Angkasa

shalsaalfiy tarafından

706K 32.4K 1K

(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Angkasa Gerald Anugrah, sang ketua geng motor The Blaze. Laki-laki yang dianggap bai... Daha Fazla

1. Angkasa
2. Murid Baru
3. Peringatan!
4. Angkasa Mau Yaaaaaaa?
5. Apa Semuanya Baik-baik Saja? Tidak!
6. Ada Gangster!!
7. Menjauh
8. Senja Tidak Menyerah!
9. Diary
10. Rumah Rahasia Senja (1)
12. Kode?
13. New Members
14. Rasa Yang Berbeda
15. Antara Aku, Kamu, Dan The Blaze
16. Sunset & Kehangatan Di Puncak
17. Ingkar
18. Danger Dengan Pelukan
19. Perubahan?
20. Ternyata Tidak
21. Togheterness
22. Jangka
23. Ancaman
24. Why Angkasa?!
25. Menjadi Kita (?)
26. Happy Birthday Senja!
27. Aku Merindukannya
28. Hancur
29. Pertengkaran
30. Malam Hari Bersamanya
31. Tujuan
32. Antara Rela Dan Tidak
33. Salah Paham
34. Gengsi
35. Bulan & Matahari
36. 3 Hari (300juta Tahun)
37. Karena Keadaan
38. Sakit (1)
39. Senyuman Luka (1)
40. Senyuman Luka (2)
41. Kejadian
42. Ls162! (?)
43. Aku Mencintainya
44. Maaf
45. WARNING
46. Sakit (2)
47. Hancur (2)
48. Dekapan Yang Dirindukan
49. Bentakkan
50. Kemana Kamu Yang Dulu (?)
51. Berjuang (Lagi)
52. Pertempuran Besar
53. Kehilangannya
54. Rindu
55. Malam Mencekam
56. Kembali Lagi?
57. Terluka
58. Dia Yang Tulus
59. Bersama Angkasa
60. Promise
61. Bersamanya (Selesai)
62. EXTRA PART : Langit Senja
SEQUEL ✨

11. Rumah Rahasia Senja (2)

12.7K 628 2
shalsaalfiy tarafından

"Cape sih, tapi yaudahlah ya. Namanya juga hidup, banyak banget cobaannya."

***

Tiba-tiba satu preman tersungkur, dan disusul oleh kedua preman lagi. Senja langsung berlari dan bersembunyi dibalik pria yang tiba-tiba datang itu.

"Angkasa. Aku takut." Senja memeluk tangan Angkasa.

"Tunggu di motor!" perintah Angkasa membuat Senja mengangguk dan langsung menuruti perintah Angkasa.

Setelah preman-preman itu sudah kalah dari Angkasa. Angkasa berjalan menuju motornya. Senja, sudah di sana dengan cemas menunggu Angkasa kembali.

"Kamu gapapa?" tanya Senja pada Angkasa dengan khawatir.

Angkasa melepas tangan Senja yang memegang wajahnya. "Gue gapapa," jawabnya.

Senja mengangguk. "Syukur kalau kaya gitu. Aku khawatir banget sama kamu."

"Lo mau kemana? Ini bukan jalan pulang ke rumah lo, kan?" tanya Angkasa.

Senja mengangguk. "Iya, memang. Aku mau kerumah aku yang lain."

"Gue anter," kata Angkasa.

"Emmm... Tapi—"

"Lo mau kaya tadi lagi? Tapi gue, sih, nggak maksa lo ikut gue, terserah."

Tanpa ragu lagi. Senja mengangguk dan mengiyakan. Ya, daripada dia bertemu preman-preman lagi kan? Senja menaiki motor Angkasa. Angkasa hanya mengikuti arah yang Senja tunjukan. Perempuan itu dengan seksama menunjukan tempat dimana dirinya ingin kesana.

Senja menepuk pundak Angkasa. "Udah nyampe," ujar Senja membuat Angkasa langsung memberhentikan motornya.

Angkasa melihat rumah yang sederhana. Tapi terlihat sangat indah, rumahnya memang terlihat kecil. Tapi pekarangannya luas, di depannya ada taman yang sangat indah. Bunga-bunga bermekaran membuat kupu-kupu senang tinggal disana.

"Disini?" tanya Angkasa.

"Ya, kamu jangan kasih tau siapapun ya soal tempat ini. Rahasia,"

Rintikan hujan mulai turun. Langit gelap pun sudah menghiasi bumi.

"Kamu mau masuk dulu? Hujan tau!" ajak Senja.

"Gak usah."

