WIFE FROM ANOTHER WORLD (yizh...

By airalaks

350 32 19

WARNING 21+ bayi2 tolong menjauh!!! Ini bukan kisah fantasi. Ini hanya kisah tentang Bastian Wibisana. Yang t... More

CULTURE SHOCK

WANG? WHO?

237 20 15
By airalaks

"Wis kebacut AMBYAR, AMBYAR koyo ngene
manise janjimu, jebule mung ono lambe~
Wis kebacut AMBYAR, AMBYAR koyo ngene~"

"Woe, Sobat Ambyar! Hp lo bunyi tuh!" Coky menjerit nyaring dari balik pintu kamar mandi. "BAS!"

"Apaan?" Coky ini. Bastian kan sedang asyik sampoan. Jarang-jarang dia mendapat jatah libur. Ini yang pertama sejak tiga bulan terakhir. Jadi, Bastian ingin menikmati dengan baik.

Yang pertama, tentu saja mandi dengan tenang. Karena selama ini Bastian selalu mandi seperti orang dikejar-kejar penagih hutang. Super kilat.

"Wis kebacut AMBYAR, AMYAR koyo ngene~"

"Alamak jaaang!!!" Coky menjerit lagi. Sumpah, dia benci sekali lagu ini. Tapi teman satu kontrakannya itu sangat amat menyukai Didi Kempot. Bahkan Bastian punya panggilan sayang untuk idolanya tersebut.

Lord Didi.

Sinting memang. Tapi itulah Bastian. Nama dan wajah boleh kokoh bule, tapi seleranya sungguh pribumi sekali. Boleh cek playlist di ponselnya, Coky berani bertaruh kalau yang Bastian punya hanya lagu-lagu legend milik Lord Didi.

Bocah kampung!

Cklek. Bastian keluar dari kamar mandi, dengan handuk berbalut di pinggang. Rambutnya masih basah, sikat gigi juga masih berada di dalam mulut, dengan busa-busa menjijikkan di sekitarnya.

"Apwa?" tanyanya kesal. Ini si Coky kalau bukan sobat baiknya, sudah dia usir sejak lama. Cerewet minta ampun.

"Hp lo bunyi. Bos lo nelepon!"

"Ha?" Bastian cepat menyambar ponselnya yang sekarang sudah kembali diam. Dilihat ada enam belas panggilan tak terjawab dan semua dari bosnya. Kepala satuan keamanan yang menaungi tempatnya mengais nafkah.

Jemari Bastian bergerak cepat. Ini tidak biasa. Tumben sekali bosnya menelepon sampai sebanyak ini. Apalagi di hari liburnya. "Halo, Pak?"

"Bastian, bisa datang ke kantor sekarang?"

Loh, tumben bosnya agak lunak begini. Biasanya, jika ada bawahan yang dua kali saja tidak mengangkat panggilannya, pasti Pak Tua itu sudah mencaci maki panjang lebar. Seluruh isi kebun binatang pun akan diabsen dengan sempurna. Tanpa terlewat.

"Ada apa ya, Pak? Ini kan masih jatah libur sa-"

"Datang sekarang!"

Nah ini baru bos-

"Ah, maaf." Maaf? Bastian benar-benar dibuat bingung. Ini bosnya bukan sih? "Bastian, kamu tolong datang ke kantor sekarang, oke? Saya tunggu satu jam lagi. Lebih cepat lebih baik." Klik. Sambungan telepon terputus. Meninggalkan Bastian dengan lipatan jidat yang makin bertambah.

"Bos gue kesambet apaan deh?!" ujarnya heran. Memancing kekepoan Coky si biang gosip.

"Ngape?"

"I don't know."

"Halah sok bule lo! Sobat ambyar ini!" dengus Coky bete. "Itu tadi bos lo kenapa? Lo disuruh ngantor? Bastian mengangguk. "Lah, kaga jadi nemenin gue dong?" Bastian mengangguk lagi. "Halah!"

"Bacot!" Bastian tak lagi mendengar gerutuan Coky. Karena lelaki itu sudah masuk ke kamar mandi lagi. Tak sampai satu menit, Bastian kembali keluar. Dia harus bersiap. Pasti ada sesuatu yang terjadi sampai-sampai bosnya jadi agak segan begitu padanya. Tapi apa?

**

"Jadi maksud Bapak, saya dipecat?"

Bastian masih menunggu dengan sabar. Dia sudah duduk di depan bosnya ini sejak lima menit lalu. Dan baru saja tahu-tahu bosnya bilang dirinya dipecat.

"Saya salah apa? Bahkan libur ini adalah reward karena saya sudah bekerja dengan baik."

"Saya tahu, Bas." Pak bos menghela napas. Lagi-lagi, Bastian seperti melihat orang lain.

Ini sudah tahun ke lima Bastian bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang keamanan ini. Lima tahun juga Bastian meniti karir sebagai bodyguard dengan baik. Menorehkan prestasi gemilang. Hingga mendapat kesempatan untuk menjaga salah satu orang penting tanah air ini. Tapi kenapa sekarang tahu-tahu dia dipecat?

"Ada yang menginginkan kamu."

Bastian bergidik. Entah kenapa, bulu kuduknya tahu-tahu berdiri semua. Biasanya jika sudah seperti ini, dirinya bisa saja sedang terancam. Belum lagi kata 'menginginkan' itu sangat amat mengganggunya.

"Maksudnya gimana, Pak?"

Tapi bukannya menjawab, pak bos hanya mengeluarkan selembar kertas yang di atasnya tertulis alamat sebuah hotel berbintang di kawasan Jakarta Pusat.

"Kamu datang ke sini. Mereka menunggu di sana. Kamar nomor 771."

Sudah. Begitu saja. Tidak ada penjelasan lebih lanjut. Hanya selembar kertas yang menjadi bekal Bastian untuk mencari tahu. Tapi itu cukup. Karena tak butuh waktu lama, Bastian sudah berada di dalam kamar si pengundang.

"Langsung saja. Saya mau tahu siapa kalian dan apa yang kalian inginkan."

"Look, Damian. He look like his father."

Bastian mengernyit. Ini orang-orang siapa sih? Lewat celah bulu matanya, dia mengamati seluruh orang yang berada di kamar ini.

Ada lima belas orang. Empat belas laki-laki yang jelas berprofesi sama seperti dirinya. Bodyguard. Atau malah lebih berbahaya daripada sekadar bodyguard? Dan satu laki-laki yang menjadi pusat, dan tampak gorgeous.

Bagaimana ya? Pria yang sekarang duduk bak raja di depannya ini benar-benar menawan. Hanya orang buta, kalau tidak mengakui hal tersebut. Rambutnya berwarna cokelat gelap, tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek. Berkulit seputih salju yang baru turun. Memiliki bola mata cokelat tua, berbingkai alis dan bulu mata lentik juga tebal. Jangan lupakan proporsi tubuhnya yang bak model. Dengan bibir sewarna cherry.

Tampan. Cantik. Tapi terlihat berbahaya.

Glup!

Mendadak Bastian ragu dirinya normal atau belok. Bisa-bisanya pria itu membuatnya terpesona dan ... birahi?

Gawat!

"Hallo, Bastian. Tell me what your name?"

"Bastian," jawabnya heran. Tapi tetap menjawab. Dia merasa nyawanya bisa saja melayang kalau tidak bersikap kooperatif. "Bastian Wibisana."

"No." Pria itu menyela. Lalu tersenyum. Senyum yang mungkin maksudnya ramah. Tapi bagi Bastian tidak. "Listen, Bastian. I'll tell you once." Bastian mundur saat pria itu mencondongkan wajahnya. "Your name, Bastian Wibisana Wang Kiev. Atau Wang Yibo. Son of William Wang Kiev. Pemimpin Mara yang terakhir. Dan kamu, keturunan terakhir Mara satu-satunya."

Tunggu dulu. Ini apa maksudnya? Mara siapa? William Wang Kiev siapa? Wang Yibo?

"You're Wang. You're Kiev. You're Mara."

"Wait!" Bastian benar-benar diserang pusing bukan kepalang. "Saya Bastian Wibinasa, oke? Sejak lahir sampai sekarang, nama saya seperti itu. Ibu saya-"

"Ah ya, about your mother." Lagi, pria itu menyela. "She's not your mother."

Heh?

"Ibumu meninggal seminggu setelah wanita itu membawamu kabur dari Mara."

Ya?

"Dan sekarang, kami ingin membawamu kembali pada Mara."

Gimana?

"Tapi dengan satu syarat. Kamu harus menikah denganku. And i'll tell you everything what you want. About your fams of course."

Ladalaaahh.... Ini ceritanya gue dilamar nih? Dilamar cowok?! Bastian benar-benar diserang vertigo. Bukan lagi pusing biasa.

"Sorry. I don't know who you are. I don't know where you are. I-"

"I'm Sean Axelle Wang." Dia diam sebentar. "And Kiev too."

Bastian makin mengernyit.

"Bisa tidak menyela dulu?" ucap Bastian dingin. Betulan marah dia sekarang. Sejak tadi dia tidak dibiarkan bicara. Saking marahnya, dia sampai tidak menyimak nama pria itu dengan benar. "Siapa pun anda, saya tidak mengenal anda. Juga tidak mengenal Wang, Kiev, dan Mara." Bastian menarik napas. "Dan saya tidak mau menikah dengan anda!" tegasnya.

"Really?" Pria yang mengaku bernama Sean itu tersenyum kecil. Lalu dia menjentikkan jarinya, dan satu bodyguard yang sejak tadi berdiri di belakangnya langsung maju sambil membawa satu map yang membuat Bastian penasaran. Apalagi yang akan pria ini tunjukan?

"Look." Mata Bastian langsung tertuju pada selembar foto yang ada gambar wajah dirinya di dalam sana. Dirinya bersama sepasang orang dewasa yang salah satunya memiki warna mata sama dengannya, sementara yang satu memiliki warna rambut yang sama dengannya. Tapi yang jelas wajah kedua orang itu, menyatu di wajahnya. Terlebih si lelaki.  "That's your parents. William Wang Kiev and Selena Wang Kiev."

Bastian mengamati foto tersebut dengan saksama. Lalu membaliknya dan menemukan sederet kalimat yang menarik seluruh perhatiannya.

"We and our son. Bastian Wibisana Wang Kiev."
-Selena&William Wang Kiev-

Jadi benar dirinya ini memiliki nama belakang Kiev dan Wang? Jadi benar ibunya bukan yang selama ini dia kenal? Apa itu sebabnya sejak kecil dia sama sekali tidak pernah merasa diperlakukan seperti anak?

"Tell me everything you knew!" titah Bastian. Lelaki itu merengsek maju dengan mata yang menyipit tajam. Mendesak pria yang masih duduk dengan tenang di depannya.

"Calm, Beib. I'll tell you. Tapi kamu harus memenuhi syarat dariku."

"What? Marriage?"

"Ya."

"No!"

Bukan keputusan yang baik. Di detik Jackson menyuarakan penolakannya, detik itu juga seluruh pria yang ada di ruangan tersebut mengacungkan muncung pistol padanya.

"Meski kamu keturunan langsung, Mara. Aku tidak akan segan membunuhmu. Karena hanya aku, kami, yang tahu tentang eksistensimu." Mengancam. Tapi Bastian tidak takut. Hanya saja, untuk saat ini dia rasa dirinya memang harus mengalah. Bukan apa-apa. Bastian butuh penjelasan.

"Come with me, and i will tell you everything." Senyumnya tipis. "Kamu mau tahu tentang asal-usulmu bukan? Kamu juga penasaran kan tentang kematian Ibu palsumu itu? Aku bisa memberitahumu, asal kamu mau menikah denganku."

"Kenapa harus menikah? Kita sama-sama laki-laki!" Bastian gusar.

Sean tertawa. Dia pun tahu itu. Tapi Bastian harus terikat dengannya. Dan pernikahan sejenis bukan hal aneh di negara yang nantinya akan mereka tinggali. "Because i need you!" tandasnya.

Bastian tidak punya pilihan. Dia ragu. Tapi penasaran. Pria bernama Sean ini berbahaya, dia sadar betul itu. Cara pria itu saat menjawab pertanyaannya barusan, jelas terlihat penuh penekanan, ambisi, dan segala macam hal yang jauh dari kata romantis. Dan apa pun yang mengikuti di belakang pria ini, jauh lebih berbahaya. Tapi Bastian ingin tahu. Dia harus tahu. Terlebih tentang ibu, yang selama ini selalu menyiksanya.

Bastian harus tahu!

"Oke. I'm in!"

Keputusan yang entah bagus atau tidak. Tapi Bastian tahu, mulai detik ini hidupnya akan berubah. Benar-benar berubah.

*****

HALOOOOOOOO
Pertama kalinya aku nulis bxb gini. Niat awal pengin ubah gs. Tapi ga bisa. Ga bisa bayangin xiao zhan jadi perempuan biar nyatanya pun, dia cantek banget wkwkw.
Jadi ini cerita yang ud kependem hampir 3th. 🤣 Followers lama pasti tau. Dan moon maap ya, aku ubah jdi bxb. Aku fujo bgt ges aslinya. 😭  dg nama awalan jackson. Dan setelah ditengok2 ga masok sama ibo

Vote yang banyak yah. Komen jangan lupaa. Biar aku upnya cepet.

Tencuuuuuuu

Continue Reading

You'll Also Like

457K 35.3K 16
[SEBAGIAN DI PRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU BARU BACA] Dilarang ada hubungan antara senior dan peserta OSPEK, Galen, sebagai Ketua Komisi Disiplin terpa...
302K 29.7K 44
"Ma, aku ngga mau ya punya assisten baru" "Plis lah Maa" "Aku tu CEO punya aissten dengan pakaian sexy itu biasa" "Lianda Sanjaya!!!" "Ikutin kata ma...
1.3M 106K 34
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
525K 4.1K 24
GUYSSS VOTE DONGG 😭😭😭 cerita ini versi cool boy yang panjang ya guysss Be wise lapak 21+ Gavin Wijaya adalah seseorang yang sangat tertutup, ora...