The 7th Sense | HRJ x You ✔

By milyzalea

11.3K 2.7K 351

Terkadang, sesuatu yang tidak terlihat bisa saja membahayakan dirimu. Dan sebelum itu terjadi, kuharap, kamu... More

Pesan Dari Renjun
1. Kisah Renjun
2. Hantu di Sekolah
3. Bertemu Sosok Baru
4. Datang
5. Perkenalan
6. Perasaan Aneh
7. Hantu di Toko Bunga
8. Sikap Yang Tak Bisa Ditebak
9. Beban Yang Sama
10. Teman Manusia Pertama
11. Kelelahan
12. Murid Baru
13. Antara Percaya atau Tidak
14. Cerita Jisung
15. Wanita Itu Lagi
16. Lee Felix
17. Meminta Bantuan
18. Pembalasan Dendam
19. Menyalahkan Diri
20. Meja Nomor Sembilan
22. Mencoba Egois
23. Hilangnya Jisung
24. Fakta Mengejutkan
25. Usaha Kembali
26. Kalimat Tak Terduga
27. Perjuangan Membebaskan
28. Kejutan dari Jisung
29. Teman Kedua
30. Pekerja Baru di Kafe
31. Hantu di Toko Buku
32. Tentang Seungmin
33. Kisah Mereka
34. Takdir Yang Menyedihkan
35. Bertemu Haechan
36. Teman Sejati
37. Rahasia Jinyoung
38. Konspirasi Kematian
39. Iblis Pengabul Keinginan
40. Akhir Dari Segalanya (END)
Surat Dari Renjun

21. Insiden di Sekolah

152 51 2
By milyzalea

Pagi hari sepulang dari cafe. Aku bergegas mandi di rumah dan memakai seragam. Bersiap berangkat ke sekolah.

Seharusnya aku sudah berangkat ke sekolah sejak satu jam lalu, tapi perdebatan alot dengan Jisung tak kunjung berakhir hingga terjadilah hal yang tak diinginkan.

Aku terlambat ke sekolah -meski jam masuk masih lama, hanya terlambat jalan pagi- dan Jisung melarikan diri. Pergi begitu saja karena aku melarangnya ikut ke sekolah.

Aku juga tak tahu kenapa Jisung terus memaksa untuk ikut ke sekolah bersamaku. Aku pun bukannya melarang Jisung, aku hanya tidak ingin Jisung bertemu dengan hantu jahat di sekolah nanti. Apalagi hantu yang ada di bekas ruangan lab biologi.

Walau aku tak tahu bagaimana wujud hantu itu, aku tetap tidak ingin Jisung sampai berhubungan dengannya.

Sampai di sekolah, sudah ada beberapa murid yang datang. Ini karena aku telat berangkat dari jadwal biasa aku pergi sekolah.

Aku menghela napas. Tidak apalah. Setidaknya bel masuk masih lama berbunyi.

Di tengah perjalanan menuju kelas, aku melihat Hena dan Heni berlarian ke arahku. Wajah mereka terlihat sangat takut.

Aku bingung apa yang terjadi pada mereka sampai akhirnya aku memutuskan bertanya.

"Ada apa? Kenapa kalian ketakutan?" tanyaku.

Beberapa murid yang melihatku memberikan tatapan aneh. Aku sih tidak masalah. Selama mereka tidak menggangguku.

"Renjun. Gawat! Ini gawat!"

"Ada apa?"

Heni menggerakkan tubuhnya ke kanan kiri. Hantu itu terlihat kebingungan untuk menyampaikan apa yang terjadi.

Pandanganku beralih ke Hena. "Kenapa Hena? Apa yang terjadi?"

Hena sama ketakutannya dengan Heni. Wajah hantu itu terlihat panik, seakan tidak bisa menyampaikan semuanya.

"Hena." Aku mendesak. Mencoba memaksa.

"I-itu. Hantu di lab biologi menghilang."

"APA?" Aku kaget setengah mati.

Pasalnya dari kabar yang beredar di kalangan para hantu, sosok memyeramkan di dalam lab biologi tidak pernah mau keluar dari sana. Sosok itu lebih betah berada di dalam lab dibandingkan keluyuran tak jelas.

Aku juga tahu kalau sosok itu bukan sosok hantu baik seperti Hena, Heni, atau Felix. Hantu penunggu lab biologi lebih menakutkan dan menyeramkan dari semua hantu di sekolah.

Aku memang tak pernah melihat wujudnya tapi aku selalu mendengar gosip para hantu sekolah yang selalu takut dengan si penunggu lab biologi. Mungkin hantu inilah yang membuatku tidak ingin Jisung datang ke sekolah. Aku takut terjadi apa-apa pada Jisung.

"Hei, Renjun. Kamu sudah gila? Berbicara sendiri. Hahahhaa." Terdengar kalimat ejekan dari seorang siswa yang berdiri tak jauh dariku.

Aku tidak ambil pusing. Lebih tepatnya tidak peduli akan apapun yang dikatakan oleh siswa tadi. Aku lebih memilih berbicara dengan Hena dan Heni.

Sejujurnya aku takut kalau hantu si penunggu lab biologi itu mengganggu siswa sekolah. Dari kekuatan besarnya saja -aku mendengarnya dari para hantu- sudah bisa dipastikan kalau dia bukan hantu biasa.

"Kapan hantu itu menghilang, Hen?" tanyaku ke Hena.

Hena menggigit bibir. "Kemarin."

"Kemarin?"

"Ya. Katanya ada seorang siswa yang masuk ke dalam lab biologi. Aku tidak tahu apa alasannya. Tapi si hantu menyeramkan di sana ikut menghilang setelah itu."

Dahiku mengernyit. "Siapa siswa yang masuk? Kamu kenal?"

Hena menggeleng. "Aku tidak pernah melihatnya di sekolah."

Kepalaku dipenuhi banyak pertanyaan setelahnya. Aku tidak tahu kalau ternyata ada manusia yang masuk kesana.

Apa urusan orang itu sampai dia masuk ke lab biologi tak terpakai. Aku jadi curiga siswa itu punya maksud tertentu.

"Hantu itu harus segera ditemukan Renjun. Atau manusia yang ditempelinya bisa dalam bahaya."

Aku menghembuskan napas kasar. Baiklah. Tugasku bertambah sekarang.

Padahal tugas menjadi medium untuk Mark dan y/n berbicara saja sudah melelahkan. Ditambah lagi aku harus mencari hantu hilang yang wujudnya saja tidak aku tahu.

Bersabarlah Huang, semua ini akan terlewati dengan baik.

___The 7th Sense___

Jam istirahat sekolah, aku meminta Ryujin menemaniku berkeliling sekolah untuk mencari siswa yang Hena maksud.

Kami menelusuri setiap ruang kelas, bertanya ke siswa siswi lain yang sekiranya dapat membantu pencarian. Hingga kami tiba di salah satu kelas yang ramai. Ada keributan terjadi di sana.

Aku dan Ryujin berlari menghampiri kelas itu, melongok ke dalam, ingin tahu apa yang tengah terjadi.

Ternyata di dalam ada seorang siswi yang sedang melayang terbang. Siswi itu berteriak ketakutan. Meminta tolong pada temannya, tapi tidak ada yang bisa menolong.

"Ryujin, siapa yang melakukan ini?" Aku bertanya pada Ryujin karena tidak mungkin manusia bisa membuat manusia lain terbang di udara.

"Aku tidak melihatnya Ren, kamu melihatnya?" Ryujin balik bertanya.

Aku menggeleng. Aku pun tidak bisa melihatnya.

"AAKHHH!! TOLONGG!!!" Siswi yang terbang di udara berteriak minta tolong. Posisi siswi itu terlentang, tangannya mencari pegangan di udara.

"Hyung."

Aku tersentak ketika ada suara memanggilku. Dari arah samping, terlihat sosok Jisung terbang mengambang ke arahku.

"Yak! Apa yang kamu lakukan di sini?" Seruan disertai pertanyaan itu terlontar keluar dari mulutku.

Jisung tidak menjawab. Anak itu malah diam memandangi Ryujin di sebelahku.

Ryujin tidak melihat Jisung. Dia sibuk mencari siapa yang membuat siswi melayang di udara.

"Renjun, di sana!" Ryujin menunjuk seorang siswa yang berada di pojok kelas. Siswa itu tengah berdiri dalam diam. Matanya memerah, memandang sengit siswi yang melayang.

Mataku mengerjap beberapa kali. Aku kenal wajah siswa itu. Semalam aku melihatnya di cafe Jaehyun hyung.

Siswa itu ternyata adalah pengunjung di meja nomor sembilan.

Gawat. Ini bencana.

Pantas saja aku tidak bisa melihat sosok yang membuat siswi melayang di udara. Pasti karena sosok menyeramkan yang disebutkan Mark semalam di cafe.

Kini aku tahu, si siswa sekaligus pengunjung cafe meja nomor sembilan sedang dikendalikan oleh sesuatu.

"Renjun, kamu melihat sosoknya?"

Kepalaku menggeleng. Ini aneh. Kondisiku sudah membaik dari semalam, tapi aku tetap tidak bisa melihat sosok itu.

"Tidak, Ryu. Aku tidak bisa melihatnya."

Ryujin mengernyitkan dahi. "Bagaimana mungkin? Aku melihatnya Ren, sosok itu memiliki tanduk di kepala. Badannya berbulu, menyeramkan."

Ucapan Ryujin sama seperti ucapan Mark semalam. Namun aku tetap tidak bisa membayangkan bagaimana si sosok menyeramkan itu. Sosok yang ternyata berasal dari lab biologi tak terpakai di sekolah.

"Tapi aku memang tidak bisa melihatnya."

Ryujin berdecak kesal. Dia lantas berlari ke arah siswa yang dikendalikan. "Urus siswi yang melayang itu, Ren. Biar aku yang melawannya."

Tidak perlu mendengar perintah dua kali dari Ryujin. Aku langsung meloncat ke arah siswa yang melayang. Menaiki meja untuk bisa menggapai tubuhnya.

"Ada yang bisa membantuku memeganginya?" tanyaku ke siswa siswi lain di dalam kelas.

Aku tidak kenal mereka semua karena aku memang tidak mengenal banyak orang di sekolah ini kecuali teman sekelasku. Namun keadaan mendesak ini memaksaku untuk meminta tolong demi keselamatan orang lain.

Beberapa teman kelas si siswi berlarian naik ke atas meja, bersiap membantuku. Sementara teman yang lain menunggu di lantai, berjaga-jaga kalau nanti tubuh si siswi jatuh ke bawah. Untunglah kelas ini tidak seperti kelasku yang sangat sulit dimintai tolong oleh orang sepertiku. 

"Renjun! Pegangi!" Ryujin berteriak. Dapat kulihat Ryujin sedang berusaha mengusir sosok serak yang menempel di tubuh siswa.

Aku tidak mengerti apa yang Ryujin lakukan. Tapi beberapa detik setelahnya tubuh si siswi terjatuh bebas ke bawah.

Bersyukur teman sekelasnya sudah siap menahan beban di siswi jadi dia tidak jatuh ke lantai.

Setelah mengurus si siswi, aku berlari ke arah Ryujin dan siswa laki-laki yang kini tergeletak pingsan.

"Ryujin," panggilku.

Ryujin melihat ke arahku, tersenyum samar, lalu kehilangan kesadarannya.

Aku panik. Bergegas aku membawa Ryujin pergi ke UKS, lantas meminta tolong teman si siswa laki-laki untuk membawa siswa itu ke UKS juga.

Saat itu aku belum sadar kalau ternyata Jisung menghilang.

Tbc.

Jangan lupa dukungannya semua^^

Continue Reading

You'll Also Like

651 315 41
Bagaimana jika dirimu mengalami krisis identitas? dimana dirimu harus dituntut untuk percaya atau tidak percaya dengan takdirmu yang sangat rumit. Be...
4.5K 348 10
⚠️ Vote dulu sebelum membaca, boleh? ⚠️ Bagi Bulan hujan turun ke Bumi hanya untuk mengingatkan seseorang yang selalu ia sayangi dalam hidupnya, huja...
86.2K 8.2K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
547 62 6
Ini akan jadi buku pertama tentangku dengan sosok yang kuharap ada nyawanya. Secangkir teh panas dengan aroma melati adalah aroma khas rindu yang sel...