Senja menarik tangan Angkasa membuat cowok itu langsung mengikutinya. "Gapapa, masuk aja dulu! Daripada kehujanan di jalan."

Ketika Angkasa masuk kedalam rumah tersebut, ia duduk di sebuah sofa empuk yang ada didalamnya.

"Kamu duduk dulu, ya? Aku mau ambil minum sebentar," ujar Senja.

"Gak usah. Gue pulang aja," tolak Angkasa.

Senja menghela nafasnya. "Jangan, udah mau ujan. Disini aja dulu!" Senja mengambil kunci motor Angkasa yang tergeletak di atas meja. "Ini aku bawa, biar kamu gak pulang," katanya lalu berjalan ke belakang.

Angkasa hanya mendengkus kesal. Lalu cowok itu duduk di sebuah sofa yang terlihat empuk dan hangat. Ruangan ini, ruangan yang penuh dengan hiasan dinding, hiasan yang isinya semua lukisan.

Senja keluar dari dalam. Lalu cewek itu duduk dan menaruh teh hangat di meja yang ia buat untuk Angkasa.

"Angkasa. Kamu jangan kasih tau siapa-siapa nya soal tempat ini? Cuma kamu doang sih yang tau tempat ini," ucap Senja.

"Kenapa?" tanya Angkasa.

Senja menghela nafasnya. "Disini itu, tempat paling nyaman menurut aku ya, dibanding di rumah. Kalo ada masalah atau aku lagi sedih, aku selalu kesini."

"Tempat ini dibuat sama Kakek, dan Nenek aku dulu. Mereka pesan, kalo aku sendirian. Kalo aku sendiri, aku kesini aja," ujar Senja. "Rumah ini sangat berarti banget buat aku. Ya, rumah ini tidak besar. Tapi disinilah tempat yang paling baik menurut aku."

"Lo gak dicariin sama orangtua lo?" tanya Angkasa.

Senja tersenyum. "Dicariin? Mereka nganggep aku aja gak pernah. Ngapain juga mereka nyariin aku? Itu hal yang sangat mustahil menurut aku."

"Malah, kalo aku jauh sama mereka. Aku jadi nggak nyaman, aku kesiksa terus," ucap Senja lagi.

"Gue pernah liat bekas tamparan di pipi lo. Apa itu orangtua lo?" tanya Angkasa.

Senja tersenyum. Dia tidak menjawab. Tapi Angkasa tau dari raut wajahnya bahwa dia berucap 'iya'. Ya, lebih baik jangan terlalu panjang bertanya.

"Gue pulang ya?" ujar Angkasa pada Senja.

"Tapi diluar masih hujan tau!" balas Senja. "Nanti aja ya kamu pulangnya?"

"Gue pulang. Lo hati-hati disini," ucap Angkasa lalu cowok itu langsung keluar dari rumah Senja.

Senja masih ditempatnya dengan jantung yang berdebar-debar. Yakin? Angkasa yang berucap seperti itu?

Dengan cepat Senja berdiri dari duduknya. Lalu cowok itu berjalan mendekat ke Angkasa yang sedang memakai helm nya. "Kamu juga hati-hati ya dijalan?" ucap Senja. Ada anggukan dari Angkasa.

Angkasa menaiki motornya. Senja memegang tangan Angkasa. "Angkasa?" panggil Senja membuat Angkasa menoleh.

"Aku sayang kamu."

****

Angkasa masuk ke markas yang sangat ramai. Di sana banyak yang sedang mengobrol, atau sekedar bermain kartu.

"Gimana jalan sama ayang mbepnya Bos?!" sahut Pandu.

"Ujan-ujanan ya Bos! Asik banget pasti!"  kata Herdi ikut-ikutan.

Angkasa membuka jaketnya, dan duduk bersama teman-temannya.

"Wo!" Angkasa memanggil seorang cowok yang sedang berjalan. Dia melambaikan tangan pada cowok itu.

"Kenapa Bos?" lelaki itu berhenti didepan Angkasa yang sedang duduk.

"Ambilin gue golok sama kampak!" ujar Angkasa membuat Herdi dan pandu melotot.

"Ehhh santai Bos! Jangan! Jangan Bos!" ucap Pandu yang mulai panik.

Herdi juga langsung berdiri. "Eh, bahaya bahaya Sa! Inget kita temen lo!" ujar Herdi.

"Gapapa Bos! Hajar aja! Tapi kasian juga sih masih banyak dosanya," ucap Fadli yang tertawa ditempatnya.

"PARAH ANJIR FADLI!" Pandu melotot kepada Fadli. Tapi Fadli hanya terkekeh.

