Jawaban Lucas cukup mengejutkan Olivia. Membuatnya berani bertanya pada Lucas
"Memangnya apa artinya membekukan hati?"
Lucas menatap tajam Olivia.
"Artinya aku tidak merasakan apapun selain kehampaan."
***
Claude terdiam. Lucas kemudian mengubah wujudnya kembali ke wujud sebelumnya.
"Yang Mulia, saya tau. Anda pasti tidak suka orang seperti saya memiliki perasaan pada tuan putri."
"Pada awalnya pun, saya tidak berniat memiliki perasaan seperti ini, karena bagaimanapun juga perasaan seperti ini tidak bagus bagi saya"
"Suatu hari aku yakin kau akan merasakan perasaan ini juga. Tapi aku berpikir akan lebih baik jika kau tidak tau"
"Perasaan seperti ini pernah menghancurkan diri seseorang yang pernah saya kenal. Saya tidak mau berakhir sepertinya, jadi saya mulai menyangkal perasaan ini" lanjut Lucas
"...tapi semakin saya menyangkalnya, saya malah semakin gelisah, saya pikir perasaan ini tidak seharusnya disangkal"
"Perlahan saya sadar kalau saya hanya merasa hidup setiap kali saya sedang bersama putri. Dia membawa banyak hal baik pada saya. Putri, mengajarkan saya banyak hal"
"Disaat itulah saya meyakinkan diri saya untuk menerima perasaan ini. Saya juga siap menerima segala konsekuensi atas apa yang telah saya pilih"
"Kau bodoh" potong Claude
"Cinta yang penuh hasrat dan gairah seperti itu hanya akan membunuh dirimu sendiri"
Claude teringat masa lalunya dengan Diana.
Bagaimana dia mulai mencintai Diana sampai bagaimana dia harus kehilangan wanita yang dicintainya itu.
"Pertanyaanku, mana yang akan kau pilih. Antara harus kehilangan nyawamu atau Athanasia?" Tanya Claude
Olivia tiba-tiba menyahut, "Kalau aku lebih baik mati daripada harus kehilangan Felix"
Lucas dan Claude menatap Olivia bersamaan.
"Lihat! Dia bahkan tidak berpikir kalau orang yang dicintainya itu tidak akan melakukan hal yang sama dengannya." Geram Claude
"Itulah yang akan terjadi kalau kau berurusan dengan cinta. Hasrat akan mengubahmu menjadi seorang yang putus asa. Dan keputusasaan itu akan berubah menjadi kekuatan yang besar"
Lucas terus meyakinkan
"Saya punya kendali penuh atas kekuatan saya, Yang Mulia. Saya tidak akan menjadi seperti Olivia"
"Apa maksudnya tidak akan menjadi sepertiku?" Batin Olivia
"Hei apa maksud--"
Lucas memotong Olivia "Yang mulia, apa anda sudah tidak percaya lagi dengan cinta?"
"Perasaan seperti itu hanya akan mempermainkan diriku." Jawab Claude lirih
"Sekarang, aku hanya punya Athanasia. Dia adalah satu satunya keluargaku. Satu satunya cahaya yang ku punya. Satu satunya cinta yang kumiliki."
"Aku tidak pernah ingin Athanasia menyukai atau menikah dengan pria manapun."
"Karena kelak, Pria yang akan membawa pergi Athanasia itu juga akan membawa pergi nyawaku bersamanya."
Lucas terdiam. Mau bagaimana lagi, dia tidak bisa menyalahkan Claude. Dia tau berada di posisi Claude bisa sangat berat dan menyakitkan.
Tak heran Claude begitu protektif soal pasangan putrinya.
Karena bagi Claude, Athanasia adalah kelemahan sekaligus nyawanya sendiri.
Lucas menghela napas berat
"Kalau itu memang membunuh anda, saya tidak akan mendekati putri lagi. Tapi tolong, izinkan saya menyimpan perasaan saya pada putri selamanya."
"Aku mengizinkannya"
Lucas yang mendengarnya pun terkejut dan sedikit sedih.
"Dia sangat ingin menyingkirkanku rupanya" batin Lucas.
Lucas menundukkan kepalanya. Tangannya mengepal sangat kuat. Claude tau saat ini Lucas sedang sangat marah, tapi dia ingin lebih tau lagi, apakah dengan begini, Lucas akan mengamuk dengan kekuatannya atau memilih menerima dengan lapang dada?
"Saya mengerti. Kalau begitu mulai detik ini saya akan menjauhi tuan putri" Lucas mendongak pada Claude
Claude sedikit terkejut. Dia tidak benar-benar berharap Lucas akan semudah itu rela menjauhi Athanasia.
"Yeayy!"
Olivia baru saja bersorak senang ketika Claude melanjutkan perkataannya.
"Aku belum selesai bicara."
Lucas menatap Claude bingung. Apakah hati Claude mulai tergerak?
"Aku bukan ayah yang akan menahan kebahagiaan putrinya sendiri. Aku hanya bilang tidak semudah itu kalau kau menyukai putriku. Apa yang Athanasia anggap baik, belum tentu ku anggap baik. Jadi aku harus menyusahkanmu dulu untuk memastikannya sendiri"
Seketika itu, mata Lucas melebar
"Jadi maksud anda, saya boleh menikahi putri?"
"Siapa yang bilang begitu. Yang kubilang tadi, aku mengizinkanmu mendekat."
Lucas tersenyum lega, tidak bisa berkata-kata lagi. Claude kemudian beranjak pergi sementara mulut Olivia terus terbuka lebar.
"Terimakasih Yang mulia. Saya berjanji akan melindungi Ath-- tuan putri" Lucas menunduk kala Claude melewatinya
"Ingat, aku akan memburumu sampai akhirat kalau kau berani membuat putriku menangis"
"Saya akan membuatnya bahagia seumur hidup"
Lucas sangat senang. Dia merasa menang telak dari Izekiel. Dia bahkan tidak perlu berbohong lagi karena Claude menerima dirinya dengan segala identitasnya.
Olivia yang masih tidak percaya, pergi menyusul Claude
"Claude! Ta-tapi dia itu berbahaya... dan juga usianya itu-"
"Berisik." Claude menghentikan langkahnya
"Kau ada masalah apa dengan usianya? Aku sendiri juga akan berumur panjang sepertinya" balas Claude
Olivia melipat lengannya "Kau? Darimana kau mendapatkan kepercayaan diri itu, ha?"
"Untuk apa aku memberitahumu." Calude melanjutkan langkahnya turun dari bukit.
"Be-berhenti!" Olivia menghadang jalan Claude dengan kedua tangan dibuka lebar
"Kau lupa? Anak mereka nantinya juga--"
"Minggir" Claude melewati Olivia begitu saja
"Sekarang aku tau. Satu satunya orang yang berbahaya bagi Athanasia adalah dirimu." Claude melirik Olivia dari sudut matanya.
Olivia menarik dan menahan lengan Claude
"Apa?! Aku ini adik iparmu, Claude!"
Claude melepaskan genggaman Olivia.
"Aku tidak pernah ingin memiliki hubungan darah denganmu"
Lucas menyusul Claude
"Yang mulia, Olivia sudah mencemarkan nama baik saya. Apa anda pikir saya harus melenyapkannya setelah keluar dari tempat ini?"
Olivia panik. Dirinya mulai gelagapan.
"Ya. Dia harus diberi pelajaran. Dan juga, kenapa harus menunggu sampai kita keluar dari sini?" Mata Claude bersinar memancarkan aura membunuh
"Hey hey! Sekarang kau membelanya, iya?"
Lucas mengacuhkan Olivia
"Yang mulia benar. Sayangnya kita tidak bisa membunuhnya di dunia ini, jadi biarkan saya merubahnya menjadi katak"
"Cih, mentang mentang sihirnya kembali" batin Olivia
Sebelum Lucas mengacungkan jari dan melepaskan sihir padanya. Olivia bergerak cepat dengan ide lain yang dia punya
"Tu-tunggu!"
Olivia makin gelisah. Matanya tak henti menatap sekeliling. Ragu apakah harus mengeksekusi rencananya atau tidak.
Olivia lalu bersimpuh di hadapan Lucas
"Guru... maafkan aku" katanya dengan puppy eyes dan suara manis yang dibuat buat.
©Sunshiel
Pojok humor:
<update status dulu>
Artist:?