Gamers Couple [Slow Update]

By AnyaNurand28

18.6K 941 69

Awalnya Thalia hanya ingin menghilangkan kejenuhannya dengan game sampai akhirnya ia bertemu dengan seseorang... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 35

Part 34

193 7 2
By AnyaNurand28

"Ngapain lo sendiri disini?"

"Lo sendiri ngapain disini?" Bukannya menjawab pertanyaan pemuda tersebut, Thalia justru balik bertanya apa yang sedang pemuda itu lakukan disini.

Pemuda tersebut tersenyum sangat manis. "Sengaja mau ketemu sama lo."

"Jangan ganggu gue deh Vin."

"Siapa yang ganggu lo, gue cuma mau nemenin lo kok."

"Tau dari mana gue disini?"

"Miya."

"Ah sekarang gue paham, pasti lo di suruh Miya nemenin gue kan?"

"Sebenarnya tanpa di suruh Miya pun kalau lo yang nyuruh gue pasti bakalan temenin. Tapi kayaknya Lo lupa kalau punya sahabat cowok yang namanya Kevin."

Ya pemuda itu adalah Kevin, sahabat laki-laki satu-satunya yang paham dan mengetahui tentang kondisi Thalia sejak lama. Apapun yang bersangkutan dan berhubungan dengan Thalia, Kevin harus mengetahui itu.

"Sorry gue lupa," ucap Thalia lirih.

"Oke nggak masalah, gue paham," kata Kevin santai. "Btw pertanyaan gue tadi belum di jawab," ucapnya lagi.

"Yang mana?" tanya Thalia bingung.

"Ngapain lo sendiri disini?" ucap Kevin.

Thalia mengedarkan pandangannya ke sekitar. "Nggak tau gue, tiba-tiba aja pengen kesini."

"Lo nggak lupa kan kalau tempat ini," kata Kevin menyelidik.

"Iya gue tau," ucap Thalia sambil menunduk.

"Kursi yang sekarang lo dudukin dan pesanan lo juga, kok gue jadi curiga ya?" Kevin kembali menyelidik.

"Curiga apaan sih Vin, jangan ngaco deh," ucap Thalia gusar.

Kevin menatap Thalia lamat-lamat. "Lo lagi kangen Jhonson ya?" tebaknya.

"Ish, apaan sih. Pertanyaan lo nggak ada yang lebih bermutu apa?"

"Gue serius Thalia."

"Gue nggak peduli apapun itu Kevin," Thalia mulai sedikit kesal dengan tebakan Kevin barusan.

"Tinggal jawab aja ribet banget sih."

"Suka-suka gue dong."

Kevin menyerah jika harus terus bertanya pada Thalia, ia hanya akan meyakini bahwa tebakan nya itu benar.

"Jalan yuk! Bete gue," ajak Kevin sambil menyentuh tangan Thalia yang bertumpu di atas meja.

Thalia menarik tangannya yang di sentuh Kevin, "ya udah sana jalan aja sendiri ngapain ngajakin gue segala."

"Temenin lah!" pinta Kevin.

"Minta temenin sana sama Miya."

"Aduh Tha, lo kok jadi pikun gini sih."

"Kok lo jadi ngatain gue sih."

"Gini ya Tha, gue kesini di suruh Miya buat nemenin lo karena Miya bilang dia lagi ada acara keluarga begitupun Lolita jadi mereka nggak bisa nemenin lo dan akhirnya gue yang bersedia walau lo nggak nyuruh tapi sebagai sahabat gue mau selalu ada buat lo."

"Jadi gimana bisa Miya nemenin gue jalan kalau dia sendiri aja nggak bisa nemenin lo disini, Miya nggak seegois itu buat milih gue dibanding Lo sahabatnya yang lagi butuh."

Entah kenapa ucapan Kevin mendadak membuat Thalia diam, Kevin seperti terus menyadarkan Thalia bahwa masih ada laki-laki itu yang siap menemani Thalia jika tidak ada yang bisa menemaninya.

"Sorry!" Thalia merasa bersalah sampai cairan bening tak terasa membasahi pipi mulusnya.

"Ck, kenapa Lo malah nangis sih? Gue kan disini mau hibur Lo."

"Gue terharu, padahal tadi gue kesel sama lo yang banyak tanya," kata Thalia jujur.

"Jangan nangis lagi Tha, pengunjung disini banyak yang ngeliatin kita." Kevin mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan benar saja beberapa pasang mata mengarah menatap mereka berdua.

"Ah iya maaf." Thalia menunduk, buru-buru mengelap cairan bening yang masih tersisa di kedua pipi mulusnya.

Kevin tersenyum menatap Thalia yang berada tepat di depannya. Itu. "Udah ah ayo jalan, kita keliling mall. Udah lama kan lo nggak keliling mall dengan bebas? Sibuk mulu main games sih."

Kepala Thalia terangkat langsung, ia tersenyum senang. "Gue tiba-tiba jadi pengen ke bioskop tapi lo yang bayarin tiket nya ya."

"Siap lah. Apapun buat sahabat gue yang lagi galau," ucap Kevin sambil mengacak gemas rambut Thalia.

Merasa tak terima Thalia cemberut. "Enak aja galau, gue nggak selemah itu ya. Apaan ini rambut gue jadi berantakan kan."

Kevin terkekeh melihat tingkah Thalia ini. "Aduh adek gue yang paling cantik jangan cemberut gitu dong nanti cantiknya ilang loh."

Bagi Kevin, Thalia adalah adik yang harus ia jaga. Meskipun usia keduanya hanya terpaut beberapa bulan, tapi Kevin tetap beranggapan bahwa Thalia adalah gadis kecil yang harus ia perhatikan. Tentang cintanya yang pernah Thalia tolak itu sudah tak ia pikirkan lagi, sekarang ia sudah menemukan cintanya yang baru.

Tak ada dendam bagi Kevin karena sudah di tolak, baginya Thalia sudah menjadi bagian dari keluarganya. Pertemuan pertama dengan Thalia di masa MOPD SMP adalah takdir yang menjadikan mereka dekat.

Lagi pula pada saat itu perasaan Kevin untuk Thalia sebenarnya masih ragu, entah itu perasaan sayang kepada lawan jenis atau hanya sebatas sahabat dan Kevin hanya ingin membuktikannya.

Setelah mengucapkannya hati Kevin merasa lega dan anehnya ia tidak marah ataupun sakit hati dengan penolakan itu, Kevin malah terkekeh yang justru membuat Thalia saat itu mengernyit heran. Dari situ ia sadar mungkin perasaannya untuk Thalia hanya sekedar sayang terhadap sahabat dan sudah ia anggap sebagai adiknya.

Ketika Thalia mengatakan apa yang membuat Kevin tertawa, ia berkata. "Nggak apa-apa, gue sayang lo sebagai sahabat dan adek gue."

"Ish Vin apaan coba, kok lo juga malah ngelamun sih? Malu di liatin nih. Ayo pergi!"

Kevin tersadar dari lamunan tentang awal kedekatan mereka bermula. "Iya-iya sabar," ucap Kevin tersenyum.

Thalia pun menarik tangan Kevin keluar dari Sturbucks dan langsung memasuki mall yang berada di sampingnya.

Di pertengahan jalan Thalia terpikirkan suatu hal yang apakah harus ia tanyakan atau tidak, rasa penasaran semakin menjadi dan akhirnya ia pun memberanikan bertanya "Gue mau tanya boleh?"

"Tanya aja," kata Kevin santai.

Tiba-tiba saja perasaan gugup menyerangnya, ia jadi kembali ragu menanyakan tapi ia coba untuk bertanya. "Emm, sebenarnya lo sama Miya udah pacaran belum sih? Yang gue liat makin kesini kalian makin deket dan makin manis aja, wkwk."

Mendengar pertanyaan itu langkah Kevin tiba-tiba terhenti yang otomatis membuat Thalia pun berhenti melangkah juga. Kevin melirik ke arah Thalia dan memandangnya.

"Ngapain sih ngeliatin gue nya gitu amat," jujur Thalia sedikit gugup, tatapan Kevin tak bisa ia baca.

Badan Kevin berbalik menjadi berhadapan dengan Thalia. "Dengerin gue. Kalau gue jadian sama Miya, orang pertama yang gue kasih tau pasti lo."

"Jadi sekarang kalian belum jadian gitu?" Pertanyaan bodoh yang jelas-jelas sudah ada jawabannya justru Thalia lontarkan begitu saja.

"Tha, gue nggak mungkin jadi sahabat yang bahagia di atas penderitaan sahabatnya sendiri."

"Maksud lo?"

Tangan Kevin mencengkeram pelan kedua bahu Thalia. "Gue nggak akan jadian sama Miya sebelum masalah lo selesai."

"Apa hubungannya sama gue?"

"Thalia, sekarang lo lagi jadi incerannya Leon dan hubungan lo sama Jhonson lagi nggak baik. Lagian gue sama Miya udah berkomitmen kok."

"Jangan gitu Vin, gue nggak apa-apa. Kalian bahagia gue juga ikut bahagia."

"Begitupun gue sama Miya. Lo bahagia, kita juga bahagia. Gue mau kita semua bahagia, jadi lo nggak usah khawatir soal gue sama Miya."

"Tapi lo sama Miya kan-"

"Belum waktunya aja, meskipun gue nembak Miya sekarang gue nggak yakin cewek itu bakalan nerima gue. Gue tahu sesayang apa dia sama lo. Sekarang lo adalah prioritas kami semua, kita selesaikan masalah ini dulu bareng-bareng, kita hadapi sama-sama."

Kevin terus berbicara pelan-pelan agar Thalia bisa memahami kondisi dan situasi yang sedang terjadi saat ini.

"Kalau kayak gitu apa gue keliatan egois?" tanya Thalia sedikit gugup.

"Nggak sama sekali dan lo jangan pernah berfikir kayak gitu."

Entah kenapa Thalia terus saja berfikir bahwa semua itu di akibatkan olehnya, oleh masalahnya.

"Jangan sakitin sahabat gue ya!" pinta Thalia.

"Ck, apa gue bukan sahabat lo juga?" tanya Kevin sedikit sinis.

"Ah iya ya," kata Thalia sambil mengusap kepalanya sendiri dan melirik ke arah kanan. "Pokoknya kalian jangan saling menyakiti," tukasnya tegas.

"Siap, gue harap kita semua bakalan bahagia dan tak ada yang saling menyikiti. Itu do'a gue." Diakhiri senyuman Kevin berharap semuanya baik-baik saja.

Thalia mengangguk sebagai respon. "Emm, nontonnya jadi kan?"

"Jadi dong!" jawab Kevin seraya merangkul bahu Thalia.

Hal seperti ini yang Thalia butuhkan, dimana ada seseorang yang siap menemaninya dalam kondisi apapun, menghibur dirinya dengan cara apapun, cukup seperti ini pun Thalia sudah merasa sangat bahagia.

Baginya sahabat yang selalu ada di saat kondisi kita sedang terpuruk adalah yang terbaik, tidak hanya ikut bahagia disaat kita berbahagia, tapi menghibur disaat kita terpuruk juga.

Kevin dan Miya, sahabat yang hampir selama 6 tahun menemaninya walaupun Thalia dan Kevin sempat berpisah dan hanya bisa berkomunikasi lewat ponsel saja namun takdir mempertemukan mereka kembali dan juga ditambah Lolita yang menjadi warna tersendiri bagi persahabatan mereka.

Mungkin pengunjung mall yang melihat interaksi mereka saat ini berfikir bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Begitupun dengan sepasang mata yang sedari dari tadi memperhatikan mereka berdua secara intens.

Dibalik topi hitam yang sedikit menutupinya, tatapan tajam masih terlihat dan terarah menuju Thalia dan Kevin yang sudah naik ke lantai dua. Pemuda itu tak sadar mengepalkan kedua tangannya, lalu tak lama memilih melangkah keluar meninggalkan mall dan kedua orang yang menjadi pusat perhatiannya.

*****

Terimakasih sudah membaca cerita ini, bagaimana part 34 dari cerita ini? Aku mau tau dong tanggapan kalian gimana, hehe. Kasih tau juga ya kalau ada typo, maklum ini nulisnya ngebut, wkwk

Jangan lupa vote dan komentarnya ya teman-teman supaya aku lebih semangat nulisnya 😊 ⭐📲

-Anya❤️

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 207K 45
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
216K 26.2K 24
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...
283K 19.9K 49
~Warning!~ •DILARANG PLAGIAT!! •up dua hari sekali •Mengandung beberapa kata-kata kasar dan adegan kekerasan⚠️ •Harap bijak dalam memilih bacaan! Rac...
1M 32.1K 45
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...