Gamers Couple [Slow Update]

By AnyaNurand28

18.6K 941 69

Awalnya Thalia hanya ingin menghilangkan kejenuhannya dengan game sampai akhirnya ia bertemu dengan seseorang... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34

Part 35

186 11 0
By AnyaNurand28

Suasana di halaman belakang sekolah memang selalu sepi, jarang sekali ada murid yang mengunjungi tempat ini, selain karena rumor tentang penunggu pohon beringin yang tumbuh di sana, tempat ini juga sangat jauh dari gedung utama.

Namun kali ini seorang pemuda yang biasanya tak pernah mengunjungi tempat tersebut mendadak berkunjung dan duduk tempat di kursi yang letaknya tepat di bawah pohon beringin itu.

Suasana mencekam dan hembusan angin yang dingin menusuk tulang tidak dipedulikan oleh pemuda tersebut, kepalanya selalu tertuju ke arah kanan tepat dimana jalan awal masuk halaman belang berada.

Menurutnya tempat ini sangat cocok untuk bertemu dengan seseorang yang tak akan di ketahui oleh orang lain. Ya itulah tujuan Jhonson, mengunjungi tempat ini dengan maksud bertemu seseorang, karena ada hal yang harus ia bicarakan secara empat mata.

Setelah menunggu sekitar 5 menit, seorang pemuda lain muncul dari arah yang sedari tadi Jhonson perhatikan. Seseorang yang sedari tadi ia tunggu kedatangannya.

Tak mau berlama-lama, Jhonson bangkit dari kursi yang ia duduki dan langsung menghampiri pemuda itu.

"Gue kira lo emang temen gue, ternyata lo penghianat." Perkataannya yang to the point membuat pemuda itu mengernyit heran.

"Maksud lo apa?" tanya pemuda tersebut.

"Lo nusuk gue dari belakang."

Pemuda tersebut kembali mengernyit heran mendengar ucapan pemuda di depannya yang tak ia pahami sama sekali. "Sumpah gue enggak ngerti apa yang lo omongin."

"Lo manfaatin situasi dimana gue sama Thalia lagi perang dingin dengan cara pelan-pelan ngambil perhatian Thalia. Ck, ternyata gosip yang bilang lo suka sama Thalia benar adanya."

Kemarahan pemuda itu mencuat ketika perasaannya dulu kepada Thalia kembali di ungkit.

"Denger baik-baik gue emang pernah suka sama Thalia, inget PERNAH jadi itu dulu dan gue sekarang cuma sahabatan aja sama dia," ucap pemuda itu sedikit menekankan kata pernah. Kalian pasti tau siapa pemuda yang sedang berbicara dengan Jhonson.

Sekarang Kevin sedikit paham jika semua pembicaraan ini bersangkutan dengan sahabatnya, Thalia. Namun ada sedikit lagi yang belum ia pahami yakni ucapan Jhonson yang seolah-olah ia adalah penjahat yang mengambil keuntungan dari permasalahan Jhonson dan Thalia saat ini. Juga kenapa perasaannya kepada Thalia dulu kembali di ungkit oleh Jhonson yang selama ini tak pernah dibicarakan.

Sungguh bahkan Kevin tidak tahu Jhonson tengah semarah ini, ia juga tidak tahu letak kesalahannya dimana, selama ini ia berteman dengan Jhonson pun dirasa tak pernah melakukan kesalahan.

Raut wajah Jhonson belum juga berubah, kemarahan masih jelas terpampang di wajahnya. "Alah so so an bersembunyi di balik kata sahabat."

"Ini lo kenapa sih? Lo cemburu gue deket sama Thalia? Biasanya aja nggak." Perkataan Kevin memang benarkan, selama ini kedekatannya dengan Thalia dimata Jhonson tak pernah dipermasalahkan.

"Karena lo berani terang-terangan ngambil dia dari gue bgst. Bugh!!" Pukulan yang melesat dengan cepat dan tak dapat Kevin hindari mendarat tepat di pipi sebelah kanannya yang mengakibatkan ia tersungkur dan sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah.

"Sumpah ya ucapan lo dari awal nggak ada yang buat gue paham maksud semua ini," ucap Kevin sambil mengusap darah yang mengalir dari sudut bibirnya.

"Nggak usah pura-pura deh lo."

Kepala Kevin semakin pusing mencari maksud ucapan Jhonson, ditambah  bekas pukulan yang semakin terasa sakitnya. Ia berfikir sampai akhirnya satu kemungkinan terlintas di pikirannya. "Jangan bilang Lo liat gue jalan sama Thalia kemarin."

"Kalau iya kenapa?" ujar Jhonson dengan nafas yang memburu.

"Lo salah paham bro. Gue cuma hibur dia aja," jelas Kevin jujur sambil mencoba berdiri.

"Dan pelan-pelan buat dia jauh dari gue. Itu kan maksud lo?"

"Gue nggak pernah berfikiran sejauh itu."

"Alah dusta lo!" kata Jhonson kasar.

