Oh My Husband!

Per twelveblossom

221K 20.1K 8K

Daripada dijodohkan dengan a crazy rich grandpa, Lizzy lebih memilih menikah dengan temannya yang dia cap seb... Més

1. Pernikahan Dengan Kontrak Tertulis
2. Tidur Bersama Tala
3. Menangis di Pelukan Tala
4. Kiss Kiss Untuk Tala
5. Naik Satu Tangga
6. Ada Yang Aneh Dengan Lizzy
7. Lizzy Lupa-lupa Ingat
8. Terbangkan Aku ke Bulan
9. Hujan Punya Cerita
10. Sedihnya Tanpa Alasan
11. Obrolan Singkat Sebelum Berperang
12. Seberapa Berani Felicia?
13. Si Beruang Galak
15. Serba Terburu-Buru
16. Malam Ini, Kamu Untukku
17. Mengetuk Pintu Rumah Malaikat
18. Yang Paling Cantik Ya Felicia, Lah
19. Aku Berharap Waktu Berhenti, Tapi Tidak Bisa
20. Kalau Tidak Percaya, Kamu Pergi Saja
21. Waktunya Maaf-Maafan
22. Yang Sengaja Disembunyikan
23. Malaikat Kematian Pun, Punya Pengecualian
24. Kisah yang Lama Hilang
25. Yang Hilang Bersama Angin Musim Hujan
26. Suara dari Keheningan
27. Alasan Yang Sulit Diterima
28. Satu-Satunya Yang Linglung
29. Hidup yang Singkat pun Akhirnya Diakhiri
30. Pikiran Yang Rancu - S1 selesai
31. Dunia Yang Terbalik
32. Tidak Masalah Jika Kamu Melupakanku
The Heartless Marriage
33. Dia Yang Egois

14. Kerisauan Hati Felicia

3.9K 468 333
Per twelveblossom

Jaspertidakuper's Twitter update: Foto ini adalah ekspresi saya ketika sedang membaca kedengkian netijen. Buah kedondong main ketipung, eh kamu jangan dengki dong.

-oOo-

"Nona Muda, gincunya apa tidak terlalu mencolok?" Jasper mengomentari aku yang memoles sekali lagi lipstik merah pada bibir ini.

Jasper dan aku sedang dalam perjalanan ke gerai kopi saat jam istirahat makan siang. Tujuan kami ke sana untuk menemui Kirana Carissa. Benar Kirana si Mantan Pacar Resmi Tala. Lipstik merah adalah peralatan perangku, aku ingin kelihatan luar biasa memeson. Banyak pria yang sudah memuji betapa sensualnya bibir Felicia Lim bertabrakan dengan lipstik merah. Aku memakai dress putih selutut dengan jaket denim biru. Terkesan kasual dan gayanya lebih seperti anak kuliahan sebab menurut informasi dari Jasper―yang beberapa hari belakangan menjadi stalker Instagram Kirana sampai kena block, Kirana itu wanita cute yang baby face. Jadi, aku tidak ingin kalah menggemaskan.

"Nona Muda sungguhan kayak ondel-ondel," Jasper berucap lagi, aku pun menutup cermin mini yang tadi kugunakan sebagai bantuan memakai lipstik.

"Kalau aku ondel-ondel, berarti kamu jadi tanjidornya."

"Gagak lapar makan kedondong. Gak nyambung dong," jawab Jasper

Aku menoyor kepala Jasper. "Kamu yang enggak nyambung, Cebong."

"Tikus salto makan kedondong. Terserah saya mau ngomong apa dong," Jasper berpantun lagi kali ini sambil tertawa.

Aku langsung melirik Jasper, anak cebongku ini sepertinya lagi keranjingan berbalas pantun. Astaga, jadi menyesal kemarin mengajari dia cara main Youtube. Aduh, pasti Jasper menonton hal yang garing karena krispy kriuknya Jasper bertambah.

"Jasper please deh. Kenapa kamu jadi main pantun begini?"

"Jasper ke pasar beli kedondong. Jasper memang pintar main pantun dong," lanjutnya.

"Jasper ...." Aku kehilangan kata-kata sebab Jasper semakin tidak nyambung. Pantunnya juga tidak indah, maksa banget hanya dengan menambahkan kedondong dan dong pada akhir kalimat. Huft.

"Kadal nungging makan kedondong. Kenapa nona muda manggil saya dong?"

Aku memutar bola mata, malas menanggapi Jasper. Aku memilih diam karena Jasper kelihatannya dalam mode pantun ria. Susah memang meminta Jasper diam jika dia sudah bertekad.

"Uda deh, Cebong. Jangan bikin aku semakin kesal."

Jasper terkikik. "Nona Muda badmood karena akan bertemu Kirana Carissa?"

Aku mengangguk. "Dia itu sangat cantik, kabarnya begitu."

"Nona Muda juga sangat cantik, sebenarnya tidak perlu memakai lipstik ondel-ondel." Jasper melirikku sebentar. "Lagi pula Tuan Muda juga paling sayang ke Nona Muda. Jadi, Nona Muda tidak perlu mencemaskan apa pun," lanjutnya.

"Benar, aku terlalu khawatir. Sangat berlebihan," gumamku. Aku menarik nafas panjang. "Tapi, aku bakal langsung mengibarkan bendera perang kalau melihat keganjilan sikap Kirana kepada Mas Tala."

"Kalau Nona Muda akan berperang. Saya siap jadi jendral besar perangnya Nona Muda. Saya akan selalu membela Nona Muda. Walaupun tampaknya Nona Muda yang bakal jadi pihak antagonis," balas Jasper penuh jiwa patriot.

Well, Jasper ini memang mudah disesatkan. Bagaimana bisa dia justru dengan gamblang memihak pihak yang jahat?

Udah, ah. Mending aku diam saja daripada menambah dosa karena menyesatkan anak kecil.

"Nenek moyangku seorang pelauuuuuut," Jasper justru bernyanyi lantang meskipun tidak aku hiraukan. Aku sadar dia ingin mencairkan suasana karena mendengarnya begitu semangat serta ceria menjadikan senyumku ikut merekah.

Kami sampai di gerai kopi tepat pada pukul dua belas siang. Aku berjalan dengan cantik sampai mereka yang berada di sini terkesima. Jasper berada di belakangku melangkah begitu elegan dengan tangan kiri dimasukkan kantong dan tangan kanan memegang ponsel―mengetik pantun kedondong. Kami menuju satu titik tempat di mana seorang perempuan tengah duduk di mejanya, melambai padaku sambil tersenyum. Perempuan yang sempat menjadi topik perdebatan antara aku dan Tala. Namanya Kirana Carissa, katanya mantan kekasih resmi satu-satunya Tala. Rana memiliki usaha wedding organizer ternama, meskipun sampai sekarang aku tidak tahu namanya apa.

"Hi Felicia Lim, nice to to meet you," katanya menyambutku.

Aku menjabat tangannya dengan perasaan iri dengki yang semakin banyak. "Halo, Kirana."

"Please just Rana," suaranya mengalun lembut. Kirana beralih ke arah Jasper yang juga menatapnya tajam. "Nice to meet you again, Mr. Suh," ujar Kirana sembari mengangsurkan tangan.

Tahu tidak apa yang dilakukan Jasper? Dia melengos begitu saja, mengabaikan niat jabat tangan Kirana.

"Saya lagi physical distancing. Jangan dekat-dekat," kata Jasper galak..

Physical distancing apa? Jasper malah dekat-dekat padaku begini. Aku mencuri pandang ke Jasper. Aku mencari tahu alasannya bersikap tidak sopan kepada Rana.

"Kamu kok jahat," bisikku.

Jasper ganti menjawab lantang. "Biarin saya tidak suka dengan Kirana, dia yang membuat Nona Muda insecure."

Astaga. Aku langsung mencubit tangan Jasper. Ya kali dia gosipin orang di depannya. Jasper ini memang tidak ada takut-takutnya sama cewek.

"Ah, okay. Saya paham." Kirana dengan elegan mengatupkan tangan. "Silakan duduk kalau begitu," lanjutny tersenyum memaklumi sikap Jasper yang mirip anak balita lagi tantrum.

Aku duduk berhadapan dengan Kirana, sementara Jasper tetap berdiri di belakangku. "Jasper duduk," aku meminta kepada anak Cebong.

"Tidak, Nona Muda. Saya tidak ingin satu meja bersama orang asing."

Kirana tertawa. " Tapi kita pernah bertemu sebelumnya― "

"―Jangan sok kenal saya ya," potong Jasper lalu beralih ke aku. "Mungkin Kirana salah satu penggemar saya, Nona Muda. Dia suka berhalusinasi."

Aku memutar bola mata. "Jasper daripada kamu berdiri di sana mirip patung selamat datang taman safari mending kamu pesankan aku es Milo dan pisang goreng krenyes."

"Tapi, di sini minumannya khusus kopi dan tidak ada pisang goreng," Kirana nimbrung.

Oh, aku baru tahu. Aku mirip orang udik.

"Siapa bilang? Kamu jangan sok tahu ya Kirana," Jasper malah sewot. Jasper juga secara gamblang bicara secara informal. Mereka ini teman lama atau bagaimana sih?

"Oke, terserah kamu saja, Mr. Suh," sekali lagi Rana enggan menanggapi Jasper.

