PKO fondasi kelompok dan kerj...

By banbandot

1K 1 0

More

PKO fondasi kelompok dan kerja tim

1K 1 0
By banbandot

MAKALAH PERILAKU KEORGANISASIAN

FONDASI KELOMPOK & KERJA TIM

BAB  I

PENDAHULUAN

 

1.1              LATAR BELAKANG

Kesendirian apapun bentuknya cenderung menghasilkan suatu kelemahan, ketidakmampuan, keterasingan dan bahkan membawa kehancuran. Setiap individu pasti memiliki sisi lemah dan sisi kuatnya. Namun kita sering mempersoalkan kelemahan orang lain dan terlalu sombing dengan kekuatan diri. Sudah saatnya kita mengubah prilaku demikian. Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk mncapai tujuan tertentu. Yang dapat bersifat formal ataupun informal. Perkembangan Kelompok mempunyai lima tahapan model secara umum yaitu pembentukan (forming), keributan (storming), penormaan (norming), pelaksanaan (perfoming), dan peristirahatan (adjourning). Tahap pertama dicirikan dengan ketidak pastian mengenai maksud, struktur dan kepemimpinan kelompok. Tahap ini selesai ketika para anggota telah mulai berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai bagian dari kelompok. Tahap kedua, keributan dicirika oleh konflik dalam kelompok. Tahap ketiga dicirikan oleh hubungan yang erat. Tahap ke empat terjadi ketika kelompok sepenuhnya telah berfungsi. Tahapan yang terakhir dicirikan dengan perhatian ke penyelesaian aktivitas bukan ke kinerja tugas.

 

1.2       TUJUAN PENULISAN

      Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Keorganisasian dan sebagai bahan untuk diskusi mengenai Fondasi Kelompok dan Kerja Tim dan bertujuan untuk:

Mengajak mahasiswa untuk mengetahui tentang kelompok

Menguraikan atau menjelaskan perbedaan kelompok dan tim

Menjelaskan proses terjadinya kelompok

1.3       SISTEMATIKA PENULISAN

Secara garis besar, makalah ini dapat dibagi menjadi beberapa sistem penulisan yang akan dijelaskan sebagai berikut :

Bab I, berisi tentang pendahuluan, yang dipersempit lagi menjadi latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan itu sendiri. Latar belakang menjelaskan tentang apa yang melatarbelakangi kami dalam penulisan makalah ini. Tujuan penulisan berisikan tentang beberapa tujuan yang akan diwujudkan dalam pembuatan makalah ini. Dan terakhir adalah sistematika penulisan yang menjelaskan tentang proses penulisan makalah ini secara sistematis.

Bab II, berisi tentang isi dari materi yang kami sampaikan, yaitu Fondasi Kelompok dan Kerja Tim.

Bab III, berisi kesimpulan. Kesimpulan berisikan tentang ringkasan dari semua yang telah kami bahas pada bab II.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB  II

ISI

 

I.                   PONDASI KELOMPOK & KERJA TIM

I.1  Kelompok

Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling tergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. Pendapat lain menyebutkan, “kelompok didefinisikan sebagai kumpulan 2 orang/lebih yang berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa sehingga perilaku atau kinerja seseorang dipengaruhi oleh kinerja/perilaku anggota yang lain.” Alasan Berkelompok:

Ada sejumlah alasan mengapa seseorang mau bergabung dalam kelompok, diantaranya :

Ø  Rasa aman.

Dengan bergabung dalam kelompok seseorang mengharap akan merasa aman karena tidak sendirian lagi dalam menggapai harapan. Dengan adanya rasa aman ini maka orang akan dapat lebih aktif dan kreatif dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu, baik tujuan individu maupun tujuan kelompoknya.

Ø  Status dan harga diri.

Seseorang bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan status atau harga dirinya. Dengan bergabung dalam kelompok tersebut maka anggota-anggotanya akan merasa harga diri dan statusnya menjadi semakin tinggi di masyarakat meskipun belum tentu masyarakat menilainya seperti itu.

Ø  Interaksi dan afiliasi.

Seseorang bergabung dalam kelompok untuk memenuhi salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar yaitu sosialisasi dan afiliasi. Manusia tidak akan merasa nyaman jika hidup sendirian, walaupun kebutuhan yang lain terpenuhi. Manusia membutuhkan teman untuk berbicara, berdiskusi, berbagi baik kebahagiaan maupun penderitaan. Manusia butuh teman untuk didengar pendapat, harapan dan cita-citanya.

Ø  Kekuatan.

Dengan bergabung dalam kelompok maka seseorang akan merasa memiliki kekuatan untuk meraih impian dan harapannya. Karena tidak sendirian lagi maka ia akan merasa kuat. Ia bisa berbagi, bisa meminta pendapat, nasihat, bahkan meminta tolong kepada anggota yang lain.

Ø  Pencapaian tujuan.

