20:00 [✔]

By Lee_Wookyung

6.5K 1.2K 180

[SEDANG DALAM TAHAP REVISI] ❝ Jam delapan lo deketin peti kemas di pinggir taman itu, lo bakal ngalamin ya... More

[ a/n 0.1 ]
01 | m a l a m
02 | p e n g e n a l a n
03 | p e s a n
04 | l i h a t
05 | f a k t a
06 | d i m u l a i
07 | b e r h e n t i
08 | b e r s a t u
09 | t u n t a s
10 | g e n g
SECTION 2
11 | awal yang baru
12 | siswa baru
13 | rasa curiga
14 | diari
15 | pengantar
16 | bagian taehyun
17 | antara mereka
18 | pangeran
20 | saksi
21 | sekian lama
22 | kunci
23 | peri imajinatif
24 | dongeng peri
25 | hari terakhir pertama
26 | pertengahan
27 | keputusan
28 | manajer
29 | ketahuan
30 | bintang lapangan
31 | voli
32 | instagram
33 | hari terakhir kedua
34 | makhluk lain
35 | mengambil buku
36 | perlihatkan
37 | kita bertemu
38 | ibu peri
39 | ibu peri (2)
40 | cermin mama
41 | datang lagi
42 | hilang
43 | labirin
44 | mama dan peri
45 | detik-detik
46 | selamat tinggal
47 | acara realita
48 | peraturan
49 | kompetisi
50 | pulang
51 | kenyataan
52 | bintang
53 | kisikan
54 | terakhir dari akhir
55 | abadi [end]
[ a/n 0.2 ]
[ ayo buka ]

19 | pertemuan orang tua

78 17 0
By Lee_Wookyung

| 20:00 |

Cowok yang duduk di ambang jendela kelas itu terheran ketika melihat satu kalimat muncul di lembar bagian Taehyun. Seingatnya, ia tak pernah menuliskan itu di buku.

Apa ini otomatis? Pikiran yang konyol, tapi memang seperti itu adanya. Lalu, apa arti kalimat yang tertulis di bawah nama Kang Taehyun itu?


Apa Taehyun selama ini menyamar sebagai sosok lain? Tapi, kenapa?

"Apa Taehyun sosok yang sekarang itu ... dirinya yang asli?"

"DOAAR!"

"ANJEER!" Tubuh Yeonjun melompat, membuat bokongnya menyentuh kursi di depan jendela kelas dengan amat keras. "Minhee! Lo mau bikin gue lumpuh?!"

Karena tak sesuai bayangannya, Minhee syok dan langsung ke luar kelas untuk membantu Yeonjun berdiri. Pinggang Yeonjun kala itu jadi ikut sakit, apalagi tulang ekornya yang terantuk keramik. Ia terus mengeluh dengan teriakan agar Minhee membantunya.

"Lo ga pernah tau apa, kalo lo kayak gini bisa bikin gue lumpuh total?!" seru Yeonjun yang masih saja marah-marah sembari berusaha untuk berdiri. Bisa, ia sebenarnya bisa berdiri, tapi lengan kanan cowok itu membuatnya hanya bisa membeku melihat uluran tangan Minhee.

"Eh, t-tangan lo luka."

Yeonjun berdecak, memilih untuk menyembunyikan lengan itu dari pandangan Minhee. "Gue ke UKS dulu."

"Lo ga mauㅡ"

"Gak usah, gue bisa."

Cowok itu beralih berdiri dengan sedikit terhuyung, menuruni tangga di ujung lorong dan menghilang begitu saja. Minhee jadi merasa sangat bersalah, mengingat ia hanya bermaksud iseng tadi. Padahal, biasanya hal itu tak membahayakan ketika dipraktekkannya pada Chaerin.

Minhee yang hendak masuk lagi ke kelas untuk mencari Chaerin, dibuat salah fokus pada buku tua nan tebal milik Yeonjun. Beberapa kali ia juga pernah lihat sang empunya membaca buku itu, tapi ia tak terlalu ingat.

Baru saja Minhee akan mengambilnya, tapi sosok dari arah depan mengambilnya duluan. Tadinya, ia pikir orang itu adalah Yeonjun yang sudah kembali dari UKS atau hanya berbalik untuk mengambil bukunya yang ketinggalan.

