My Rapunzel

By odiadara

14.6K 2.8K 232

[COMPLETE] Aku mempunyai tetangga. Namanya Son Seungwan, tapi aku memanggilnya Swan. Dia cantik seperti angsa... More

2. Perumahan Victoria
3. Tetangga baru
4. Tamu yang tidak diundang
5. Rapunzel
6. Berjalan bersamanya
7. Kedatangan sang dokter
8. Kau baik-baik saja?
9. Keanehan
10. Kucing putih
11. Hidup bersama gadis pirang itu
12. I loved you
13. Hujan yang dingin
14. Swan yang berbeda
15. Kau adalah Rapunzelku
16. Neverland (Ending)

1. Gadis berambut pirang

694 57 2
By odiadara

Pagi itu tidak begitu cerah. Mendung. Awan-awan mulai menutupi matahari. Bahkan tak kalah angin berhembus tak tahu diri. Seolah tidak menyambutku yang datang dengan senang. Padahal aku ingin memulai hari dengan gembira. Tak kusangka malah disambut dengan suara geleduk yang kurasa sebentar lagi sang langit akan menangis.

Buru-buru aku turun dari mobil lalu menurunkan koperku dari bagasi.  Helaan napas keluar dari bibirku. Manikku tak berhenti memandang sebuah rumah tua dihadapanku. Peninggalan kakek dan nenek. Dahulu saat kecil aku sering tinggal bersama mereka di rumah itu. Namun waktu begitu cepat. Dan mereka sudah tiada. Mulai hari ini, aku akan sendirian tinggal di rumah itu. Jujur saja aku tidak mengingat saat aku tinggal di tempat ini. Kala itu aku masih kecil. Masih samar dan abu-abu. Meskipun aku lupa. Tapi, kurasa suasana di perumahan ini sedikit berbeda. Aku pun memandang sekitar perumahan itu. Sepi dan sunyi. Tidak, dulu tidak seperti itu.

Kemudian dalam sedetik mataku menabrak pemandangan cantik di hadapanku. Tepat di depan rumah(yang rumah itu sudah menjadi milikku) . Aku melihat seorang perempuan berambut pirang. Ia duduk di atas jendela kamarnya sembari tersenyum melihat atas langit. Padahal langit sudah mulai sedih. Namun, gadis itu menyambutnya dengan sunggingan di bibir. Kami pun bertemu dengan pandangan manik.

Dan ia terkejut melihatku.

Seperti melihat hantu saja. Apa aku begitu menyeramkan? Aku pun tersenyum. Baru saja ingin memperkenalkan diri. Gadis itu langsung masuk ke dalam. Bahkan ia membiarkan jendelanya terbuka lebar. Dia cantik, tapi kurasa dia tidak menyukaiku. Suara petir dari atas langit pun membuatku tersadar. Bahwa aku harus masuk ke dalam rumah sebelum hujan membasahi diriku. Perempuan pirang itu. Untuk saat ini juga, aku ingin berteman dengannya.

===

Setelah beberapa jam aku membersihkan rumah ini. Akhirnya selesai juga. Kurasa sudah 1 tahun, rumah ini tidak ada yang menempati. Aku menghela napas sembari membawa secangkir cokelat panas untuk menghilangkan rasa lelahku. Melihat pemandangan dari jendela kamar memang menyenangkan. Tapi, tidak ada yang bagus untuk dilihat. Selain menatap seorang gadis berambut pirang yang mulai muncul dan masih duduk di atas jendela kamarnya.

Ia bernyanyi sembari tersenyum. Dan mencoba menggapai sang kupu-kupu yang menghampirinya. Tapi, suara gadis itu tidak terdengar. Semakin lama aku memandangnya. Detakan aneh di jantungku mulai berdegup tidak tahu diri. Senyuman itu. Mengapa ia terlihat sangat indah? Kuakui, cuaca hari ini memang terlihat mendukung daripada tadi pagi. Setelah hujan tadi, sinar matahari pun mulai menyinari kota Zombie ini--Aku akan menyebutnya kota Zombie karna memang menyeramkan-- Dan gadis itu terlihat semakin bersinar.

Pandangan kami bertemu lagi.

Aku membuyarkan lamunanku. Kali ini dia tidak terkejut seperti sebelumnya. Tapi, senyuman itu lantas menghilang begitu saja. Aku mencoba untuk tersenyum lagi padanya. Dan melambaikan tangan. Kemudian tak perlu lama untuk melihatku. Ia pun kembali masuk ke dalam rumah.

Aku menghela napas.

==

Kenapa perumahan ini berubah beratus derajat? Aku masih mengingat sedikit. Dahulu, aku sering melihat anak-anak yang bermain di luar sana. Para tetangga yang selalu keluar untuk menggosip. Sekelompok pria tua bermain catur di depan teras rumah mereka. Bahkan di malam hari juga tidak seperti ini. Kosong, sepi, sunyi, dan juga gelap. Seseorang tidak menyalakan lampu jalanan. Orang-orang memilih untuk menetap di rumah. Apa jangan-jangan memang tidak ada yang berpenghuni? Kulihat dari beberapa rumah ada yang lampunya menyala sedari tadi pagi. Bahkan ada rumah yang mati total seperti rumah hantu. Karena aku benci kegelapan. Aku pun keluar rumah untuk menyalakan lampu jalanan.

