Red ✔️

By BooksNana

130K 14.3K 1.4K

^_^ just read it ! More

RED
RED
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68.
69
70. END
BONUS CHAPTER
Something New

36

1.1K 174 23
By BooksNana

Dengan kepala tertunduk, aku berdiri di depan gedung apartemen Jeon, berdebat dengan diriku sendiri apakah harus masuk atau tidak.

Aku tahu hal-hal yang baik tidak akan bertahan lama .... Setiap kali sesuatu yang baik terjadi, itu akan diikuti dengan sesuatu yang buruk.

Terakhir kali aku memasuki apartemen ini, saat aku baru saja membeli ponsel dan hadiah untuk Jeon. Tapi, apa Jeon sudah melihat hadiahnya? Apa Jeon menyimpannya atau membuangnya

Jantungku berdebar kencang, menggenggam kedua tanganku dan berusaha untuk tidak memerasnya. Apa Jeon ada dirumah? Apa Jeon akan membiarkanku masuk? Bagaimana jika Jeon melarangku untuk masuk?

Jika Jeon menolakku, aku tidak tahu lagi apa yang akan kulakukan.

Kau-lah yang menolaknya terlebih dahulu. Apa hak mu untuk memintanya agar tidak menolakmu?

Nothing.

Aku ingin kau berjuang untukku seperti aku berjuang untukmu. Tapi kau tidak melakukannya.

Memejamkan mata serapat-rapatnya. Rasanya sakit setiap kali aku mendengar suaranya di kepalaku. Sebelumnya aku belum siap, tapi sekarang aku siap untuk mendengar semua yang akan dia katakan. Tzuyu mengatakan bahwa mereka tidur bersama lalu berciuman dan menyiratkan bahwa mereka melakukan sesuatu yang lebih setelahnya. Jeon mengatakan bahwa mereka tidak tidur bersama.

Sekarang kemarahan itu tidak lagi mengaburkan pikiranku, menyadari bahwa Jeon tidak pernah berbohong padaku sebelumnya. Jeon terlalu jujur. Tapi apa dia akan berbohong tentang sesuatu yang serius seperti ini? Dan dia .... Jeon adalah satu-satunya orang yang tidak pernah menyerah terhadapku.

Jangan minta aku untuk melepaskanmu. Aku tidak bisa ......

Mengambil napas dalam-dalam, berusaha menyingkirkan rasa takutku. Aku sudah cukup membiarkan mereka mengambil alih diriku .... dan aku tahu itu tidak benar.

Mengumpulkan segala keberanian, melangkah maju untuk memasuki lobi. Dan seketika membeku saat aku melihat Tzuyu sedang berjalan keluar dari lift, langkahnya terlihat cepat dan tergegas. Apa yang wanita itu lakukan disini?

Tidak ada orang asing yang diizinkan naik kecuali resepsionis menelepon para penyewa, dan penyewa memberikan izin. Jadi, Jeon pasti menyuruhnya naik. Pikiran itu membuatku mundur selangkah.

Bagaimana jika ada sesuatu yang terjadi di antara mereka? Bagaimana jika Jeon menyerah padaku dan menyadari bahwa aku tidak layak untuk diperjuangkan?

Tidak, tidak. Bukankah kau hanya perlu mengatakan bahwa kau percaya padanya? Bahwa kau juga akan berjuang untuknya.

Benar sekali, aku akan berjuang untuknya.


Mungkin Tzuyu sedang berusaha memanipulasinya lagi, berpura-pura terluka dan tak berdaya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Jika dia mencoba sesuatu dengan Jeon lagi, dia akan mendapat lebih dari sekadar tamparan kali ini.

Tentang ciuman semalam, itu bukan salahnya. Itu salahku, katanya.

Apa Jeon benar-benar menciumnya? Aku harus tahu, dan satu-satunya orang yang bisa memberitahuku adalah Jeon.

Mataku menyipit saat aku melihatnya naik ke salah satu taksi. Wanita itu tampak seperti burung merpati yang tidak bersalah, dia mengenakan dress boneka bayi putih sebatas lututnya, rambutnya diikat, memperlihatkan wajahnya yang cantik dengan ikat kepala hitam.

Kau tidak pernah tahu bahwa dia adalah seekor ular di balik wajah cantiknya.

Berdoa kepada Tuhan agar Jeon tidak menghapusku dari daftar izin, aku dengan santai berjalan menuju lift dan menghela napas lega ketika petugas keamanan tersenyum padaku dan tidak menghentikanku.

Ketika lift naik, jantungku mulai berdetak kencang. Aku merasa gugup, tanganku berkeringat sampai aku tiba dilantai apartemen Jeon, menarik napas dalam-dalam dan melangkah keluar.

Langkahku teredam karpet saat aku perlahan mendekati pintu. Suasana di lorong begitu sunyi sehingga aku bahkan bisa mendengar detak jantungku sendiri.

Jeon, Tolong jangan membenciku.

Berhenti di depan pintu dengan gugup. Aku sudah terbiasa masuk tanpa mengetuk, tapi sekarang aku tahu bahwa aku telah kehilangan hak istimewa itu sekarang.

Ya Tuhan. Bagaimana jika aku juga kehilangan Jeon?

Perlahan, aku mengangkat tangan, membentuk kepalan pada tangan.

Ayo, lakukan saja!

Menutup mata dengan rapat saat aku mengetku pintu. Tapi tidak ada jawaban dari dalam.

Bagaimana jika resepsionis meneleponnya dan mengatakan bahwa aku datang, dan bagaimana jika Jeon tidak mau bertemu denganku?

Ketika tidak ada jawaban, aku mengabaikan rasa bersalah saat menginvasi privasinya dan menekan kode untuk membuka pintu.

Ya Tuhan, bagaimana jika Jeon mengubah kodenya?

Tapi itu terbuka dengan mudah.

Menelan benjolan di tenggorokan, aku melangkah. Apartemennya sangat gelap dan sunyi. Aku berjalan ke ruang tamu, melewati sofa tempat Jeon suka berbaring dan menyangga kakinya di atas meja. Dalam pikiranku aku melihatnya memalingkan kepalanya untuk menatapku.

"Bagaimana dengan makan malam, Red?"

Hatiku retak. Aku berkedip dan bayangan Jeon pergi. barueumurr hidup, baru kali ini aku merasa sangat menyesal saat mengedipkan mata. Selimut yang ia gunakan untuk menutupiku malam itu bahkan masih ada di lantai.

Apa Jeon belum pulang sama sekali? Dimana dia?

Aku melewati dapur, tersenyum sedih ketika kembali mengingat bagaimana dia memasak makan malam dengan cemberut karena aku menyuruhnya untuk memakai celemek.

"Kentang goreng sudah siap! Aku akan menyebutnya kentang goreng The Amazing Chef Jeon!"

Aku ingat tertawa. Jeon tampak sangat bangga. Dia telah membakar kentang goreng dan itu benar-benar asin, tetapi aku berhasil memakan semuanya.

Aku merindukannya.

Kemudian pada hari itu, kami pergi ke balkon dan belajar untuk ujian, tetapi Jeon adalah tipe yang cepat bosan. Dia mulai bermain dengan rambutku, memutarnya di jarinya dan menggelitik pipiku dengan itu. Ketika aku mengabaikannya, dia akan menarik rambutku pelan agar aku memperhatikannya.

"Ow.... Jeon, itu sakit!" tidak benar-benar sakit sebenarnya, hanya saja aku ingin memprotesnya.

Dia hanya tersenyum padaku dengan nakal. Menangkup wajahku agar aku menghadapnya dan berkata. "Jika kau berkedip, berarti kau menginginkanku."

"Tunggu, tunggu!"

Aku berkedip, dan Jeon tertawa dengan gemas mencubit pipiku.

"Aku tahu itu." katanya, meraih pinggangku dan menarikku untuk duduk di pangkuannya. "Aku tahu kau selalu menginginkanku, Red."

Jeon menahanku agar tidak jatuh dari pangkuannya ketika ia membungkuk untuk meraih bukuku. "Ini, berpura-puralah bahwa aku adalah kursi favoritmu saat kau membaca bukumu."

Aku memelototinya, tapi di dalam aku merasa pusing. Aku telah menatap halaman yang sama selama sepuluh menit sementara Jeon memelukku, meletakkan dagunya di pundakku dan mencium rambutku.

"Aku bertemu seorang teman lama tempo hari. Aku mengatakan padanya bahwa kau adalah kekasihku, dan dia berkata ingin bertemu denganmu."

Aku hanya diam, penasaran dengan teman yang disebutkan Jeon. Pria atau Wanita.

Tersadar, aku mengedipkan mata dengan cepat berusaha menarik diri dari memori yang kembali terlintas. Sekarang aku tau, bahwa temannya yang ingin bertemu denganku adalah Tzuyu. Kejadian itu beberapa minggu sebelum aku bertemu dengannya. Jadi, wanita itu mungkin sudah merencanakannya saat itu.

Membuka pintu kamarnya, dan mendapati kamar itu kosong juga berantakan. Satu hal yang pasti adalah Jeon tidak ada dirumah. Tapi....

Tuzyu baru saja keluar dari lift. Apa Jeon pergi bersamanya? Aku tidak melihat Jeon bersamanya di lobby, dan mobilnya ada di basement. Aku melihat Tzuyu naik taksi, dan jika mereka pergi bersama, Jeon pasti akan member wanita itu tumpangan, bukan?

Keluar dari apartemennya secepat mungkin, setengah berlari untuk segera mencapai tempat parkir. Aku harus bertemu dengan Jeon hari ini.

Chaeng membunyikan klaksonnya ketika ia melihatku yang baru saja sampai di basement. Aku telah mengirim pesan padanya bahwa aku berada di apartemen Jeon. Bersyukur karena dia datang menjemputku.

"Jeon tidak ada di rumah." aku memberitahunya, merasa sedih.

Chaeng mendesah keras. "Masuklah. Detektif Chaeng memiliki semua keterampilan yang kau butuhkan."

Aku tersenyum. Chaeng selalu bisa membuatku merasa lebih baik hanya dengan kalimat-kalimat konyolnya.

🌼🌼🌼

Nana jantungan woy 😭

Agustus BLACKPINK rilis new single. BTS juga rilis new single.

Oktober mereka juga sama² rilis Album 😭

Semoga aja ArmyBlink ga pada rusuh ya, apalagi masalah viewers Youtube kayak kemaren.

Coba sini absen kalian team beli album atau tim streaming?

Love, Nana ;)

Continue Reading

You'll Also Like

422K 43.5K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
2.9M 209K 200
Berkarir bersama pacar? Menyenangkan sangat menyenangkan bernyanyi di panggung yang sama menari di atas panggung yang sama itu sungguh menyenangkan b...
151K 15.1K 22
(JANGAN BERANI PLAGIAT CERITA GUE) [M] END Mr. Possessive, itu adalah nama panggilan Jennie untuk suaminya yang gila protective, Kim Taehyung. Kadar...
1.4M 93.4K 40
bagaimana jika kekasihmu; orang yang kamu cintai sekaligus orang yang paling kamu percaya menyembunyikan identitasnya sebagai seorang mafia pembunuh...