Tapi, ekspektasi Minhee benar-benar salah.

Ia adalah sosok yang tak pernah Minhee lihat. Yang jelas, hal paling mencolok dari dirinya hanyalah telinga panjang itu.

"Woi, lo mau kemanain bukunya?!" Sosok yang tak menggubris itu hanya lanjut berjalan menuju ujung lorong dan membawa buku dengan tenang. "Woi lo! Itu punya temen gue!"

Sepanik apa pun Minhee saat ini, yang dapat ia lakukan hanya berteriak mencegah, bukan beraksi secara langsung.









"Cowok lemah." Soobin memutar bola mata mengingat kelakuan Minhee tadi. "Gimana kalo yang ambil buku ini bukan gue? Lagian Yeonjun ceroboh banget sih, ck."

Tentu saja, ia akan berjalan menuju UKS yang sempat dilihatnya tadi. Setelah mengembalikan buku pada Yeonjun, selesai, ia hanya harus kembali ke kelas dan bersikap anteng di depan adik kelasnya.

Ia berbelok ke pintu UKS yang terbuka sedikit, mengintip Yeonjun yang sedang dalam bentuk arwah, meratapi kebingungannya terhadap luka yang otomatis menghilang tanpa bekas itu.

Ya, itulah keistimewaan mereka. Semua luka fisik yang timbul ketika mereka berubah wujud menjadi manusia akan hilang begitu saja ketika mereka berubah wujud menjadi arwah. Namun, luka itu akan kembali muncul ketika ia berubah wujud kembali ...

... dan itulah alasan mengapa Yeonjun jadi bingung, bagaimana ia harus mengobati lukanya.

"Oi." Setelah Yeonjun menoleh, Soobin melemparkan buku tua itu agar berpindah tangan. "Buku lo ketinggalan di depan kelas. Jangan ceroboh, atau lo bakal mati sekali lagi."

Tidaklah normal kalau Yeonjun tak terkejut setengah mati, bukan?

"Lo punyaㅡ" Bukannya melanjutkan kalimat, Yeonjun malah tambah bungkam melihat Soobin menoleh ke arahnya kembali.

"Punya. Gue ambil buku itu pas Minhee hampir ngebuka bukunya."

Tapi, bukan itu yang Yeonjun maksud. "Lo punya name tag sekolah ...?"

Soobin melirik name tag-nya sendiri, lalu mengangkat bahu. "Gue kan murid di sini juga. Aneh, ya?" Lalu, cowok itu berbalik dan menutup pintu UKS, membiarkan Yeonjun mengobati lukanya sendiri.

***

Kali ini, yang bisa Yeonjun lakukan hanyalah mengawasi Taehyun dan Soobin yang sedang bermain bersama di depan kantin. Ya, mereka berdua tampak akrab, membuat Yeonjun juga tambah frustasi karena bebannya semakin banyak.

Urusan Taehyun saja belum selesai. Apa ia harus mengontrol Soobin juga secara bersamaan? Yah, sepertinya tak mungkin.

Semua orang boleh duduk di kursi kantinㅡtak ada yang melarang dan akan marah. Hanya saja, sikap Chaerin yang datang tiba-tiba dan menggerak meja secara brutal, membuat Yeonjun harus mengumpat pelan. Cewek itu benar-benar tak punya sopan santun, hanya karena ada Minhee sebagai sahabatnya.

"Di depan ada rame-rame! Katanya, dua orang tua si anak baru kedua dateng sambil marah-marah." Chaerin bilang begitu sambil menarik lengan Minhee untuk beranjak dan ikut bersamanya. Tapi karena tahu di seberang juga ada Yeonjun, cewek itu ragu-ragu bertanya, "Kayaknya itu temen lo juga."

"HAH?!" Karena diberi tahu seperti itu, Yeonjun jadi tersadar anak baru yang ada di sekolah hanya ada mereka. "S-Soobin?"


Chaerin mengangkat bahu.


Tapi belum ada dua detik, Yeonjun malah memukul kepala kuat-kuat. Bodoh. Soobin cuma punya ayah. Itu berarti, Taehyun yang sedang dalam masalah.






