ARGATARA [NEW VERSION]

By sankaara

368K 19.3K 6.6K

[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] Gimana rasanya nikah saat masih dibangku SMA? Apalagi nikahnya di j... More

PROLOGUE
VISUAL KARAKTER
[Bagian 1] Calon Suami?
[Bagian 2] Hampir Batal
[Bagian 3] Coffe Latte
[Bagian 4] You're Mine
[Bagian 5] Arga Marah
[Bagian 6] Sunset with Kak Daniel
[Bagian 7] Posesif
[Bagian 8] Masa lalu Bella
[Bagian 9] Cowok Brengsek
[Bagian 10] Makan Malam
[Bagian 11] Arga & Bella?
[Bagian 12] Liontin Hati
[Bagian 13] Mantan Arga
[Bagian 14] Will you be my fiance?
[Bagian 15] Gawat!
[Bagian 16] Permintaan Tara
[Bagian 17] Besok Nikah?
[Bagian 18] Mantan dan Sahabat
[Bagian 19] Pernyataan Pahit
[Bagian 20] Sorry Daniel
[Bagian 21] Rencana Jahat? Gagal
[Bagian 22] The Wedding
[Bagian 23] First Night
[Bagian 24] Morning Kiss
[Bagian 25] Jealous?
[Bagian 26] Masalah Baru
[Bagian 28] Siapa dia?
[Bagian 29] Pengganggu
[Bagian 30] Gosip
[Bagian 31] Selingkuh?
[Bagian 32] Pertengkaran hebat
[Bagian 33] Mabuk & kesempatan
[Bagian 34] Akting yang bagus
[Bagian 35] Mode ngambek
[Bagian 36] Making baby?
[Bagian 37] Terbongkar
[Bagian 38] Tania & Archella?
[Bagian 39] Awal Pertemuan (Archella & Tania)
[Bagian 40] Awal pertemuan (Arga & Bella)
[Bagian 41] Pernah bertemu
[Bagian 42] Di godain cogan
[Bagian 43] Hukuman Tara
[Bagian 44] Izin Prom Night?
[Bagian 45] Siapa Alyne?
[Bagian 46] Acara Prom Night!
[Bagian 47] Bella berulah lagi?
[Bagian 48] Perempuan gila
[Bagian 49] Tara Keguguran?
[Bagian 50] Tara egois?
[Bagian 51] Testpack?
[Bagian 52] Garis dua
[Bagian 53] Mimpi buruk
[Bagian 54] Tanggung jawab
[Bagian 55] Arga & Tania?
[Bagian 56] ??? (special part)
[Bagian 57] Sisi lain Arga
[Bagian 58] Luka dan Obat
[Bagian 59] Menikah lagi?
[Bagian 60] Kepergian Tara dan Kehancuran Tania
ARGATARA END
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2
EXTRA PART 3
EXTRA PART 4

[Bagian 27] Berubah?

4.8K 239 13
By sankaara

VOTE KOMEN JUSEYOOO
ARIGATOOOU

Happy Reading

༻୨♡୧༺

"Asal lo tau, berita ini tuh udah nyebar di sosmed semua anak TB!" ucap salah satu perempuan bernama Aurel.

"Akhirnya, kita tau kelakuan asli lo yang bejat itu. Dasar jalang!"

"GUE BUKAN JALANG YANG KALIAN MAKSUD! ITU EDITAN GUE NGGAK PERNAH PERGI KE TEMPAT KOTOR KAYAK GITU!" bela Tara, air matanya sudah mengalir membasahi pipinya.

"Halah! nggak usah pake acara nangis-nangis segala dah."

"Mending sekarang lo ngaku, liat nih udah ada buktinya!"

Belum sempat Tara membuka mulutnya, terdengar suara seorang perempuan membuat semua mata menoleh menatap perempuan yang baru saja datang.

"Raa? apa berita ini bener?" tanya perempuan itu.

"Bella?" lirih Tara.

"Jawab gue, Tara."

"Sumpah! Demi Tuhan gue nggak kayak gitu Bel, ini semua editan. Lo percaya kan sama gue?" tanya Tara berharap Bella mempercayainya.

"Tapi jelas-jelas ini wajah lo, Raa. Kemarin temen gue juga sempet liat lo lagi di sana, gue juga nggak nyangka lo bisa pergi ke tempat kayak gitu," jawab Bella membuat para siswa yang mendengarnya langsung memandang jijik ke arah Tara.

Tara menatap Bella dengan tatapan tak percaya. Kenapa Bella berkata seperti itu? Kenapa dia malah berbohong dan mengarang cerita?

"Bel? Maksud lo apa? Kenapa lo ngomong kayak gitu?" tanya Tara menatap mata Bella.

"Gue kecewa Ra, sama lo. Gue kira lo anak baik-baik, gue bener-bener nggak nyangka sahabat gue bisa ngelakuin hal kayak gitu," ucap Bella berlagak sedih.

Tara semakin tidak mengerti dengan ucapan sahabatnya itu. "Maksud lo apa sih, Bel? Gue nggak ngerti."

"Heh! Lo tuh gausah pura-pura bego ya, Tara! Tolol banget sih, punya otak kan? Kalau punya pake buat mikir! Bella sahabat lo aja udah nggak percaya sama lo, apalagi kita!" ceplos Aurel.

"Tau idih najis, udah di pake berapa kali sama om-om? Hahaha murahan!"

"Mending lo keluar gih dari sekolah kita. Seorang jalang kayak lo nggak pantes ada di sini!"

Sudah cukup! Tara muak dengan semua ini. Tara tidak salah, dirinya bukan perempuan seperti itu. Sialan, siapa yang sudah berani menyebar berita menjijikkan seperti ini?

"Eh! Ini ada apaan woy! Rame amat udah kayak pada mau demo," celetuk seorang cowok yang baru saja datang bersama seorang gadis.

Kedua orang itu adalah Kevin dan Tata. Mereka datang menghampiri kerumunan.

"Eh--Tara? Lo kenapa nangis?" tanya Tata memegang bahu sahabatnya itu.

Tara menghapus air matanya, lalu menatap Tata sendu. "Heh! Kalian apain sahabat gue sampe nangis gini, hah!" teriak Tata dengan suara tinggi, ia memandang satu-satu ke arah siswa yang berdiri di sana.

Anna tertawa sinis. "Oh... Jadi lo belum tau ya kelakuan sahabat lo yang jalang ini." Anna menunjuk Tara dengan tatapan jijik.

Tata menepis kasar tangan Anna. "Jaga ucapan lo ya, Annabel! Maksud lo apa ngomong kayak gitu, hah!"

"Heh Bella! Lo kenapa diem aja sih, liat sahabat lo di hina kayak gitu? Sahabat macam apa lo?" sinis Tata kepada Bella sedangkan Bella hanya bungkam.

"Ck! Kalau lo udah tau beritanya pasti lo juga bakalan jijik sama tuh orang yang udah lo bela-belain," ceplos Aurel.

"Apa? Berita apa, hah?" tanya Tata dengan tidak santai.

Anna tersenyum sinis lalu menunjukkan layar ponselnya pada Tata. "Nih lo liat sendiri kelakuan sahabat lo itu, sekarang dia udah jadi jalang asal lo tau!"

Raut wajah Tata berubah setelah melihat layar ponsel yang ada digenggaman Anna. Ia menatap Tara dan semua orang yang ada di sana. Anna yang melihat perubahan wajah Tata langsung menyeringai lebar.

Tanpa disangka Tata merampas ponsel dari tangan Anna lalu membantingnya kasar ke lantai membuat ponsel itu hancur.

"OH MY GOSH! HANDPHONE GUE!" jerit Anna histeris melihat ponselnya yang tergeletak mengenaskan di lantai.

Tara dan semua orang yang ada di sana pun terkejut dengan tindakan Tata.

"Gue kenal Tara dari Kecil. Dia nggak mungkin kayak gitu! Kalian semua udah pada tolol ya? percuma kalian sekolah di sini tapi otaknya dangkal langsung percaya aja sama berita menjijikkan kayak gitu. Jaman sekarang teknologi tuh udah canggih, itu editan bodoh!" Semua yang ada di sana terdiam mendengar ucapan Tata.

Sebelum melanjutkan ucapannya, Tata menatap Bella dengan tatapan penuh makna. "Mungkin aja ada yang nggak suka sama Tara, jadi dia fitnah sahabat gue biar dibenci banyak orang. Najis banget sih gue liat kelakuan orang itu, menjatuhkan oranglain dengan cara sampah!" Tata berucap dengan sangat berani dan tegas.

"Dan buat lo semua, bisa aja Tara nuntut kalian karena udah mencoreng nama baiknya! Gue minta lebih baik kalian hapus berita sampah ini dan buat kalian yang udah posting bahkan nyebar di sosmed, kalian bakal tanggul akibatnya! Inget itu gue nggak main main ya!" ancam Tata dengan tatapan tajamnya, ia langsung meraih tangan Tara mengajaknya pergi dari sana begitupun Kevin.

"Tuh dengerin! Jangan asal nyebar gosip lo pada!" celetuk Kevin sebelum pergi dari sana.

Suasana langsung hening, sedangkan Anna masih menangis histeris karena ponsel kesayangannya hancur di lantai dan Aurel mencoba menenangkannya.

"Udah, sih Na, nanti tinggal beli lagi. Gampang! Nggak usah nangis," ucap Aurel.

"Iya, Na. Tinggal beli lagi apa susahnya sih?" timpal Sonya.

"Huaaaa, tapi di sini ada nomor sama foto-foto gue bareng Kak Daniel, gue nggak mau ganti hp!" kata Anna dengan lebay.

Semua siswa yang ada di sana menatap Anna dengan tatapan aneh.

"Lebay banget dah anjir!" celetuk salah satu perempuan.

"Katanya orang kaya, tapi hape rusak aja nangis-nangis!"

Aurel yang mendengar cibiran-cibiran itu langsung menoleh menatap sinis ke pada siswa-siswi itu. "Heh! Udah sana lo pada bubar!" usir Aurel membuat para siswa menyorakinya lalu pergi dari sana.

"Sial rencana gue gagal! Liat aja gue nggak akan nyerah gitu aja," gumam seseorang mengeluarkan seringaiannya lalu ikut pergi dari sana.

༻୨♡୧༺

"Ta, makasih yaa udah percaya sama gue," ucap Tara menatap Tata.

Tata mengangguk, gadis itu tersenyum manis. "Sttsss! Jangan bilang makasih, Raa. Inget! Lo tuh sahabat gue dan gue kenal lo dari kecil itu gimana, lo nggak mungkin ngelakuin hal kayak gitu."

Tara memeluk Tata sambil tersenyum haru, ia sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Tata.

"Ughh, jadi makin sayang deh sama pacar," celetuk Kevin yang duduk di belakang. Pria itu senyam-senyum sendiri.

Tara melepaskan pelukannya lalu menatap Kevin penuh tanda tanya. "Siapa pacar lo?"

"Tata dong, dia kan udah Jadi cewek gue, masa lo nggak tau sih, Ra," ucap Kevin membuat Tara membulatkan matanya, terkejut.

"Hah? Serius Ta? Ihhh, kok lo nggak ngasih tau gue, sih?" kesal Tara mengerucutkan bibirnya.

Tata tersenyum kikuk, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ehehe sorry yaa."

"Kapan jadiannya?" tanya Tara.

Belum sempat Tata membuka mulut, Kevin terlebih dahulu menyelanya.

"Dua hari yang lalu, gue tembak di tengah lapangan sekolah terus langsung di terima deh, iyaa nggak yang?" Kevin menaik turunkan alisnya menggoda Tata.

"Apaan, sih, orang lo juga yang maksa yaa." Tata melengos, gadis itu memutar bola matanya malas.

"Ah, tapi tetep mau kan? Ini buktinya ampe sekarang nggak minta putus," goda Kevin.

"Yaudah, gue minta putus!" sungut Tata.

"Eh jangan dong sayang. Masa baru pacaran udah minta putus." Kevin mencubit kedua pipi Tata gemas.

"Sakit ih!" sewot Tata menepis tangan Kevin.

Tara mendengus, ia merasa makhluk kasat mata di sini. "Woi! Berasa nyamuk ini gue."

"Tuh! Si Kevinnya nyebelin, males gue," adu Tata pada Tara, ia memajukan bibirnya ke depan. Tara yang melihat itu hanya terkekeh kecil.

"Jadi lo beneran pacaran Vin, sama Tata?" tanya Tara menatap Kevin yang tengah tersenyum memandang gadisnya itu.

"Iyaaa dong, masa bohongan sih?"

"Woaaa... Selamat ya kalian, semoga langgeng, oiya jangan lupa pajak jadiannya loh!" Kata Tara dengan senyum sumringah sedangkan Tata hanya memutar bola matanya malas.

"Oiya satu lagi, pokoknya lo harus jagain sahabat gue yang super duper imut ini, jangan sampe lo nyakitin dia, awas aja loh kalo sampe gue denger Tata nangis gara-gara lo, gue gorok leher lo!" ancam Tara sambil memberi pelototan horor kepada Kevin.

"Iyaa, syiappp ibu bos!" balas Kevin seraya memberi hormat.

"Tapi si Tata tuh galak banget Raa sama gue, sumpah. Jinakin dulu dong," sambung Kevin diakhiri kekehan.

Tata menoleh memberi pelototan tajam kearah Kevin.

"Tuh kan liat, Raa. Masa sama pacar sendiri galak banget, gue kan jadi takut," adu Kevin dengan nada sedih yang di buat-buat.

Tara tertawa geli mendengarnya.

"Kenapa emang kalo gue galak hah! Masalah buat lo? Iya? Kalau masalah tinggal putusin, gitu aja kok ribet!" sewot Tata menatap Kevin.

Kevin tersenyum menatap gadisnya itu lalu memeluknya dengan posisi berdiri sedangkan Tata duduk di kursi. Pria itu mengelus rambut Tata lembut, "Bercanda sayang, pokoknya nggak ada kata putus di hubungan kita, oke!"

Tara yang melihat pemandangan romantis sepasang kekasih di hadapannya itu pun mengulum senyumnya. "Ekhem! Udah bel masuk tuh. Pacarannya lanjut nanti yaa, pak bu."

Tata refleks mendorong tubuh Kevin menjauh dan pura-pura merapikan rambutnya. "Udah sana duduk, dikit lagi pelajaran di mulai," usir Tata tanpa menatap Kevin.

Kevin tersenyum. "Iyaaa sayang, belajar yang fokus ya jangan mikirin aku terus," goda Kevin lalu pergi ke kursinya.

"Aciee-cieee sekarang bucin nih yee, asik dah udah nggak jomblo lagi," goda Tara sambil mencolek-colek dagu Tara.

"Hih apa, sih, males ah!" geruru Tata, wajah imutnya itu sudah memerah padam.

Tara tertawa geli melihat raut wajah sahabatnya itu, namun sedetik kemudian Tara menutup mulutnya rapat-rapat karena guru yang akan mengajar sudah datang dan jam pelajaran pun dimulai.

༻୨♡୧༺

"Ta? Tadi Bella kok nggak ada di kelas ya?" tanya Tara ragu pada Tata.

Tata menghela nafas panjang, ia heran kenapa sahabatnya itu masih saja memperdulikan orang yang mungkin sudah tidak memperdulikannya.

"Dia pindah kelas," jawab Tata lalu memasukkan sepotong sandwich ke dalam mulutnya.

"Hah? Pindah kemana?" tanya Tara sedikit terkejut.

Kenapa Bella sampai pindah kelas? Apa dia sudah tidak mau berteman lagi dengannya? pikir Tara.

"Kalo nggak salah sih, kelas 12 Ips 2," jawab Tata seraya mengedikkan bahunya acuh.

Tara termenung sejenak. "Sekelas sama Aurel ya?"

Tata mengangguk sambil memakan sandwichnya.

"Bella kenapa ya, kok sekarang dia berubah," gumam Tara sedih.

"Dia nggak berubah, itu emang sifat aslinya. Udah nggak usah di pikirin sih, Raa," ucap Tata.

Belum sempat Tara bertanya lagi, suara seorang pria membuat Tara dan Tata menoleh bersamaan.

"Sayang, kamu kok cuman makan sandwich doang, sih?" tanya Kevin yang baru saja datang lalu duduk di depan Tata.

"Ya emang kenapa nggak boleh?" tanya Tata dengan wajah galaknya tapi imut ya gitu.

"Aku pesenin nasi goreng ya?"

"Nggak, udah kenyang," tolak Tata lalu menyeruput minuman nya.

"Makan sandwich doang mana kenyang? Udah pokonya aku pesenin jangan nolak." Kata Kevin dengan tegas lalu memanggil ibu-ibu tukang nasi goreng di kantin dan memesannya satu porsi.

"Ihh di bilang nggak mau, maksa banget!" gerutu Tata mencebik kes.

"Udah cepetan makan, nanti keburu Bel masuk." Kata Kevin lembut.

"Iya-iyaaa," balas Tata pasrah.

"Duh sabar yaa hari ini gue jadi kambing congek," celetuk Tara sambil menatap ke arah lain.

༻୨♡୧༺

"Vin, udah ah. Gue kenyang!" Tata menggeser piring nasi goreng yang sudah tersisa dikit.

"Yaudah sini aku yang abisin," ucap Kevin lalu memasukkan suapan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Dih, kok sendoknya nggak diganti, sih?" protes Tata.

Kevin mengernyit bingung. "Loh kenapa emang nya nggak boleh?"

"Bukan gitu, tapi kan... ck, udah lah."

"Kenapa?" tanya Kevin dengan alis terangkat.

"Nggak, lanjut aja."

"Ini si Kevin pura-pura bego, nggak tau, apa gimana sih? itu kan sendok bekas mulut gue, apa dia nggak jijik?" batin Tata.

"Eh, Ta. Gue ke toilet dulu ya," pamit Tara hendak berdiri.

Tata mendongak menatap Tara. "Gue ikuuuut."

Tara menggelengkan kepalanya. "Nggak, gausah, lo disini aja, temenin Kevin."

"Lo gapapa sendirian?" tanya Tata khawatir.

Tara tersenyum seraya mengangguk. "Gue bukan anak kecil, Ta. Gue gapapa kali, jadi gausah khawatir."

"Mm, yaudah."

Tara berdiri dari duduknya dan hendak berjalan menuju pintu kantin. Namun, baru dua langkah ia berjalan tiba-tiba seseorang yang sedang membawa mangkuk bakso dengan asap yang masih mengepul dari mangkuknya datang menabrak Tara. Alhasil kuah bakso itu tumpah mengenai seragam depan Tara. Tara memekik keras saat kuah panas itu mengenai kulitnya.

Semua orang yang ada di kantin menyaksikan kejadian itu, Tata langsung berdiri dari duduknya, suasana yang tadinya ramai kini menjadi hening.

"Sorry, gue nggak sengaja," ucap orang itu dengan entengnya dan langsung pergi begitu saja.

Tara sibuk mengibas-ngibaskan seragam depannya dengan tangannya, kulitnya serasa melepuh.

Tata yang melihat itu pun emosi dan langsung berjalan menghampiri orang yang sudah menabrak Tara lalu menarik rambutnya dari belakang.

"Heh! Maksud lo apa numpahin kuah bakso yang masih panas ke Tara? Sengaja ya lo?" tuding Tata menatap seorang perempuan dihadapannya.

"Apaan sih, Ta. Gue bilang nggak sengaja ya," elak perempuan itu.

"Tapi muka lo tuh nggak ngerasa bersalah banget, Bel. Lo tuh tega banget sih sama sahabat sendiri?" sungut Tata menatap emosi ke arah Bella.

"Itu sih dulu ya, sekarang gue udah nggak nganggep dia sahabat tuh!" ucap Bella menunjuk Tara dengan dagunya dan langsung duduk ke meja geng barunya, siapa lagi kalo bukan Aurel and the genk.

Tata menghela nafas kasar, ia harus sabar menghadapi manusia tak ada akhlak di hadapannya ini. Tata beralih menatap Tara khawatir.

"Aduh Raa, mending kita ke toilet dulu yuk," ajak Tata yang diangguki Tara.

Mereka pun pergi ke toilet untuk membersihkan seragam Tara yang kotor akibat kuah bakso. Setelah membersihkannya Tata menyuruh Tara untuk mengganti seragamnya dengan Hoodie milik Kevin. Tara sudah menolak namun Tata terus saja memaksa membuat Tara pasrah.

"Ayo kita ke UKS, obatin luka lo dulu."

Sesampainya di UKS, Tata mengambil salep kulit lalu mengoleskannya di daerah atas dadanya yang sudah melepuh. Tara tidak berhenti meringis ketika Tata mengoleskan salep itu membuat Tata tidak tega.

"Sakit banget ya, Raa?" tanya Tata.

"Perih Ta," jawab Tara hampir mengeluarkan air matanya.

"Emang dasar ya tuh si Bella sahabat penghianat! Tega banget sih dia sama lo." Tata menggerutu kesal sambil mengoleskan salep kulit dengan hati-hati.

"Mungkin dia emang nggak sengaja Ta," gumam Tara.

"Nggak mungkin Tara, mana ada orang gak sengaja tapi mukanya gak ada rasa bersalah gitu? Sengaja itu namanya!" Lagi-lagi Tata tidak bisa menahan emosinya.

"Udah lah, biarin aja." Kata Tara dengan suara lemas. "Ta, gue mau pulang aja yaa," sambungnya.

"Yaudah nanti gue minta Kevin buat anterin lo ya?"

Tara menggeleng pelan. "Nggak, jangan Ta, gue banyak ngerepotin kalian, ini juga gue kan udah di pinjemin Hoodie."

"Apa, sih Raa? Gak ada yang namanya ngerepotin, lo sahabat gue jadi jangan merasa kalo lo itu ngerepotin, Oke?"

"Tapi, Kevin?

"Dia mau kok, tenang aja." Tata tersenyum menatap Tara.

Tara membalas senyumannya lalu memeluk Tara dari samping. "Gue nggak tau gimana caranya berterima kasih lagi sama lo karena udah mau jadi sahabat gue. Mau diajak susah seneng, makasih Ta, makasih banyak."

"Unch... sama-sama beb, kita kan sahabat dan dalam persahabatan itu gak ada kata makasih, oke?!" Tata tersenyum tulus, Tara mengangguk membalas senyuman Tara.

༻୨♡୧༺

"Kevin, anterin Tara pulang sampe aman lo! Jangan ngebut-ngebut, awas aja kalo sahabat gue kenapa-napa!"

"Iyaaa sayang iyaa, tapi jangan cemburu ya aku nganterin Tara pulang?"

"Nggak! Udah cepetan sana," ucap Tata sambil mengibaskan tangannya.

"Raa, hati-hati di jalan ya. Kalau ada apa-apa telepon gue aja," ucap Tata yang diangguki Tara.

"Ayo, Raa naik," ucap Kevin yang sudah siap diatas motor besarnya. Tara pun naik ke atas motor besar milik Kevin.

Kevin melajukan motornya lalu pergi meninggalkan parkiran sekolah.

༻୨♡୧༺

"Raa? Kok lo pulangnya ke apartemen, sih bukan ke rumah lo?" tanya Kevin ketika Tara menyebutkan nama apartemennya.

"Gapapa, gue emang tinggal di apart," jawab Tara berbohong.

"Oh gitu, emang orangtua lo kemana?" tanya Kevin lagi sambil fokus mengendarai motornya.

"Mereka tinggal di LA, gue di sini sama Bang Kemal," jawab Tara membuat Kevin mengangguk paham.

"Vin, berhenti di sini aja, nanti gue bisa masuk sendiri kok ke dalem," ucap Tara sambil menepuk-nepuk pundak Kevin menyuruhnya berhenti.

Kevin pun memberhentikan motornya di depan gedung apartemen.

"Serius, nih?" tanya Kevin sambil membuka helm fullface-nya.

Tara turun dari motor besar milik Kevin. "Iyaa, makasih ya udah anterin gue pulang. Makasih juga udah pinjemin nih Hoodie, besok gue balikin."

"Iyaa santai aja lagi," ucap Kevin tersenyum.

Tara tersentak kaget saat suara berat memanggil namanya. Tara berbalik menatap pria yang kini sudah berada di hadapannya, pria itu tengah menatapnya dengan tatapan tajam. Pria yang tak lain dan tak bukan adalah Arga. Ia berjalan menghampiri Tara dan Kevin.

Kevin mengernyitkan dahinya bingung. Kenapa Arga bisa di sini? Ia memang sudah tahu bahwa Arga dan Tara memiliki hubungan karena melihat postingan Instagram milik Tara waktu itu. Tetapi, ia tidak tahu hubungan semacam apa antara Arga dan Tara. Apakah mereka berpacaran atau...

"Kamu kenapa jam segini udah pulang?" tanya Arga dengan wajah datarnya.

"Terus ini Hoodie siapa?" Arga melirik tajam ke arah Kevin.

Kevin hanya menunjukkan cengiran bodohnya.

"Aku--"

"Eh-- bang Arga? Apa kabar bang? Kok lo ada di sini, sih? Kalian pacaran ya?" tanya Kevin beruntun.

"Gue suaminya," ucap Arga datar membuat Kevin membulatkan matanya.

"HAH? SU-SUAMI?" pekik Kevin memajukan sedikit wajahnya, sedangkan Tara, gadis itu memejamkan matanya mendengar Arga yang membocorkan pernikahannya.

"Aduh, semoga Kevin nggak ember deh mulutnya," batin Tara berdoa.

"KAPAN NIKAH NYA ANJIR?" Pria itu masih terlihat tidak percaya.

"Mm, beberapa hari yang lalu Vin, pas gue gak masuk." Kini Tara yang menjawab pertanyaan Kevin.

"Lo...." Kevin sengaja menggantungkan kalimatnya dengan raut wajah tak enak.

Tara yang mengerti arah pikiran Kevin pun langsung membuka mulutnya. "NGGAK LAH! GILA YA LO!"

Kevin terkekeh kecil. "Ya kirain, makanya gue kaget."

Arga yang melihat interaksi Tara dan Kevin pun melempar tatapan tak suka, rahangnya mengeras.

"Ekhem!" Arga berdeham membuat Kevin dan Tara menoleh menatapnya.

Kevin yang mengerti arti tatapan Arga pun menyengir menunjukkan deretan giginya. "Ah iya, itu tadi di sekolahan si Tara ketumpahan kuah bakso yang masih panas, makanya di suruh pulang aja."

Arga sedikit terkejut dengan ucapan Kevin, lalu menatap Tara yang tengah menundukkan kepalanya.

"Oiya bang, tadi juga ada sedikit problem di sekolah, cuman sedikit sih. Tapi udah aman kok." Kata Kevin dengan santai.

"Masalah apaan?" tanya Arga bingung.

"Nanti lo tanya sendiri aja dah sama Tara," ucap Kevin.

"Udah ya, gue balik dulu. Ra gue duluan ya," pamit Kevin yang diangguki Tara.

Kevin memakai helm fullfacenya lalu melajukan motor besarnya pergi meninggalkan Arga dan Tara.

Arga menatap Tara yang tengah menundukkan kepalanya lalu pria itu meraih tangan Tara untuk mengajaknya masuk ke dalam apartemen.

༻୨♡୧༺

Tara dan Arga sudah berada di dalam kamar mereka. Tara duduk di tepi ranjang begitupun Arga yang duduk di samping Tara.

"Buka," ucap Arga dingin membuat Tara mengangkat wajahnya.

Tara masih diam, tidak merespon ucapan Arga.

"Buka Tara," ucap Arga menekankan kalimatnya.

"Hah? A-apanya yang di buka?" tanya Tara bingung.

Arga menunjuk Hoodie yang di kenakan Tara dengan dagunya. "Aku mau liat luka kamu, kalau parah kita ke rumah sakit aja."

Sontak Tara membulatkan matanya, lalu menggelengkan kepalanya. "Aku nggak apa-apa kok, tadi udah di kasih salep sama Tata."

Arga menatap Tara dengan tatapan sulit diartikan membuat Tara bergidik ngeri. "Serius, Ga. Aku gak apa-apa."

"Buka atau aku yang bukain?" ancam Arga dengan tatapan tajamnya.

༻୨♡୧༺

to be continued
vote juseyooo
arigatoou

-sankaara

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 108K 46
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
412 61 12
Sering dibanding-bandingkan, selalu ngerasa orang tua pilih kasih itulah yang dirasakan oleh gadis remaja berusia 17 tahun ini. Semenjak kehadiran sa...
105K 8.1K 53
"Peluk gue!" Kamu menggeleng. "Kenapa? Nggak mau?! Gue suami lu. Raka aja dapet pelukan lu, masa gue engga. Gak adil dong!" cecar Andre. kamu diam. "...
762K 42.8K 61
Siapa yang tidak kenal dengan Aksara William? Laki-laki yang dijuluki 'master gombal' ini memang lah laki-laki tampan. Tapi, ini bukan cerita Badboy...