Setelah berhasil menyalakan lampu jalanan yang berada di depan rumahku. Aku melihat gadis pirang itu lagi. Kali ini dia berdiri di depan rumah sembari menggendong seekor kucing putih berbulu. Oh? Aku kira dia tidak akan keluar rumah, karena ini pertama kalinya aku melihat dia keluar. Tak lama kucing itu mengeong dan melompat terbebas dari pelukan gadis itu. Kucing itu berlari ke arahku. Lantas aku meraih kucing tersebut.

"Hey? Mau kemana, bung?" kataku. Aku tertawa kecil mulai berjalan ke arah gadis itu. "Kucing yang lucu."

Namun, sedetik kemudian. Kucing itu melompat lagi. Dan berlari secepat kilat entah kemana. Aku terkejut.

"H-hey?"

"Tidak apa-apa. Jangan dikejar. Dia bukan kucingku," kata gadis itu.

Aku menggarukan kepalaku yang tidak gatal. Dan bersyukur di dalam hati. Jika itu benar kucing miliknya, aku bisa merasa bersalah karena membiarkannya kabur begitu saja.

"Namanya siapa?"

"Aku tidak tahu."

"O-oh, maksudku....," kataku gugup. Lalu melanjutkan, "Namamu siapa?"

Dia memandangku bingung. Seolah merasa ragu untuk menjawab. Hingga akhirnya ia berkata, "Namaku Son Seungwan."

Aku tertawa kecil. Ini benar-benar canggung. "Namaku Park Chanyeol. Chanyeol, kau bisa memanggilnya dengan itu."

"Ah, Chanyeol..."

"Aku tinggal di depan rumahmu. Aku baru saja pindah. Kuharap kita bisa menjadi tetangga yang baik."

Seungwan memandang rumahku. Ia mengangguk. "Ya, aku tahu."

"Oh? Apa kau mengenal kakek dan nenekku?"

"Dulu mereka sering memberiku roti."

Apa ini? Apa Seungwan sudah menjadi tetanggaku sedari dulu? Sungguh, aku benci ingatanku. Aku sama sekali tidak mengingat saat semasa kecil dulu, bahwa Seungwan sudah ada lama di sini. Kurasa Seungwan akrab dengan kakek dan nenek.

"Ah, begitu? Tapi, kurasa tempat ini sepi. Mereka tidak keluar rumah. Aku tidak pernah melihat orang lain, selain melihatmu."

Seungwan tertawa hambar. "Mungkin mereka lebih suka di rumah, karena mereka mempunyai keluarga," dia menjeda ucapannya lalu mengalihkan pandangan dan berlirih sangat pelan, "Tidak sepertiku..."

Aku menghela napas. Sudah kuduga. Son Seungwan tinggal sendiri. Aku bisa melihatnya kalau dia begitu kesepian. Jujur saja, aku ingin mengetahui tentang dia lebih banyak lagi. Namun, kurasa aku tidak berhak untuk menanyakan lebih lanjut lagi. Sebab kami baru kenal. Aku tersenyum. Kemudian berkata, "Hey, apa kau mau jadi temanku?"

"Oh?"

Dia terkejut mendengarnya. Aku berdeham. "Kurasa kita tidak cocok hanya untuk sekadar menjadi tetangga, bukan? Aku juga tidak punya teman di kota ini."

Gadis pirang itu diam. Dia begitu mempertimbangkannya sangat lama. Aku bisa menebaknya dipikiranku. Bahkan aku bisa melihat kalau dia risih padaku. Sebab maniknya itu tidak pernah memandangku. Membuatku tahu diri. Seharusnya aku tidak boleh seperti ini.

"Kalau kau tidak mau--"

"Baiklah," kata dia. "Senang berkenalan denganmu, Chanyeol."

Untuk pertama kalinya ia menatapku begitu lama. Dan untuk pertama kalinya juga ia tersenyum padaku. Aku membeku tak habis pikir. Apa dia benar-benar tersenyum padaku sekarang? Masih tidak percaya. Tapi itu benar. Membuat dadaku trus berdetak tidak karuan. Aku merasa aneh. Dan pipiku memanas. Aku tersenyum bahagia.

"Baiklah, senang berkenalan denganmu, Swan..."

[]


Sorry post ulang, kehapus :(

Continue Reading

You'll Also Like

390 88 6
Jangan lupa follow ya... Terkadang kebanyakan orang berubah bukan karna dasar kemauannya sendiri. Tetapi, dorongan, dukungan bahkan paksaan dari oran...
783K 37.8K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
108K 8.9K 85
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
2.9K 381 8
IRENE BIRTHDAY PROJECT ONESHOOT COLLABORATION 2022 β™‘β™‘ πŸŽ–#7 Project (06-03-2022) πŸŽ–#4 Collaboration (05-03-2022) πŸŽ–#3 Baechu (06-03-2022) πŸŽ–#10 Bellat...