Tiba-tiba seorang gadis datang dan berdiri tepat di samping Kevin. Firasatnya sedari tadi memang tidak baik, ia terus-terusan merasa akan ada sesuatu yang terjadi. Ketika Miya berjalan di koridor menuju kantin ia melihat Kevin sedang berjalan terburu-buru.

Entah mungkin dorongan karena firasatnya itu, Miya lebih memilih mengikuti Kevin dan mengurungkan niatnya menuju kantin. Dari jarak yang lumayan jauh Miya melihat bahwa Kevin tengah menuju halaman belakang sekolah.

Benar saja, sesampainya di belakang sekolah Miya melihat Kevin dengan Jhonson. Ia sedikit terkejut mengetahui bahwa Kevin bertemu dengan Jhonson di tempat yang sangat jauh dari keramaian. Lebih terkejut lagi ia melihat Kevin mencoba berdiri, bisa Miya tebak bahwa sebelum itu telah terjadi sesuatu, ia akhirnya berlari menuju mereka berdua.

"Ini kenapa sih ribut-ribut?" tanya Miya penasaran.

"Loh kok lo ada di sini?" Kevin sedikit terkejut melihat Miya berdiri di sampingnya.

"Sorry tadi gue ngikutin lo. Ini gue serius nanya, ada apa sih? Lo berdua kenapa?" Jelas Miya, tak lupa mengulangi pertanyaannya yang tak di jawab.

"Tanya tuh sama cowok di samping lo!" tunjuk Jhonson dengan raut wajah marah ke arah Kevin.

Miya melirik ke arah Kevin. "Kenapa Vin?"

"Ini salah paham aja Mi," ujar Kevin.

"Iya kenapa?" tanya Miya lagi.

"Dia ngambil Thalia dari gue," ucap Jhonson mendadak.

"Maksudnya?" Miya menatap Jhonson lurus meminta penjelasan.

"Dia liat gue jalan sama Thalia di mall," bukannya Jhonson yang menjawab, justru Kevin yang menjelaskan dengan sangat singkat.

Sekarang Miya tahu maksud pertemuan mereka berdua ini dan ia akan berusaha menjelaskan dengan rinci. "Itu salah paham Jho, dia disuruh sama gue."

"Kan kalian emang sama aja ya, mau ngehancurin gue. Kalian nggak jauh beda sama bajingan."

Niat menjelaskan, Miya justru tersulut emosi mendengar ucapan Jhonson barusan. "Lo gila. Gue nggak mungkin nyuruh orang yang gue suka pacaran sama sahabat gue sendiri yang jelas-jelas cuma sayang sama lo."

"Alah gue tau itu cuman akal-akalan lo aja kan, padahal sebenarnya lo setuju Thalia sama dia kan dibanding sama gue?" Nada suara Jhonson tak berubah sejak awal, meskipun saat ini ia sedang berbicara dengan gadis yang merupakan sahabat pacarnya sendiri, tapi kemarahan justru semakin menguasai dirinya.

Miya semakin tersulut emosi, perkataan Jhonson membuat darahnya semakin mendidih. Ia menggeram kesal. "Apa perlu gue jelaskan secara rinci dan mendetail, hah?" Teriak Miya sedikit frustasi.

Ia menarik nafasnya pelan sebelum menjelaskan. "Lo harus tau dia pergi ke tempat dimana kalian pertama ketemu, duduk di kursi tempat pertama kalian berbincang dan memesan pesanan yang sama dimana pertama kalinya kalian kenalan. Lo harus tau itu."

"Ada saat dimana Thalia ingin menjalin hubungan seperti yang lainnya, tapi lo seperti menganggap Thalia adalah orang lain yang kenyataannya dia adalah pacar lo sendiri selama hampir 2 tahun."

"Sekarang gue tanya sama Lo. Lo sayang nggak sih sama Thalia? Lo anggap dia pacar lo apa bukan?" Penjelasan panjang lebar oleh Miya yang diakhiri pertanyaan membuat Jhonson tidak berkutik.

"Lo diem, berarti lo ragu dan gue udah duga itu selama ini."

Ucapan Miya terdengar begitu nyaring di halaman belakang sekolah, untung saja tempat ini sangat sepi dan memang jarang di kunjungi oleh siswa-siswi.

Fakta dimana ia tahu apa yang Thalia lakukan siapa lagi jika bukan Kevin yang memberitahunya. Miya paham akhir-akhir ini Thalia sering melamun dan tidak fokus dengan pelajaran atau game favoritnya.

Setelah di rasa penjelasannya cukup, Miya menarik lengan Kevin meninggalkan halaman belakang sekolah menuju ruang UKS guna membersihkan sudut bibir kanan Kevin yang terluka dan sedikit mengeluarkan darah. Ia baru menyadari ketika pemuda itu sedikit merintih di sampingnya. Rupanya penyebab tersungkur nya Kevin adalah pukulan Jhonson yang begitu kuat.

Sepeninggal Kevin dan Miya, Jhonson terduduk di kursi yang tepat berada di belakang tubuhnya. Jhonson berfikir apa benar selama ini ia tidak memperlakukan Thalia selayaknya pacar? Apa benar ia terlihat seperti memperlakukan Thalia layaknya orang lain?

