Mama Impian Untuk Alif [END]

By Marrmonava

6.8M 409K 12.6K

Warning : BELUM DIREVISI! Chasyavina mutia Anggara, gadis berusia 24 tahun yang kerap disapa vina itu menerim... More

MIUA : 1 βœ”
MIUA : 2 βœ”
MIUA : 3 βœ”
MIUA : 4 βœ”
MIUA : 5 βœ”
MIUA : 6 βœ”
MIUA : 7 βœ”
MIUA : 8 βœ”
MIUA : 9 βœ”
MIUA : 10 βœ”
MIUA : 11 βœ”
MIUA : 12 βœ”
MIUA : 13 βœ”
MIUA : 14 βœ”
MIUA : 15 βœ”
MIUA : 16 βœ”
MIUA : 17 βœ”
MIUA : 18 βœ”
MIUA : 19 βœ”
MIUA : 20 βœ”
MIUA : 22 βœ”
MIUA : 23 βœ”
MIUA : 24 βœ”
MIUA : 25 βœ”
MIUA : 26
MIUA : 27
MIUA : 28
MIUA : 29
MIUA : 30
MIUA : 31
MIUA : 32
MIUA : 33
MIUA : 34
MIUA : 35
CastπŸ‘¨β€πŸ‘©β€πŸ‘§β€πŸ‘¦
MIUA : 36
MIUA : 37
MIUA : 38
MIUA : 39
MIUA : 40
MIUA : 41
MIUA : 42
MIUA : 43 |END
Extra part satu
Extra part dua
Extra part TERAKHIR
πŸ“’

MIUA : 21 βœ”

122K 7.8K 136
By Marrmonava

Jangan lupa vote dan comment 💜

👨‍👩‍👧‍👦👨‍👩‍👧‍👦👨‍👩‍👧‍👦
Selamat membaca
.
.
.

Ruang makan yang tadinya ramai, kini sudah terlihat sepi. Tak ada lagi seorang pun yang terlihat di sana. Begitu pula dengan ruang keluarga Athala. Sepi bernuansa remang. Semua lampu besar yang tadinya menyala terang, kini tergantikan dengan lampu redup berwarna kuning yang di jadikan penghias ruang tamu, terletak disetiap pojok ruangan.

Semua penghuni rumah telah kembali beristirahat ke kamar masing-masing. Begitu pula kedua pengantin baru yang resmi menikah pukul sembilan pagi tadi. Di dalam kamar yang temaram itu, mereka merebahkan tubuh. Mengistirahatkan raga yang lelah, menenangkan pikiran yang sesak.

"M-mas," cicit Vina sedikit ragu. Ia menatap kearah laki-laki yang telah resmi menikahi dirinya.

"Hmm." Rizam membalikkan tubuhnya ke arah lain. Tanpa menoleh pada gadis yang tengah duduk manis di atas kasur.

Jika orang-orang pada umumnya berpikir akan ada adegan romantis pada malam pertama setiap pengantin baru. Maka hal itu tidak berlaku pada sepasang laki-laki dan wanita yang berada di dalam kamar yang sama itu.

Alat penunjuk waktu sudah memperlihatkan pukul 23.27 WIB. Namun kedua manusia itu belum jua terlelap. Bukan karena usai memadu kasih. Namun sibuk memadu pikir di dalam kepala masing-masing.

"Mas, tidur di ranjang aja ya. Nanti badannya pegel-pegel kalau di sofa," pinta gadis yang telah resmi menjadi istri Rizam.

"Gak perlu sok perhatian. Aku lebih tau mana yang baik atau pun buruk untuk diriku sendiri!" jawab Rizam. Nada suaranya sarat akan ketidak sukaan.

Vina bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah sofa. Ia menyentuh tangan besar milik Sang suami. Seketika Rizam menegang dan mendadak kaku. Ia bangun dari posisi tidurnya. Vina menarik pelan laki-laki itu kearah ranjang, merapikan bantal dan meletakkan selimut di atas kasur.

