I'm Always Be Yours (END)

By windabp

2.9M 116K 3.8K

ADULT STORY 🔞 "Nothing Hurt more than realizing he meant everything to you but you meant nothing to him" Kat... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Another Story
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
New story
Info Penting

Chapter 17

65.7K 3.6K 65
By windabp

Suara yang awalnya ramai kini mulai hening ketika seorang pria tengah melangkah gagah dengan aura kekuasaan menuju keatas podium. Jangan lupakan wajahnya yang sangat tampan bagai titisan dewa yunani mampu membuat para wanita menahan nafas menatap pria yang tak lain ialah Max Xavierano Miller.

"Selamat malam untuk para tamu undangan yang saya hormati. Terima kasih telah berkenan hadir dan memeriahkan pesta ulang tahun perusahaan Miller yang ke-60 tahun pada malam hari ini. Dalam kesempatan kali ini, saya selaku CEO Miller Inc ingin berterima kasih kepada semua pihak baik para rekan bisnis yang telah mempercayai dan bekerja sama dengan perusahaan kami atau pun para karyawan yang telah bekerja keras untuk memajukan perusahaan ini hingga sekarang. Saya sadar bahwa tak ada suatu hasil apapun yang tidak dilalui dengan proses, karena dengan berproseslah sesuatu hal akan menjadi indah karena dibubuhi dengan pengalaman, dibalut dengan kesetiaan, diiringi dengan perjuangan, dijalani dengan penuh kesabaran, dan akhirnya kita mendapatkan lebih dari apa yang kita inginkan. Semua keberhasilan yang kita raih sekarang tidak luput dari kerja keras semua orang yang hadir pada malam hari ini. Maka dari itu saya dengan senang hati memberikan sebuah apresiasi kepada kalian yang telah profesional dan kooperatif dalam menjalankan tugasnya selama ini. Tetap semangat karena hasil tidak akan pernah mengkhianati proses dan usaha kita. Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan dan selamat menikmati pesta ini" Max mengangkat gelas yang berisi wine di tangannya untuk bersulang bersama

"Cheers" ujar semua undangan kompak mengikuti Max sebelum tepukan meriah terdengar memenuhi ballroom

"Pidato yang bagus Son" puji Alaric menepuk bahu Max saat putranya itu telah turun dari panggung

"Mom bangga padamu sayang" ucap Anastasya memberi pelukan hangat untuk putra semata wayang mereka

"Thanks Dad Mom, aku lebih bangga menjadi anak kalian" sahut Max tersenyum membalas pelukan sang ibu

Max ijin kepada kedua orangtuanya untuk lanjut menyapa para rekan bisnisnya dan didampingi Zion yang memang merangkap menjadi asisten sekaligus wakilnya di perusahaan.

"Max kau sangat tampan, aku tidak keberatan menghangatkan ranjangmu malam ini" rayu Stella bergelajut manja di lengan Max dan mengikuti kemana pun pria itu pergi

"Lepaskan tanganmu" ucap Max datar penuh ancaman membuat Stella menjauh

Max sebenarnya risih dengan kelakuan wanita berambut pirang di sampingnya ini, ia bahkan ingin mendorong Stella kasar saat dengan terang-terangan menekan dadanya pada lengan kekar Max. Namun demi kesopanan ia memilih menegurnya saja, bagaimana pun Stella merupakan anak dari teman ibunya yang juga turut hadir di pesta ini.

"Dasar muka tembok" sindir Zion pada Stella saat wanita itu berlalu dan berkerumun dengan teman-temannya

Saat Max sibuk berbincang dengan beberapa kolega, iris coklat terangnya tidak sengaja menangkap sesosok gadis cantik memakai gaun yang sebenarnya indah dan elegan. Hanya saja Max tidak suka karena menurutnya itu terlalu terbuka serta mempertontonkan tubuh seksi gadis itu, ia bahkan geram mendapati banyak pria menatap Freya dengan tatapan memuja. Damn!

Max terpaku dan menajamkan matanya melihat Freya berbincang dengan seorang pria yang begitu familiar. Zion yang melihat sepupunya tidak berkedip menatap sesuatu ikut memandang kearah yang sama.

"Max, bukankah yang bersama Freya itu Liam? Mereka saling mengenal?" tanya Zion terkejut

Max tidak menggubris pertanyaan Zion, ia pun tak kalah terkejutnya melihat Freya dan Liam tampak berbincang akrab. Ia mengatupkan bibirnya rapat, matanya tidak pernah lepas memperhatikan Freya dari kejauhan. Raut wajah Max tiba-tiba mengeras saat melihat Freya mencium pipi Jayden, entah kenapa ada perasaan tidak terima dalam hatinya. Max mengembuskan nafasnya gusar, setelah itu ia pamit pada rekan bisnisnya untuk pergi ke toilet. Ia diam-diam mengikuti gadis yang telah menyita pikirannya saat ini dengan nafas memburu seakan menahan amarah.

"Dimana Max?" Stella menghampiri Zion lalu mengedarkan pandangannya mencari sosok yang ia cari

"Mengejar Freya mungkin, tadi aku melihat mereka ke toilet" jawab Zion polos

Stella memang tidak menyukai Freya sejak gadis itu baru memasuki dunia modelling. Ia iri melihat kecantikan Freya yang alami, ia merasa pamornya tersaingi oleh juniornya itu. Hingga Julian pria yang Stella sukai malah lebih memilih Freya daripada dirinya. Walaupun mereka telah berpisah dan sekarang Julian menikahi wanita lain tapi tetap tidak menghapus kebencian Stella pada Freya. Terlebih Alexa yang dulu teman dekatnya ikut menjauh dan lebih memilih bergaul dengan Freya. Padahal tanpa Stella sadari sikap angkuh dan sombongnya lah yang membuat ia dijauhi oleh rekan sesama model.

"Dasar jalang itu, berani-beraninya menggoda Max. Tidak akan kubiarkan dia merebut Max dariku" maki Stella kasar

"Heh bitch! Tutup mulutmu, jangan mengatai Freya seperti itu. Memang sejak kapan kau menjadi kekasih Max? Kau saja yang tidak tahu malu" bentak Briana kesal yang mendengar sahabatnya dikatai jalang

Zion, Jayden, Dustin, Bryan, Briana dan Alexa memang tengah duduk bersama dalam satu meja bundar. Anastasya yang mendengar pertengkaran itu pun ikut menghampiri mereka.

"Ada apa ini? Kenapa kalian ribut?"

"Aunty Ana, jangan biarkan Max terjerat oleh Freya. Dia itu wanita murahan" adu Stella dengan suara manja yang dibuat-buat otomatis membuat Briana dan Alexa mual mendengarnya

Tentu ucapan Stella membuat Anastasya meradang, ia memandang Stella dengan kilatan amarah. Jika tidak mengingat Stella anak dari salah satu teman arisannya, ia tidak akan mau mengenalkan Max pada gadis macam ini.

"Stella, jaga bicaramu! Saya jauh lebih mengenal Freya dibandingkan dirimu dan asal kau tahu Freya itu calon istri Max. Saya menyesal menerima tawaran ibumu untuk mendekatkanmu dengan putraku Max" setelah mengucapkan itu Anastasya berlalu meninggalkan Stella dengan penuh emosi

Lagi-lagi Briana dan Alexa terbahak bersama, mereka puas melihat wajah Stella merah padam karena teguran dari Anastasya.

"Brengsek! Kenapa kalian tertawa? Awas saja aku akan membalas kalian, terutama Freya" umpat Stella tak mau kalah

"Hei Miss Kennedy, jangan sampai wajah cantikmu tidak bisa muncul dimana-mana lagi karena mengganggu saudariku" sela Jayden menatap dingin kearah Stella

Daritadi Jayden berusaha menahan emosi mendengar saudari kembarnya dihina oleh wanita yang tidak seberapa ini.

"Apa maksudmu Mr. Lucien? Aku tidak merasa mengganggu saudaramu" sahut Stella menatap cemas kearah Jayden

Bagaimana pun ia tahu sedang berhadapan dengan siapa, ia bahkan mendengar bagaimana kekuasaan keluarga Lucien di Rusia dan menjadi keluarga terkaya di negara itu. Tentu ia tidak ingin mencari masalah dengan keluarga berkuasa seperti mereka.

"Ingat baik-baik ucapanku, Freya Angelicia Lucien dia adalah saudari kembarku. Sampai aku dengar kau mengganggu atau menghinanya lagi, aku tidak akan segan padamu" ucap Jayden datar namun mematikan

Tidak hanya Stella yang terkejut mengetahui fakta jika Freya merupakan putri keluarga Lucien, Zion pun tak kalah terkejut mendengarnya.

"Apa kau mengancamku Mr. Lucien?" cicit Stella berusaha mempertahankan harga dirinya

"Aku tidak mengancammu cantik, hanya mengingatkanmu saja sedang berhadapan dengan siapa. Bahkan keluargamu bisa aku buat jatuh jika memang kau memaksaku"

Jayden melempar senyuman manisnya kearah Stella sebelum wanita itu segera menjauh dari sana dengan tubuh bergetar saking shocknya.

"Wow Jayden is the best" teriak Briana dan Alexa kompak sambil mengacungkan ibu jari mereka kearah Jayden kemudian mereka tertawa bersama



*****




Saat Freya melewati lorong dari kamar kecil menuju ballroom, ia terpekik kaget merasa lengannya ditarik kasar dan badan belakangnya membentur dinding. Ia meringis menahan sakit di kepalanya, hendak berteriak namun mulutnya dibungkam oleh benda hangat nan kenyal. Freya mendelik saat mengetahui bibir siapa yang telah lancang mencuri ciumannya, ia mendorong dada pria itu dengan sekuat tenaga hingga ciuman mereka terlepas.

"Brengsek, apa yang kau lakukan?" bentak Freya terengah-engah meluapkan emosinya kepada pria di depannya

Tubuh mereka sangat dekat, hingga Freya dapat merasakan hembusan nafas beraroma mint menerpa wajahnya. Dorongan kuat Freya ternyata tidak membuat jarak yang berarti bagi mereka berdua.

"Apa yang kau lakukan dengan Liam?" tanya Max datar

Freya menatap pria di depannya nyalang, melihat ada kilat amarah juga di mata Max. Ia kembali mengingat ucapan Liam yang mengatakan ada seseorang yang marah melihatnya berduaan dengan Liam. Apa mungkin itu Max? Tapi kenapa dia marah? Atau jangan-jangan Max masih dendam pada Liam karena merebut Faye darinya, batin Freya.

"Jawab Freya! Kenapa kau diam?" Max membentak Freya lagi

"Bukan urusanmu, lagi pula tidak ada hubungannya denganmu" ketus Freya berusaha menyingkir dari kurungan Max

"Jangan dekati Liam lagi, kau mengerti?"

"Kenapa? Apa karena dia pria yang telah merebut tunanganmu Max? Karena itu kau marah iya?Seharusnya kau senang jika Liam mendekatiku bukankah kau bisa kembali bersama Faye?" kata Freya sinis

"Jangan coba-coba memancing emosiku Freya" desis Max penuh penekanan

"Urusi saja jalangmu yang selalu menempel padamu dari tadi Max dan jangan mengaturku"

"Bukannya kau sama murahannya dengan Stella? Bahkan kau membiarkan semua pria mendekati dan menyentuhmu malam ini" Max berdecih menatap remeh Freya

Freya melonggo mendengar ucapan Max sebelum tangannya terangkat untuk menampar pipi kiri pria itu dengan keras. Max yang terkejut dengan reaksi Freya megang pipinya dan menatap Freya dingin.

"Jaga ucapan anda Tuan Miller. Kau tidak berhak menilai orang dari luarnya saja, kalau pun aku memang seorang jalang itu juga tidak ada urusannya dengan Tuan terhormat sepertimu"

Ia benar-benar marah kali ini, Max keterlaluan. Bisa-bisanya mengatakannya perempuan murahan, seumur hidup Freya bahkan tidak pernah disentuh lelaki mana pun dan sekarang dengan lancang pria ini mengatainya seperti itu. Freya tahu dirinya wanita kuat, siapapun menghinanya tak masalah tapi kali ini ia merasa sakit hati dengan ucapan Max yang begitu menusuk. Dadanya bergemuruh menahan sesak, air matanya bahkan tidak sabar mendesak keluar jika tidak ditahan mati-matian oleh gadis itu. Ia berusaha pergi dari sana namun lagi-lagi pergelangan tangannya dicekal oleh Max.

"Mau kemana kau?" tanya Max sinis

"Kenapa bertanya? Bukankah kau mengatakan aku ini seorang jalang tentu aku akan mencari seorang pria untuk menghangatkan ranjangku malam ini"

Max menggertakkan giginya, ia sangat geram mendengar jawaban gadis itu. Di detik selanjutnya ia menarik Freya dari sana dengan kasar. Langkah Max yang terlalu cepat sukses membuat Freya terseok-seok dalam mengikuti langkahnya yang panjang. Apalagi sekarang ia memakai sepatu berhak tinggi dan jangan lupa gaun panjang yang dikenakannya menjuntai hingga menyentuh lantai makin mempersulit gerakan Freya.

"Max, lepas! Kau menyakitiku" teriak Freya kesal

Teriakan Freya membuat Max menghentikan langkahnya, lantas berbalik sebelum mengangkat tubuh Freya ke pundaknya dengan gerakan cepat.

"Max turunkan aku"

Freya meronta dan memukul punggung lebar Max dengan kedua tangannya, berharap pria itu akan menurunkannya. Namun usahanya tidak membuahkan hasil karena Max terlihat tidak peduli malah makin mempercepat langkah kakinya lalu membawa tubuh Freya masuk ke dalam elevator.

"DIAM!" bentak Max tiba-tiba dengan keras

Nyali Freya menciut mendengar teriakan Max, membuatnya langsung terdiam saat itu juga. Hingga tubuh Freya terhuyung saat diturunkan mendadak di sebuah kamar luas yang sangat mewah.

"Kenapa mengajakku kemari? Aku mau kembali ke pesta" Freya menatap tajam Max

"Jangan coba-coba keluar dari kamar ini Freya"

"Apa maumu sebenarnya Max?"

"Bukankah kau bilang ingin melakukan sex dengan seorang pria, jadi mulailah denganku malam ini" ucap Max sarkas

"Kau gila Max, aku tidak mau" wajah Freya memerah antara menahan rasa malu dan kesalnya

"Tidak usah munafik, kau bahkan telah menciumku terlebih dahulu waktu di klub malam. Kenapa sekarang menolak?"

"Itu karena aku mabuk, aku tidak sadar saat itu"

"Kalau begitu anggap saja aku juga mabuk sekarang" Max menyeringai semakin mendekati Freya

"Max berhenti atau aku akan teriak" ancam Freya berusaha agar suaranya tidak terdengar bergetar

"Berteriak saja sesukamu, tidak akan ada yang mendengarnya. Lagi pula hotel ini milikku jika kau lupa"

Max tersenyum miring menatap gadis di depannya dalam hingga semakin mengikis jarak diantara mereka berdua. Demi Tuhan, Max sudah tidak tahan ingin menerjang gadis di depannya ini, apa lagi saat melihat tatapan polos dan ketakutan dari mata bernetra biru itu.
















FreMax balik lagi nih, semoga pada nungguin ya kisah mereka selanjutnya
Spoiler nih next chapter bakalan ada adegan +21, jadi bijak dalam membaca ya
Kalau suka silahkan vote dan komennya, tapi kalau gak suka ya jangan dibaca aja
Simple kan
Jangan malah di report ya, kasian kan thor udah capek-capek ngetik dan nyari inspirasi 😌✌🏻
Maaf juga klo selama ini banyak typo bertebaran
Terima kasih banyak semua ❤️😘




- Freya Angelicia Lucien

Tatapan mata Freya yang gini nih bikin Max gemes pengen nerkam & ngelonin di kamar 😜





- Max Xavierano Miller








- Zion Alejandro Wilson








- Stella Willow Kennedy







04 Juli 2020
Windabp ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 53.4K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
1.9M 92.4K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
381K 14.1K 46
Capella Cough model berusia 26 tahun yang merupakan anak tunggal, tidak sengaja tersesat di ruang rahasia milik mafia yang bernama Lucas. Kejadian it...
112K 3K 40
Peristiwa dimasa lalu membuat Albert menjadi seorang Trilionear kejam yang dingin, tidak tersentuh dan ditakuti banyak orang. ketampanan yang dimilik...