"Pergi yok Ndu! Nyariin cewek. Maap ya, Bos! Punten-punten aja nih sa pamit mau pulang." Herdi menarik tangan Pandu dan mereka berdua langsung lari dari sana dengan terburu-buru.

"Alesan tuh!" sahut Jarwo.

"Buset! Sadis amat lo," ucap Rafi sambil terkekeh.

Angkasa tersenyum tipis. "Gue bercanda doang. Lagian itu dua orang bikin naik darah aja," ujar Angkasa.

"Emang harus diancem begitu sih," sahut Fadli yang tertawa.

"Eh tapi, emang ngapain aja lo sama Senja? Jangan macem-macem!" ujar Rafi.

"Lo pengen di ambilin golok sama kampak beneran?" Angkasa melirik Rafi sebentar. Rafi hanya membalasnya dengan tertawa.

"Gimana kabar si Farel?" tanya Angkasa. "Katanya ibu dia, baru aja meninggal ya?"

"Iya. Dia masih sedih. Belum bisa nerima kepergian orangtuanya. Gue juga bisa ngerasain apa yang Farel alamin. Kehilangan orang yang bener-bener berarti di hidup kita itu bikin kita merasa kehilangan selama-lamanya," ujar Fadli.

"Ajak dia kesini. Main lagi. udah dua hari dia gak dateng," ucap Angkasa membuat teman-temannya mengangguk. "Gue sempet ke rumahnya waktu itu, dia masih mau ngurung diri di rumah."

"Kita coba kesana, nanti."

Rafi menghisap rokoknya. "Gimana The blaze? Kita sebentar lagi lulus. Udah saatnya kerja keras mikirin masa depan. Kita udah gabisa main-main lagi nanti, apalagi sampe ngurus The Blaze."

"Nyari anggota baru. Tapi inget, jangan dari geng sebelah. Inget pesen dari senior-senior kita yang dulu," ujar Angkasa.

Angkasa menjadi ingat saat dia diangkat sebagai leader The Blaze.

Flashback 3 tahun yang lalu...

Angkasa berdiri didepan seseorang bertubuh tegap dengan jaket kebesarannya.

"Angkasa. Gue percaya sama lo. Gue yakin lo bakal jadi leader terbaik buat The blaze kedepannya gimana." Lelaki itu menepuk pundak Angkasa, "Anggota gengmotor memang harus kejam. Tapi jangan jadi kejam ketika kita berhadapan dengan teman sendiri,"

"Jangan pernah menyakiti, apalagi munafik. Inget, The Blaze berdiri dengan solidaritas. Bukan kemunafikkan," ujarnya lagi. "Jika ada yang berani munafik. Suruh dia keluar, dan buatlah ancaman dan perjanjian bahwa anggota The Blaze tidak ada yang namanya mata-mata musuh."

"Tugas lo adalah mepimpin. Lo harus jadi pemimpin yang baik. Lo bisa jadi ganas."

Lelaki itu melepas jaket hitamnya. Lalu dia melepas kain berwarna merah yang bertengger dilengannya. Lelaki itu menyodorkan barang-barang itu kepada Angkasa.

"Gue percaya sama lo, Sa," lelaki itu menepuk pundak Angkasa. "Gue tau lo itu gak banyak omong. Lo pendiem. Tapi, gue juga tau lo. Gue tau lo pintar dalam menyelesaikan masalah," ujar cowok itu.

"Jangan pernah khianatin kepercayaan gue sama lo."

"Dan, inget satu pesan ini. Jangan pernah ambil anggota dari gengmotor lain, apalagi musuh."

Angkasa mengangguk. "Gue janji, Bang. Bakal terusin The Blaze dengan kemampuan gue sendiri. Gue emang belum terlalu bisa menjadi leader hebat seperti lo. Tapi gue akan jaga amanat ini sebaik mungkin."

Lelaki didepan Angkasa itu tersenyum. "Jaga The Blaze. Gue serahin sama lo. Gue bakal lama ninggalin negara ini. Mungkin beberapa tahun mendatang gue pulang. Tempat pertama yang bakal gue kunjungi kalo pulang ke Indonesia ya disini," lelaki itu menepuk pundak Angkasa lalu dia pergi.

Flashback off

Angkasa selalu mengingat kejadian itu ketika dia dipercayai menjadi anggota The Blaze. Angkasa pun selalu memakai slayer berwarna merah yang akan terus diberikan kepada penerus pemimpin The Blaze, kain berwarna merah dengan tulisan ‘Leader’.

***

Jangan lupa vote kawan.

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

4.2M 319K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
300K 13.7K 18
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
567K 43.6K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...