MISOPHONIA (HIATUS)

By jensrosemary

164K 12K 583

ICE GIRL telah berganti menjadi MISOPHONIA Seorang gadis pindahan yang tiba-tiba datang menggemparkan seluru... More

0.0
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 5
πŸ€CASTπŸ€
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
PENGUMUMAN!!!
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52

Chapter 4

6.8K 423 24
By jensrosemary

Seorang lelaki berjalan ke arah rumah besar nan mewah itu, dan di sambut oleh beberapa pelayan yang sedikit membungkukkan badannya. Lelaki itu pun berjalan ke kamar nya namun suara bariton menghentikan langkahnya.

"Dari mana kamu? Tengah malem baru pulang"

Lelaki itu menjawab tanpa menoleh sedikitpun "apa peduli Papa sama Zio," ya. Lelaki itu adalah Zio.

"Jaga bicaramu, Papa menyekolahkan kamu biar kamu bisa--"

"Stop pa, Zio gak mau debat sama Papa," potong Zio dan langsung pergi ke kamarnya.

Pria itu pun hanya menghela nafas lelah, anaknya selalu saja membangkang.

Saat di kamarnya, ia menidurkan tubuhnya ke kasur besarnya, "Tau gitu, gue langsung aja ke apart, daripada di sini, arkhh," ia mengacak rambutnya Frustasi.

Kali ini ia sedang melamun, namun entah mengapa bayangan Agatha selalu melayang di pikirannya.

"Hmm. Cantik," gumam Zio mengutarakan apa yang dipikirannya.

Flashback on

Tepat jam 20.40 Zio pergi ke minimarket untuk beli minuman dan beberapa cemilan.

Ia pun memarkirkan motor ninja nya lalu masuk ke minimarket. Ia pun pergi ke tempat minuman dan mengambil minuman kaleng yang bergambar bintang, "gue udah lama gak minum, nanti aja deh di club," gumamnya lalu meletakkan kembali minuman kaleng tersebut dan beralih mengambil pocari.

Ia pergi ke tempat cemilan, dan saat melewati rak lain, ia melihat seseorang yang berjinjit kesulitan mengambil barang yang ingin diraihnya. Zio pun menghampiri gadis itu. "Ngambil itu mbak?" Tanya Zio menunjuk tempat pembalut bermerek.

Gadis itu menoleh, Zio terkejut ternyata gadis itu adalah "oh elo cabul, bisa menstruasi juga ya lo," celetuk Zio

"Goblok. Gue juga cewek, gak kayak elo gapunya gender," balas Agatha kesal.

"Enak aja lo ngomong, oke mumpung guenya lagi baik, cepet lo mau ambil yang mana, gue ambilin,"

Wajah Agatha memerah ketika menunjuk salah satu merek pembalut itu.

"Nih," Zio memberikan benda itu pada Agatha, namun saat Agatha ingin mengambilnya Zio malah menarik kembali benda itu. Ia mendekatkan wajahnya. Agatha sedikit memundurkan wajah nya saat jarak mereka menipis. Zio terpaku saat pandangan mereka bertemu.

Hidung mancung mungilnya, kulit bersih, mata yang indah, dan pandangannya jatuh pada bibir ranum Agatha, ah rasanya Zio ingin mencicipi nya. Oke Zio akui gadis di depannya ini nyaris sempurna.

"Kok muka lo merah," seketika Agatha mendorong tubuh Zio dan langsung merebut pembalut itu dan pergi begitu saja menuju kasir. Zio tertawa tingkah Agatha menurutnya itu sangat menggemaskan.

Flashback off

"Lo harus bisa gue taklukin Tha," monolognya. Lalu rasa kantuk menyerangnya.

****

Sinar matahari merembet masuk ke dalam kamar seorang gadis yang masih terlelap itu.

"Eung..." gadis itu melenguh. Hari ini adalah hari Minggu, hari yang membosankan tentu saja bagi gadis itu.

Ia bangun dan berniat untuk jogging pagi mengelilingi komplek perumahannya.

Setelah siap dengan setelan training nya. Ia pun pergi ke bawah untuk sarapan.

.

"Mau jogging ya non?!" ucap bi Inah yang masih menata makanan di meja.

"Hmm," jawab nya singkat.

"Yaudah bibi ke belakang ya non," bi Inah pun pergi setelah mendapat jawaban berupa anggukan dari Agatha.

.

Setelah sarapan, Agatha pergi keluar mengelilingi komplek.

Sampai saat ini komplek yang di tempati Agatha cukup sepi walaupun ini hari libur. Dan Agatha menikmatinya. Saat ia berlari, tak sengaja matanya melihat ke arah anak kucing yang sedang berjalan tanpa tahu di depannya ada lubang saluran air, dan otomatis si anak kucing tersebut masuk ke dalam lubang itu, Agatha pun dengan cepat berlari ke arah anak kucing itu terjatuh.

"Meow,"

Agatha pun duduk di aspal jalanan, lalu terbungkuk dengan tangannya masuk kedalam lubang kecil itu.

"Ayo cing kamu harus keluar," ucap Agatha menyemangati anak kucing itu.

Sampai orang yang berlalu lalang pun melihat Agatha dengan aneh, seorang gadis sedang memasukkan tangannya ke saluran air yang tentu saja itu kotor. Tapi Agatha tak peduli yang terpenting anak kucing itu.

"Nah dapat," akhirnya anak kucing itu ada di genggaman Agatha, "kasian kamu, gimana kalau aku panggil kamu Cio?!"

"Meow," seperti menyetujui usulan Agatha anak kucing itu mengeong.

"Wah kamu setuju ya," ini pertama kalinya Agatha memperlihatkan senyum manisnya dan rasa senangnya kembali.

Tanpa ia sadari ada seseorang yang memperhatikannya dengan kagum.

"Gue tau lo itu baik Tha," gumam gadis berkacamata.

"Verr yuk balik!" Ajak sahabat nya

"Oh iya Syif kita pulang," jawab Verra.

Verra dan Syifa sahabatnya sedang makan bubur ayam di sekitar komplek elit yang kebetulan mereka sehabis dari taman dekat komplek tersebut, dan Verra tak sengaja melihat adegan heroik Agatha yang membuatnya terkagum. Awalnya ia sedikit heran, untuk apa Agatha duduk di aspal, tetapi setelah melihat apa yang ada di genggaman Agatha, ia sedikit terkejut, ternyata gadis itu sedang menolong anak kucing. Verra semakin yakin bahwa Agatha adalah gadis yang peduli dan baik hati, ia juga yakin jika menjadikan Agatha sebagai sahabat itu tak salah.

Mereka berdua akhirnya pergi meninggalkan warung bubur itu dan pulang.

.

Agatha pulang ke rumah dengan tangan membawa Anak kucing temuannya.

Ia pun segera masuk dan membersihkan tubuh anak kucing itu. Setelah itu barulah ia yang membersihkan tubuhnya.

***

"Ka, lo itu suka sama Agatha?" Tanya lelaki yang sedang nonton tv.

"Kata siapa?" Balas Arka yang asik memakan kripik.

"Nggak gue nebak doang abis nya lo gak biasa nya deket ama cewek, ya gak Wil," ucap lelaki berparas kalem, dan menoleh pada lelaki yang asik menonton sembari ngupil. "Yoi," balas lelaki yang asik nonton sambil ngupil.

"Eh jorok lu, awas aja sampe lo meperin upil lo ke sofa atau tembok gue, gue usir lo dari rumah gue!" Ancam Arka.

"Ya elah, upil doang, di rumah gue aja hiasan tembok nya ada tertanda upil gue, gapapa tuh," jawab Wildan dengan santai nya.

"Beda, itu mah rumah lo," ucap Arka sambil melempar kripik ke wajah lelaki itu.

"Gue malah kasian sama pembantunya, bersihin tuh tembok. berasa bersihin dosa kali ya," celetuk Reza. "Eh Ka jawab napa pertanyaan gue," lanjut nya

"Nggak tau gue," jawabnya acuh

"Ah susah ngomong sama tiang mah," gumam Reza namun Arka dapat mendengarnya.

***

Hari ini adalah hari senin, hari dimana diadakan upacara bendera, di tambah cuaca hari ini yang sangat terik.

Tentu saja banyak yang membenci hari senin, termasuk juga

Agatha

Dimana ia harus melepas kan benda pentingnya, yaitu headphone atau biasa disebut juga headset.

Ia harus bisa menahan rasa sakit di telinga nya ketika seseorang berbicara di depan dengan mic nya.

Setelah lelah menahan rasa sakit di telinganya akhirnya upacara tersebut di bubarkan. Tentu saja tujuan utama Agatha adalah UKS. Ia sempat merasa pusing dan guru pun menyuruhnya untuk ke UKS.

"Kakak sakit apa?" tanya gadis imut yang sepertinya anggota PMR kelas 10 yang sedang bertugas.

Agatha hanya diam dengan lengan nya menutupi sebagian wajahnya.

Gadis itu mendengus kesal karena merasa di acuhkan oleh Agatha.

"Dasar sombong," gumamnya pelan, namun sangat terdengar jelas bagi Agatha. Gadis itu pun pergi keluar namun saat diambang pintu ia berbalik , "kak, kalo mau minum tinggal ambil aja ya di dispenser," lanjutnya

"Sekalian aja minum di galonnya," ucap Gadis itu yang tentu saja ia hanya membatin.

Agatha masih saja bergeming. Dan rasa kantuk pun mulai menyerangnya.

***

Sementara di Kelas 11 Ipa 1, kelas mereka sedang free, Arka sedang tertidur di meja dengan lengannya sebagai tumpuan.

Seseorang menepuk bahu nya. Ia pun mendongak untuk melihat siapa yang dengan beraninya mengganggu tidurnya. Huh rasanya ia menyesal melihat orang dihadapannya.

Gadis itu hanya tersenyum, "Arka... nanti pulang sekolah temenin aku ke Gramed yaaa," mohon gadis itu.

Arka malas meladeni gadis di depannya dan kembali menidurkan kepalanya.

"Iihh, kamu kan di suruh bunda buat nemenin aku,"

Sekarang seisi kelas pun memerhatikan interaksi kedua nya.

"Hmm," jawab Arka malas.

"Yess, makasih Arka," ucap gadis itu dan langsung pergi keluar kelas.

"Betah lo sama Lucy?" tanya Reza sinis.

"Gak, gue terganggu, gue bingung kenapa Bunda gue mau jodohin gue ke orang yang gada akhlak kek dia," gerutu Arka panjang lebar.

Reza terkekeh, "sabar ya bro, nikmatin aja dulu, Lucy cantik kok,"

"Ogah, lo aja ambil sono," acuh nya.

"Oke, gue ambil--,"

"Tapi kalo bisa," ucap Reza.

"Yaelah, lo kenapa jadi kayak sadboy gitu dah, HAHAHA," celetuk Wildan yang tiba-tiba datang dengan lengannya membawa 2 pulpen.

"Gacul dari mana lagi lo," tuduh Reza.

"Kata Umi gue jadi orang ga boleh suuzon, dosa. Ini tadi gue liat di bawah mejanya Anya kelas sebelah, daripada mubadzir ya gue ambil," jelas Wildan

"Bodo amat sat, itu sama aja gacul goblok, giliran ginian lo bawa-bawa nama umi lo. kasian gue. uminya lahirin anak kek setan, ngidam nya sambil main debus kali ya," cibir Reza pedas.

"Astaghfirullah, UMI... IDAN DIBILANG KEK SETAN SAMA DAKJAL,"

"Heh gue bukan dakjal, ganteng gini disamain sama si dakjal," elak Reza.

"WILDANN, SETAN LU YA. GACUL PULPEN GUA LAGI. SINI LO," suara menggelegar masuk ke dalam kelas Ipa 1.

"Sut.. jan bilang gue di sini ya," lelaki itu langsung bersembunyi di bawah meja Reza

"Berisik," ucap Arka tajam. Membuat mereka langsung diam.

"Sorry Ar, gue cuman mau ke si setan Wildan doang, gue tau dia yang gacul pulpen gue," ucap gadis itu.

"Hmm, serah," acuh Arka.

Brak

"Sini lo, gue tau lo dibawah," ucap gadis itu menggebrak meja tempat persembunyian Wildan

"Mampus kan lo dibilang setan ama mak lampir," ejek Reza.

"Ape lo bilang," bentak gadis itu.

"Ehehe maap Anya gue cuman gamau pulpen lo kebuang sia-sia, kan mubazir," ucap Wildan dengan tampang watados nya.

"Emak lo dulu ngidam apasih ampe keluar anak modelan gini, balikin pulpen gue, lo punya duit gasih buat beli?!"

"Pemirsa, beginilah aksi perdebatan antara mak lampir dan anak dakjal, sekian terima kasih," ucap jamil yang cosplay menjadi  reporter.

"Awas gini-gini gue ganteng nanti lo naksir lagi," balas Wildan dengan pede nya.

"Idih najis amit-amit jabang bagong," ucap Anya

"Astaghfirullah, Umi calon mantunya ngomong kasarr,"

"Iyuhhh najis apaan sih lo,"

Brak

Mampus singa ngamuk, batin Reza dan seisi kelas

"Diem gak, kalau nggak gue laporin lo berdua ke penghulu biar sekalian gue kawinin lo berdua," ancam Arka tajam.

"Nikah ama kawin beda kan ya?" ucap Wildan

Reza pun menoyor kepala Wildan "Emang ya titisan dakjal lo,"

"Maap-maap aja ye Arka, tapi TEMEN lo ini udah sering gacul alat tulis orang, gue takut aja dia gacul pulpen ampe satu sekolahan, nanti dia makin kaya dong," jelas Anya menekankan kata teman pada Arka.

"Bodo amat bukan temen gue,"

"Akhh sakit ati dedek bang," ucap Wildan dramatis.

"Najis,"

"Nya, kelas lo ada guru tuh," sahut Jamil.

Akhirnya pertikaian pun berakhir. Suasana kelas pun menjadi normal kembali.

***

Bel pulang telah berbunyi 5 menit yang lalu. Kini hanya Agatha yang sedang merapikan bukunya dan Verra yang sedang diam melamun.

"Tha balik kuy," ajak Verra.

Hening hanya ada kesunyian.

Huh, Verra menghela nafasnya sabar.

"Yaudah gue duluan ya," pamit nya

"Hmm," jawab Agatha

"Yess, jawab juga nih anak,"

.

Agatha keluar dari kelasnya. Pada saat ia melewati lab Ipa yang sudah lama tak terpakai, ia mendengar suara dengan jelas.

Awalnya cuek, toh palingan juga itu cuman perasaan nya doang.

Tapi semakin lama suara itu berubah menjadi desahan.

Agatha mengernyit heran. Ia pun mengintip ke celah pintu yang sedikit terbuka.

"Ah.. lagii Vin, lo gak takut ada yang liat kita, pintu udah lo tutup kan?" Bisik gadis itu. Agatha mendengar bisikan itu dengan jelas dan seperti nya ia kenal dengan pemilik suara itu, seperti suara---yah itu suara Sarah.

"Tenang aja, sekolah udah sepi," jawab lelaki yang sedang memainkan payudara milik Sarah.

Agatha tidak ingin terlibat, namun ia juga tak mau perilaku seperti ini ada di sekolahannya. Akhirnya ia pun mengeluarkan ponsel nya dan berniat untuk merekam perilaku mereka.

Saat merekam tiba-tiba ada panggilan suara masuk, ia pun panik.

"Ah, suara apa itu, lo yakin kan sekolah sepi," ucap Sarah.

"Iya gue yakin, gue cek dulu,"

"Biar gue aja," ucap Sarah

Ia pun melangkah keluar dari lab itu. Dan tidak menemukan siapapun. Ia pun kembali ke lab itu.

"Gada siapa-siapa tapi," ungkap Sarah.

"Yakin?"

"Iya gue yakin," balas Sarah yakin.

"Yaudah deh, kita balik aja, lagian gue udah puas kok,"

"Lo itu emang brengsek ya, yaudah yuk,"

"Brengsek? Bukannya lo yang minta ya?!" Balas lelaki yang bernama Gavin itu dengan smirk nya.

"Serah," ucap gadis itu membenarkan seragamnya yang sedikit kusut, lalu pergi begitu saja.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Vote & koment ya;")

Kalo ada kesalahan pengetikan maaf ya😔

Maaf juga kalo part ini kepanjangan:(

Babayyy🤗

Continue Reading

You'll Also Like

858K 6.1K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
1K 153 23
🚨🚨: Cerita ini hanya karangan semata Β°PLAGIAT JAUH JAUH ❌ Β°HASIL PEMIKIRAN SENDRI βœ”οΈ 𝐁𝐲:π‘³π’Šπ’π’Šπ’π’…π’Šπ’‚π’˜π’‚π’ Β° "LANA TOLONG GUE! DIRUMAH GUE...
96.2K 3.8K 45
ini adalah kisah tentang QUEEN CHELSEA AULIA PUTRI ALEXANDER putri satuΒ² nya kluarga Alexander kelurga terkaya no 1 di dunia sifat nya itu jika sama...
7.4K 683 11
#1. BTNoc Universe. Tujuh hari di empat lokasi dataran New Zealand, dan aku mendapatkannya. [COMPLETE] 03.07.2020 #Short story. Ending on your head. ...