Dengan bergabung dalam kelompok, tujuan akan lebih mudah dicapai dibanding bila sendirian. Dengan bekerjasama, gotong royong, saling membantu, saling mendukung, saling menguatkan, tentu tujuan akan lebih mudah diraih dibanding bila dengan berfikir, bersikap dan berbuat sendiri.

Ø  Kekuasaan.

Dengan bergabung dalam kelompok maka seseorang berkesempatan untuk mempengaruhi orang lain. Kelompok memberi kekuasaan tanpa wewenang formal dari organisasi. Bagi orang yang memilik kebutuhan akan kekuasaan, kelompok merupakan wadah untuk pemenuhannya.

 Klasifikasi Kelompok

Ada beberapa klasifikasi dalam Kelompok :

Ø  Kelompok formal

Merupakan kelompok yang sengaja dibentuk dengan keputusan manajer melalui suatu bagan organisasi untuk menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien. Kelompok formal terdiri dari :

1.      Kelompok komando, yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan melaksanakan tugas-tugas rutin organisasi. Kelompok ini terdiri dari bawahan yang melapor dan bertanggung jawab secara langsung kepada pimpinan tertentu.

2.      Kelompok tugas, yaitu suatu kelompok yang bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu.

Ø  Kelompok Informal

Adalah suatu kelompok yang tidak dibentuk secara formal melalui struktur organisasi, akan tetapi muncul karena adanya kebutuhan akan kontak sosial. Kelompok informal dibedakan menjadi :

1.      Kelompok persahabatan, yang dibentuk karena adanya persamaan-persamaan tentang sesuatu hal seperti hobi, status perkawinan, jenis kelamin, latar belakang, politik, dan lain-lain.

2.      Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran yang sama. Sasaran jenis ini tidak berkaitan dengan tujuan organisasi tetapi semata-mata untuk m encapai kepentingan kelompok itu sendiri.

Fase pembentukan kelompok

Pembentukan kelompok pada dasarnya merupakan suatu rangkaian proses yang dinamis, terdiri dari beberapa fase yaitu :

a)      Forming (pembentukan)

Fase ini merupakan fase awal dimana keadaan ketidakpastian akan tujuan, struktur dan kepemimpinan kelompok harus dihadapi. Fase ini berakhir pada saat para anggota mulai berfikir bahwa diri mereka adalah bagian dari sebuah kelompok
b) Storming (merebut hati)

Fase ini dicirikan oleh adanya konflik intra kelompok. Anggota menerima keberatan kelompok tetapi menolak pengendalian kelompok oleh individu tertentu. Fase ini selesai manakala didapatkan hierarki kepemimpinan yang relatif jelas di dalam kelompok.

c) Norming (pengaturan norma)

Fase ini menggambarkan adanya perkembangan hubungan dan kelompok menunjukkan adanya kohesi (kepaduan). Fase ini berakhir dengan adanya struktur kelompok yang semakin solid dan terjadi perumusan ayang benar dan diterima atas berbagai harapan serta perilaku kelompok.

d) Performing (melaksanakan)

Fase ini memperlihatkan fungsi kelompok berjalan dengan baik dan diterima oleh anggota . Jadi di sini energi kelompok sudah bergerak dari tahap saling mengenal dan saling mengerti ke pelaksanaan tugas-tugas yang ada. Untuk kelompok yang relatif permanen, fase ini merupakan fase terakhir dari fase perkembangan.
e) Anjourning (pengakhiran)

Fase ini merupakan fase terakhir yang ada pada kelompok yang bersifat temporer, yang di dalamnya tidak lagi berkenaan dengan pelaksanaan tugas-tugas tetapi dengan berakhirnya rangkaian kegiatan.

 Beberapa Masalah Utama Dinamika Kelompok

Karena kelompok terdiri dari sejumlah orang dan biasanya dengan latar belakang yang berbeda-beda, maka sangat mungkin bahwa di dalam kelompok itu ditemukan banyak masalah. Hal ini perlu sekali mendapat perhatian diantaranya :

1.      Kepemimpinan

Masalah kepemimpinan bersifat strategis karena dapat menentukan efektif tidaknya proses kelompok. Di dalam praktek masalah kepemimpinan sangatlah pelik, mulai dari mencari orang yang cocok, dapat diterima dan mampu merupakan beberapa di antara isu-isu penting. Tidak jarang suatu kelompok menjadi buyar karena kesalahan dalam memilih pemimpin.

2.      Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah biasanya merupakan inti dari tugas atau misi kelompok. Pengambilan keputusan kelompok di dalam praktek biasanya lebih banyak sulitnya daripada mudahnya. Namun demikian harus diakui bahwa pengambilan keputusan kelompok secara umum telah diakui lebih baik kualitasnya daripada keputusan yang diambil secara individual. Kebanyakan organisasi memanfaatkan kelompok dalam proses pengambilan keputusannya dengan harapan bahwa kualitas keputusan itu menjadi lebih baik.

3.      Komunikasi

Kelompok merupakan kumpulan dari para individu yang berinteraksi satu sama lain sehingga masalah komunikasi memegang peran sentral. Melalui komunikasi yang baik maka saling pengertian akan tercipta sehingga pada akhirnya akan memperkuat kohesi dan tercapainya tujuan-tujuan kelompok.

4.      Konflik

Perbedaan kepentingan dan harapan-harapan yang ada di dalam kelompok boleh jadi tidak dapat dihindari. Hal ini berpotensi menjadi konflik sehingga sasaran yang ditetapkan gagal dicapai atau bahkan bisa membuyarkan kelompok itu sendiri. Untuk itu selain memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan, kelompok perlu memperhatikan keberadaan potensi konflik ini dan berusaha mengendalikannya agar proses kelompok dapat berlangsung efektif.

Faktor-faktor Eksternal yang Mempengaruhi Prestasi Kelompok

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi prestasi kelompok yang bersumber dari faktor eksternal, di antaranya :

·         Strategi organisasi

Jika strategi yang diterapkan organisasi dirasakan tepat dan cocok dengan anggota organisasi maka strategi yang sudah ditetapkan itu akan memacu semua anggota untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya secara optimal.

·         Struktur wewenang

Jika struktur organisasi telah disusun dengan memperhatikan dengan baik konsep The right men on the right place at the right time dan satuan perintah (otoritas), dan tanggung jawab telah berjalan dengan baik maka struktur organisasi tersebut akan memacu anggota organisasi untuk berkinerja lebih baik dari waktu ke waktu.

·         Peraturan

Semua peraturan di organisasi, mulai dari level yang paling tinggi sampai yang paling bawah, bisa kondusif bagi anggota organisasi untuk berkinerja lebih baik dari waktu ke waktu, bisa juga sebaliknya. Jika peraturan yang dibuat bersifat bottom up maka karyawan akan lebih apresiatif karena merasa dilibatkan dalam pembuatan aturan tersebut. Oleh sebab itu dia merasa berkewajiban untuk melaksanakan aturan-aturan tersebut.

·         Sumber daya organisasi

Sumber daya yang dimiliki organisasi, mulai dari sumber dayua manusia, sumber daya alam, dana, material, mesin-mesin, pasar, teknologi, informasi, jika dimiliki secara memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas, hal itu akan memacu karyawan untuk berkinerja secara maksimal.

·         Proses seleksi

Seleksi karyawan merupakan langkah awal yang menentukan keberhasilan organisasi dalam mendapatkan karyawan yang berkinerja tinggi. Oleh karena itu seleksi harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

·         Penilaian prestasi dan sistem imbalan

Penilaian prestasi kerja karyawan yang memenuhi azas keadilan bagi semua karyawan akan memacu karyawan untuk berprestasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian yaitu sistem penilaian, penilai, standar kinerja, dan waktu penilaian. Jika penilaian kinerja yang dilakukan sudah baik maka sistem imbalan juga harus memenuhi azas keadilan.

·         Budaya organisasi

Organisasi yang memiliki budaya yang kondusif memacu karyawan untuk berkinerja maksimal, misalnya disiplin, kreatif, inovatif, tepat waktu, dll.

·         Faktor lingkungan fisik

Lingkungan fisik berperan penting dalam menciptakan kondisi karyawan yang bersemangat atau tidak bersemangat dalam bekerja. Faktor lingkungan fisik misalnya adalah sarana dan prasarana di tempat kerja.

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi prestasi kelompok

Ada sejumlah faktor internal yang mempengaruhi prestasi kelompok, diantaranya adalah sebagai berikut :

·         Kemampuan fisik

Jika kemampuan fisik kelompok prima maka kelompok cenderung berkinerja maksimal. Kemampuan fisik itu bisa yang melekat pada anggota-anggota kelompok, yang berwujud, misalnya fisiknya, maupun yang berupa sarana prasarana yang dimiliki kelompok.

·         Kemampuan intelektual

Tingkat pengetahuan, kemauan, kemampuan, keterampilan, dan kompetensi yang dimiliki anggota kelompok menentukan kemampuan kelompok untuk berprestasi atau sebaliknya.

·         Karakteristik kepribadian

Kepribadian kelompok yang kondusif untuk berprestasi, misalnya terbuka, tahan terhadap kritik, inovatif, suka tantangan, suka perubahan, senang beekerjasama, dll.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepaduan kelompok

Berbagai faktor yang mempengaruhi kepaduan kelompok adalah diantaranya sebagai berikut :

·         Kesamaan nilai dan tujuan

Kelompok akan menjadi lebih padu jika setiap anggota kelompok memiliki kesamaan dalam nilai yang dianut dan kesamaan dalam tujuan yang ingin diraih.

·         Keberhasilan dalam mencapai tujuan

Keberhasilan dalam mencapai tujuan bisa menimbulkan spirit bagi kelompok untuk menjadi semakin solid karena keberhasilan memunculkan rasa senang, bahagia, dan bangga. Perasaan itu mendorong setiap anggota kelompok untuk dapat mengulangi perasaan-perasaan itu.

·         Status atau citra kelompok

Status kelompok yang positif di mata lingkungan akan memacu anggota kelompok untuk semakin padu, saling menjaga agar status kelompok bisa tetap baik di lingkungannya

·         Penyelesaian perbedaan

Dalam suatu kelompok terdapat banyak individu. Setiap individu berbeda satu sama lain. Oleh karena itu jika perbedaan munculdan mengakibatkan terjadinya konflik dalam kelompok maka konflik itu akan dapat dikelola dengan baik. Hal itu akan memacu anggota kelompok untuk menjadi semakin padu.

·         Kecocokan terhadap norma-norma

Dalam kelompok pasti ada norma kelompok. Jika norma kelompok tersebut cocok dengan norma yang dianut oleh anggota kelompok tersebut maka kelompok itu akan menjadi semakin padu.

·         Daya tarik pribadi

Seseorang masuk dalam suatu kelompok bisa disebabkan oleh ketertarikan dia pada pribadi pimpinan atau anggota kelompoknya. Sebagai contoh si A masuk suatu partai karena dia mengagumi pimpinan partai itu.

·         Persaingan antar kelompok

Persaingan antar kelompok bisa mengakibatkan keanggotaan suatu kelompok menjadi semakin solid. Hal ini terjadi karena tiap kelompok bersaing dan tiap kelompok ingin menjadi pemenang. Untuk menjadi pemenang maka setiap anggota kelompok harus bekerjasama dan saling mendukung.

·         Pengakuan dan penghargaan

Jika kelompok mendapat pengakuan dan penghargaan dari lingkungan, hal itu juga bisa berdampak terhadap kepaduan kelompok. Pengakuan dan penghargaan adalah kebutuhan/keinginan setiap orang. Jika hal tersebut mereka dapatkan maka mereka akan puas. Jika setiap anggota kelompok merasa puas maka mereka akan semakin betah dan merasa semakin memiliki kelompoknya

Fakto-faktor yang menghambat kepaduan kelompok

Ada sejumlah faktor yang dapat menghambat kepaduan kelompok, di antaranya sebagai berikut :

a)      Ketidaksamaan tentang tujuan

Tujuan yang tidak sama atau bahkan saling bertentangan antara satu anggota dengan anggota yang lain akan menyebabkan kelompok menjadi tidak kohesif.

b)      Besarnya anggota kelompok

Kelompok yang dibangun dengan jumlah yang terlalu besar bisa menyebabkan kelompok tersebut tidak solid. Hal ini bisa terjadi karena komunikasi dan hubungan antar anggota kurang terjalin.

c)      Pengalaman yang tidak menyenangkan dalam kelompok

Pengalaman yang tidak menyenangkan dalam kelompok bisa menyebabkan anggota tidak puas dan kecewa. Perasaan ini tidak hanya membuatnya tidak nyaman berada dalam kelompok tetapi bahkan dapat menyebabkan dia ingin keluar dari kelompok tersebut.

d)     Persaingan antar anggota kelompok

Persaingan dalam batas tertentu bisa berdampak positif, tetapi jika tingkat persaingan terlalu tinggi dan anggota kelompok itu merasa sudah tidak mampu lagi menjalaninya maka dia akan menjadi apatis dan bahkan ingin keluar dari kelompok.

e)      Dominasi

Kelompok yasng didominasi seseorang atau beberapa orang saja akan menyebabkan ketidakpaduan dalam kelompok. Orang yang merasa tidak dilibatkan atau merasa tidak terlibat dalam kelompok maka akan cenderung apatis dan menarik diri dari kelompok tersebut.

I.                   2  Struktur Kelompok

Struktur kelompok merupakan pola interaksi yang stabil antara anggota kelompok, yang berkaitan dengan bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, pembagian tugas dan sebagainya. Kelompok juga berfungi dan terbentuk dari interaksi antar anggotanya. Kelompok juga dapat disebut sebagai jaringan kerja dari hubungan antar manusia dan sebuah kelompok hanya akan efektif jika kerjasama yang dilakukan antar anggota kelompok tersebut efektif. Ketika dua atau lebih individu bergabung untuk mencapai suatu tujuan, disaat itulah struktur kelompok berkembang. Namun norma-norma yang berkembang didalamnya berbeda-beda. Interaksi yang terjadi antara anggota kelompok terbentuk dari peran-peran kelompok atau aturan-aturan dan norma-norma yang ada di dalam kelompok. Bahasan utama dalam perkembangan struktur kelompok adalah norma, peranan dan hubungan antar anggota kelompok itu sendiri.

Setiap kelompok memiliki karateristik pembentuk kelompok, karakteristik tersebut antara lain:

·         Adanya tujuan yang menentukan teritori kelompok dan yang menyatukan semua anggota.

·         Ada pembagian peran atau struktur kelompok.

·         Ada prosedur untuk mengendalikan konflik

·         Ada norma.

·         Adaptasi kelompok pada organisasi

·         Ada dasar sosial budaya,

·         Ada keeratan antar anggota.

 

NORMA

Norma dapat kita artikan sebagai kaidah atau tolok ukur yang kita gunakan dalam menilai sesuatu (Bertens, 2002). Norma juga diartikan sebagai sebuah elemen fundamental dari sebuah struktur grup, untuk mereka memberikan petunjuk dan motivasi, mengorganisir interaksi sosial, dan membuat respon orang lain bisa diprediksi dan berharga. Selain itu norma dapat pula diartikan sebagai seperangkat aturan yang mengatur perilaku manusia supaya tertib.

Norma kelompok merupakan salah satu bentuk norma sosial. Dimana norma merupakan peraturan, baik implisit maupun eksplisit, yang disusun atau dibentuk kelompok untuk mengatur perilaku anggotanya. Norma mengatur bagaimana anggota kelompok harus berperilaku dan apa yang tidak boleh dilakukan pada situasi tertentu. Norma suatu kelompok adalah kepercayaan kelompok mengenai perilaku yang baik, persepsi dan perilaku anggotanya.

Norma memiliki beragam bentuk atau jenis, misalnya norma yang digunakan untuk menilai benda dan norma sosial atau norma yang menyangkut tingkah laku manusia. Norma yang digunakan untuk menilai benda misalnya adalah kaidah-kaidah yang dipakai oleh seorang teknisi untuk mengukur kelayakan suatu alat. Sedangkan norma mengenai tingkah laku manusia, dibagi menjadi dua macam, yaitu : norma khusus dan norma umum.

Beberapa norma dideskripsikan sebagai perilaku yang biasa ditampilkan atau adat kebiasaan. Norma dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :

1.      Norma Deskriptif

Norma Deskriptif diartikan sebagai hal-hal yang dilakukan, dirasakan atau dipikirkan sebagian besar orang dalam situasi tertentu.

2.      Norma Injungtif atau Norma Preskriptif

Norma preskriptif menjelaskan tentang serangkaian perilaku yang harus dilakukan seseorang.

Orang yang melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma ini bisa dianggap tidak normal, dan bagi mereka yang melanggar akan dicap ”bersalah” dan akan mendapatkan hukuman dari anggota yang lain. Norma ini bersifat lebih evaluatif.

Dalam struktur kelompok norma merupakan elemen yang fundamental. Norma digunakan untuk memberi tujuan dan motivasi, mengatur interaksi sosial, dam membuat respon orang lain lebih mudah diperkirakan dan lebih memiliki arti. Norma juga menentukan respon sosial yang tepat dalam suatu kelompok, dan sekali lagi, menentukan macam-macam tindakan yang sebisa mungkin harus dihindari.

Pada norma kelompok, untuk mempengaruhi perilaku seseorang, seseorang harus menyadari bahwa mereka ada, bahwa anggota kelompok dapat mengikuti norma kelompok ataupun mengikuti normanya sendiri. Pada awalnya anggota kelompok cenderung mengikuti norma yang ada karena ada sugesti bahwa anggota yang tidak mengikuti norma akan mendapatkan hukuman.

 

PERAN
Pengertian Peran

Ø  Rangkaian perilaku yang mengkarakteristikkan individu dalam suatu konteks sosial tertentu (Biddle, 1979; Salazar, 1996)

Ø  Struktur formal yang ada dalam suatu kelompok yang membedakan antara satu posisi dengan posisi lain (Johnson & Johnson, 2000)

Ø  Harapan-harapan yang mendefinisikan perilaku-perilaku yang harus dilakukan oleh suatu jabatan atau posisi dalam hubungannya dengan posisi lain yang berhubungan

 Peran dalam Kelompok

Peran di dalam sebuah kelompok akan membentuk struktur perilaku seseorang dengan cara mendektekan “bagian” dari perilaku tersebut yang kemudian mereka gunakan dalam berinteraksi. Penggunaan suatu peran dalam anggota kelompok membuat mereka cenderung untuk berperilaku dan berinteraksi dengan anggota kelompok yang lainnya. Anggota kelompok mempunyai banyak kesempatan untuk berunding ketika mereka menggunakan peran yang berbeda. Anggota kelompok yang ingin memberikan pengaruhnya terhadap anggota kelompok yang lain, mungkin akan mencari peran sebagai pimpinan dalam kelompok, sedangkan anggota yang lebih ”low profile” biasanya akan mencari peran sebagai ”pengikut” (Callero, 1994).

Tipe-tipe Peran

Kecenderungan untuk menggolongkan dan mengembangkan peran-peran kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, selain itu juga harus memastikan apakah kebutuhan sosialemosional dan kebutuhan interpersonal anggota kelompoknya telah terpenuhi. Hal ini didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Kenneth D. Benne dan Paul Sheats (1948) di National Training Laboratories (NTL). Benne dan Sheats menyimpulkan bahwa sebuah kelompok untuk dapat bertahan harus memenuhi 2 permintaan dasar diantaranya :

1.      Setiap kelompok harus memenuhi tugas-tugasnya.

2.      Harus menjaga hubungan antar anggota

Hasil studi Benne dan Sheats menyimpulkan ada 3 tipe peran yaitu :

1.      Task roles

Suatu posisi dalam kelompok, dimana individu yang memiliki peran ini akan menampilkan performan yang berorientasi pada tujuan, fokus kepada tugas (misal : coordinator, initiator, contributor, information and opinion giver, evaluator)

2.      Socioemotional roles

Suatu posisi dalam kelompok, dimana individu menampilkan performan yang supportif dan membangun (misal : conflict mediator, compromizer, encourager)

3.      Individualistic roles

Posisi dimana individu memberikan kontribusi yang sedikit dan bergantung pada individu lain dalam kelompok (misal : aggressor, blocker, dominator, help seeker)

Konflik Peran

Terdapat dua jenis konflik peran yang problematik, yaitu :

► Interrole conflict : Adanya pertentangan antara dua peran. Terjadi ketika role taker mengetahui bahwa tingkah laku yang dihubungkan dengan satu dari peran mereka bertentangan dengan perilaku yang dihubungkan dengan satu yang lain dari peran mereka.

► Intrarole conflict : Pertentangan antar perilaku dalam satu peran. Biasanya dikarenakan ketidak-konsistenan harapan peran seseorang / anggota kelompok tertentu . Dihasilkan dari ketidak cocokan diantara perilaku yang menyusun peran tunggal, dan juga sering dihasilkan dari harapan yang plin-plan (tidak konsisten) dari pihak pemegang peran dan anggota lain dari kelompok.

STATUS

Status merupakan sebuah posisi atau pangkat yang didefinisikan secara social yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain, dan telah meresap dalam setiap masyarakat. Status merupakan factor penting dalam memahami perilaku manusia karena hal ini adalah sebuah motivator signifikan dan memiliki konsekuensi – konsekuensi perilaku besar ketika individu – individu menerima perbedaan antara apa yang mereka percaya sebagai status dan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Ø   Status dan Norma

Status memiliki pengaruh – pengaruh menarik pada kekuatan norma dan tekanan untuk menyesuaikan diri.

Ø   Status dan Interaksi kelompok

Interaksi di antara anggota kelompok dipengaruhi oleh status.

Ø   Ketidaksetaraan Status

Para anggota kelompok penting untuk percaya bahwa status hierarki itu setara. Ketika terjadi ketidaksetaraan, hal tersebut menciptakan ketidakseimbangan yang menghasilkan berbagai jenis perilaku korektif.

Ø   Status dan Kultur

UKURAN

Salah satu ukuran sebuah kelompok adalah kemlasan social, yaitu sebuah kecenderungan para individu untuk mengeluarkan usaha yang lebih sedikit ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individual. Hal tersebut secara langsung bertentangan dengan logika bahwa produktivitas dari sebuah kelompok sebagi keseluruhan setidaknya harus seimbang dengan jumlah produktiviyas setiap individu dalam kelompok tersebut.

 

 

 

 

KEKOHESIFAN

Merupakan tingkat dimana para anggota saling tertarik dan termotivasi untuk tinggal dalam kelompok tersebut. Secara konsisten,,

Hubungan antara kekohesifan dan produktivitas bergantung pada norma – norma terkait kinerja yang ditetapkan oleh kelompok

Cara mendorong kekohesifan kelompok :

1.      Membuat kelompok tersebut menjadi lebih kecil

2.      Mendorong untuk mengadakan perjanjian dengan tujuan – tujuan kelompok

3.      Meningkatkan waktu yang dihabiskan anggota secara bersama – sama

4.      Meningkatkan status kelompok dan anggapan sulitnya menjadi anggota dari kelompok tersebut

5.      Mendorong persaingan dengan kelompok – kelompok lain

6.      Memberikan penghargaan kepada kelompok dan tidak kepada anggota secara individual

7.      Secara fisik mengisolasi kelompok tersebut

I.3 Pengambilan Keputusan dalam Kelompok

Keunggulan pengambilan keputusan kelompok

·         Kelompok dapat menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap

·         Kelompok dapat membawa heterogenitas ke dalam proses pengambilan keputusan

            Kelemahan pengambilan keputusan kelompok                                                                  

·         Keputusan kelompok lebih memakan waktu

·         Terdapat tekanan – tekanan konformitas dalam kelompok

·         Diskusi kelompok dapat didominasi oleh satu atau sedikit anggota

·         Tanggung jawab keputusan ambigu

Pemikiran Kelompok dan Pergeseran Kelompok

Kedua fenomena ini mempunyai potensi untuk mempengaruhi kemampuan kelompok dalam menilai alternative – alternative secara objektif dan mencapai solusi yang berkualitas.

Pemikran Kelompok, berhubungan dengan norma. Mendeskripsikan situasi – situasi dimana tekanan – tekanan kelompok untuk komformitas menghaangi kelompok tersebut secara kritis menilai pandangan – pandangan yang tidak biasa, minoritas atau yang tidak popular.

Pergeseran kelompok, merupakan perubahan risiko keputusan antara keputusan kelompok dan keputusan individu yang dibuat oleh anggota dalam kelompok dapat menjadi risiko yang konservatif atau lebih besar.

Teknik pengambilan keputusan kelompok

Biasanya terjadi di dalam kelompok yang berinteraksi , yaitu kelompok yang para anggotanya bertemu secara bertatap muka dan mengandalkan interaksi verbal maupun nonverbal untuk dapat saling berkomunikasi.

Tukar pikiran yaitu sebuah proses pembangkitan ide yang secara khusus mendorong semua alternative apa pun, sementara itu menahan kritik atas alternative – alternative tersebut. Tukar pikiran dimaksudkan untuk mengatasi tekanan pada komformitas dalam kelompok yang berinteraksi yang memperlambat perkembangan alternative – alternative kreatif. Teknik yang digunakan untuk menanggulangi tukar pikiran yaitu:

a)      Teknik nominal kelompok

Melarang diskusi atau komunikasi antar personal selama proses pengambilan keputusan. Keuntungan utama dari teknik ini yaitu bahwa teknik ini mengizinkan kelompok untuk bertemu secara formal tetapi tidak menghalangi pemikiran independen, seperti yang terjadi di kelompok yang  berinteraksi.

b)      Pertemuan dengan media

Teknik pengambilan keputusan yang menyatukan teknik kelompok dengan bantuan computer  yang canggih. Konsep dari teknik ini adalah sederhana. Teknik ini memungkinkan orang berkata jujur tanpa dikenakan hukuman

I.                   4 Jenis-jenis Tim

Tim Penyelesai Masalah

Dalam tim penyelesai masalah, para anggota berbagi idea tau memberikan saran mengenai bagaimana proses dan metode kerja bisa ditingkatkan. Meskipun mereka jarang sekali memiliki wewenang untuk mengimplementasikan berbagai tindakan yang mereka usulkan secara unilateral.

Tim Kerja yang Mengelola Diri Sendiri

Kelompok karyawan yang terdiri dari 10 sampai 15 anggota yang melakukan pekerjaan yang sangat berhubungan atau saling bergantung dan memikul tanggungjawab yang banyak dari para pengawas mereka sebelumnya. Biasanya, tanggungjawabnya mencakup perencanaan dan pengaturan pekerjaan, pemberian tugas kepada para anggota, pengendalian kolektif atas langkah kerja, pembuatan berbagai keputusan pengoperasian, pengambilan tindakan untuk berbagai masalah, serta kerja sama dengan para pemasok dan pelanggan. Tim kerja yang benar-benar mengelola diri sendiri bahkan memilih para anggota mereka sendiri dan mengharuskan para anggota tersebut mengevaluasi kinerja setiap anggota. Akibatnya, posisi pengawas menjadi tidak begitu penting dan bahkan mungkin akan dihilangkan.

Tim Lintas Fungsional

Tim lintas fungsional merupakan cara efektif yang memungkinkan orang-orang dari berbagai area yang berada di dalam sebuah organisasi (atau bahkan diantara organisasi-organisasi) untuk bertukar informasi, mengembangkan ide-ide baru dan menyelesaikan banyak masalah, dan mengkoordinasi berbagai proyek yang rumit. Pada saat perkembangan awal sering kali tim ini sangat menghabiskan waktu karena para anggota belajar untuk bekerja dengan perbedaan dan kerumitan. Dibutuhkan waktu untuk membangun kepercayaan dan kerjasama tim, terutama diantara orang-orang yang berasal dari latar belakang berbeda dengan pengalaman dan perspektif yang berbeda juga, sehingga pada tim ini sangat sulit untuk diatur.

Tim Virtual

Tim virtual menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan para anggota yang terpisah secara visik untuk mencapai tujuan bersama. Sejumlah orang dimungkinkan untuk berkolaborasi secara online menggunakan jaringan komunikasi internet, telekonferece, atau email. Baik mereka terpisah dengan jarak yang jauh atau pada saat keadaan telah mendesak.

Tiga faktor yang membedakan tim virtual dengan tim yang bertemu secara lansung adalah:

1.      Ketiadaaan isyarat-isyarat paraverbal dan nonverbal

2.      Konteks sosial yang terbatas

3.      Kemampuan untuk mengatasi keterbatasan waktu dan ruang

Perbedaan Kelompok & Tim

Kelompok tidak sama dengan tim. Dalam bahasan ini didefinisikan dan dijelaskan perbedaan antara kelompok kerja dan tim kerja. Kelompok kerja didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantungan, yang bergabung bersama-sama untuk mencapai sasaran. Suatu kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi untuk berbagai informasi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota berkinerja dalam bidang tanggungjawab. Kelompok kerja tidak perlu atau tidak berkesempatan untuk melakukan kerja kolektif yang menuntut upaya gabungan. Jadi kinerja mereka sekedar jumlah kinerja sumbangan individual dari tiap anggota kelompok. Tidak ada sinerrgi positif yang akan menciptakan suatu tingkat keseluruhan kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan-masukan. Suatu tim kerja membangkitkan sinergi positif lewat upaya yang terkoordinasi. Upaya-upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan individual tersebut.

Kelompok kerja merupakan kelompok yang terutama berinteraksi untuk membagi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya. Tim kerja merupakan kelompok yang upaya-upaya individunya menghasilkan suatu kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan individual tersebut.

Menautkan Konsep Tim dan Kelompok ke Arah Penciptaan Tim Berkinerja Tinggi Untuk menautkan konsep tim dan kelompok ke arah penciptaan tim berkinerja tinggi ada beberapa syarat yang harus diketahui, yaitu ukuran tim kerja, kemampuan anggota dan mengalokasikan peran dan menggalakan keanekaragaman.

Ukuran tim kerja

Tim kerja yang baik cenderung kecil. Bila anggotanya lebih dari 10 sampai 12 maka akan sulit bagi mereka untuk menyelesaikan banyak hal. Mereka banyak mengalami kesulitan untuk berinteraksi secara konstruktif dan membuat kesepakatan dalam banyak hal. Dengan jumlah yang banyak biasanya orang tidak dapat mengembangkan kekohesifan, komitmen dan tanggungjawabtimbal balik yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang tinggi.

Kemampuan anggota

Agar dapat bekerja secara efektif, tim membutuhkan tiga tipe keterampilan yang berbeda. Pertama, tim memerlukan orang-orang yang memiliki keahlian teknis. Kedua, tim memerlukan ortang-orang dengan keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusanuntuk mampu mengidentifikasi masalah,membangkitkan alternatif, mengevaluasi alternatif dan membuat pilihan yang kompeten. Akhirnya tim juga memerlukan orang-orang yang memiliki keterampilan mendengarkan dengan baik, memberikan umpan balik, mampu menyelesaikan konflik dan keterampilan dalan hubungan antar pribadi yang lain.

Mengalokasikan peran dan menggalakan keanekaragaman

Orang-orang berbeda dalam ciri kepribadian dan kinerja karyawan dapat ditingkatkan dengan menempatkannya pada pekerjaan yang cocok dengan kepribadian karyawan itu. Hal yang sama berlaku berkenaan dengan pengisian posisi pada suatu tim kerja. Tim mempunyai kebutuhan yang berbeda dan orang seharusnya memilih tim berdasarkan kepribadian dan preferensi mereka.

1.         Penciptakan Tim yang efektif

Kemampuan membangun tim yang efektif diperlukan dengan memanfaatkan kombinasi ketrampilan dan kepribadian perorangan dikalangan karyawan untuk dilibatkan dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Adapun langkah-langkah dalam membangun tim yang efektif yaitu :

1)      Kenali siapa diri anda

Pahami siapa anda, bagaimana karakter anda, sikap anda terhadap orang lain, dan bagaiaman anda melihat peluang yang ada.

2)      Yakin pada diri anda

Yakinkan pada diri anda bahwa anda adalah bagian dari sebuah tim yang hebat.

3)      Jalin komunikasi yang efektif dengan anggota tim anda

Sering-sering bersilaturahmi, jangan terkesan anda berkomunikasi jika hanya ada maunya saja.

4)      Gali apa keinginan, visi, misi dari tim anda

5)      Budayakan dialog dengan tim anda

6)      Jadilah manusia pembelajar

Manusia pembelajar adalah manusia yang dalam dirinya tidak ada kata berhenti untuk belajar.

7)      Jadilah tim anda sebagai learning tim

BAB  III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling tergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu.Struktur kelompok merupakan pola interaksi yang stabil antara anggota kelompok, yang berkaitan dengan bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, pembagian tugas dan sebagainya Kelompok juga berfungi dan terbentuk dari interaksi antar anggotanya.

Kelompok tidak sama dengan tim. Dalam bahasan ini didefinisikan dan dijelaskan perbedaan antara kelompok kerja dan tim kerja. Kelompok kerja didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantungan, yang bergabung bersama-sama untuk mencapai sasaran. Tim kerja merupakan kelompok yang upaya-upaya individunya menghasilkan suatu kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan individual tersebut. Kemampuan membangun tim yang efektif diperlukan dengan memanfaatkan kombinasi ketrampilan dan kepribadian perorangan dikalangan karyawan untuk dilibatkan dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi

DAFTAR PUSTAKA

 

http://banguntuko.blogspot.com/2010/07/pondasi-organisasl.html

Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba  Empat

www.google.com

Continue Reading

You'll Also Like

981K 2.5K 17
🔞 Bluesy area, mengandung 21+ 🔞 - oneshoot ! ranked; #1 Karina 24/6/2023 #1 Bluesy 25/6/2023 #1 Karinajeno 7/9/2023
290K 360 4
21+
82.9K 9K 16
[Content warning!] Kemungkinan akan ada beberapa chapter yang membuat kalian para pembaca tidak nyaman. Jadi saya harap kalian benar-benar membaca ta...
255K 23.6K 74
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.