"Tidurlah Mas. Biar Vina yang akan tidur di sofa. Badan Vina lebih kecil, sofa itu pasti pas untuk ukuran tubuh Vina." Ia tersenyum tulus. Tanpa banyak bicara, gadis itu mengambil selimut dari dalam lemari dan berjalan menuju sofa yang tadi di tiduri suaminya. Kemudian membaringkan tubuh kecilnya disana, menyelimuti seluruh badan dan memejamkan mata. "Selamat malam, Mas," serunya tersenyum. Dengan mata terpejam.

Rizam masih kaku di tempat. Ia melihat kearah Vina yang telah memejamkan mata. Ada sesuatu yang sesak di dalam rongga dadanya. Entah apa itu, ia pun juga tidak mengerti. Rasa yang tidak bisa dipahami oleh dirinya sendiri, bercampur aduk dengan rasa kasihan. Lima belas menit sudah ia terduduk di atas ranjang, masih dengan mata menatap kearah Vina.

"Bodoh, kenapa kau mau menikah denganku? Lihat lah, bahkan aku tidak bisa memperlakukan dirimu layaknya seorang istri. Tidak bisa, aku tidak ingin menambah pengkhianatan terhadap Eva. Cukup sudah berkhianat dengan menikahimu. Kali ini tidak lagi!" gumam Rizam pelan, hanya terdengar oleh dirinya sendiri. Matanya masih saja tertuju kearah punggung Vina yang terlelap di atas sofa.

Sementara Vina yang sedari tadi berpura-pura tidur. Masih dapat mendengar lirihan pelan dari suaminya. Ada luka yang tersiram air garam di salah satu anggota tubuhnya. Lebih tepatnya pada organ dalam yang disebut 'hati'.

Aku tidak bisa berbohong. Kamu sudah ku cintai sejak pertama kali bertemu dirumah tante Cindy. Ada debaran aneh dari jantung, meski saat ini aku tahu hati dan raga mu tak mampu ku raih. Kamu terlalu jauh untuk bisa kugapai. Tapi aku ikhlas akan pernikahan ini. Menerima dirimu yang terang-terangan tidak mencintai ku sama sekali. Aku akan berusaha membuatmu dekat denganku. Menepis jarak yang kamu ciptakan di antara kita. Dengan harapan suatu hari nanti kamu akan mencintaiku. Batin Vina, ia tersenyum dibalik selimut. Tak bisa dipungkiri, ada sesak yang menghantam hatinya betubi-tubi saat mendengar ucapan Rizam. Jika saja bisa dilihat dengan mata, mungkin kondisi hatinya penuh luka saat ini.

Setelah beberapa jam begulat dengan pikiran. Akhirnya Rizam tertidur juga. Begitupula Vina, ia begitu nyenyak di dalam kungkungan selimut lembut itu. Tanpa sadar begerak kekiri kanan, hingga selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh ke lantai.

Rizam terbangun karena haus, ia memutuskan menghidupkan lampu utama kamar. Lampu berukuran besar itu menyala dengan terangnya. Menyinari seluruh keremangan yang mengisi. Ia berjalan kearah pintu, bermaksud akan turun ke bawah dan mengambil air minum.

Saat kembali kekamar, Rizam begitu terkejut melihat istrinya itu tertidur dengan posisi kaki agak terbuka. Di tambah gaun tidur tipis tembus menerawang berwarna peach, yang melekat indah ditubuh Vina. Bibir mungilnya yang terkatup rapat, merah muda dan begitu menggoda. Rizam menatap lekat tubuh Sang istri dari pintu kamar.

Tanpa sadar, ia melangkah dekat dan semakin mendekat kearah sofa yang ditiduri Vina. Begitu jelas di matanya, maha karya Tuhan yang begitu putih dan mulus itu. Wajah natural milik istrinya begitu memikat. Seolah minta ditatap terus menerus.

Rizam mendekatkan tangannya ke wajah Vina, ia menyentuh pipi, bibir dan hidung Vina. Pandangannya turun kearah tubuh Vina yang menggunakan helaian tipis. Jelas tampak begitu ramping. Lalu pandangannya turun kearah paha istrinya itu. Matanya kembali memelotot, begitu putih dan bersih, pikirnya.

Kenapa dia mengenakan pakaian tipis? Apa dia ingin menggoda ku? Kalau begitu selamat, karena kamu berhasil Vina. Batinnya menggerutu. Bagaimanapun Rizam adalah seorang lelaki normal, yang sudah ditinggalkan oleh istrinya sejak 4 tahun yang lalu.

