My Mysterious Dosgan : Dosen...

NengKarisma tarafından

68K 6.1K 295

Seri Mental Disorder Story ke-1 (Afka & Aruna) ⚠️ Budayakan follow Author sebelum membaca ⚠️ 🍀🍀 Aruna Green... Daha Fazla

Prolog
Kosan +62
Perkara Duit Kos
Malam Jum'at
Bakos = Bapak Kos
Badmood
Mr. Evill
Gembel Cinta
Menyebalkan
Dekat
Pacaran
Cupang
Ajakan Hangout
Cemburu
Stay With Me
Bertahan
Putus
Puncak Rasa Sakit
Mantan
Mantan (Lagi)
Cabe-Cabean
Menyelesaikan masalah
Bukan Sekedar Halusinasi
Ajakan Berkomitmen
Go Publick
Perkara Cincin
Bahagia
Suprise
Kecewa
Kegagalan
Tidak Baik-Baik Saja
Simpati
Melarikan diri
Faktanya
Sakit
Perhatian
Kesempatan kedua
Hamil
Visual
Memungut Restu
Sentuhan Akhir Cerita
VC
Janji Suci
Epilog
Penting Dibaca ⁉️

Keluarga Pacar

1.5K 161 3
NengKarisma tarafından

Keluarga Pacar

"Dia itu seperti segitiga bermuda. Misterius, dingin dalam kedalamannya kekelaman juga tak terpecahkan."
-Aruna Greenidia Chemistriyani-

❤4.009 k 🗨1.999 k
@Aruna_Greenidia Di rumah camer, ceritanya💕
20 menit yang lalu...

@Ninaaa12 Una, kamu dimana😲😲

@Doyyeng_id Heh, numpang fhoto di rumah sapa loe @Aruna_Greenidia

@Chieka_ChiekaW woyy, itu bukan rumah gue. Bukan rumah si Idoy juga, loe dimana?? @Aruna_Greenidia

@Arjun_Naa beb, kok bukan dirumah gue😢😢

@Doyyeng_id A-R-U-N-A dimana LOEE @Aruna_Greenidia

@Chieka_ChiekaW Jahatt, punya DOI gak bagi bagi😑😑

@Aruna_Greenidia Chak studio fhoto sebelah😉😉

°°~👞❤👠~°°

"Aruna!"
Seru lengkingan suara wanita paruh baya tersebut.

Aku tersenyum manis saat melihat nyonya rumah ini muncul. Lengkap dengan apron pink yang dikenakanya. Aku tersenyum sumringah saat melihat nyonya rumah ini datang menyambutku.

"Selamat siang tante." Ujarku ramah sambil meraih punggung tanganya untuk kusalami.

"Siang cantik. Yaampun, kok mau kesini gak bilang bilang?" Heboh tante Anita sambil mengajakku masuk, meninggalkan putranya yang membuntuti kami dari belakang.

"Aruna tadi kesininya tiba-tiba tan, jadi gak sempet nelpon." Jawabku jujur, memang benar kok.

Ini memang kali pertama aku datang kesini. Rumah minimalis tingkat dua yang menurutku sangat cantik. Interiornya simple, eksteriornya pun dibuat simple namun masih nampak unsur ramai oleh tanaman hias di awal memasuki kawasan rumah ini. Unsur kaca sebagai salah satu bahan yang dominan, menjadikan rumah ini nampak bersih, bercahaya dan hidup.

Awalnya tadi sepulang dari kampus, kita mau langsung kesini. Tapi karena Afka ada urusan, jadilah kami bertandang agak siang.

"Ayo, ayo duduk dulu, tante ambilin minum dulu. Mau minum apa sayang?" Tanya beliau ramah, tanpa melirik putranya sedikitpun.

Kapok!

"Gak usah repot repot tante, Aruna juga gak haus haus banget kok."
Tolakku halus.

"Gak boleh gitu, kalau gitu tante ambilin minum dulu di belakang ya?
Kamu tunggu disini sebentar."
Ujar tante Anita sambil berlalu, benar-benar tanpa melirik putranya sedikitpun.

Double kapok!

"Kenapa?" Tanyaku ketus, saat dia mengambi posisi duduk di sampingku.

"Capek?" Tanyaku sambil meliriknya prihatin.

Aku kasihan loh, sungguh kasihan anak ayam nih. Bukan, maksudku lebih prihatin karena pekerjaanya yang tak ada habisnya. Pagi, siang, sore hingga malam dia terus bekerja. Bukan saja mengajar, dia juga bekerja sebagai Sekretaris seorang Chief Exsecutive Officer atau CEO.

Tidak kusangka pekerjaan sekretaris itu banyak sekali walaupun dia tidak full time berada disisi atasanya, seperti sekretaris kebanyakan. Dia mengajar, juga bekerja dalam waktu bersamaan. Jika tidak mengetik di laptopnya, dia akan mengirim pekerjaan lewat email melalui tablet kesayanganya.

Kupikir, pria workholic itu adalah pria yang tiap hari duduk dibalik meja kebesaranya di dalam ruangan megah. Tapi, nyatanya orang yang sering kesana kemari seperti dia juga merupakan seseorang yang workholic.

Kadang aku berpikir, jika gajihnya dari hasil bekerja menjadi sekretaris CEO saja sudah menggiurkan plus bonus pula pastinya. Lantas, untuk apà dia capek capek harus menjadi dosen yang notabenenya melelahkan. Bukan saja harus memberikan pengarahan berupa materi, setidaknya sebagai dosen ia juga harus mengayomi dan membimbing para mahasiswa yang berada di bawah tanggung jawabnya.

Kalau diriku pribadi, aku akan lebih memilih menjadi sekretaris, dari pada harus menjadi seorang dosen killer macam dia.

"Saya ngantuk." Aku beralih menatapnya, yang kini sudah membaringkan kepalanya di pangkuanku. Dasar tidak sopan!

"Kalau ngantuk, tidur. Bukanya kerja." Pungkasku, sambil membelai rambut halusnya seperti bulu kucing.

Halus, lembut dan harum terawat. Warnanya juga hitam pekat, dia pakai shampo merk apa ya?
Rambutnya terawat, terkadang halusnya seperti bulu anak kucing yang lembut tiada tara. Dia cocok sepertinya jika menjadi duta iklan shampo.

"Kalau tidur di tempat tidur, jangan disini."

Intruksi tante Anita yang datang membawa nampañ berisi segelas minuman dan dua toples kue kering. Anaknya lagi lagi tidak diakui.

"Tuh dengerin." Timpalku.

Belum genap hingga seminggu kami menjalin hubungan. Tapi rasanya, kami sudah mengenal cukup lama. Kupikir, semuanya tidak akan berjalan semudah ini di awal-awal.
Tapi, karena dia berusaha lagi dan lagi, maka akupun mulai terbiasa. Dia berusaha, begitupun denganku.

"Ayo diminum dulu Aruna, kuenya juga dimakan, ya."

"Iya tante, terimakasih." Balasku sambil tersenyum hangat.

"Ara kalau mau, ambil sendiri."

Ara? Tak salah dengarkan ini telingaku. Kekasihku dipanggil Ara, lucu sekali.

"Mah."

"Tidur dikamarmu Ara, jangan numpang dipangkuan putri mamah."
Aku tersenyum kecil sambil membelai rambut Ara--ku ini.

Aku memang tadi sempat merasa canggung. Tapi, pembawaan tante Anita yang humble dan hangat membuatku nyaman. Dia menerimaku seperti keluàrganya sendiri.

"Ara?" Intruksi tante Anita lagi.

Putranya itu beringsut, membenahi posisinya. Berdiri tanpa kata, lalu berjalan menaiki udakan tangga satu persatu. Sepertinya dia sedang tidak mood untuk berdebat. Manik tajamnya itu, memperlihatkan sorot letih tiada tara.

"Kamarku yang paling kiri dari tangga, jangan sampai salah."
Ujàrnya sebelum melanjutkan langkahnya.

Apa coba maksudnya?

Sepeninggalanya Afka, aku dan tante Anita larut dalam obrolan soal keluarga ini. Tentang tante Anita yang punya toko kue karena hobby--nya yang suka membuat kue apapun itu, hingga kini ia memiliki 8 cabang toko juga caffe. Dari hasil jerih payahnya tersebut, tante Anita dapat memberikan pendidikan yang layak untuk ketiga buah hatinya.

Afka itu putra sulung tante Anita. Dia juga memiliki seorang adik laki-laki, yang usianya sekitar 4 tahun di bawah Afka. Sedangkan satu orang lagi, dia itu putra angkat tante Anita. Usianya 5 tahun di atas Afka.

Tante Anita itu single parents yang the best banget di mataku. Beliau mampu menghidupi tiga putranya, juga memberikan pendidikan yang layak tanpa bantuan peran serta seorang suami. Suami tante Anita telah lama berpulang, semenjak Arez masih ďuduk di bangku Sekolah Menengan Atas.

"Lihatin Afka gih, dia suka lupa tidur walaupun capek. Bisa bisa dia pacaran sama laptopnya lagi."

Aku tersenyum kecil sambil mengangguk.

Tante Anita ini ramah seķali, sehinga kecanggunganku cukup teratasi.

"Mah, boxer hitam Ares mana?"
Teriakan cukup nyaring diiringi suara langkah kaki itu semakin mendekat ke arah kami.

"Mah, boxer Ares yang hitam mana?"
Tanyanya, tepat di hadapanku.

"Mam--ops sorry, kirain mamah."
Ujarnya sambil tersenyum jenaka.

Aku mengangguk kecil sebagai jawaban, dia itu sepertinya sebaya denganku. Perawakanya hampir sama dengan Afka, hanya saja perbedaan yang paling mencolok adalah pada bagian mata.
Jika mata Afka berwarna hitam, miliknya ini cederung kecoklatan. Tubuhnya juga tidak setegap, dan setinggi Afka.

"Mamah...." Teriaknya, sambil masih berdiri di hadapanku.

"Ini, cewek siapa?"

Whatt, dia tidak punya sopan santun sekali. Berbicara seperti itu tepat di depan objek yang di perbicarakan.

"Boleh dibawa ke KUA gak, Ares kebelet kawin." Ujarnya sambil terkekeh kecil, dih aneh.

"Kawin kawin! nikah dulu, baru kawin." Jawab tante Anita sambil menjewer telinga pria yang meyebut dirinya sendiri--Ares tersebut.

"Hehe, kebet kawinya mah. Nikahnya belakangan."

Aku melongo kecil mendengar ucapanyan. Dari yang kulihat dia itu hamble, humoris dan lebih ekspresif. Dia banyak mengekpresikan perasaanya lewat aura di wajah tampanya. Bicaranya santai dan lugas, tidak seformal kakaknya--Afka.

"Ya, mah, pacar Ares yang kemaren udah minta putus. Gantinya, dia aja."
Tunjuknya kepadaku.

"Imut mah, masih polos kayaknya. Tipe tipe Arez banget."

Hellow, ada apa dengan pria satu ini.

Tante Anita mulai angkat bicara, tapi sebelum itu beliau lebih dulu mencubit pinggang putranya.

"Aww, geli mah."

"Bibirnya, cerewet banget."

"Hehe, biasa aja mah. Aku 'kan gak tahan kalau liat cewek manis nganggur di depan mata."

"Dasar, kamu yah." Kesal tante Anita.

"Una, katanya mau ke kamar Ara?"

"Ah--iya tante." Ujarku kikuk, sebelum pamit dan berlalu menaiki udakan tangga.

Sayup sayup aku masih bisa mendengar perbincangan tante Anita dan adik Afka--Ares maksudku, membicarakan aku. Sepertinya, adik Afka itu tipikal playboy yang ekspresif. Terbukti dari ucapanya yang suka ceplas ceplos.

Beranjak menaiki udakan tangga, aku menemukan tiga kamar terdekat dari tangga. Tadi dia bilang kamarnya yang paling kiri dari tangga, berarti kamar ini.

Dengan langkah pelan, aku membuka pintu bercat silver tersebut tanpa mengetuknya. Dia cuma bilang kamar yang paling kiri, dari anak tangga bukan?

"Mas aku--"

Deg

Astagfitullah haladzim, zinah mata ya-Allah. Batinku, merutuki kesalahku juga kebodohanku.

Bukanya menemukan kekasihku--Ara, aku malah menemukan seorang pria gagah yang tengah bertelanjang dada. Memperlihatkan pack menggoda di dada bidang hingga perutnya. Satu, dua, tiga, entah sixpack atau eightpack. Yang pasti itu roti sobek, kelihatnya sentuh-able.

Ya-Allah, sungguh dosa yang sangat tidak bisa ditolak dengan kata kata.

Lagi pula, seingatku aku tidak salah kamar. Ini kamar yang paling kiri dari tangga, kamar Ara--ku bukan?
Lalu, siapa pria tampan nan hot satu ini?

"Siapa kamu?!" Tanyanya dengan suara bass datarnya.

Deg!

Mampuslah aku! Dia menatapku tajam dengan mata memincing. Kalau boleh, aku ingin hilang saja dari bumi tempatku berpijak saking malunya. Aku tidak mau berhadapan dengan dia, pemilik manik tajam yang auranya sebelas dua belas dengan Afka.

Sayangnya, mereka juga sama-sama memiliki wajah diatas rata rata. Apa mungkin, keturunan Evil itu tampan tampan. Menurutku sih, yes!

"Mau ngapai kamu kesini, apa kamu Pencuri ya?!"

Deg!

"P--encuri?" Ulangku bingung.

Cantik cantik begini, pakai dress pink biar lebih kelihatan feminim. Seenak jidatnya saja dia nge-judge jika aku Pencuri. Opini macam apa itu, mana ada maling seperti aku. Secara logis, semua orang juga tahu gambaran pencuri pada umumnya.

Ah, intinya aku kesal sekali dibilang pencuri. Baru pertama kali bertemu saja, dia sudah buat masalah denganku. Dasar, pencari gara gara-yang sayangnya, berwajah tampan.

"Aruna, sedang apa kamu disini?"
Nah, datang juga yang sedang aku cari.

Apa barusan katanya, sedang apa?

Hellow, bukanya dia juga tadi bilang dimana letak kamarnya berada, yang secara tidak langsung mengundangku untuk bertandang. Lagi pula, tante Anita memintaku supaya melihat dirinya. Apakah dia benar benar tidur atau lanjut kerja.

Lah ini, apa apaan coba pertanyaan anehnya ini.

"Ya sudah, aku pulang."
Putusku final.

Toh, dia juga sepertinya tidak jadi beristirahat. Aku tinggal bilang tante Anita, jika putranya itu lebih memilih pecaran dengan laptopnya, dan selesai.

Aku sudah tidak mood lagi berlama-lama disini. Punya satu pacar plinplan saja sudah menjengkelkan. Apalagi ditambah satu saudara lelakinya yang playboy ekspresif, dan satu lagi tipe coolkas boy yang tiada duanya dengan Yeti kutub Utara.

●○●○●○

Up, up, up.
Maaf ya updatenya lama. Soalnya aku lagi banyak tugas di dunia nyata.
Jangan lupa, tinggalkan jejak ya😊😊
Ok, sampai jumpa lagi😊😊

Salam dari Arafka❤

Merajuk aja ganteng😙😙

Rabu 01 Juli 2020
Revisi 05/01/21❤

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

2.3M 65.5K 35
OPEN PO DI MILLENIUM PUBLISHER CEK INSTAGRAMNYA YAAA Masih ada beberapa yang belum di hapus ❤️ Terima kasih ❤️❤️🙏 #144 dalam romance 21-11-17 #156 d...
2.3M 91.2K 33
Gimana jadinya kalo lo harus nikah sama pasien lo sendiri yang baru lo temuin kemaren?. Parahnya lagi tuh cewek baru kelas 2 SMA. Umur nya aja masih...
8.5K 1.2K 57
GENRE : Percintaan [12+] • END • Sedang Revisi • Completed ✔ Aku Najwa Nurdiya, Anak SMA berkulit sawo matang, mata cokelat, tinggi semampai, dan ber...
146K 3.5K 20
Menceritakan perjuangan Aqila mendapatkan perhatian dan cinta dari CEO kejam