar."

"Hah? Di urut?"

Di urut sama mas Damar, aku merasa agak ambigu dengan perkataan adikku ini. Apanya yang diurut coba?

"Kakinya mbak Rini masih bengkak, sakit katanya. Makanya, mas Damar berinisiatif ngurut kaki mbak Rini."
Tutur Arinda lagi.

Bibirku bergerak membentuk huruf O. Ternyata itu maksudnya toh.

"Eh dek, habis ini ajak mbak main yuk."

"Males ah, hari ini panas kayaknya."

"Eleh, bilang aja mau ketemuan 'kan? Hayoo, ngaku kamu Arinda!" Desakku.

Adikku memutar bola matanya kesal. Dia paling tidak suka jika didesak desak begini. "Ok, tapi keliling kampung doang?"

"Ok, deal."

Setidaknya, jika di kampung begini aku bisa merefresh kembali otakku.

Menjelang siang, aku benar-benar merealisasikan keinginanku. Berjalan jalan keliling kampung sambil mengendarai sepeda. Di sepanjang jalan, hanya ada banyak kenangan saat aku masih kecil. Berlarian di pinggir petak sawan, petak umpek di dekat ladang ilalang. Bermain layangan di lapangan desa, hingga berburu semut hitam untuk di adukan.

Masa kecil yang sederhana memang, namun tetap nampak menyenangkan. Tak terasa, hari mulai beranjak sore saat aku tiba di sebuah air terjun kebanggan desa kami. Riak airnya yang jatuh bebas dari ketinggian, terasa menyambut kedatangan kami. Jika sore begini, salah satu objek wisata andalan ini cukup jarang di datangi orang.

Membuat suasana sepi kian kentara menyambut kami. Membuat aku berasa ditempat private sendiri.

"Mbak mau disini dulu Rin, kamu pulang aja duluan."

"Yakin, gak nyasar kan pulangnya?"

Aku tersenyum tipis. "Masa jalan pulang kerumah sendiri lupa, ada ada saja kamu dek." Ujarku sambil tertawa kecil diakhir.

"Hehe, iya, iya mbak. Tapi hati hati ya, cepet pulang. Soalnya udah mau maghrib, ra ilok magrib-magrib masih diluar rumah."
*Ra ilok sama artinya sama dengan pamali.

"Iya, sebelum maghrib mbak pulang."

Arinda mengangguk, kemudian aku bisa melihat sepeda yang di goes-nya pergi menjauhi area air tentun. Meninggalkan aku sendiri dengan kedamaian disini.

Aku beranjak, memarkirkan sepedaku di tempat yang dirasa aman. Aku berjalan dengan langkah hati-hati agar tidak tergelincir bebatuan yang licin. Tiba di sebuah batu besar yang nyaman untuk diduduki, aku memilih mendudukkan diri disana. Merogoh saku celana panjangku, lalu mengabadikan momen indah ini melalui jepretan camera.

Meng-uploadnya dengan caption sederhana, lalu kembali kepada suguhan pemandangan di hadapanku.

"Hm."

Sesekali aku menghembuskan nafas gusarku. Rasanya, aku ingin berteriak keras demi meluapkan segala himpitan di dadaku. Bukan saja masalah Afka dan kisah kami semata, masih ada banyak yang aku pikirkan di samping masalah kasmaran. Belum lagi urusan skripsi untuk sidang nanti, nyatanya benar benar mampu membuatku pusing tujuh keliling.

Bahkan karena masalah di caffe kemarin, di hari berikutnya rumor tak sedap menyebar di kampus. Ada beberapa akun lambe yang menyebarkan gosip mengenai aku yang di labrak oleh Aleena kala itu.
Bohong jika semua itu tak mempengaruhi pikiranku.
Nyatanya, mau tak mau aku tetap memikirkanya hingga membuat kepalaku pening sendiri.

Aku bukan lari dari masalah dengan meninggalkan ibu kota. Hanya saja, aku butuh me time untuk memikirkan segalanya. Bukan sekedar urusan asmara dan kepelikanya, aku juga memiliki tanggungan pikiran yang lainya.

Bukan menyalahkan pertemuanku dengan Afka yang nyatanya adalah Bakos di kosanku sendiri. Hanya saja, karena pertemuan ini hidup tentramku harus berganti dengan banyaknya kepelikan karenanya. Bohong jika aku tak pusing tujuh keliling, terkadang aku hanya ingin menghilang dari bumi ini saja rasanya.

Meninggalkan masalah demi masalah yang menumpuk di otakku. Tetapi tetap saja, lari dari masalah bukan menyelesaikanya. Hanya membuatnya terbengkalai saja.

"Aruna?"

Kupikir diriku ini sepertinya tengah merindukan suara sumber kepelikanku akhir-akhir ini. Sampai sampai, aku bisa mendengar suaranya yang familiar itu mendekat.

"Aruna, hey?!"

Tapi, mana mungkin Afka ada disini.Untuk apa juga dia datang kesini jauh jauh coba?

"Aruna, Aruna?!"

Tapi itu suaranya, aku yakin seratus persen jika itu suaranya. Aku beranjak menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi tidak ada.

"Aruna?"

"Aruna?!"

Sumpah demi apapun, aku bisa mendengar suaranya dengan jelas. Hanya saja aku tidak bisa menemukan keberadaanya. Hanya ada suara riak air tenjun yang melingkupi suara nyaringnya. Aku mulai berpikiran negatif sekarang.

"Aruna?!"

Ya Allah, kegelapan apa lagi ini? Suara-suara yang memanggilku kian santer terdengar. Bersamaan dengan gelap pekat yang tiba tiba datang seolah-olah merengkuhku.

"Aruna?!"

🍒🍒

To Be Continue

Horee, update lagi ya readers.
OK, jangan lupa tinggalkan jejaknya ya. Vote, komentar, dan share.
Jumpa lagi di part selanjutnya.

Sukabumi 30 Juli 2020
12.53
Revisi 08 Januari 2020

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

8.5K 1.2K 57
GENRE : Percintaan [12+] β€’ END β€’ Sedang Revisi β€’ Completed βœ” Aku Najwa Nurdiya, Anak SMA berkulit sawo matang, mata cokelat, tinggi semampai, dan ber...
234K 10.2K 46
Sebelum baca budayakan Follow Authornya....πŸ’žπŸ’ž Masih ingat dengan Kinara dan Kirana anak kembar Yusuf dan Aluna yang ada di Novel CINTA DUDA KEREN...
17M 756K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.3M 65.5K 35
OPEN PO DI MILLENIUM PUBLISHER CEK INSTAGRAMNYA YAAA Masih ada beberapa yang belum di hapus ❀️ Terima kasih β€οΈβ€οΈπŸ™ #144 dalam romance 21-11-17 #156 d...