Saat Vina berpindah dari ranjang ke sofa tadi, Rizam tidak bisa melihat dengan jelas pakaian apa yang digunakan Vina. Sebab suasana kamar yang sangat temaram membuat penglihatannya tak begitu jelas. Di tambah lagi ia memang tidak ingin menatap istrinya itu.

Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Vina. Menyentuh bibir merah muda itu dengan bibirnya sendiri. Lembut dan manis. Itulah yang ada di pikirannya. Beberapa menit kemudian Rizam tersadar dari perbuatannya. Ia merasa ini tidak benar. Meski Vina adalah istri sah-nya.

Segera Rizam berjalan cepat menuju kamar mandi meninggalkan Vina di atas sofa. Ia harus meredam sesuatu yang sudah On sejak tadi. Rizam melepas seluruh pakaiannya hingga menyisakan underware saja. Kemudian menyalakan air dingin dari shower dan berdiri dibawah guyuran. Ia menjambak kasar rambutnya sendiri. Begitu frustasi, kenapa bisa sampai lepas kendali seperti tadi? Ia mengecup bibir perempuan yang sama sekali tidak di cintainya.

Masih dengan keadaan mengantuk, mata buram. Vina berjalan ke kamar mandi, beniat akan mengeluarkan sesuatu yang sudah ia tahan beberapa jam lalu. Ya, dia ingin buang air kecil. Tapi urung, saat ia terkejut dan setengah berteriak mendapati seorang laki-laki tengah berguyur didalam kamar mandi.

"Aaaaaa---" teriakannya terpotong saat Rizam membekap mulut istrinya itu menggunakan tangan besar miliknya.

"Sssttt, diam lah. Kamu mau semua orang datang kekamar ini?" Perlahan Rizam melepas bungkamannya. Saat Vina menatap kewajah suaminya itu.

"M-mas Rizam kenapa ada di kamar mandi tengah malam begini?" tanya nya bingung. Ia masih belum menyadari suaminya berdiri didepan hanya dengan menggunakan pakaian dalam. "Aaaaaa---" Lagi-lagi teriakannya terhenti saat Rizam kembali membekap mulut Vina. Ia begitu syok, saat menyadari Sang suami hanya menggunakan pakaian berukuran mini itu.

"Diam lah Vina. Apa kamu seorang atlit jerit? Suaramu begitu kencang, plus cempreng!" Geram Rizam, saat Vina kembali berteriak dengan suara keras.

"Ma-maaf," gumam Vina pelan. Ia menutup matanya dengan kedua telapak tangan.

"Mas, cepat pakai baju! Ngapaian tengah malam gini di kamar mandi? Tidak pakai baju lagi," tanya Vina.

"Kamu gak lihat, aku sedang mandi? Dasar, keluar sana. Aku harus melanjutkannya, gerah melihatmu!" dengus Rizam. Sementara Vina mengurungkan niatnya buang air kecil dan berlari keluar dari kamar mandi. Pipinya merona, kala mengingat tubuh kekar milik Sang suami. Benar-benar gagah, pikir Vina.

Ia keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur di lantai satu. Saat membuka kulkas dan mengambil air dingin. Vina dikejutkan oleh ibu suaminya, yang kini resmi menjadi ibu mertua Vina.

"Aaa, ya ampun Mami. Vina terkejut," pekiknya mengusap dada saat melihat bayangan seorang wanita berdiri dibelakang. Vina kira ia sedang berada di suatu scene horor. Dimana ada hantu yang menggentayanginya. Ternyata mami Rosa toh.

"Hayo ngapain?" Rosa terkikik melihat menantunya.

"Ambil air minum, Mi. Haus banget Vina," jawab Vina seraya menuang air dingin kedalam gelas di atas meja.

"Kenapa bisa kehausan coba? Tengah malam juga lagi nyenyak-nyenyak tidur." Rosa mencolek lengan Vina. "Apa jangan-jangan kamu dan Rizam memang belum tidur sama sekali ya? Kalian ngapain bergadang sampe larut begini?" goda Rosa kembali mencolek lengan Sang menantu. Sementara yang digoda hanya mesem-mesem. Ada semburat rona di pipinya. Ia begitu malu, bagaimana tidak pasti mami Rosa mengira yang lain-lain.