Aku membaca daftar menu, memang tidak ada tuh pisang goreng. Hanya saja, Jasper berhasil membawa pisang goreng ke meja kami setelah tiga puluh menit menghilang. Mungkin dia merajuk pada si pemilik gerai kopi biar dibikinkan pisang goreng.

"Nona Muda, ini pisang gorengnya pakai krenyes. Baru digoreng lima ratusan gak pake ketan jirolupat tak gintang gitung ...." Jasper malah lanjut bernyanyi cendol dawet.

Kirana geleng-geleng kepala antara takjub atau ikut menabuh gendang dalam pikiran. "Dulu Jasper tidak seaneh ini," gumam Kirana.

Huh, sok kenal Jasper. Berarti Kirana sungguhan suka berhalusinasi. Aku yakin Kirana ini salah satu followers Jasper yang suka memberi DM ancaman mau menyantet Jasper.

"Jasper, kamu menunggunya jauh-jauh sana," bisikku kepada si bodyguard. Aku segera melanjutkan saat Jasper akan buka mulut. "Aku takut kamu kena jaran goyangnya Kirana Soalnya, Tala dulu pernah kena," imbuhku.

Jasper melirik Kirana penuh kebencian yang membara. Dia undur diri dengan mata yang tak lepas melotot kepada Rana. Jasper bahkan hampir kesandung karpe. Untungnya, Jasper ganteng jadi pelayan justru tepuk tangan saat Jasper jatuh berguling-guling.

"Oke, Lizzy. Sebaiknya kita mulai pembahasannya."

Aku dan Rana membicarakan perihal konsep dekorasi pernikahanku nanti. Dia juga membawakan beberapa referensi soal tempat yang sesuai untuk resepsi kami. Semuanya terangkum dalam satu album.

"Aku ingin menikah di Bali," kataku mengajukan tempat yang tidak ada dalam daftar saran Rana.

"Dokter Nabastala sudah berpesan jika kalian menikah di Jakarta saja karena Felicia Adair Lim tidak bisa melakukan perjalanan jauh."

"Memangnya kamu sudah bertemu dengan Tala?" tanyaku dingin. Setahuku Tala sibuk beberapa hari ini, kami tidak sempat bertemu. Tala juga tidak menghubungiku.

"Kemarin kami bertemu untuk makan lobster," jawab Rana santai.

APA MAKAN LOBSTER BERSAMA?! !@#$%^&**() Mas Tala bahkan tidak mengatakan akan makan bersama Rana! Wah sialan. Aku juga ingin makan lobster kenapa tidak diajaaaaakkkkkk. Apa karena aku alergi lobster?

"Tapi Mas Tala tidak mengatakan itu sama aku," aku menekan setiap kalimat. Oke, aku mengakui kepada Rana kalau aku dan Tala tidak berkomunikasi dengan baik. "Kami sibuk menyalurkan cinta yang membara setiap bertemu," aku mengimbuhkan kebohongan lain.

"Syukurlah Tala punya waktu luang untuk bertemu denganku daripada menyalurkan cinta yang membara itu hahaha." Rana berkata santai. Dia mengeluarkan tawa renyah sebelum mengatakan, "Ups, saya bercanda. Apa ucapan saya berlebihan?"

"Jadi, kamu ingin bilang apabila di tengah kesibukan Tala, dia lebih sempat mengobrol sama kamu daripada aku?" Oke aku mulai emosi. Lupakan sisi elegan. Aku sungguhan akan menjambaknya jika dia berkata lebih brutal lagi.

Rana membalas dengan senyum yang menurutku meremehkan. Dia mengecap kopinya yang entah terasa manis atau pahit, semua geraknya membuatku kesal. Untungnya, tanganku masih sakit akibat insiden di Bandung kalau tidak sudah aku siram dia pakai es milo.

"Aku akan membicarakan hal ini dulu dengan Mas Tala. Setelah kami sepakat aku akan menghubungi kamu lagi," aku memutuskan karena percuma berdebat dengan Kirana. Perintah mutlak ada di Tala. Aku akan merayu Tala agar menyingkirkan Kirana Carissa.

Kirana mengangguk. "Saya harap tidak ada perubahan yang besar atas pembicaraan Tala dan saya sebelumnya."

Aku tertawa meremehkan. "Kesepakatan aku dan Tala nanti bisa saja mencari wedding organizer lain. Jadi, kamu harus siap-siap kami memutuskan kontrak. Jangan khawatir, Tala selalu mengabulkan semua keinginanku," kataku sebelum beranjak dari sana.

-

"Jas, serius kita boleh masuk Timezone?" aku bertanya kepada Jasper yang menggandeng tanganku sambil berlari ke arah pusat permainan anak.

Kayaknya terakhir kali aku ke sini waktu masih SMA sudah lama sekali. Sejak Lucas dan Tala bilang tempat bermain seperti Timezone hanya untuk anak-anak dan remaja, aku jadi tidak suka ke sini. Dulu aku ingin menjadi dewasa lebih cepat.

"Boleh! Tidak ada batasan umur untuk ke sini, Nona Muda."

Iya, sih tidak ada batasan umur hanya saja Jasper seperti salah kostum. Dia mengenakan jas hitam ala-ala eksekutif muda sedangkan yang ke sini rata-rata mengenakan pakaian santai.

Ohya, seingatku terakhir kali aku ke sini sempat disusir sama satpam karena menaiki kuda-kudaan buat balita. Satu lagi, aku tidak sengaja membuat salah satu mesin capit boneka mengalami korsleting sampai keluar asapnya! Untung tidak meledak karena temanku buru-buru menyiram mesinnya dengan Chatime.

"Biar Nona Muda tidak murung lagi. Coba pilih mainannya. Saya mau beli koin dulu," Jasper berujar ceria.

Hmm, memang sih kami ke sini tanpa direncanakan. Tadi setelah aku bertemu Rana, aku kesal setengah mati sampai mataku merah saking kerasnya menahan tangis. Baiklah, aku memang cengeng. Kemudian, Jasper menyarankan agar kami rehat sebentar dari kantor. Dia ingin aku menyalurkan amarah ini, biar tidak jadi kentut bau.

"Pukul yang keras Nona Muda. Bayangkan saja itu buntalan adalah wajah Kirana!" Seru Jasper bersemangat.

Aku memukulnya keras. Kami bermain pukulan palu untuk memeroleh skor tertinggi. Walaupun tangan kiriku masih lecet, aku tetap berusaha keras.

"Dasar nenek sihir! Dasar pelakor! Dasar sok elegan!" Aku terus marah-marah sambil memukul mainan itu.

Jasper diam di sampingku, dia tersenyum kalem setiap aku melihatnya. Jasper seperti bukan Jasper biasanya.

"Jasper, are you alright?" tanyaku. Aku capek memukul, jadi aku memulai percakapan saja.

"Nona Muda sangat menyukai Tuan Muda ya?"

Aku duduk di kursi panjang dekat permainan lempar bola. "Apa terlihat jelas?" tanyaku kemudian.

Jasper melejitkan bahu. "Entah lah. Saya hanya menebak." Ia menghela nafas kasar. "Saya tidak pernah jatuh cinta jadi tidak tahu," lanjutnya.

"Sungguhan kamu tidak pernah suka seseorang?"

Jasper menggeleng. "Banyak yang suka sama saya, tapi saya tidak."

"Ih sok cakep banget ya kamu," aku tertawa kemudian meninju bahu Jasper. "Tapi bagus, kamu enggak perlu merasakan patah hati," aku melanjutkan.

Tidak mencintai artinya mengurangi kemunngkinan sakit akibat dikhianati. Pengkhianatan paling menyakitkan hanya bisa diberikan oleh manusia yang sangat dicintai dan dipercaya.

Jasper ikut duduk di sampingku. "Apa Nona Muda pernah patah hati?"

"Aku tidak tahu. Kenangan terburukku bukan perkara patah hati."

"Kenapa bisa begitu?"

"Kamu mungkin sudah pernah dengar jika aku terlibat kecelakaan dua tahun lalu. Aku hampir mati karena menyetir malam-malam dengan ugal-ugalan." Aku berusaha mengatur nafas. Bercerita soal hal itu masih menjadi sesuatu yang berat bagiku. "Setelah kecelakaan itu, aku melupakan alasan aku menyetir malam-malam. Aku juga lupa waktu itu sempat menghubungi Bang Lucas sambil menangis. Bang Lucas yang menemukan aku pertama kali."

Aku menelan ludah dengan sangat sulit. "Sejak saat itu ... aku seperti tidak memiliki hati untuk dipatahkan lagi. Ada sesuatu yang aku lupakan ... kenangan yang menyakitkan yang membuat hatiku terasa membeku dan hilang."

Aku melihat Jasper ketika pemuda itu menggenggam tanganku. "Kata dokter, aku tidak memiliki kenangan buruk apa pun. Semua ini hanya bagian dari trauma dalam diriku. Hanya saja, setiap aku memikirkannya kembali aku merasa ditipu. Hatiku ini, yakin ada sesuatu yang tertinggal, tapi jika aku memercayai diriku sendiri―mereka akan menganggapku gila."

"Nona Muda berusaha dengan baik sampai saat ini," kata Jasper. Dia membelai suraiku, sementara aku diam saja. "Everything will be okay now. I'll protect you with all of my life," lanjutnya.

"Maksudmu, seperti menendang dan menusuk kayak yang kamu lakukan kepada laki-laki gila Bandung itu, Cebong?"

"Lebih dari itu," timpal Jasper sambil menyeringai.

Kamu seperti bukan Jasper.

Tapi, aku ingin kamu selalu menjadi Jasper.

"Thank you!" Seruku senang. Aku menepuk bahu Jasper. "Aku harap kamu bisa mengajariku cara berkelahi agar aku dapat menendang wajah Rana," kataku bengis.

Jasper tertawa. "Kalau Nona Muda ingin, saya bisa membereskan Kirana Carissa tanpa harus membuat tangan Nona Muda kotor," gumam Jasper. Nadanya bermain-main tapi maksudnya tidak.

Aku pernah mendengar percakapan Jasper dengan orangnya saat perjalanan dari Bandung ke Jakarta.. Pandanganku terhadap Jasper kini berbeda. Ada kalanya, arti kata membereskan bisa lebih dari sekedar itu. Aku tidak ingin terlibat tindak kriminal, jadi aku memutuskan untuk membereskan dengan cara lebih manusiawi.

"No, Jasper. You scared me hahaha. Aku bakal merayu Mas Tala lebih giat lagi agar dia tidak punya waktu untuk sekedar menyapa Kirana."

-

Aku berdiri dengan begitu lesu di halaman depan dekat mobil. Tangan kananku memegang spons sementara yang lainnya membawa ember. Aku berencana mencuci mobil SUV milik kakakku satu-satunya dan tersayang, Bang Lucas.

Oke ini memang kegiatan absurd. Kami punya banyak asisten rumah tangga, driver, dan tukang kebun yang bisa menggantikan diriku untuk sekedar mencuci mobil. Huh. Namun, aku sungguhan butuh sesuatu agar dapat mengalihkan pikiran dari Tala. Aku memikirkan Tala setiap detik, seakan hanya Tala yang ada di bumi ini. Aku sungguhan pemuja Tala garis tebal pakai keras.

Nggak-nggak! Aku harus fokus delete Tala dari pikiran. Jika aku terus begini bisa-bisa otakku not responding dalam jangka lama.

Bayangkan, empat hari lamanya Tala tidak menghubungiku. Aku tidak tahu dia ada di mana, oke mungkin di rumah sakit. Lalu, Tala dengan siapa? Berbuat apa? Pikiran terburukku adalah Tala sedang berlibur bersama Kirana Carissa mengelilingi Jakarta. Itu ngaco sih, kan mereka mantan. Lagi pula, Tala tidak tertarik pada perempuan. Terus sama siapa dong? Gebetan? cowok barunya? Argh! Tala enggak boleh jalan sama siapa-siapa selain aku! Stop Lizzy. Kamu harus berpikir positif.

Masalahnya adalah ... kenapa Tala tidak ada kabar?

Aku bisa berbuat nekat untuk menghampirinya terlebih dahulu, tapi dalam perjanjian kami tertulis jelas apabila aku tidak boleh melarang Tala pergi ke mana pun, dengan siapa pun, dan meminta penjelasan apa pun.

Good. Aku dulu setuju karena Nabastala hanya sebatas Tala-teman Bang Lucas yang kebetulan tumbuh bersamaku. Tapi, aku kini kelimpungan. Seluruh waktu yang aku habiskan beberapa bulan belakangan ini bersamanya, membuatku kehilangan jika Tala tidak berada di dekatku. Dia juga calon suamiku, meskipun pura-pura.

"Serius kamu mau nyuci mobil Bang Lucas?" tanya Bang Lucas yang baru bangun tidur. Dia mengenakan celana pendek dan kaus merah jambu favoritnya bergambar Jennie Blackpink. "Jangan sampe lecet ya," lanjutnya.

"Iya aku bakal hati-hati biar mobilnya enggak lecet," aku mencibir. Takut banget, padahal Bang Lucas punya banyak koleksi mobil.

"Bang Lucas bukan takut mobilnya yang lecet, tapi kamu. Inget gak waktu terakhir kamu cuci mobil? Kamu kepleset sampai kepala kamu perlu dijahit," jelas Lucas sambil mengusap-usap kepalaku.

Aku meletakkan spons ke dalam ember lalu mencampur sabun khusus mobil. "Tumben Bang Lucas perhatian sama aku," kataku sambil sengaja mencipratkan air sabun ke Bang Lucas yang kalau weekend tidak pernah mandi.

"Takut kena cubit Tala kalau sampai kesayangannya kenapa-napa," celetuk Bang Lucas.

Sialnya pipiku panas, merona. Kesayangan Tala? Siapa? Aku? Pasti aku kan?

"Idih, cubit doang sudah takut," aku menimpali sambil menggosok bagian depan mobil Bang Lucas.