"ANAK GILA!" seru seorang wanita, mengguncang bahu Taehyun dan mendorongnya kuat-kuat. "Kamu hidup lagi cuma buat malu-maluin keluarga Kang?!"

Taehyun memejamkan mata dan menggeleng kuat-kuat. "E-enggak, Ma. T-Taehyun ...."

"AKU BUKAN MAMA KAMU!" Satu tamparan telak di pipi Taehyun. "Anak gila macam apa yang balik hidup, setelah membangkang sama orang yang udah ngasuh dia dengan baik?!"

"Tadi juga, apa-apaan kamu sama laki-laki yang di sana? Nakal, kamu?!" Itu dari sang ayah. Beliau menunjuk Soobin yang berdiri menepi, ikut takut. "Bodoh."

"K-kenapaㅡ" Tak tahan lagi, cowok itu mengeluarkan semua tangis dan jeritnya di depan kerumunan, bahkan kedua orang yang tak menganggapnya sebagai anak sendiri. "Kenapa kalian ke sini, kalo gak mau anggap Taehyun sebagai anak kalian?!"

Bukan tamparan lagi yang Taehyun dapatkan, tapi tendangan persis di perutnya. Cowok itu sampai terpental ke belakang, tepat di mana Soobin berdiri.

"Pangerang Kang, Raja Kang, Ratu Kang." Taehyun berkata dengan keras, agar semua bisa mendengar. "Bullshit. Kenyataannya, kita cuma keturunan biasa-biasa aja."

"KANG Tㅡ"

"Pergi!" Taehyun bangkit sambil memegangi perutnya yang masih terasa menekan. "Pergi kalo kalian masih gak mau anggap Taehyun sebagai anak!"

"Tenang aja, Taehyun nanti mati lagi kok."

"Jadi gak ada yang bikin malu-maluin."

"Taehyun ke sini cuma mau bales dendam aja."

Demi apa pun, melihat Taehyun jelas-jelas sebagai korban toxic parent, membuat hati Soobin ikut retak juga. Ia tahu, kalimat yang Taehyun ujarkan itu hanya bullshit juga.

Soobin tahu betapa cintanya Taehyun pada Ayah dan Mama Kang.

Soobin juga pernah dengar, Taehyun selama ini membungkam mulut hanya karena tak mau membuat orang tuanya malu.

Tapi, di samping itu Soobin juga tahu, Taehyun benar-benar tersiksa dengan kedua orang tuanya. Belasan tahun tentu bukan waktu yang singkat, apalagi untuk menahan pedihnya kekangan dari orang tua kandung sendiri.

Pangeran Kang kini tampak rapuh. Benar-benar rapuh, sampai Soobin bahkan tak berani menyentuh pundak cowok itu. Tangisan Taehyun di tengah ramainya kerumunan benar-benar menusuk hati Soobin.

Kalau harus merasakan sakit yang sama, tak harus Soobin seorang yang bisa merasakan. Choi Yeonjun, cowok yang juga memperhatikan dari ujung itu ikut merasa sesak.

Alasan mengapa Taehyun benar-benar menjaga image selama ini, ternyata karena itu.


***


































KANG TAEHYUN

Dia berubah, karena muak berkamuflase menjadi orang lain

Dia berkata, "Hal paling horror yang pernah aku rasakan hanyalah mendengar suara orang tuaku."

Tidak peduli siapa dia, nyatanya seorang pangeran bahkan bisa merasakan pedihnya perlakuan toxic parent

Continue Reading

You'll Also Like

9.1K 503 25
SUDAH TERBIT!! Kisah yang bercerita tentang seorang remaja bernama Angkasa, lelaki yang mempunyai Trust issue berlebih terhadap perempuan. Terutama B...
2.9K 154 35
[April 2020] Pahamilah perubahan sifatnya, layaknya cuaca yang mudah berubah-ubah. Sebab, dirinya pernah jatuh dan patah hati dalam kurun waktu yang...
YES, DADDY! By

Fanfiction

313K 2K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
11.2K 573 3
WE'LL MEET AGAIN Untuk langkah yang tak lagi bertemu Melupakan Laskar adalah salah satu hal yang tidak mudah untuk Jingga lakukan. Laki-laki itu ak...