"Vina kembali kekamar ya, Mi," ujar Vina sopan. Ia harus menghindari tatapan menggoda dari mami-nya ini.
Sementara Rosa masih saja terkikik disana. Sepeninggal Vina tadi, Rosa merasa berhasil karena memanfaatkan keluguan menantunya itu dengan menyuruhnya memakai gaun tidur tipis.

"Yes, OTW cucu kedua," girangnya penuh arti.

Sementara Vina masuk ke dalam kamar dengan keadaan pipi merona. Sudah merona tadi saat melihat tubuh suaminya, ditambah lagi godaan dari ibu mertuanya itu. Vina merasa seperti kepiting rebus saat ini.

Vina mendapati suaminya itu tengah mengeringkan rambut. Sementara belum memakai pakaian, hanya handuk yang melilit dipinggang kokohnya.

Vina menahan napas, seumur hidup ia belum pernah melihat langsung laki-laki setengah naked seperti ini. Ia berjalan cepat kearah sofa dan mebaringkan tubuh di sana. Menarik selimut yang tergeletak di lantai dan menutupi tubuh. Ia berpura-pura memejamkan mata sampai Rizam kembali ke ranjang dan tidur.

Sementara Rizam, hanya acuh saat melihat Vina masuk kekamar. Ia tidak ingin melihat ke arah istrinya itu, takut-takut akan tergoda lagi oleh pakaian tipis sialan yang di pakai Vina.

Setengah jam kemudian, Vina bangun dari tidur pura-puranya. Melirik keatas ranjang, kearah seseorang yang sudah terlelap di sana. Dengan langkah pelan Vina menghampiri laki-laki itu. Ia menyelimuti suaminya dan mengelus surai hitam milik Rizam.

Ngapain Mas mandi tengah malam gini. Apa kamu benar-benar gerah ya karena aku ada di sini? Apa begitu mengganggu kenyamanan mu, Mas? Maafkan aku. Vina membatin masih dengan tangan mengelus kepala Rizam. Ia tersenyum, karena bisa menatap wajah polos suaminya saat terlelap. Tapi dalam kondisi terjaga, boro-boro polos, malah yang ada kaku seperti patung. Banyak diam dan dingin. Senyumnya mengembang tatkala mengingat perbedaan Rizam saat tertidur dan ber aktivitas sehari-hari. Dua hal yang bertolak belakang.

Setelah menyelimuti suaminya, Vina kembali ke atas sofa dan berbaring di sana. Tak berapa lama Kemudian ia terlelap dan menjelajahi alam mimpi. Di dalam bunga tidur itu, Vina tengah menikmati hari-hari bahagia bersama sang suami.

👨‍👩‍👧‍👦👨‍👩‍👧‍👦👨‍👩‍👧‍👦

Follow ya
~ Marrmonava ~

Tinggal tap username di atas, lalu tekan follow / ikuti.

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 181K 73
"Saya hamil anaknya Arka tante." Ucap Aletta pada Ibunda Arka. Degh.. ~Β€~Β€~Β€~Β€~Β€~Β€~Β€~Β€~Β€~Β€~Β€~Β€~Β€~ Kehidupan yang begitu pelik dialami oleh Aletta s...
2.3M 170K 59
[π—¦π—˜π—•π—˜π—Ÿπ—¨π—  𝗕𝗔𝗖𝗔 π—™π—’π—Ÿπ—Ÿπ—’π—ͺ π——π—¨π—Ÿπ—¨ π—¬π—šπ—¬ (⁠ʃ⁠Ζͺ⁠^⁠3⁠^⁠) π‚π¨π―πžπ« 𝐛𝐲: @AlettaLousia7 *** Pernikahan yang tak pernah Nawa bayangkan...
5M 336K 52
Kalau kata Nalya, pak Afka itu cocoknya dipanggil pak Hakim. Karena, selain nama tengahnya memang Hakim, pria itu juga selalu menghakiminya dengan tu...
246K 7.7K 33
Ify tidak pernah menyangka akan dijodohkan oleh Ayahnya dengan lelaki yang tidak pernah dikenalnya. Rio lelaki dingin dan kejam yang dinikahkan oleh...