Dulu Jhonson pernah bilang bahwa ketika mereka berdua tidak ada yang hanya fokus dengan ponsel saja. Namun kenyataannya mereka akhir-akhir ini justru jarang pergi berdua dan sibuk dengan ponsel masing-masing. Jhonson rasa Thalia tidak mempermasalahkan itu, tapi kenyataannya ia salah kaprah.

"Arggghhhh." Jhonson menggeram kesal sambil mengacak-acak rambutnya, pikirannya kacau. Untung saja hari ini belajar di percepat dan murid boleh pulang lebih awal di karenakan akan ada acara agenda rapat dadakan, itu baru saja yang Jhonson dengar dari pengeras suara sekolah.

Jhonson melangkah dengan tergesa-gesa menuju parkiran sekolah, sebelum itu ia memberikan pesan kepada Reno untuk membawakan tasnya ke rumah. Reno dengan cepat menjawab iya tanpa bertanya lebih lanjut. Hanya satu tujuan Jhonson sekarang, tempat dimana ia selalu mencurahkan isi hatinya akhir-akhir ini.

*****

Cuaca yang sedikit mendung seolah tengah mengetahui suasana hati Jhonson saat ini. Tempat tujuan yang dimaksud Jhonson adalah tempat pemakaman umum.

Entah kenapa beberapa hari ini Jhonson sering memimpikan Laila, gadis itu masuk ke dalam mimpinya. Anehnya Laila tak pernah bicara dan selalu saja menunjuk seorang gadis di sebuah kursi taman yang tengah membelakanginya, gadis itu memiliki postur tubuh yang mirip sekali dengan Laila dilihat dari sudut manapun, tapi Jhonson tak pernah bisa melihat wajahnya karena cahaya terang selalu menyorot wajah gadis yang selalu menunduk itu.

Terakhir malam Jhonson memimpikan Laila kembali, gadis itu membawa selembar kertas yang bertuliskan "Ikhlaskan". Entah apa maksudnya, namun senyum manis menghiasi wajah cantik itu ketika kertas yang dipegangnya tertiup angin dan terjatuh tepat di kedua kaki Jhonson.

Jhonson membungkuk mengambil kertas tersebut, setelah berhasil ia kembali mendongak dan tidak menemukan Laila dimana pun. Dari satu sisi ke sisi taman yang lain Jhonson tidak berhasil menemukan sosok yang ia cari, sampai tak sengaja kakinya tersandung batu lalu ia mengerjap dan ternyata ia telah terbangun dari mimpi itu.

Apa ia belum sepenuhnya mengikhlaskan kepergian Laila? Apa maksud gadis itu menunjuk seorang gadis lagi? Rasanya otak Jhonson akan pecah jika terus memikirkan arti dari mimpi tersebut.

Akhirnya Jhonson melanjutkan langkahnya menuju makam yang di nisannya bertuliskan sebuah nama "Laila Apriliani". Ya disinilah ia selalu menceritakan keluh kesahnya.

Jhonson pernah berkata di sini bahwa memang ia belum sepenuhnya memberikan hatinya untuk Thalia dan sedang berusaha untuk menjadikan nama Thalia seutuhnya pemilik hatinya namun ternyata tidak semudah itu.

Leon. Pemuda itu kembali melihat Jhonson di pusara Laila, ia semakin tak menyukai laki-laki itu. Jhonson telah mengambil orang-orang yang Leon sayangi. Bagaimana laki-laki itu bisa bersama Thalia selama ini jika di hatinya masih ada Laila? Apa yang Thalia rasakan selama berpacaran dengannya? Apa kebahagian sering gadis itu rasakan?

Tekadnya semakin kuat, Leon akan memisahkan Thalia dengan Jhonson. Ia tak mau gadis yang ia sayangi terus menerus di sakiti oleh laki-laki yang tidak bertanggung-jawab atas sebuah perasaan.

Tidak akan ada kepura-puraan bahwa ia menyukai Miya, sekarang Leon akan berterus terang tentang perasaannya yang sudah sejak lama tertuju kepada seorang gadis bernama Nathalia Alexandria.

*****

Hallo semua, udah lama banget ya cerita ini nggak update dan aku nggak berhenti untuk terus minta maaf karena nggak konsisten update. Imajinasi aku sedang berkelana, bukannya mendapat ide untuk melanjutkan cerita lama justru malah banyak muncul ide untuk cerita baru.

Tapi insyaallah cerita ini akan di selesaikan dan cerita baru nanti di update sesuai jadwal, semoga tidak seperti cerita ini. Do'akan semuanya lancar ya teman-teman. Jangan lupa vote & komentarnya, karena itu adalah salah satu bentuk dukungan pembaca kepada penulis dan juga salah satu sumber kebahagiaan penulis. Terimakasih untuk yang masih menunggu kelanjutan cerita ini.

-Anya❤️

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
GEOGRA By Ice

Teen Fiction

2.4M 101K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
819K 98.6K 13
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 62.4K 28
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...