Deal with A Possessive Boyfri...

By sirhayani

3M 221K 17.7K

SELESAI ✔️ "Lo nggak akan bisa keluar dari hidup gue setelah ini. Lucy, lo milik gue. Satu-satunya." - Dean C... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 28 (end)

PART 27

63.8K 5.5K 264
By sirhayani

27

Beberapa bulan setelah Lucy kabur dari Dean, Lucy melahirkan tanpa sosok suami di sampingnya. Di dalam kamar apartemen itu seorang dokter sedang membantu Lucy melahirkan anak keduanya. Bayi pertama telah dibersihkan oleh seorang perawat. Lucy sedang berteriak kesakitan, menarik napas, mengembuskannya beberapa kali.

Beberapa saat kemudian suara tangisan bayi memenuhi kamar apartemen. Lucy tersenyum lemah mendengar tangis bayi yang kemudian bersahut-sahutan.

Setelah semua urusan telah selesai, beberapa jam kemudian Lucy hanya ingin bicara dengan Zeline dan Clarissa. Perawat segera keluar dari kamar itu untuk membereskan yang lain sementara dokter sudah pulang beberapa saat lalu.

"Yang pertama namanya Lusi." Lucy tersenyum. "Lusiana Elmira. Satunya lagi Luna Almeera."

"Lucy?" gumam Clarissa, memandang Lusi di gendongannya. Sementara Lucy sedang menyusui Luna.

"Lusi. Hanya beda dua huruf." Lucy tersenyum menatap Zena yang sudah berumur 11 bulan di pangkuan Zeline. Zena sedang duduk manis sembari memandang Luna, kemudian gantian menatap Lusi di gendongan Clarissa.

"Gue mau ngomong serius ke kalian," gumam Lucy sedih sambil menatap Luna yang baru saja tertidur. Dia membawa Luna ke box bayi kemudian mengambil Lusi dari gendongan Clarissa untuk minum asi.

"Apa?" tanya Zeline dan Clarissa bergantian.

"Gue nggak selamanya bergantung ke kalian." Lucy menghela napas melihat tatapan curiga kedua sahabatnya. "Ya, gue pengin memulai hidup sendiri. Yang jauh, gue pikir akan lebih baik daripada kalian harus terseret ke masalah gue."

"Lucy...," panggil Zeline saat Lucy menggeleng.

"Please...." Mata Lucy berkaca-kaca. "Gue tahu ini bakalan berat, tapi gue udah punya rencana yang menurut gue terbaik. Tapi, gue nggak bisa bawa dua-duanya." Lucy memandang Zeline. "Apa lo nerima anak untuk diadopsi?"

"Lo yakin?" tanya Zeline ragu. "Gue nggak keberatan. Gue juga seneng apalagi dengan anak perempuan, tapi apa lo ikhlas?"

"Gue nggak ada pilihan lain." Lucy menatap Clarissa. "Gue pengin minta tolong ke elo, tapi kendalanya pasti di suami lo. Makanya, gue minta ke Zeline karena suami lo adalah Dewa," kata Lucy kepada Zeline.

"Gue titip Luna, ya. Gue pengin ngerawat dua-duanya, tapi sepertinya gue ngerasa nggak sanggup." Lucy terisak saat mencium Lusi. "Jaga Luna baik-baik, ya." Ditatapnya box bayi Luna. "Gue terlalu jahat, ya, ninggalin Luna sendirian?"

"Lo nggak mungkin langsung pergi juga, kan?" Zeline mengusap lengan Lucy. "Gue pengin nahan lo, tapi di sisi lain gue juga nggak bisa maksa, kan. Jangan buru-buru. Luna juga masih butuh lo."

Lucy mengangguk-angguk.

"Lagian lo mau ke mana, Lucy?" tanya Clarissa dengan suara serak. "Apa nggak bisa lo di sini aja?"

Lucy menggeleng. "Gue belum tahu. Pokoknya ... ke tempat yang jauh."

***

5 TAHUN KEMUDIAN

"Lusi, jangan lari-lari, Nak! Nanti jatuh!" teriak Lucy.

"Mama, lihat! Tante Gracia ngasih aku ini." Lusi meperlihatkan bunga yang terselip di telinganya.

Lucy menunduk dan merapikan rambut anaknya yang berantakan. "Nah, ini tambah cantik kalau rambutnya rapi gini."

"Lusi, jadi main kan?" teriak salah seorang anak perempuan dari jauh.

"Mama, aku mau main dulu, ya?" pinta Lusi sambil mencium pipi mamanya.

"Mainnya jangan jauh-jauh, tapi, ya?" Lucy mengarahkan kelingkingnya yang dibalas Lusi dengan menautkan kelingking mereka. Setelah itu, Lusi lari mengejar teman perempuannya yang kabur duluan.

Gracia, salah satu pekerja di perkebunan bunga itu memandang Lusi sambil tersenyum. Lucy tidak mungkin mencurigai Gracia sebagai mata-mata Dean seperti bagaimana Marina karena Gracia yang jauh lebih dulu bekerja di perkebunan itu sebelum Lucy dan Lusi yang saat itu masih berumur 1 tahun datang.

"Anak kamu, loh, rambutnya pirang alami kayak bule aja," kata Gracia sambil bekerja. Lucy hanya tersenyum. Tiba-tiba mengingat Dean. "Nama kalian juga mirip. Sama-sama Lusi."

"Beda di huruf doang," kata Lucy lanjut bekerja.

Untung saja Gracia tak pernah mau penasaran dengan kehidupan Lucy. Meski beberapa pekerja terkadang mempertanyakan siapa ayah Lusi sampai membuat Lusi juga ikut-ikut bertanya soal di mana keberadaan papanya.

Disaat Lucy terpojok seperti itu, Lucy hanya akan mengatakan bahwa papanya sedang bekerja di luar negeri. Itu adalah jawaban dari lubuk hatinya. Terkadang Lucy menyesal kenapa waktu itu dia tidak menjawab bahwa papa Lusi sudah tidak ada. Karena terlanjur mengatakan jawaban itu, Lucy terus menjawab hal yang sama.

Selama lima tahun ini Lucy sangat tenang hanya ada Lusi di sampingnya. Meski tak jarang ada masalah satu dua yang datang menghampiri hidupnya, tetapi itu tak jauh-jauh dari pekerjaan atau masalah keuangan.

Setidaknya tak lebih besar dari masalah yang menghampirinya beberapa tahun lalu.

***

Anak perempuan itu terus berlari mengejar temannya yang lain sampai mereka jauh dari jangkauan para orangtua. Lusi, rambutnya pirang, warna kulitnya kecokelatan karena selalu bermain di bawah sinar matahari, matanya cokelat terang, dan selalu mencolok dari yang lain.

Terkadang dia dirundung oleh teman-temannya yang nakal karena mengejek rambut Lusi yang berbeda dari anak lainnya, tetapi Lusi berani melawan mereka. Lusi juga punya beberapa teman yang selalu siap berdiri paling depan melawan mereka yang berani membuat Lusi sedih.

Mereka sedang main kejar-kejaran. Di antara semua anak perempuan lain, Lusi yang larinya paling kencang. Dia sampai memegang bunga di telinganya agar tak jatuh. Larinya semakin pelan saat dilihatnya seorang lelaki berumur 37 tahun sedang berjongkok di samping sebuah mobil sedan hitam.

Langkah Lusi berhenti sambil mengatur napasnya.

Mama bilang, jangan berurusan dengan orang yang tidak dikenal.

***

"Hai?" sapa pria yang memakai kaos hitam sambil tersenyum haru. "Bunganya cantik."

Anak perempuan di depan Dean, anak perempuan yang sejak beberapa bulan lalu sudah dia ketahui keberadaannya dan dia perhatikan secara sembunyi-sembunyi dan baru kali ini Dean berani muncul di hadapan anak itu.

Mereka memiliki semua gen yang sama.

"Nama kamu siapa?" tanya Dean, tak tahan ingin mengetahui nama seseorang yang katanya adalah anaknya dengan Lucy. Seseorang yang Dean percayai untuk mencaritahu keberadaan Lucy akhirnya berhasil menemukan mereka.

Orang itu tak mungkin salah.

"Lusi," gumam Lusi ragu-ragu dan saat itu juga hati Dean menghangat.

Nama mereka mirip.

Selama ini Dean hanya bisa melihat Lusi tanpa bisa melihat Lucy. Dean sudah lama memperhatikan dan dia selalu melihat anak yang sama. Di mana anak mereka satunya lagi? Bukankah anak mereka kembar?

"Om mau?" tanya Lusi, mengambil bunga dari telinganya dan dia arahkan kepada Dean. Dean refleks menengadahkan tangan. Tangan Lusi yang menggenggam bunga terbuka. Bunga yang sudah agak kusam itu jatuh tepat ke tangan Dean yang berkali lipat besar dari tangan mungil Lusi.

Baru kali ini Dean merasa hatinya sangat tentram. Dean tersenyum haru.

Mungkin, ini yang namanya bahagia?

Di depannya berdiri anaknya dengan Lucy. Buah hati mereka.

"Lusi, nanti mama kamu marah," kata seorang anak lain yang berdiri tak jauh dari mereka. Lusi langsung berbalik sambil menaruh telunjuknya ke depan bibir.

"Huss. Jangan bilang ke mama aku, ya, please!"

Dean menunduk setelah melihat Lusi menjauh bersama teman-temannya. Dia memandang bunga pemberian Lusi.

Dan teringat percakapannya dengan Lucy beberapa tahun lalu.

"Dean, kamu nggak pengin punya keluarga kecil? Aku, kamu, dan anak. Anak-anak...."

"Kedengarannya akan menjadi keluarga yang bahagia?"

Dean mengangkat wajahnya dan melihat Lusi yang sudah sangat jauh. "Kita nggak bisa menjadi keluarga yang bahagia ... satu hari saja?"

***


thanks for reading!

love,

sirhayani

Continue Reading

You'll Also Like

99.1K 11.3K 50
DI BACA, BUKAN DI PLAGIAT. [Romance/Sad] [FOLLOW SEBELUM BACA] [Sudah hadir Series ke-2, tapi baca dulu ini sampai selesai supaya alurnya jelas] "Dil...
43.6K 2K 23
❛Yang gila bukan gue, tapi dia.❜ -©2022. Pshycho Boyfriend by, Mayverse_ Ft. Jung Jaehyun-local. R= 16+ Publish : 27 Juni 2022 End : 12 Juli 2022
1.8M 193K 69
|| CERITA INI JANGAN DI JIPLAK || "Aku tidak berniat mengekangmu, tapi aku juga tidak ingin laki-laki lain dekat denganmu, ini menyakitiku, Sayang, k...
S E L E C T E D By mongmong09

Mystery / Thriller

311K 16.4K 30
Tentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, se...