"Masalahnya yang dicubit jantung gue. Bisa die instan kayak Indomie jinjja pedasnya." Lucas mengamati wajahku yang berusaha kututupi. "Cie, sekalinya bahas Tala langsung tersipu malu mirip uler keket," kelakarnya.

"Udah ah jangan bahas Tala. Males."

"Bertengkar lagi sama Tala?"

"Enggak!" Aku menjawab kelewat cepat dan emosional.

"Tala minta alamat ayah dua hari lalu," terang Lucas. Dia membantuku menggosok kaca.

"Buat apa?"

Bang Lucas melejitkan bahu. "Barang kali minta ijin ayah untuk menikahi kamu."

Aku menghela nafas kasar. "Aku sudah ketemu sama WO yang Tala tunjuk. Dia bilang Tala ingin menikah di Jakarta, aku pengen di Bali, Bang."

"Biar ayah bisa mengantar kamu ke altar," Bang Lucas memberi pernyataan. Dia dapat membaca pikiranku.

"Aku ingin ayah. Bukan Bang Lucas atau Kakek Lim yang mengantarkan aku ke altar." Aku menunduk, tanganku meletakkan spons itu begitu saja. "Karena aku masih punya ayah."

Tahu tidak, suasana jadi layu. Langit mulai mendung, pertanda akan hujan. Aku pun tidak mempunyai hasrat untuk menggosok mobil Lucas yang sudah lama tidak mandi.

Lucas tersenyum kecut. "Semoga berhasil membujuk ayah," kalimat penyemangat itu diungkapkan Bang Lucas. Dia menunjuk sesuatu di belakangku. "Mungkin orang itu bisa membantumu. Kemungkinannya berhasil tinggi jika keluarganya ikut campur," lanjut Lucas.

Aku menengok ke belakang. Tentu saja, ada si tokoh utama laki-laki yang tengah berada di sana. Nabastala Urdha Ekadanta yang tersenyum riang. Dia membawa beberapa macam album foto yang aku kenali sebagai milik Kirana Carissa. Iya, wanita itu sempat memintaku melihat-lihat contoh dekorasi melalui album biru yang sekarang ditenteng Tala.

Hah. Album itu adalah sebuah bukti jika Tala bertemu dengan Kirana Carissa lagi tanpa sepengetahuanku. Tanpa berpikir panjang aku membawa ember berisi air sabun dengan terhuyung ke arah Tala.

Lalu, apa yang aku lakukan selanjutnya?

Byuuuuurrr!

"Felicia―astaga!" Suara tinggi Tala tepat menyalak ketika tubuhnya basah kuyup.

"Omeigat demi Jisoo, lo cari mati?!" Teriakan Bang Lucas yang dramatis.

Benar, aku menyiram Tala dengan air sabun. Tala syok, sementara aku senang album sialan yang dibawanya ikutan basah dan rusak.

"Biar Mas Tala bersih dari kuman-kuman yang dibawa Kirana Carissa!" Seruku, tidak lupa membanting ember.

Aku berjalan pergi masuk rumah. Sayup-sayup aku mendengar suara Lucas yang menghibur Tala.

"Ngopi kuy, daripada sepaneng ngeladeni adik gue yang crazy," ujar Lucas keras-keras.

Aku tidak peduli!

-

"Felicia, berhenti," gertak Tala yang menyusul langkahku ke dalam rumah. "Maksud kamu apa menyiram Mas Tala kayak tadi?" Tala masih mengoceh.

Aku mendengus. Aku pun meladeninya dengan berbalik. Aku mendorong tubuh Tala yang sebesar beruang. Aku yang hanya sebahunya mungkin akan tersungkur jika Tala sungguhan berniat membalas.

"Sudah jelas kan?"

Tala mencengkeram tanganku. Tentu saja tangan kanan karena yang kiri masih sakit. "Jangan kekanakan, Felicia."

Aku tertawa terbahak-bahak. Aku memang kekanakan. Seharusnya Tala tahu dan tidak memancingku.

"Aku berusaha untuk tidak kekanakan. Aku tidak protes saat Mas Tala menghilang selama empat hari tanpa kabar." Aku menyentak tanganku yang ada di genggaman Tala. Aku melotot ke arahnya. Aku marah. Aku kesal.

Tala diam menatapku tanpa ekspresi.

"Mas Tala justru bertemu Rana! Bukan aku! Kenapa bukan aku? Kenapa selalu orang lain?!" Aku masih melanjutkan amarahku.

"Kamu kangen Mas Tala," ujar Tala tenang.

Ini yang aku benci dari Nabastala Urdha Ekadanta, dia selalu bisa mengontrol emosi. Hanya aku yang menyala-nyala serupa bara api, sementara Tala ialah air yang tenang. Ketenangannya ini membuat apiku meredup dengan mudah. Aku benci caranya menebak dengan tepat.

