My Sexy Lady

De miss_l_novel

404K 4.1K 276

21+ Hot Story Bijaklah dalam memilih bacaan yang sesuai dengan usiamu. Erika membuka matanya, dia sudah lela... Mais

1. Ada Maling
2. Salah Sangka
3. Tanggung Jawab
4. Brondong Nekat
5. Tak Ada Yang Mau Mengalah
6. Lebih Bahagia
9.Bersama di Apartemen
22

14. Perkelahian

8.2K 336 78
De miss_l_novel

Tanpa terasa sudah seminggu Alden menjadi CEO Pt. Pan Pasifik begitu juga dengan Erika. Walaupun sekarang Erika menjadi sekretaris, tapi ia juga mantan manager yang berprestasi Erika banyak membantu Alden dalam mengambil keputusan dan ide-ide untuk perusahaan. 

Seperti, saat ini Erika tampak sibuk dengan berkas-berkas yang harus dipilah-pilahnya agar bisa melaporkan semuanya ke Alden, tapi sela-sela kesibukannya Thomas menghubungi telepon genggamnya. 

“Hallo Tom,” sapa Erika. 

“Lagi sibuk?” tanya Thomas. 

“Lumayan,” jawab Erika. 

“Bisa ketemu.” 

“Bisa sih, tapi nanti ya pulang kerja.” 

“Ok.” 

Erika menutup komunikasi mereka. Ia pun kembali sibuk dengan segala pekerjaannya hingga waktu menjelang sore. Ia menemui Alden untuk memberitahukan kalau akan bertemu dengan Thomas. Ia berharap Alden tidak bersikap kekanak-kanakan dan mengijinkannya pergi. 

“Al, abis ini aku ketemu teman lama yaa,” ucap Erika. 

"Ok," kata Alden.  

Erika tersenyum Alden sudah tak seperti dulu, Alden sekarang lebih dewasa dan mempercayainya. Ini lah hubungan yang diinginkannya saling percaya satu sama lain. Hubungan tanpa adanya rasa saling percaya hanya akan membuat mereka bertengkar. Ia menjadi semakin menyayangi kekasih brondongnya tersebut. 


Erika sudah berada di salah satu kafe untuk bertemu dengan Thomas. Ia sengaja mencari kafe yang dekat dengan apartemennya. 


“Gue kangen sama lo, Ka,” ucap Thomas menatap Erika. 

“Sama Tom. Gue g pernah menyangka kita bisa ketemu lagi setelah sekian lamanya,” ujar Erika yang merasa bahagia bertemu Thomas lagi. 

“Lo sekarang makin cantik dan seksi, Ka. Kayaknya lo lagi happy banget deh sekarang, apa lo udah punya pacar?” 

“Eeh, apa keliatan Tom kalo gue punya pacar?" 

"Hahaha, lo udah kayak abg baru pacaran aja sih.” 

“Aduuh, apa efek gue pacaran sama brondong ya jadi kayak abg begini.” 

"Lo pacaran sama brondong? Serius lo?"

 “Please deh Tom jangan kenceng-kenceng gue malu.” 

Thomas dan Erika ngobrol sampai malam, tapi satu hal yang Erika tak tahu kalau dari tadi ada sepasang mata dengan tajam melihat semuanya dari sudut kafe. Alden memperhatikan semua interaksi kekasihnya dengan pria yang waktu malam itu bertengkar dengannya. Ia ingat pria itu adalah Thomas Saputra. Meskipun, ia percaya pada Erika, tapi tak percaya pada Thomas. Tak ada yang namanya berteman baik antara pria dan wanita. 

Hari sudah semakin malam. Erika memutuskan untuk kembali ke apartemennya dan Thomas ikut serta mengantarkannya. 

“Makasih yaa Tom udah nganterin gue,” ucap Erika begitu tiba di depan gedung apartemennya. 

“Yaelah kayak sama siapa aja sih lo,” ucap Thomas.

“Hehehe… hmm, mau mampir ga Tom?” 

“Boleh deh sekalian gue mau liat apartemen lo. Gue juga mau cari tempat tinggal nih.” 

“Loh, emangnya ga tinggal sama bokap lo?” 

“Panjang ceritanya nanti aja gue ceritain.” 

Erika tak bertanya lebih lanjut tentang Ayahnya Thomas. Ia sangat mengetahui kalau hubungan ayah dan anak tersebut tidak bisa dibilang akur, tapi lebih mirip kucing dan tikus. Mereka sering sekali bertengkar.   

Begitu tiba di dalam unit apartemen Thomas ingin berbicara serius dengan Erika tentang hubungan mereka. 


“Ka, gue mau ngomong sesuatu sama lo,” ujar Thomas dengan tatapan serius. 

“Eh, mau ngomong apa? Kenapa wajah lo jadi serius begitu?” tanya Erika jadi salah tingkah sendiri. 

“Ka, lo ingat ga dulu pembicaraan kita di bandara sebelum gue pergi?” 

“Pembicaraan kita di bandara? Emangnya kita bicara apa Tom?” 

“Lo lupa?” 

“Iya gue lupa. Memangnya ada apa Tom?” 

Thomas menarik napasnya. "Gue pernah bilang kalau nanti gue dan lo ketemu lagi dan kita belum menikah dengan orang lain. Gue berjanji untuk menikahi lo.”  

Perkataan Thomas membuat Erika teringat pada masa lalu, tapi sekarang berbeda. 


“Tom itu kejadian udah lama banget loh,” ucap Erika tak percaya. 

“Tapi gue masih inget. Gue dan lo juga sama-sama single. Jadi ini saatnya gue menepati janji yang dulu. Lo mau ga menikah sama gue.” 

Erika membelalakan matanya. Ia sama sekali tidak pernah menyangka Thomas melamarnya di saat seperti ini. 

“Gue… gue…” Erika tak bisa lagi melanjutkan perkataannya. 

“Lo ga harus menjawabnya sekarang. Lo pikirkan dulu tentang lamaran gue. Usia kita bukan seperti dulu lagi, gue dan lo sudah sama-sama dewasa dan gue berharap dapat menjadikan lo teman hidup gue sampai ajal menjemput kita.” 

Erika menjadi bimbang mendengar perkataan Thomas. Tak bisa dipungkirinya kalau perasaannya masih ada untuk Thomas, tapi ada Alden juga di dalam hatinya. Ia bingung sendiri dengan perasaannya. 

Thomas mendekatinya, memegang dagu Erika. “Dari dulu sampai sekarang lo hanya milik gue.” 

Mata Thomas menatap tajam mata Erika menarik pinggul wanita itu mendekatinya. Lagi-lagi Erika seperti terhipnotis pada Thomas sudah dari dulu memang seperti itu. Thomas selalu saja bisa mengontrol Erika membuat gadis yang memiliki surai panjang terbuai dalam dekapan Thomas. 

Mata Erika dan Thomas saling bertatapan bersamaan dengan suara pintu apartemen Erika terbuka. Erika sangat terkejut kekasihnya datang melihat kedekatannya bersama Thomas. Thomas merasa ada peluang langsung menarik kepala Erika dan mencium bibirnya secara paksa. Alden sangat marah melihat Erika dicium Thomas mengepalkan tangannya. 

“Lo lihat!” Thomas menyeringai. “Dari dulu dia selalu jadi milik gue.” 

Napas Alden memburu. Ia sudah tidak tahan lagi dengan Thomas yang mengejeknya. Ia pun melayangkan tangannya. 

Bugh!

Terdengar suara pukulan mengenai wajah Thomas membuat pria berusia 30 tahun tersebut meringis perih. 

“Jadi cuman begini kemampuan lo, Alden Davidson,” ucap Thomas semakin mengejek Alden lalu melayangkan kepalan tangan ke arah Alden. 

Bugh!

Balasan yang dilakukan Thomas mengenai bibir Alden. Cairan kental berwarna merah keluar dari sudut bibir pria muda tersebut. Tak mau begitu saja dipukul oleh Thomas, ia pun memberikan pukulan lagi ke Thomas. 

“Ternyata pukulanmu tak ada apa-apanya.” Thomas menatap merendahkan Alden. Ia pun akan kembali memberikan balasan ke Alden, tapi Erika langsung mencegahnya. 

“Jangannn!” Erika berteriak menghalangi pukulan Thomas ke Alden, tapi terlambat wajah gadis itu yang kena pukulan Thomas membuat hidungnya berdarah. 

Rasa panas dan sakit yang luar biasa dirasakan Erika. Cairan merah kental keluar dari hidungnya. Kepalanya pusing membuat terasa berputar-putar membuat badannya terhuyung-huyung kebelakang. 

“Anaaa!” Alden dengan cepat menangkap tubuh Erika yang hampir tumbang ke belakang. 

“Sakit,” ucap Erika memegang hidungnya dan kepalanya yang terasa begitu pusing. “Hidung gue, hidung gue berdarah.” Ia tak melihat darah yang ada di tangannya bersamaan badannya terasa begitu lemas. 

Alden dengan cepat membawa tubuh Erika masuk ke dalam kamar dan membaringkannya di atas tempat tidur. “Tunggu sebentar yaa Sayang. Aku harus membalas pria bajingan itu!” Ia meninggalkan Erika. 

“Bangsat lo, Thomas. Berani-berani memukul wanitaku!” Alden berteriak sangat marah. 

Thomas melihat tangannya dengan tak percaya. Ia sangat menyesal tak sengaja memberikan bogeman mentah ke wajah wanita yang dicintainya. Ia benar-benar tidak sengaja melakukan itu. 

“Gue ga sengaja kena Erika. Ini semua gara-gara lo anak manja!” balas Thomas tak mau kalah. 

“Gue bukan anak manja. Sekarang lo keluar dari sini! Kehadiran lo bikin rusak semua!” Alden masih dengan emosinya. 

“Lo yang keluar! Biar gue yang urus Erika!” 

“Lo bukan siapa-siapanya Erika. Gue, pacarnya dia jadi lo yang minggat sana, bajingan!” 

“Bangsat lo!” Thomas kembali melayangkan tangannya memukul Alden. 

Thomas dan Alden terlibat baku hantam. Diantara mereka tak ada yang mau mengalah tentang siapa yang harus berada di samping Erika. Mereka malah membiarkan Erika yang terbaring lemas di atas tempat tidur sibuk dengan keegoisan mereka sendiri tanpa memperdulikan keadaan wanita yang diperebutkan.

Erika melihat dua pemuda itu baku hantam saling memukul satu dengan yang lain dengan wajah pucat dan badannya lemas. Ia merasa sangat kesal seharusnya mereka menolongnya bukan malah saling baku hantam sendiri. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi pihak security apartemen.  

Tak lama empat orang security datang ke dalam apartemen Erika dan memisahkan kedua pria itu. Erika mengompres hidung dan wajahnya dengan air es melihat dua pria yang dipegangi oleh empat orang security seakan tak mau berpisah untuk saling memukuli satu dengan yang lainnya, tapi melihat kelakuan dua pria itu membuatnya sangat kesal   


"Berhenti!" teriak Erika. Semua mata melihat ke arahnya. 


"Bapak-bapak tolong bawa 2 pria yang berkelahi keluar apartment saya. Saya merasa sangat terganggung sama 2 orang yang tak ingin saya lihat,” ucap Erika kesal. 

Alden tidak terima akan diusir Erika langsung berkata, “saya kekasihnya, Erika dan menemanti unit 208 dan pria itu hanya tamu di gedung apartemen ini.” 

Erika terperangah mendengar Alden hanya tinggal di sebelah apartemennya. Ia unit 209 sedangkan Alden 208.     

“Pak, saya calon suami Erika. Dia yang harus pergi," balas Thomas tak terima akan diusir juga dan mereka pun terlibat cekcok lagi. 

Erika benar-benar kesal dengan Thomas dan Alden. “Hei! Mau siapapun kalian keluar dari unit gue! Pergi!” teriaknya kencang. 

Tanpa membuang waktu keempat Security menyeret Alden dan Thomas keluar dari unit apartemen Erika.

 

***

Alden dan Thomas berada di dalam sel penjara yang sama. Pihak security terpaksa memanggil polisi karena sewaktu di pos penjagaan Alden dan Thomas kembali baku hantam padahal wajah tampan mereka sudah bengkak dan biru-biru.


"Minggir lo, gue ga sudi deketan sama lo,” ucap Thomas kesal berada satu sel tahanan dengan Alden. 

"Heh, lo kira gue mau apa deketan sama lo,” balas Alden yang sama kesalnya dengan Thomas.   


Tak lama Pak Budi dan Ivan sekretaris Thomas datang ke kantor polisi dan membebaskan mereka. Thomas dan Alden sama sama tidak saling menuntut. Pihak kepolisian juga tak berani bertindak karena keduanya seorang CEO perusahaan besar. Thomas pergi bersama dengan sekretarisnya Ivan dan Alden masuk ke dalam mobil Pak Budi dengan wajah kesal.


"Apa papi tau hal ini Pak Budi?" tanya Alden sambil meringis sekarang wajah dan sekujur tubuhnya sangat sakit.

  "Untuk sekarang tidak Pak Alden, tapi…” Budi tidak melanjutkan perkataannya. 

  "Iya nanti aku pikirkan alasan yang tepat pada papi.” 

Alden sudah masuk ke dalam kamar apartemennya. Ia ingin ke tempat Erika, tapi dia ragu. Akhirnya Alden memutuskan tidak ke kamar Erika, ia ingin memenangkan dirinya dulu sebentar dan mengompres wajahnya yang nyeri akibat perkelahiannya dengan Thomas. 



******

Lanjutan ceritanya hanya ada di KaryaKarsa yaa dengan akun Misslnovel.

Continue lendo

Você também vai gostar

841K 80.3K 34
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
1.1M 47.8K 37
Mereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa ya...
953K 88.1K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
363K 28.1K 59
Elviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya...