(βœ”) Author Hentai β—γ€Šcheolsoo》

Galing kay raelyyn

123K 12.3K 2.6K

Selama ini Jisoo menyembunyikan identitas sebagai penulis dewasa dibalik wajah polos dan rajinnya. Sampai ket... Higit pa

🌱 awalan
🌱O1. Lost Phone
🌱O2. You?
🌱O3. Stupid Agreement
🌱O4. My Fake Boyfriend
🌱O5. His Gangsta
🌱O6. Twice
🌱O7. Instagram
🌱O8. Kim Mingyu
🌱O9. Under the Rain
🌱1O. Worried
🌱12. Love Hate
🌱13. Ujian Akhir in Love
🌱14. Byuntae Seungcheol
🌱15. Trip to Bali
🌱16. Bali Punya Cerita
🌱17. Date
🌱18. Monday
🌱19. Miss You
🌱2O. Jealous
🌱21. Promise
🌱22. Dilema
🌱23. Truth
🌱24. Selesai
🌱25. Between You and Him
🌱26. Again
🌱27. Scare
🌱28. What's Wrong
🌱29. That Fact
🌱30. kesempatan lagi?
🌱31. Tired
🌱32. I Can't Stop Loving you
🌱33. Fast Pace
🌱34. Flower
🌱35. Project Drama
🌱36. April
🌱37. When You Love Someone
🌱38. Dialog Senja
🌱39. That Day : Pentas Drama
🌱40. Silent Secret
🌱41. What Happen?
🌱42. Breakdown
🌱43. Competition
🌱44. Final Test
🌱45. Should I?
🌱46. Terlatih Patah Hati
🌱47. Ingatlah Hari Ini!
🌱48. an Answer
🌱49. Hari Kelulusan
🌱50. Young, Dumb, & Broke: Cogan Squad
🌱51. Cinta dan Rahasia
🌱52. PAJAMAS PARTY
🌱53. Prom Night!
🌱54. Kita
🌱55. Last Day
✨AH - Season II
🌻O1; are you happy?
🌻O2; remind
🌻O3; kamu lagi.
🌻O4. get you.
🌻O5; bilik kenangan
🌻O6; mesin waktu
🌻O7; cerita kita
🌻O8; orang yang sama
🌻O9; jalan pulang
🌻1O; penjelasan lainnya dari masa lalu
🌻11; The Final Chapter (END)

🌱56. Start, again ; final chap

1.4K 95 35
Galing kay raelyyn

Jisoo memarkirkan mobil jazz putih miliknya di depan halaman rumahnya. Mematikan mesin mobil matic itu lantas menghela napas pelan. Menyandarkan tubuhnya perlahan pada kursi kemudi. Serius, rasanya badan Jisoo serasa remuk banget.

Ternyata cerita para katingnya itu bener, soal koas di departemen bedah emang yang paling bikin capek setengah mati.

Cowok manis itu kembali menghela napas lelah, lantas berganti menatap arloji silver di pergelangan tangannya. Jam tangannya menunjuk angka sembilan pagi. Rencananya Jisoo mau mandi terus tidur sepuasnya.

Hell dia udah nggak pulang dua hari karena nginep di rumah sakit. Dapet shift malam emang yang paling gaenak.

Rasanya Jisoo baru menyesal sekarang atas keputusannya masuk kedokteran. Jadi anak kedokteran ternyata emang nggak seperti perkiraannya.

Entah kenapa semuanya terasa jadi lebih sulit. Ekspetasi memang berbeda jauh sama realita.

Bener juga kata kakaknya itu, harus kuat mental, otak, dan tenaga. Serius, tau gitu Jisoo ngambil jurusan lain aja. Apalagi di masa koasnya saat ini yang rasanya capek banget. Berangkat sebelum matahari terbit terus pulang besoknya saat matahari terbenam. Belum lagi capeknya dia harus berdiri berjam jam di rumah sakit, mondar mandir nyatetin ocehan dokter di sana, nemenin mereka operasi, diomelin senior, dan banyak hal lainnya yang hampir bikin Jisoo mundur.

Ya walaupun nggak semuanya bersisi negatif juga sih. Toh juga banyak pengalaman keren yang dia dapetin selama jadi mahasiswa kedokteran yang lagi koas.

Udahlah ya, lagipula dirinya juga nggak ada pilihan lain selain jalanin semuanya. Toh itu juga pilihannya sendiri.

Akhirnya dengan langkah tertatih Jisoo terpaksa membuka pintu mobilnya dan menyeret kakinya buat masuk ke rumah.

"Dek Jisoo udah pulang?" Jisoo cuma senyum tipis aja ke bibinya. Kebiasaan dulu mami, papi, dan kakaknya selalu manggil 'dek' sampe si bibi juga ikutan manggil dia 'dek'.

"Bibi siapin air panas buat mandi? Udah sarapan belum?" Tanya pembantunya lembut. Sedikit kasian soalnya liat anak majikannya yang biasanya ceria dan cerewet dulu waktu SMA, sekarang kalo selalu pulang udah hampir kaya mayat hidup. Kantung mata pandanya dan pipi Jisoo yang menirus.

"Air panas aja bi, aku udah sarapan kok tadi." Jawab Jisoo pelan. Dia naruh jas dokternya beserta buku binder catatannya ke meja sofa.

Si bibi cuma ngangguk mengiyakan terus segera berlalu buat mengerjakan perintah si tuan muda. Meninggalkan Jisoo yang masih di rumah tamu, kembali dengan kesendirian dan keheningannya.

Cowok manis itu kembali menghela napasnya pelan. Matanya mengelilingi suasana rumahnya yang terlihat begitu sepi dan hening. Rasanya begitu berbeda sama kehidupannya saat SMA dulu. Tiap pulang Jisoo udah disambut sama maminya kadang sama Mark juga kalo udah di rumah. Terus mereka bakal berantem sampe mami harus pake nada tinggi buat melerai. Atau kegiatan dirinya, Mark, dan mami yang nonton netflix series bareng di ruang keluarga sambil nungguin papi pulang.

Pokoknya dulu rumah nggak pernah sepi. Rumahnya selalu jadi rumah terhangat dan terbaik bagi Jisoo.

Berbeda sama sekarang yang terlihat jauh lebih sepi dan hening, setelah papi maminya tinggal di LA dan Mark yang tinggal di Jepang. Jadi rumah ini cuma diisi Jisoo, sendirian, cuma ditemani beberapa pembantunya.

Entah kenapa semuanya terasa begitu berbeda, rumah ini juga lebih terasa dingin.

Tangan lentik Jisoo menyentuh pelan foto keluarga mereka yang terpajang di sudut lemari bufet kaca ruang tamu. Foto mereka berempat waktu liburan keluarga di Jepang tahun lalu. Saat mengunjungi Mark di sana.

Tanpa disuruh, sudut bibir Jisoo terangkat. Membentuk lengkungan senyum tipis.

"Mami, Papi, Kak Mark, Jichu kangen..."

Kembali menyadarkan Jisoo tentang begitu berharganya setiap detik yang terus berjalan di hidupnya.











•••















Setelah menyelesaikan urusan mandi dan bersih-bersih diri, Jisoo mendudukan dirinya di meja belajar. Sebenernya dia berniat untuk tidur dan hibernasi, tapi kiriman paket box coklat di depannya ini cukup mengganggunya.

"Kemaren ada tukang kurir nganter paket dari Amerika. Katanya buat dek jisoo. Udah bibi taruh di meja belajar kamar."

Paket dari Amerika? Apa dari mami papinya? Perasaan Jisoo nggak menerima pesan lebih dahulu dari orang tuanya. Karena biasanya kalo papi maminya mau ngirim paket, mereka akan ngasih pesan dulu ke Jisoo.

"New York?" Alis Jisoo mengernyit setelah membaca alamat pengirimnya yang ternyata dari New York. Bukan LA.

Itu berarti bukan dari mami dan papinya.

Tangan Jisoo perlahan menyentuh box balok berlapis kertas coklat itu. Pikirannya masih penuh dengan siapa pengirim paket ini.

Dari New York?

Entah kenapa pikiran Jisoo langsung tertuju pada satu nama seseorang.

Seungcheol?

Dengan rasa penasaran yang tinggi, tangan lentik Jisoo langsung membuka cepat box coklat itu. Mengabaikan rasa ngantuknya yang menguap cepat entah kemana.

Tapi kalo beneran si pengirim paket itu Seungcheol, buat apa cowok choi itu ngirim dia paket.

Oke mungkin Jisoo yang halu. Lagi pula setelah hari itu, dirinya sudah berusaha sangat keras untuk memutuskan kembali berdiri. Memulai sebuah lembaran baru dan mengulang kembali semua kehidupannya dari awal.

Pernah merasakan begitu mencintai seseorang, namun kemudian tiba-tiba dipaksa untuk menghapus rasa itu. Katakanlah, Jisoo emang sedikit merasa trauma.

trauma untuk dipaksa kembali membuka luka lamanya lagi.

Luka lama yang sebenarnya sama sekali belum mengering.

Kotak balok itu akhirnya berhasil terbuka. Memperlihatkan dua bentuk benda lagi di dalamnya. Amplop coklat yang tersegel dan satunya lagi box persegi panjang warna putih dengan pita senada di atasnya.

Jisoo bingung dia ingin membuka amplop coklat itu dulu atau kotak panjang itu lebih dulu.

Cowok manis itu memilih menghela napasnya pelan, lagi. Lalu akhirnya memilih untuk membuka kotak panjang itu terlebih dahulu.

Dan ternyata isinya ada stetoskop. Jisoo langsung senyum tipis. Tangannya menyentuh stetoskop warna putih dengan desain rose gold di bagian earpieces dan bellnya. Cantik banget.

Terus juga ada kartu ucapan di sudut box itu. Tangan Jisoo beranjak mengambilnya pelan. Lantas membuka lipatan kertas berwarna abu gelap. Dengan tulisan tinta emas di dalamnya.

this stethoscope made me remember you.

hope you love it❤

-s.c.

Tangan Jisoo berubah melemas melihat isi kartu ucapan itu. Firasatnya nggak akan melenceng kali ini. Paket ini memang Seungcheol yang mengirim.

Jisoo lantas mengembalikan stetoskop cantik itu ke dalam wadahnya. Menyentuh sendiri dadanya yang tiba-tiba berdegup kencang. Dirinya masih nggak tau harus merespon apa dan bagaimana.

Haruskah Jisoo merasa bahagia. Nggak munafik kalo sudut hatinya terasa bahagia setelah mendapat hadiah dari orang yang pernah begitu dicintainya, atau bahkan sampai sekarang Jisoo masih cinta?

Apa seharusnya dia merasa biasa saja?

Bukannya Jisoo juga sudah move on?

Entahlah.

Cowok hong itu memilih mengusir beragam asumsi di pikirannya, lantas bergerak membuka amplop coklat yang juga dikirim Seungcheol padanya.

Tangan lentiknya membuka perlahan amplop coklat itu. Sembari bertanya-tanya apa isi amplop ini. Jisoo nggak tau, tapi rasanya saat ini jantungnya berdebar begitu kencang.

Isinya ada amplop beludru hitam yang terkunci pin berwarna emas. Dan satunya lagi letter berbentuk kartu ucapan yang ukurannya sedikit lebih besar dari kartu di box stetoskop.

Jisoo lantas menutup matanya yang entah kenpas terasa panas dan lelah. Perasaan takut sekaligus penasaran begitu menyergapnya. Walaupun tetap memutuskan untuk membuka amplop hitam beludru itu terlebih dahulu.

Napas Jisoo langsung tercekat. God, ini undangan.

Demi apapun Jisoo nggak tau harus merespon apa. Matanya serasa perih dan panas, setelah membaca apa isi dari amplop hitam mewah itu.

Ada surat kaca di dalamnya. Dihiasi bentuk daun berwarna emas yang membingkai. Dan tulisan dengan tinta emas di surat kaca itu yang membuat Jisoo langsung meremat amplop mahal itu.

Together with their families,

Choi Seungcheol
AND
Yoon Jeonghan

Invite you to celebrate their engagement.

Undangan pertunangan Seungcheol dan Jeonghan yang tertulis mewah dengan tinta emas di dalamnya.

Dengan mata panas, Jisoo memasukkan kembali surat kaca itu ke dalam amplopnya. Lalu menyandarkan tubuhnya di kursi belajar miliknya.

Well, Jisoo ternyata masih cukup kaget menerimanya.

Tangannya menutup wajahnya yang lelah. Walaupun seharusnya Jisoo nggak terlalu kaget jika suatu saat dia akan menerima undangan ini. Bukankah ini sudah berita lama yang pernah didengarnya dulu waktu SMA.

Setelah lulus mereka berdua akan melangsungkan pertunangan. Dan iya, Jisoo ingat itu.

Meskipun nggak bisa membohongi dirinya kalo bagaimanapun hati Jisoo masih sakit ketika menerima undangan itu sekarang.

"jadi mereka beneran tunangan, ya?" Jisoo kembali memegang amplop undangan beludru hitam itu. Memaksa sudut bibirnya tersenyum tipis meskipun hatinya masih sangat sesak. Tapi Jisoo udah janji sama dirinya sendiri akan berusaha buat ikut bahagia dan mendoakan mereka. Tangannya mengusap pelan air matanya yang berhasil lolos di pipi kanannya.

"wish you'll always happy together..." bisik Jisoo lirih sembari mengusap amplop itu.

Setelahnya meletakkan amplop itu kembali ke amplop coklatnya. Dan kini fokusnya terarah pada letter berbentuk kartu ucapan berwarna coklat tua di depannya. Benda terakhir yang dikirim Seungcheol untuknya.

Dengan perasaan sendu, tangan Jisoo bergerak pelan untuk membuka surat itu. Isinya hanya tulisan tinta bulpen hitam yang ditulis tangan asli. Dan dilihat dari segi nggak rapihnya tulisan itu, Jisoo yakin seribu persen, itu memang tulisan tangan Seungcheol. Cowok manis itu cuma tersenyum tipis lalu mulai membaca satu persatu kalimat di dalamnya.

to: the one person I still love so bad, hong jisoo.

Hai jisoo, apa kabar?

hm gue harap baik-baik aja ya!

gue juga di sini baik-baik aja kok (kalo lo pingin tau sih :) )

Sudut bibir Jisoo terangkat tipis, membentuk lengkung senyum manisnya. Seugcheol yang dia kenal nggak pernah berubah ternyata.

hm, rasanya aneh banget gue nulis ginian setelah empat tahun kita nggak ketemu. Nggak kerasa ya lama banget kita gak ketemu...

jisoo, gue kangen.

Jisoo mengusap air matanya yang tiba-tiba meleleh di pipinya.

mungkin lebih tepatnya lo selalu bikin gue kangen setiap detik :)

jisoo, lo kangen gue juga gak?

semoga aja iya ya hehe.

kan gue orangnya ngangenin hehehe.

Jisoo langsung ketawa pelan. Dia udah pernah bilang Seungcheol itu narsis. Dan iya, Jisoo juga kangen kenarsisan cowok choi itu, sekarang.

dulu, gue pikir setelah kita pisah dan gue pergi ke Amerika, gue gak akan bisa hidup tanpa lo.

semuanya kayak nggak seharusnya. Dan gue harus berusaha jadi orang lain buat tetap sok tegar dan baik-baik aja.

Jisoo cuma senyum tipis. Karena faktanya Jisoo juga harus melawan hatinya dan berusaha jadi orang lain untuk tetap baik-baik saja dan memulai hidupnya lagi. Dulu, setelah hari di mana dia menangis di hari wisuda sekolahnya yang bertepatan sama kepergian Seungcheol ke Amerika.

tapi, ternyata seiring berjalannya waktu semuanya masih baik-baik aja. Gue berusaha berpegang teguh sama omongan lo malam itu, we'll be okay.

ya meskipun gue masih nggabisa bohong kalo semua hal disekitar gue selalu ngingetin tentang lo. dan serius, ini nyiksa.

Jisoo kembali senyum kecil bacanya.

oh iya, gimana rasanya jadi anak kedokteran?

gue liat mingyu kalo kuliah kek berat banget haha.

tapi gue bakal selalu doain yang terbaik buat lo. semoga semuanya selalu berjalan lancar ya...

tapi kalo udah jadi dokter jangan lupa buat merhatiin kesehatan diri sendiri oke:)

Tangan Jisoo bergerak buat menyeka air mata di pelupuk mata cantiknya.

soo, gue minta maaf ya buat semuanya.

maaf gue udah egois dan selalu nyakitin lo. 

gue juga nggak tau kenapa kisah kita rumit banget dan harus berakhir saling menyakiti gini :) gue minta maaf...

tapi satu hal, gue nggak pernah menyesal sedikit pun jatuh cinta sama lo, dan pernah berjuang buat kita.

justru semua hal yang pernah kita lewati dulu, ternyata menyadarkan gue tentang banyak hal. dan semua itu juga bikin gue jadi lebih dewasa :)

so,

terimakasih buat semuanya,

terimakasih buat semua pengalaman sekaligus kenangan indah kita dulu,

terimakasih udah pernah hadir di kehidupan choi seungcheol❤.

terakhir, gue selalu berharap lo bisa dapetin orang yang jauh lebih baik daripada gue,

orang yang bakal mencintai lo dengan segenap dirinya, mungkin lebih dari gue,

because you deserve it.

dan satu permintaan gue, please be happier!

be happier than me,

again, because you deserve it.

gue bakal selalu berdoa buat kebahagiaan lo dari sini❤

oke mr. dokter?!






gue akan selalu di sini, selalu berdoa dan akan selalu sayang sama lo.

-cheers,
choi seungcheol.

Jisoo menghela napasnya pelan. Meremat kertas surat di tangannya sembari memejamkan matanya lelah.

Sebenarnya dia juga nggak pernah menyalahkan Seungcheol sepenuhnya atas kisah mereka. Jisoo tau mereka sudah berusaha begitu keras buat mencoba melawan takdir. Baik Seungcheol maupun dirinya sendiri.

Walaupun semua harus berakhir seperti ini. Tapi Jisoo juga setuju, dia juga nggak pernah menyesal pernah jatuh dan berjuang bersama dulu. Justru kadang Jisoo berterima kasih juga.

Semua hal yang pernah dia lalui tentang rasa jatuh dan sakit dulu, juga memberikan banyak pelajaran berharga yang membuatnya jadi lebih dewasa.

Dulu, waktu Jisoo kecil, dia sering banget nonton film disney dan berbagai cerita dongeng putri pangeran dan penyihir. Rasanya begitu menyenangkan ketika cerita mereka selalu berakhir dengan bahagia. Dan Jisoo yang polos selalu mempercayainya.

Iya, dulu Jisoo kira semua cerita cinta yang ada di bumi ini akan selalu berakhir bahagia.

Tapi itu dulu,

Sebelum dia menyadari bahwa ada banyak hal di dunia ini yang ternyata memang ditakdirkan untuk nggak bisa selalu berakhir seperti yang kita inginkan. Nggak peduli seberapa keras dan sebesar doa yang dipanjatkan. Mereka seolah punya jalan takdir utuhnya sendiri.

Itulah mengapa nggak semua hal bisa selalu berjalan seperti apa yang diinginkan. Dan itulah mengapa ada pelajaran tentang mengikhlaskan dan menerima.

Karena pada akhirnya Jisoo baru sadar beberapa orang yang datang hanya ditakdirkan untuk memberi pelajaran berharga pada kita, bukan untuk bersama dengan kita.

Dan entah kenapa, Jisoo juga merasa harus berterima kasih sama Seungcheol. Cowok choi itu berhasil mengajarkan dia tentang banyak hal.

Bibir Jisoo perlahan terangkat, membentuk lengkungan manis. Tangannya mengambil selembar kertas binder di depannya.

to: choi seungcheol.

thank's also. for everything...
thank you for coming in my life and also loving hong jisoo so well,

and thanks to for the memories, it will be one of my favorite ><

hopefully you always find your happiness too.

Mungkin Seungcheol nggak pernah tau kalo selama ini bukan hanya dirinya yang selalu berharap dan berdoa untuk kebahagiaan Jisoo. Tapi juga Jisoo yang selalu berharap dan berdoa untuk kebahagiaannya.

and, ok! I promise to be happiest person in earth, even not you again is being my reason.

anyway congratulations for your engagement! you two looks cute together❤

-cheers,
hong jisoo.

Dan dengan percakapan terakhir ini, Jisoo harap dirinya dan Seungcheol akan lebih mudah untuk menerima, dan juga memulai kembali semuanya.

Karena kali ini Jisoo yakin, perpisahannya dengan Seungcheol bukanlah ssebuah akhir, namun adalah awal yang baru bagi mereka berdua.

|E N D|





akhirnya dengan berat hati aku menyatakan author hentai selesai sampai di sini~

terimakasih kepada seluruh aktor/pemain cerita dan seluruh readers tercinta yang sudah mendukung keberlangsungan cerita ini dari awal sampai akhir!!!❤😚

-aku udah bilang dari awal mungkin ini akan jadi cerita cheolsoo terpanjang dan tersinetron (dan emang iya wkwk)
dan sesuai alur yang semestinya; gak happy ending haha :p

aku gak janji, tapi mungkin kalo tiba-tiba ada notif, AH akan ada another ending dan epilog 👉👈

BTW AKHIRNYA HUTANG DUA TAHUN -HAMPIR TIGA TAHUN SELESAI JUGA🎉 udah kek mereka SMA beneran tiga tahun wkwk

last, but not least: TERIMAKASIH SEMUANYA DAN SAMPAI JUMPA DI LAIN CERITA/CHAPTER HEHEHEHEHEHE

😚

-with lot of love,
©raelyyn, 2O21.

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

296K 23.7K 40
Dianjurkan untuk baca desk dulu ya shengg! Cerita tentang kehidupan sehari hari 4 orang yang sudah seperti keluarga, di sekolah maupun di rumah. Ini...
1.7K 203 6
⚠️Warning BXBπŸ”ž "Aku mengerti arti kata cinta setelah mengenalmu Han Jisung Darius" -lee Minho Kalingga pernikahan berdasarkan politik memang sangat...
249K 14.9K 21
Ola, balita umur 3 th yang hiperaktif, polos, dan menggemaskan. Resmi menjadi beban di kediaman Duke Oxiver dan dinyatakan menjadi 'tawanan' gemoy ya...
44.8K 4.4K 16
lah kok jadi manusia?-Lee Heeseung 2024