"Kalau kangen bilang, Felicia."

Bagaimana aku bisa bilang kalau mengangkat teleponku saja tidak?

"Kamu cukup mengatakannya atau memeluk Mas Tala juga boleh." Dia tersenyum kepadaku.

Hah? Berharap banget kamu, aku peluk?!

"Mas Tala bukan Shopee tanam yang perlu disiram sampai basah kuyup begini."

Kenapa harus Shopee tanam sih!

"Tahu tidak Felicia? Mas Tala diajarin Jasper main Shopee tanam, Mas Tala berhasil mencuri banyak air dari dokter-dokter lain," Nabastala bercerita ceria.

Tala menggandeng tanganku, meminta diriku untuk menurutinya. Bodohnya, aku ikut saja.

"Terus ada yang marah dong karena airnya Mas Tala curi." Tala membantuku duduk di sofa, sementara dia berlutut di hadapanku.

"Gak penting. Bodo amat," gumamku membuang muka. Jujur sih, aku ini agak linglung karena Tala basah. Dia mengenakan kemeja putih yang otomatis membuat kemejanya yang basah jadi melekat dan memamerkan kulit plus ototnya.

Tala terkekeh pelan. "Terus, apa yang sangat ingin kamu tahu dari aku?"

"Mas Tala, ketemu Rana?"

"Enggak."

"Jangan bohong. Kamu membawa album milik Rana," aku menimpalinya dengan raut terluka.

"Aku hanya bertemu asisten Rana. Selama aku kembali ke Jakarta, aku belum pernah bertemu Rana sama sekali."

Jadi, Rana bohong?

"Kenapa kamu cemburu sama Rana? Kan kata kamu, Mas Tala sukanya sama laki-laki," tambah Tala, dia memainkan suraiku.

"Kalau sukanya laki-laki, kenapa Mas Tala mau aku cium?" aku bertanya, ada getar dalam vokal ini. Siapa sih yang tidak gentar berhadapan dengan seluruh atensi Nabastala? Aku tidak sendirian, pasti ada banyak wanita yang begini.

"Jadi tidak boleh cium kamu, Felicia?" Tala cemberut. "Kamu enggak suka?" Imbuhnya sedih.

Aku menggigit bibir. Oke, aku terkesan tidak punya harga diri jadi ... "Ya, boleh dan aku suka."

"Good girl." Tala mengecup pipiku. "Mas Tala menghilang empat hari karena pergi menemui Alexander Wang―ayah kamu. Sekaligus memberi kabar kepada Keluarga Wang, jika cucu mereka yang paling cantik ini akan menikah." Tala menggenggam jari-jariku. "Mas Tala harus menyusul Alexander Wang yang berlayar ke tengah laut. Susah sinyal, lebih tepatnya tidak ada sinyal di sana. Mas Tala sukar menghubungi kamu," jelasnya.

"Kenapa enggak bilang dulu?"

"Kejutan buat kamu, aku berhasil membujuk Alex. Ayah kamu bersedia datang ke Jakarta. Dia akan mengantar Felicia Adair Lim ke altar untuk menikah denganku," jawab Tala tenang.

Beban berat di pundakku meluruh. Aku bernafas kelewat lega.

"Lain kali, harus lebih percaya sama aku. Oke?"

Aku mengangguk walaupun yah sedikit ragu. It's okay.

"Sebenarnya tidak penting sih aku percaya sama Mas Tala atau enggak. Semuanya ini kan hanya sementara dan pura-pura. Maaf ya aku kelewat kebawa peran jadi calon istri Mas Tala."

Tala menghela nafas panjang. "Benar juga, apa yang bisa kita harapkan dari yang sekedar sementara? Tidak ada." Tala membelai kepalaku. "Kalau gitu Mas Tala pulang dulu. Oh ya, Jasper kemarin minta izin sama aku, katanya mau ngajak main ke Disney Land. Pergi saja," lanjutnya.

"Serius boleh? Ini tiga hari loh?"

Tala mengangguk.

"Aku kan tidak bisa tidur sendiri, artinya aku bakal sekamar sama Jasper. Gak apa-apa?" Kataku memastikan.

"Its okay, itu bukan urusanku." Paras Tala tanpa ekspresi.

Aku berusaha tersenyum. Sebenarnya, berharap jika Tala setidaknya ... cemburu? Ternyata tidak. Well, memangnya apa untungnya aku bisa membuatnya cemburu?

"Oke, makasih."

"Lain kali kamu dan Jasper tidak perlu izin lagi. Terserah kalian mau pergi ke mana dan berapa lama," tukas Tala dingin, lalu meninggalkan aku terpaku di ruang tamu.

-oOo-

Felicia's IG Uodate - 1

❤️disukai oleh jaspertidakuper, nabastalae, lucaslim, narahartadi, javaschatu, Theobeabeobeabeo, rosemaryme, dan 23.456 lainnya.

Lizzyadailim Holiday-holiday bersama anak cebong! Hip hip horay! Hip hip horay! Jaspertidakuper.

Lihat semua 3.456 komentar ...

Lucaslim Awas tikungan tajam.

Javaschatu Apakah akan ada pertumpahan darah kembali?

Rosemaryme Berawal dari menali sepatu, berakhir menali hati agar menyatu.

Lucaslim dangdut banget lu rosemaryme.

Theobeabeobeabeo jasa free tag nabastalae. Bagaimana pak sudah panas?

KiranaCarissa Have fun ya Felicia!

Nabastalae hati-hati ya sayang lizzyadairlim

Ariadnarkadewi serius pak cuma bilang hati-hati? Nabastalae.

Lucaslim hati-hati gagal menikah juga seharusnya ya ariadnarkadewi.

Fanstalanumber1 Gila ya gak tau diri banget. Sudah merampas dokter Tala dari kami malah disia-siain!

AdaapadenganLizzy Kak Lizzy di antara dua pilihan kah?

Jaspertidakuper Tolong jangan adu domba karena domba bukan untuk diadu walaupun ada lagu adu domba adu domba oh asyiknya domba diaduuuu duuu duuuu.

Nabastale kalian ada di mana? Saya telepon tidak bisa. Saya sudah berada di depan hotel jaspertidakuper lizzyadairlim

Lucaslim gilak ya langsung disusulin. Ternyata bisa panas juga kena kompor netizen nabastalae.

Javaschatu oh ini alasan Tala pinjam jet pribadi gue. Gak usah dibalikin, jet gue banyak parkiran sampe kagak cukup. Ambil aja nabastalae.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Felicia IG Update 2

disukai oleh jaspertidakuper, nabastalae, lucaslim, narahartadi, javaschatu, Theobeabeobeabeo, rosemaryme, dan 23.456 lainnya.

Lizzyadairlim yang awalnya, "Lain kali kamu dan Jasper tidak perlu izin lagi. Terserah kalian mau pergi ke mana dan berapa lama." Eh ternyata nyusul juga hehehe. Kangen ya? Nabastalae

Lihat semua komentar 2345 lainnya ...

Nabastalae kangen sayang. Bisa gak waras Mas Tala jauhan sama kamu lama-lama.

Lucaslim dunia kayaknya sudah mau kiamat. Gila Tala bisa sedramatis ini.

Damarsianaklangit Wanjir bisa aja ini pak bos. Mantap. Jan lupa oleh-oleh buat gue yang gantikan dinas malam lo nabastalae.

Rosemaryme bawain gue keponakan plisss.

Jaspertidakuper Tuan Muda, saya nitip bantal putri duyung bukan dogong!

CalisterEkadanta jadi ini yang bikin bos kita pontang-panting. Resah dan gelisah.

ArunaEkadanta Lizzy tolong pukul kepala Tala pakai batu ya. Seenaknya dia meninggalkan pertemuan keluarga.

Theobeabeobeabeo pepet terus jangan kasih kendor gan. Yang boleh kendor cuma kancut jaspertidakuper.

FansTalaGarputala Ganteng banget ya ampun. Yang senyum satu orang, yang basah semua orang.

IstriTalaUnpublish meledak online rahimku melihat Dokter Tala 😭😭😭. Apakah ini cinta?

-oOo-

Haloha!

Makasih ya sudah baca sampai sejauh ini.

Sampai jumpa di petualangan Jasper x Tala x Lizzy selanjutnya! Hehehe

Kalau ada yang mau tahu draft dan bocoran cerita ini bisa follow IG dan Twitterku @.twelveblossom. Kita juga bisa ngobrol bareng😁.

Continua llegint

You'll Also Like

1.3M 94.1K 58
⚠️SEBAGIAN PART TELAH DI PRIVAT, FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBUKANYA⚠️ [Sedang dalam masa pengembangan cerita dan Revisi] "Heh kuman!" panggil se...
375K 25.6K 36
Berisi tentang kekejaman pria bernama Valter D'onofrio, dia dikenal sebagai Senor V. Darah, kasino, dan kegelapan adalah dunianya. Tak ada yang dapat...
MONSTERS? Per rachel

Misteri / Suspens

3.4K 218 21
" Aku membutuhkan darahmu sayang, untuk hidup ku " - monsters. *** Di malam hari, banyak manusia yang menghilang karena muncul suara seruling yang t...
182K 5.2K 48
[Wajib Follow Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertingg...