Syana, Clarin, Syifa dan Jessa sedang berjalan beriringan menuju kantin sambil sesekali berbincang. Namun baru beberapa langkah dari kelas, suara-suara makhluk astral memenuhi telinga mereka. Bisik-bisik seolah mengatai Syana pun terdengar jelas
"Kalian ngomongin apa?" Tanya Syifa pelan pada seorang cewek didekat Mading
"Tanyain sama temen Lo lah, ngapain tanya ke gue" balasnya dengan nada tak suka
"Ya Lo biasa aja dong jawabnya, nada Lo kek ngajak demo aja" sulut Jessa marah dan hampir saja menjambak rambutnya namun ditahan Clarin
"Udahlah. Mulut kebanyakan makan cabe jadi gitu, nyolot mulu bisanya" ucap Clarin pula dengan keras
Yang dikatai pun hanya bisa memasang wajah merah malu
"Gak penting. Dengerin bacotan mereka gak bisa bikin gue kenyang" kata Syana menarik ketiganya dari sana menuju kantin
Sesampainya di kantin, Jessa dan Syifa langsung memesan makanan untuk mereka berempat
Tak butuh waktu lama, mereka pun menyantap makan siang dengan lahap
Setelah makan, mereka pun memutuskan untuk berdiam dikantin sebelum bel berbunyi
"Lo jadi orang jangan sok-sokan bisa gak? Udah berani banget bully anak orang di sekolah ini! Emang Lo pikir Lo itu penguasa? Anak pemilik sekolah? Hah?" Ucap seseorang dengan lantangnya berdiri tepat disebelah Syana duduk
"Kalem dong. Ini sekolah, bukan hutan. Teriak-teriak, gak jelas banget" balas Syana tidak suka
"Dasar gak punya otak!" Bentaknya keras hendak menjambak rambut Syana namun segera Syana cengkram tangannya dengan keras
"Lo yang ga punya, malah bilangin gue" Kali ini Syana mulai marah dan panas diotaknya kian mendidih seperti lava
"Jangan sok jagoan deh, maksut Lo apa bully Sandra! Dasar munafik!" Ia melepas cengkraman Syana dengan sekali sentakan
"Sandra?" Beo Syana seakan tidak tau apa yang terjadi
"Pura-pura bodoh gak bikin Lo bisa nutupin kebenaran, Syana"
Seketika Syana ingat tentang kejadian kemarin dimana ia mendorong Sandra didepan pintu toilet
"Gue gak bully Sandra" ucap Syana namun dibalas senyum miring oleh Loli
"Munafik! Lo dorong dia sekeras itu, dan Lo bilang Lo gak bully dia? Wah, topeng keberapa yang kali ini Lo pake?" Sengit Loli melipat tangannya didepan dada
Syana membalasnya dengan tak kalah sengit , ia mengangkat dagunya dan menatap sinis ke arah Loli
"Kalo Lo gak tau faktanya, mending diem deh. Mulut busuk Lo itu jangan koar-koarin fitnah, malu kalo yang Lo koarin itu semuanya gak bener" setelah mengatakan itu Syana langsung berjalan ke perpustakaan
Setidaknya suasana yang adem akan menenangkan emosinya sejenak. Ketiga sahabatnya pun mengekori dari belakang
"Cari siapa yang nyebarin video itu, Lo bodoh kalo gak tau tentang video hari ini" ucap Syana pada Hp yang sedang tersambung dengan sebuah panggilan
Dari seberang sana ocehan kian berbunyi dengan kerasnya, dengan cepat Syana pun langsung memutus panggilan sepihak
"Tarik nafas Sya, tiup" titah Jessa mencoba menenangkan Syana yang tadi nyaris menjadi iblis bertanduk
Syanapun dengan begonya mengikuti instruksi dari Jessa
"Tarik nafas lagi, tapi kali ini gak usah dibuang. Mubazir" kata Jessa membuat Syana mendelik tajam kearahnya
"Lo kalo mau bikin gue mati jangan kek gini, tolol" ucap Syana menampar tangan Jessa dengan kencang
"Anjip! Sakit, pinter! Untung mulut gue udah kefilter, jadi hari ini dosa gue gak numpuk-numpuk banget" Oke Jessa semakin ngelantur
"Lo berdua mikirin apa anjir, dari tadi diem aja" ucap Jessa pada Syifa dan Clarin
Syifa dan Clarin pun langsung mendongak karena terpanggil
"Sya maap banget sumpah, jangan marah sama kita berdua plis" ucap Clarin sambil merapatkan tangannya seraya berkata maaf
Syana mengernyitkan dahinya "Emang kenapa anjir? Lo kek keciduk maling kolor gue aja"
Syifa menatapnya malas "Orang serius juga"
"Yaudah apa? Kebanyakan bacot, udah cukup si Medusa bikin gue mendidih. Lo jangan"
"Kita berdua udah tau video Lo dorong Sandra sejak tadi lagi, cuma gue kira itu video gak bakalan gempar banget jadi gue gak kasih tau Lo. Padahal Syifa udah nyaranin buat kasih tau Lo" jelas Clarin panjang lebar
"APA?!" Teriak Jessa dengan kencang hingga siswa lain menoleh kearah mereka
Jessa pun kikuk dan mengucapkan kata maaf pada mereka
"Wah parah sih Sya, gue kalo jadi Lo udah gue pites-pites pala mereka berdua. Gak terima gue, ada yang disembunyi-sembunyiin" kompor Jessa
Syana mengendus nafasnya kasar "Yaudahlah, gak peduli gue. Gue cuma mau nyari tau, yang ngerekam dan nyebarin video itu siapa"
"Lo bertiga yakin ga kalo Sandra yang bikin akal-akalan kek gini?" Lanjut Syana sambil bertanya
Ketiganya diam, "Gue bukannya gimana-gimana, gak afdol kalo kita belum dapet buktinya" ujar Clarin
Jessa dan Syifa mengangguk setuju "Mending kita cari tau aja, kan dekat toilet itu ada CCTV" usul Jessa
Plak
"Lah kok ditabok, anjing?!" Tanya Jessa tak terima jidatnya ditepok seenaknya oleh Clarin
"Hari ini Lo pinter, gue sampe bego gak kepikiran" jawab Clarin cengengesan
Namun lebih dulu, Syana dengan cepat berlari ke arah kantor dimana pusat pantauan cctv ada disana
"Pak, Syana bisa liat rekaman cctv dekat toilet kantin kemarin jam 11.30?" Ucap Syana dengan sopan pada Pak Tomi yang ada di ruangan itu
"Boleh non boleh, sebentar saya carikan" Pak Tomi pun dengan cepat mencari keperluan Syana detik itu juga
Tidak butuh waktu lama, akhirnya rekaman itupun terpampang nyata didepan mata mereka
"Ini monggo dilihat dulu Non, bapak mau keruang kepala sekolah sebentar" ucap Pak Tomi dan diiyakan ketiganya
Saat dimana Syana dan Sandra berpapasan didepan toilet, ternyata beberapa anggota Morven sempat melihat kejadian itu dengan jarak yang tidak jauh
Dan ternyata, perekam kejadian itu adalah Sean. Musuh yang baru saja Syana klaim kemarin.
Syana mengepalkan tangannya meredam amarah sejenak. Namun tiba-tiba ia berdiri dan berjalan dengan cepat mencari dimana bedebah itu berada
"Kejar woi kejar, mampus itu orang kalo udah jadi iblis" ucap Clarin panik dan diiyakan keduanya
Brak
"Mana Sean?" Tanya Syana dengan nada tinggi pada orang yang ada dikelas Sean
Mereka semua terdiam sejenak dan pada akhirnya ada yang berani bersuara
"Rooftop, Sya"
Syana pun bergegas berlari menuju rooftop dan ketiga sahabatnya tertinggal jauh bahkan entah dimana
"Sean!" Teriak Syana dengan kencang hingga pusat perhatian tertuju padanya
Disana, puluhan anggota Morven berkumpul untuk merokok dan hanya sekedar berkumpul alhasil Syana menyesali dirinya berteriak begitu saja. Namun rasa emosi kembali menutupi rasa malu itu
Sean yang terpanggil pun langsung menghampiri Syana dengan wajah datarnya
"Apa?"
"Gue perlu bicara sama Lo, tapi gak disini" ucap Syana pelan dan dingin
Alhasil Sean setuju dan mengekori Syana sampai ke bagian rooftop yang tertutupi meja-meja yang tidak terpakai
"Maksut Lo apa nyebarin video itu? Lo udah bikin nama gue jelek didepan semua orang dan meng-cap gue sebagai tukang bully, anjing!" Bentak Syana dengan menusuk
Sean tersenyum miring "Emang yang Lo lakuin ke gue kemaren gak bikin gue malu dan ter-cap bodoh?"
Syana terdiam, skak mat
"Lo lupa? Gue bakal permaluin Lo sampe balasannya setara" ucap Sean enteng
"Ini masih secuil bagian pembukaan, belum isi dan penutup. Jadi silahkan ditunggu aja apa yang bakalan gue lakuin selanjutnya Karna berani ngusik gue" lalu Sean menghembuskan asap Vape nya ke wajah Syana seenaknya dan meninggalkan Syana disana dengan wajah memerah